BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat disebut ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sini (Hadiat dan Kertiasa, 1984 : 3). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya dan alam sekitar. Dalam proses belajar IPA, siswa tidak hanya sekedar menghafal teori atau rumus, akan tetapi lebih ditekankan pada terbentuknya proses pengetahuan dan penguasaan konsep. Mereka lebih dituntun untuk dapat membangun pengetahuan dalam benak mereka sendiri dengan peran aktifnya dalam proses belajar mengajar. Untuk itu, pengajaran IPA sangat penting diterapkan di SD. Mengingat pentingnya pengajaran IPA di SD demi mengembangkan pengetahuan siswa, maka seorang guru harus dapat membentuk konsep yang benar pada siswa sehingga pemahaman dan hasil belajarnya pun akan meningkat. Dalam kenyataannya, pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan guru masih rendah dan cenderung salah. Berdasarkan pengumpulan data awal, hasil belajar siswa hanya 60 jauh dibawah rata-rata kelas padahal SKBM mata pelajaran IPA adalah 65. adapun beberapa penyebab terjadinya kesalahan tersebut karena beberapa faktor, diantaranya, penjelasan guru yang kurang jelas dan sulit ditangkap oleh siswa karena tidak diberikannya contoh nyata dan strategi belajar yang kurang tepat. Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya guru menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA, salah satunya adalah model konstruktivisme. Model ini dipilih dengan alasan
munculnya
filsafat
pengetahuan
yang
banyak
mempengaruhi
perkembangan pendidikan (terutama sains dan matematika). Aliran filsafat ini menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan) manusia. Melalui penggunaan model konstruktivisme diharapkan prestasi belajar siswa dalam belajar IPA tentang kegunaan energi dapat meningkat.
1
Dengan demikian, penelitian ini berjudul Peningkatan Prestasi Belajar IPA (Energi Listrik) Melalui Model Konstruktivisme Siswa Kelas II MI AlHikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA di kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk ? 2. Apakah ada upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA ? 3. Apakah upaya yang dilakukan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk ? 4. Bagaimanakah penerapan Model Konstruktivisme pada pembelajaran IPA siswa kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk ? C. Tujuan Perbaikan Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana prestasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA di kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Kecamatan Rejoso 2. Untuk
mengetahui
pelaksanaan
upaya
dalam
menumbuhkan
dan
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menggunakan model; konstruktivisme 3. Mengetahui
gambaran
penerapan
Model
Konstruktivisme
pada
pembelajaran IPA untuk menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk 4. Menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pelajaran IPA
2
D. Manfaat Perbaikan Penelitian yang dilakukan di MI Al-hikmah Mojorembun ini diharapkan bermanfaat, antara lain : 1. Untuk Siswa Dapat menumbuhkan dan meningkatkan prestasi belajarnya pada pelajaran eksakta yang sering dianggap sulit, terutama mata pelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 2. Untuk Guru Penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi guru untuk meningkatkan
kualitas
dan
keprofesionalan
guru
sehingga
dapat
melaksanakan kegiatan belajar mengajar IPA sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang anak. 3. Untuk Kepala Madrasah Penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai pedoman pembinaan terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di sekolah sebagai tempatnya memimpin kegiatan pendidikan yang baik. 4. Untuk Lembaga Pendidikan Madrasah Penelitian ini nantinya dapat dipergunakan bahan referensi untuk penelitian sejenis sesuai konteks dalam penelitian ini.
3
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan terjemahan kata-kata dari bahasa inggris, “Natural Science”. “Natural” berarti alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Sedangkan “Science” artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat disebut ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di ala mini (Hadiat dan kertiasa, 1984 : 3) Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diajarkan di SD sebagai suatu mata pelajaran yang merupakan suatu program untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia yang cakap dan terampil, cakap dalam berpikir untuk menyelesaikan masalah serta terampil dalam menggunakan alat inderanya, dan tangan (dalam mnggunakan alat) untuk mengumpulkan data secara obyektif menurut fakta yang diamati, melakukan pengukuran dengan alat-alat, melakukan percobaan-percobaan. Dalam hal ini peserta didik dilatih untuk menempuh cara kerja secara ilmiah dalam menghadapi dan memecahkan masalah, serta tekun dan tidak mudah putus asa (Hadiat dan Kertiasa, 1984 : 19) Oleh karena itu, Ilmu Pengetahuan Alam dapat digunakan sebagai suatu alat untuk mengembangkan ketrampilan mengamati fakta dengan seluruh panca indera terhadap masalah yang dihadapinya. Materi Ilmu Pengetahuan Alam yang akan dilatihkan harus di modifikasi dan disesuaikan dengan perkembangan peserta didik di tingkat SD. B. Kurikulum KTSP SD (IPA) Standart Kompetensi
: 3.1 Mengenal berbagai sumber energi yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Kompetensi Dasar
: 3.2 Mengidentifikasikan jenis energi yang paling sering digunakan di lingkungan sekitar dan cara menghematnya.
4
C. Pengertian Energi Energi disebut juga tenaga. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian dari energi adalah daya (kekuatan) yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai proses kegiatan. Energi diperlukan benda untuk bekerja. Tanpa energi suatu benda tidak dapat bekerja. Energi juga diperlukan manusia untuk bekerja. Setiap malam kita menyalakan lampu. Untuk apa lampu dinyalakan ? agar ruangan menjadi terang. Mengapa lampu bisa dinyalakan ? agar ruangan menjadi terang. Mengapa lampu bisa dinyalakan ? lampu dihubungkan dengan sumber listrik. Lampu mendapat energi listrik D. Tujuan pembelajaran Energi Kita menggunakan sumber energi untuk berbagai tujuan, antara lain : 1. Energi digunakan untuk menghasilkan panas 2. Energi digunakan untuk menghasilkan bunyi 3. Energi digunakan untuk menghasilkan cahaya Alat
yang
menghasilkan
panas
misalnya,
kompor,
setrika,
pemanggang roti dan dispenser. Alat yang menghasilkan bunyi misalnya, radio, jam beker dan televise. Sedangkan alat untuk menghasilkan cahaya lilin dan lampu. E. Energi yang sering digunakan Tubuh kita memerlukan energi. Energi tersebut diperoleh dari makanan. Setiap hari kita melakukan pekerjaan. Untuk meringankan beban, kita memerlukan alat Bantu. Alat Bantu tersebut memerlukan energi. Energi yang banyak digunakan adalah energi listrik, energi yang berasal dari minyak bumi dan energi lainnya. Energi listrik merupakan salah satu jenis energi yang sangat penting. Dalam kehidupan sehari-hari kita hampir tidak dapat berpisah dengan energi listrik. Jadi, apabila listrik mati, kita akan mengalami kesulitan. Apalagi jika listrik mati pada malam hari, kita tidak dapat belajar dengan nyaman. Kita tidak dapat menonton televisi, kita tidak dapat mendengarkan radio, kita tidak
5
dapat menggunakan komputer. Banyak lagi kegiatan lain yang tidak dapat kita lakukan. Alat-alat yang memerlukan energi listrik misalnya lampu belajar, lemari es, komputer, mesin cuci, blender dan AC (pendingin ruangan) Sebagian besar energi listrik berasal dari minyak bumi. Padahal minyak bumi makin lama makin sedikit jumlahnya. Suatu saat minyak bumi akan habis. Oleh karena itu, energi listrik harus dihemat. Beberapa tindakan yang dapat menghemat energi listrik, misalnya sebagai berikut : 1. Menggunakan lampu hemat energi 2. Mematikan TV apabila tidak ditonton 3. Segera mematikan lampu apabila pagi tiba F. Model Konstruktivisme pada Pembelajaran Energi Listrik Model kurikulum ini di latar belakangi oleh munculnya filsafat pengetahuan
yang
banyak
mempengaruhi
perkembangan
pendidikan
(terutama sains dan matematika), yaitu filsafat konstruktivisme. Aliran ini menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi (bentukan)manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Suatu pengetahuan di anggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Dalam filsafat konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada yang lainnya, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh masing0masing orang. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Pengetahuan tidak lepas dari subjek yang sedang belajar, pengetahuan lebih dianggap sebagai proses pembentukan (konstruksi) yang terus menerus, terus berkembang, dan berubah. Teori yang dulu dianggap sudah kuat, bisa saja berubah karena tidak lagi dapat memberikan penjelasan yang memadai. Menurut Driver dan Bell (suparno 1997), ilmu pengetahuan bukanlah hanya kumpulan hukum atau fakta, tetapi merupakan ciptaan
6
pikiran manusia dengan semua gagasan dan konsepnya yang di temukan secara bebas. Para konstruktivis percaya bahwa pengetahuan itu ada dalam diri seseorang yang sedang mengetahui. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak sang guru ke kepala siswa. Siswa sendirilah yang harus mengertikan apa yang telah diajarkan dengan menyesuaikan dengan pengalaman-pengalaman mereka. Tanpa pengalaman, seseorang (siswa) tidak dapat membentuk pengetahuan. Pengalaman dalam hal ini bukan hanya pengalaman yang bersifat fisik, tetapi mencakup pengalaman kognitif dan mental. Kurikulum yang bercorak kostruktivisme memandang kurikulum itu tidak bisa dilepaskan dari siswa yang belajar, lingkungan tempat dia belajar, kultur/kebudayaan, pengetahuan, kebiasaan serta banyak lagi hal lainya. Kurikulum harus ditekankan dalam rangka yang sangat luas yang menyangkut konteks histories, ekonomi, politik, orang tua, administrator dan guru (Tobin, dkk, 1994). Dengan demikian kurikulum itu harus memuat (a) pengalaman-pengalaman apa yang harus disediakan bagi para siswa dapat mengungkapkan /menyajikan apa yang telah mereka ketahui untuk memberi arti pada pengalaman-pengalaman itu. Para perencana kurikulum, menurut pandangan konstruktivisme, tidak begitu saja
mengambil atau menerapkan kurikulum setandar yang
menekankan kepada aktivitas guru (teacher oriented), sedangkan siswa hanya sebagai objek semata. Isi kurikulum bukan sebagai kumpulan pengetahuan atau kumpulan keterampilan, melainkan lebih sebagai progam aktivitas dimana pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksikan. Kurikulum bukan kumpulan bahan yang sudah ditentukan sebelumnya untuk diajarkan, melainkan lebih sebagai suatu persoalan yang perlu dipecahkan oleh para siswa untuk lebih mengerti. Menurut teori konstruktivisme, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang aktif, dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya, mencari arti sendiri dari apa yang mereka pelajari. Setiap siswa bertangggung jawab atas hasil belajarnya. Setiap siswa harus memahami tentang kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, mereka perlu menemukan cara belajar yang
7
tepat bagi mereka sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuanya. Seorang guru harus berperan sebagai mediator dan fasilisator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik, tekanan ada pada siswa yang belajar. Peran ini menuntut guru untuk menyediakan pengalaman-pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam memperoleh hasil belajarnya. Guru harus menyediakan dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang
merangsang
mengekspresikan
keingintahuan
siswa
gagasan-gagasannya,
serta
membantu
menyediakan
sarana
mereka yang
merangsang siswa untuk berpikir secara produktif, serta memberi semangat belajar. Pandangan konstruktivisme dari piaget, berpendapat bahwa dalam proses belajar anak membangun pengetahuanya sendiri dan memperoleh banyak pengetahuan di luar sekolah (Dahar, 1989 : 160). Oleh karena itu, setiap siswa akan membawa konsepsi awal mereka yang diperoleh selama berinteraksi dengan lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme (Tasker, 1992 : 30), yaitu sebagai berikut : 1. peran aktif siswa dalam mengonstruksi pengetahuan secara bermakna 2. pentingnya
membuat
kaitan
antar
gagasan
oleh
siswa
dalam
mengonstruksi pengetahuan 3. mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru di kelas. Kurikulum yang bercorak konstruktivisme dalam pelaksanaanya menerapkan beberapa prinsip sebagaimana dikemukakan oleh (Cunningham, Duffy, dan Kauth (sulton, 1998), yaitu sebagai berikut : a. mengembangkan pengalaman melelui proses konstruksi pengetahuan. Prinsip ini menghendaki agar siswa dilibatkan dalam menentukan topik/subtopik mata pelajaran yang mereka pelajari, metode belajar, dan strategi pemecahan masalah. b. Mengembangakan
pengalaman belajar yang memungkinkan apresiasi
dan kaya akan berbagai alternatif. Problema dalam dunia nyata hampir tidak pernah teratasi dengan hanya satu pendekatan yang benar atau hanya ada satu solusi. Biasanya terdiri dari beberapa cara untuk berpikir tentang
8
sesuatu atau mencari solusi tentang sesuatu. Oleh karena itu, siswa harus menggunakan
beberapa
aktivitas
yang
memungkinkan
mereka
mengevaluasi alternatif pemecahan sesuatu problema serta memperkaya pemahaman mereka. c. Mengintergrasikan proses belajar dengan pengalaman yang nyata dan relevan. Sebagian besar belajar berlangsung dalam konteks sekolah, hendaknya guru dapat mengubah situasi nyata masuk dalam aktivitas belajar. Untuk itu desain kurikulum harus memasukkan konteks yang nyata sebagai bagian tugas belajar. Dengan demikian, siswa dapat belajar kompleksitas situasi pemecahan masalah diluar kelas. d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan isi dan arah belajar mereka sendiri . hal ini merupakan inti dari pembelajaran konstruktivisme. Oleh kartena itu, fungsi guru adalah sebagai konsultan untuk menolong siswa dalam rangka pencapaian tujuan. e. Menanamkan belajar melalui pengalaman bersosialisasi. Perkembangan intelektual berkaitan dan dipengaruhu oleh interaksi sosial, oleh karena itu aktivitas belajar harus merupakan kolaborasi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. f. Mendorong penggunaan berbagai bentuk representasi. Komunikasi lisan dan tulis merupakan bentuk yang umum dalam penyampaian pengetahuan dan setting pembelajaran. Belajar yang hanya membatasi siswa dalam melihat dunia. Karena itu, kurikulum harus dapat mengadopsi berbagai bentuk media seperti video, komputer, fotografi dan lainya untuk memperkaya pengalaman mereka. g. Mendorong peningkatan kesadaran siswa dalam proses pembentukan pengetahuan. Kunci hasil belajar konstruktivisme adalah “mengetahui bagaimana kita tahu”. Kemampuan siswa untuk menjelaskan mengapa atau bagaimana pemecahan suatu masalah dengan cara tertentu ; mengonstruksi pengetahuan merupakan aktivitas refleksi diri yang perlu di sdadari. Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan “hands-on” serta memberikan kesempatan yang luas untuk melakukan dialog dengan guru dan
9
teman-temannya akan dapat meningkatkan pengembangan konsep dan keterampilan berpikir para siswa. Kegiatan “hands-on” melibtkan kegiatan manupulatif
(penggunaan
tangan,
keterampilan
motorik)
yang
memungkinkan alat-alat inderanya berkembang melalui observasi dan pengalaman langsung. Hal itu memungkinkan berkembangnya pengetahuan fisis. Setelah di peroleh pengetahuan fisis, siswa dapat mengembangkan pengetahuan logic matematis melaluai berpikir, sedanngkan melalui diskusi pengetahuan sosialnya ikut dikembangkan secara aktif. Dikenal
beberapa
model
pembelajaran
yang
dilandasi
konstruktivisme yaitu : 1. Model siklus belajar (learning cycle model). 2. Model pembelajaran generatif (generative learning model) 3. Model pembelajaran interaktif (interactive learning model) 4. Model CLIS (children learning in science) 5. Model strategi pembelajaran kooperatif/CLIS (cooperative learning strategies) Masing-masing model tersebut memiliki kekhasan tesendiri, tetapi semua pengembangan kemampuan struktur kognetif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional. Kekhasan model-model tersebut tampak pada tahapan kegiatan pembelajaran yang di lakukan. Selanjutnya Tyler (1996 : 11-17) menyatakan bahwa setiap model memiliki fase-fase dengan istilah yang berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu : a. Menggali gagasan siswa b.
Mengadakan klarifikasi dan perluasan terhadap gagasan tersebut.
c. Merefleksikannya secara eksplisit. Perbandingan fase-fase dari model-model tersebut tampak pada tabel berikut :
10
Fase-fase Pembelajaran pada kelompok Model Pembelajaran Konstruktivisme
Model Siklus
I Eksplorasi
Belajar Pembelajar
Persiapan
Fase-fase Pembelajaran II III IV Pengguna
Penerapa
an
n konsep
konsep Fokus
an
V
-
-
Tantanga
Aplika
-
n
si
Generatif Pembelajar
Persiapan
Eksploras
Pertanya
Reflek
-
an Iteraktif CLIS
Orientasi
i Elisitasi
an siswa Restruktu
si Aplika
Refleks
Elisitasi
risasi Restruktu
si Aplika
i Refleks
risasi
si
i
Pembelajar
Orientasi
an koopertif
11
BAB III PELAKSANAN PERBAIKAN A. Subyek penelitian a. Lokasi
: MI Al- Hikmah Mojorembun Kecamatan rejoso Kabupaten Nganjuk
b. Waktu
: Siklus I tanggal 10 maret 2009 Siklus II tanggal 12 maret 2009
c. Mata Pelajaran d. Kelas
: IPA : II MI Al- Hikmah Mojorembun kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk
e. Karakteristik siswa
:
Siswa kelas II MI Al- Hkmah Mojorembun sebagian besar berasal dari lingkungan petani, sehingga perhatian orang tua pada anak waktu belajar di rumah kurang. Pelajaran eksakta yang membutuhkan pemikiran anak yang tinggi dan sering membuat siswa merasa kesulitan dalam mempelajarinya. Salah satu pelajaran tersebut adalah pelajaran IPA. B. Diskripsi per siklus 1 Siklus I 1. Rencana Mempersiapkan kelengkapan pembelajaran Menentukan permasalahan sebagai pokok bahasan yang akan dibahas sebagai materi pelajaran yaitu kegunaan energi Merumuskan tujuan pembelajaran khusus Guru mempersiapkan sumber belajar berupa buku pelengkap dan LKS Menyiapkan soal-soal tertulis beserta jawabannya untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap pemahaman materi. Guru menjelaskan tentang model konstruktivisme beserta langkahlangkah yang harus di lakukan dalam proses pembelajaran, serta tujuan pembelajaran.
12
2. Pelaksanaan Perbaikan Guru memotivasi siswa giat belajar dengan menjelaskan tujuan pembelajaran khusus
Guru memberi salam kemudian memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi.
Mengawali pelajaran dengan membicarakan jenis energi yang digunakan sehari-hari untuk kegiatan belajar mengajar mereka. Melakukan tanya jawab tentang jenis energi yang paling sering digunakan dilingkungan sekitar. Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan cara-cara menghemat energi listrik Guru membahas tentang jenis energi yang paling sering digunakan dilingkungan sekitar Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan contoh soal Guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang permasalahan dari soal yang dikerjakan siswa Bersama siswa guru memberi kesimpulan Guru mengadakan evaluasi Soal-soal 1. Mesin disel menggunakan bahan bakar……………. 2.Sumber energi listrik yang mudah dibawa kemana-mana adalah… ……….. 3. Sumber energi yang paling banyak adalah………………. 4. Sumber energi mobil adalah……………… 5. Menyirami halaman kering dengan air keran merupakan tindakan ………………. Energi listrik Sebagai tindak lanjut guru mengadakan koreksi evaluasi dan pembetulan jawaban Guru mengakhiri dan menutup pelajaran
13
3. Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas III (mitra peneliti) yang bertindak sebagai pengamat mengamati jalannya pembelajaran. Pada siklus I pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak berjalan lancar karena pada umumnya guru dan siswa belum terbiasa dengan strategi baru yang digunakan. Guru masih kesulitan mengefesiensikan waktu yang ada dan siswa belum dapat bekerja optimal dalam pemecahan masalah. Motivasi siswa belajar IPA makin membaik meski agak lambat. 4. Refleksi Dari hasil pengamatan, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan model konstruktivisme sudah cukup baik. Namun karena kurangnya motivasi dari guru maka siswa belum aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar dan guru masih kesulitan mengefesiensikan waktu. Motivasi dan hasil belajar siswa masih bisa lebih ditingkatkan lagi menjadi lebih baik lagi. 2.Siklus II 1. Rencana Pada siklus II, peneliti menyusun rencana untuk memecahkan masalah yang timbul pada siklus I Guru merencanakan alokasi waktu yang tepat Guru mengarahkan dan memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar Mempertahankan langkah pembelajaran yang sudah baik Guru mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan evaluasi akhir Guru memberi sejumlah pertanyaan kepada siswa Siswa mendiskusikannya secara berkelompok untuk membahas soal yang diberikan guru 2. Pelaksanaan Perbaikan Guru memberi salam dan tanya jawab tentang materi
14
Guru menerangkan jenis energi yang sering digunakan dalam kehidupan dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran Guru memberi contoh jenis energi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari Guru dan siswa bersama membahas alasan penggunaan jenis energi listrik Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan jenis energi listrik dan cara-cara menghematnya secara berkelompok Guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar dengan memberi pemecahan masalah pada soal yang dikerjakan siswa Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti untuk diberi penjelasan oleh guru Mengadakan evaluasi akhir hasil pembelajaran dengan soal-soal : 1.
Lampu dapat menyala sangat terang jika menggunakan energi…… ………….
2.
Alat listrik yang dapat memanaskan dan mendinginkan air minum disebut………………
3.
Memasak dikompor listrik lebih …………………… daripada memasak didapur
4.
Jika tidak ada energi………………………lampu lalu lintas tidak berfungsi
5.
Bila tidak dilihat, televisi sebaiknya segera………………….
3. Pengamatan Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan, maka hasilnya adalah peningkatan motivasi belajar siswa dan kinerja guru dalam PBM dapat mengefesiensikan alokasi waktu. 4. Refleksi Dari pengamatan yang dilakukan proses pembelajaran sudah berjalan sesuai perencanaan. Antusias siswa terhadap pembelajaran juga tinggi sehingga dapat memotivasi siswa terhadap pembelajaran IPA.
15
Dan secara keseluruhan pembelajaran telah berjalan dengan baik, berlangsung efektif dan mencapai keberhasilan tujuan. 1. Interprestasi Data Dari hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan mdel konstruktivisme dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II Mi Al-Hikmah Mojorembun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk, dapat diinteprestasikan sebagai berikut : -
Pada pra siklus nilai rata-ratanya adalah 60
-
Pada siklus I nilai rata-ratanya adalah 70
-
Pada siklus II nilai rata-ratanya adalah ……. Data peningkatan hasil belajar IPA menunjukkan motivasi belajar
siswa telah dapat ditumbuhkan dan akhirnya dapat ditingkatkan. Artinya bahwa perbaikan ini telah berhasil mencapai tujuan. Pencapaian tujuan penelitian dapat dipertegas dengan grafik peningkatan nilai berikut ini :
90 80 70 70 60 60 50 40 30 20 10 10 0
Pra siklus
Siklus I 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Per Siklus 1. Siklus I 1. Rencana Mempersiapkan kelengkapan pembelajaran Menentukan permasalahan sebagai pokok bahasan yang akan dibahas sebagai materi pelajaran yaitu kegunaan energi Merumuskan tujuan pembelajaran khusus Guru mempersiapkan sumber belajar berupa buku pelengkap dan LKS Menyiapkan
soal-soal
tertulis
beserta
jawabannya
untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap pemahaman materiguru menjelaskan tentang model konstruktivisme beserta langkah-langkah
yang
harus
dilakukan
dalam
proses
pembelajaran, serta tujuan pembelajaran 2. Pelaksanaan Perbaikan Guru memotivasi siswa giat belajar dengan menjelskan tujuan pembelajaran khusus Guru memberi salam kemudian memberikan beberapa pertanyaan Mengawali pelajaran dengan membicarakan sumber energi yang digunakan sehari-hari untuk kegiatan belajar mengajar mereka Melakukan tanya jawab tentang jenis energi yang paling sering digunakan dilingkungan sekitar Menyelesaikan soal yang berkaitan dengan cara-cara menghemat energi listrik Guru membahas tentang jenis energi yang paling sering digunakan dilingkungan sekitar Siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan contoh soal
17
Guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang permasalahan dari soal yang dikerjakan siswa Bersama siswa guru memberi kesimpulan Guru mengadakan evaluasi Soal-soal : 1. Mesin disel menggunakan bahan bakar …………………. 2. Sumber energi listrik yang mudah dibawa kemana-mana adalah ………………….. 3. Sumber energi yang paling banyak dipakai dijalan raya adalah……….. 4. Sumber energi mobil adalah……………… 5. menyiram halaman kering dengan air keran merupakan tindakan……………...energi listrik sebagai tindak lanjut guru mengadakan koreksi evaluasi dan pembetulan jawaban guru mengakhiri dan menutup pelajaran 3. Pengamatan Selama proses pembelajaran berlangsung, guru kelas III (mitra peneliti) yang bertindak sebagai pengamat mengamati jalannya pembelajaran. Pada siklus I pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak berjalan lancar karena pada umumnya guru dan siswa belum terbiasa dengan strategi baru yang digunakan. Guru masih kesulitan mengefesiensikan waktu yang ada dan siswa belum dapat bekerja optimal dalam pemecahan masalah. Motivasi siswa belajar IPA makin membaik meski agak lambat. Data Hasil Penilaian Awal dan Penilaian Akhir Siklus I SUBYEK
Kondisi Awal
18
Hasil Tindakan I
Adimas Sahrul R
60
75
Andris Wiliana
60
70
Annisa Fitria L
65
75
Eka F Cahyati
65
75
Kondisi Awal 60
Hasil Tindakan I 65
Endah Dwi Asri
70
80
Icha Alfiya R
60
65
Ivan Nur Ainun Y
60
70
Lio Evendi
50
60
Lucky Isnama Sari
65
75
Meilina Rahmawati
70
75
Sidiq Prayoga
50
65
Syubban Bahrul U
50
60
Yechi
65
75
50
65
900 60
7050 70
SUBYEK Eka F Suciati
Eka
Istiqomah Yusuf Romadhona Jumlah Rata-rata
Berdasarkan tabel diatas, selanjutnya mencari rata-rata hasil tindakan. Tindakan I : 1. Rata-rata kondisi awal 900 = 60 15 2. Rata-rata Tindakan I 1050 = 70 15 2. Siklus II 1. Rencana Pada siklus II, peneliti menyusun rencana untuk memecahkan masalah yang timbul pada siklus I Guru merencanakan alokasi waktu yang tepat
19
Guru mengarahkan dan memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar Mempertahankan langkah pembelajaran yang sudah baik Guru mempersiapkan kelengkapan untuk kegiatan evaluasi akhir Guru memberi sejumlah pertanyaan kepada siswa Siswa mendiskusikannya secara berkelompok untuk membahas soal yang diberikan guru 2. Pelaksanaan Perbaikan Guru memberi salam dan tanya jawab tentang materi Guru menerangkan jenis energi yang sering digunakan dalam kehidupan dan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran Guru memberi contoh jenis energi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari Guru dan siswa bersama membahas alasan penggunaan jenis energi listrik Menyelesaikan soal yang berhubungan dengan jenis energi listrik dan cara-cara menghematnya secara berkelompok Guru menyimpulkan hasil kegiatan belajar mengajar dengan memberi pemecahan masalah pada soal yang dikerjakan siswa Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal yang belum dimengerti untuk diberi penjelasan oleh guru Mengadakan evaluasi akhir hasil pembelajaran dengan soal-soal : 1.
Lampu dapat menyala sangat terang jika menggunakan energi…… ………….
2.
Alat listrik yang dapat memanaskan dan mendinginkan air minum disebut………………
3.
Memasak dikompor listrik lebih …………………… daripada memasak didapur
4.
Jika tidak ada energi………………………lampu lalu lintas tidak berfungsi
20
5.
Bila tidak dilihat, televisi sebaiknya segera………………….
3. Pengamatan Sesuai dengan pengamatan yang dilakukan, maka hasilnya adalah peningkatan motivasi belajar siswa dan kinerja guru dalam PBM dapat mengefisiensi alokasi waktu Data Hasil Penilaian Awal dan Penilaian Akhir Siklus I dan Siklus II Kondisi
Hasil
Hasil
awal 60
Tindakan I 75
Tindakan II 80
R
60
70
80
Andris Wiliana
65
75
85
Annisa Fitria L
65
75
85
Eka F Cahyati
60
65
80
Eka F Suciati
70
80
95
Endah Dwi Asri
60
65
70
Icha Alfiya R
60
70
75
Ivan Nur Ainun
50
60
70
Y
65
75
80
Lio Evendi
70
75
85
Lucky
50
65
70
Sari
50
60
70
Meilina
65
75
80
Rahmawati
50
65
75
900 60
1050 70
1180 78,66
SUBYEK Adimas Sahrul
Isnama
Sidiq Prayoga Syubban Bahrul U Yechi
Eka
Istiqomah Yusuf Romadhona Jumlah Rata-rata
21
Berdasarkan tabel diatas, selanjutnya mencari rata-rata hasil tindakan. Tindakan I dan II 1. Rata-rata kondisi awal 900 = 60 15 2. Rata-rata Tindakan I 1050 = 70 15 3. Rata-rata Tindakan II 1180 = 78,66 15 3. Interprestasi data Dari hasil penelitian dan analisis data tentang penerapan mdel konstruktivisme dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II Mi Al-Hikmah Mojorembun Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk, dapat diinteprestasikan sebagai berikut : -
Pada pra siklus nilai rata-ratanya adalah 60
-
Pada siklus I nilai rata-ratanya adalah 70 90 Pada siklus II nilai rata-ratanya adalah …….
-
Data peningkatan hasil belajar IPA menunjukkan78,66 motivasi belajar 80 siswa telah dapat ditumbuhkan dan akhirnya dapat ditingkatkan. Artinya 70 bahwa70 perbaikan ini telah berhasil mencapai tujuan. Pencapaian tujuan 60 dengan grafik peningkatan nilai berikut ini : penelitian dapat dipertegas 60 50 40 30 20 10 10 0
22 Pra siklus
Siklus I
Siklus II
23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisis di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas II Mi Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa 2. Upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA telah dilakukan 3. Upaya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA dikelas II MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk yaitu dengan memberi motivasi belajar dan meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran 4. Penerapan model konstruktivisme pada pembelajaran IPA siswa kelas II Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk dapat meningkatkan prestasi belajar IPA B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disampaikan beberapa saran antara lain : 1.
Guru hendaknya selalu memperhatikan kondisi kesiapan anak didiknya dalam belajar. Dengan begitu guru dapat membimbing, mendidik anak sesuai dengan tujuan yang diharapkan
2.
Model konstruktivisme dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Maka model ini diharapkan dapat disosialisasikan untuk pembelajaran yang lain
3.
Untuk siswa dalam rangka meningkatkan prestasi belajar hendaknya bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses belajar mengajar
4.
Untuk peneliti selanjutnya hendaknya lebih mengembangkan penerapan model konstruktivisme dalam tema yang lain
24
DAFTAR PUSTAKA Andayani, dkk.(2008) Pemantapan Kemampuan Profesional. Tim FKIP-UT : Jakarta Sutarno, Nono, M.Pd, Drs.dkk. (2008). Materi Dan Pembelajaran IPA SD. Universitas Terbuka : Jakarta Hernawan,
Asep
Herry,
dkk.
(2008).
Pengembangan
Kurikulum
dan
Pembelajaran. Universitas Terbuka : Jakarta Haryanto. (2004). SAINS Jilid 2 untuk kelas I. Penerbit Erlangga : Jakarta Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta
25
ANALISIS DATA A. Reduksi Data Untuk melaksanakan analisis data, dibutuhkan data yang akan dihitung. Data tersebut diperoleh dari hasil yang akan dilaksanakan pada tiap siklus. Untuk mengetahuinya maka data tersebut perlu direduksi sebagai berikut : N o 1.
Nama Siswa
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Adimas Sahrul R
60
75
80
2.
Andris Wiliana
60
70
80
3.
Annisa Fitria L
65
75
85
4.
Eka F Cahyati
65
75
85
5.
Eka F Suciati
60
65
80
6.
Endah Dwi Asri
70
80
95
7.
Icha Alfiya R
60
65
70
8.
Ivan Nur Ainun
60
70
75
9.
Y
50
60
70
10.
Lio Evendi
65
75
80
11.
Lucky
70
75
85
12
Sari
50
65
70
13.
Meilina
50
60
70
14.
Rahmawati
65
75
80
15.
Sidiq Prayoga
50
65
75
900 60
1050 70
1180 78,66
Isnama
Syubban Bahrul U Yechi
Eka
Istiqomah Yusuf Romadhona Jumlah Rata-rata
26
B. Paparan Data Dari tabel perbandingan nilai yang telah dijelaskan diatas diambil data nilai hasil belajar tiap siklus untuk mengetahui kenaikan yang dihasilkan pada pelaksanaan penelitian ini.
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
60
70
78,66
Kenaikan Pertama Kedua
(Siklus I – Pra Siklus) (Siklus III – Siklus I)
Kenaikan = (kenaikan pertama + kenaikan kedua) : 2 = (10 + 8,66) : 2 = 9,33 Dengan hasil tersebut, maka kenaikan nilai yang didapatkan pada penelitian ini sebesar 9,33%.
27
LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN PENINGKATAN BELAJAR PRESTASI BELAJAR IPA (ENERGI LISTRIK) MELALUI MODEL KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS II MI-AL HIKMAH MOJOREMBUN REJOSO NGANJUK
Disusun Oleh : DEVI ANNA WULANDARI.A.Ma.Pd NIM. 813609469
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MALANG POKJAR KEDIRI JURUSAN S1-PGSD 2009
28
Lampiran 2 SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama
: DEVI ANNA WULANDARI
NIM
: 813 609 469
UPBJJ-UT
: Malang
Menyatakan bahwa : Nama
: DYAH TRI PUSPITOWATI, S.Pd
Tempat Mengajar
: MI AL-HIKMAH Mojorembun
Guru Kelas
: III (tiga)
Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP). Demikian pernyataan ini dibuat digunakan sebagaimana mestinya.
Mojorembun, Maret 2009 Yang Membuat Pernyataan Teman sejawat
Mahasiswa,
DYAH TRI PUSPITOWATI, S.Pd
DEVI ANNA WULANDARI, A.Ma.Pd
NIP. 150 335 777
NIM. 813 609 469
29
Lampiran 3 LEMBAR OBSERVASI MATA PELAJARAN
: IPA
KELAS / SEMESTER
: II (DUA) / II
HARI / TANGGAL
: Kamis, 12 Maret 2009
FOKUS OBSERVASI
:1
N o 1. 2. 3.
Kemunculan Tidak Ada ada
Aspek yang dinilai Kegiatan awal sudah baik Kegiatan inti berlangsung dengan tertib Kegiatan yang lain cukup bagus
-
-
-
Komentar Siswa
tampak
antusias Siswa terlihat aktif Lancar
Pengamat
DYAH TRI PUSPITOWATI, S.Pd NIP. 150 335 777
30
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PERBAIKAN PEMBELJARAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA ENERGI LISTRIK MELALUI MODEL KONSTRUKTIVISME SISWA KELAS II MI AL-HIKMAH MOJOREMBUN REJOSO NGANJUK Nama Mahasiswa
: Devi Anna Wulandari, A.Ma.Pd
NIM
: 813 609 469
Program Studi
: S1-PGSD
Tempat Mengajar
: MI Al-Hikmah Mojorembun, Rejoso, Nganjuk
Jumlah Pembelajaran
: 2 Siklus
Tempat dan Tanggal
: MI AL-HIKMAH Mojorembun, Kec. Rejoso, Kab. Nganjuk
Pelaksanaan
: 10,12 Maret 2009
Masalah yang merupakan fokus perbaikan : 2. Peningkatan prestasi belajar energi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Peningkatan prestasi belajar tentang cara-cara menghemat tenaga listrik.
Nganjuk,
Maret 2009
Menyetujui Supervisor
Mahasiswa
Drs. ASIM, M.Pd
DEVI ANNA WULANDARI, A.Ma.Pd
NIP. 130 809 390
NIM. 813 609 469
ii 31
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ...................................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................................... .......................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... .......................................................................................................... 2 C. Tujuan Perbaikan .......................................................................................................... .......................................................................................................... 2 D. Manfaat Perbaikan .......................................................................................................... .......................................................................................................... 3 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian
Ilmu
Pengetahuan
32
Alam
.......................................................................................................... .......................................................................................................... 4 B. Kurikulum KTSP SD (IPA) .......................................................................................................... .......................................................................................................... 4 C. Pengertian Energi .......................................................................................................... .......................................................................................................... 5 D. Tujuan Pembelajaran Energi .......................................................................................................... .......................................................................................................... 5 E. Energi Yang Sering Digunakan Sehari-hari .......................................................................................................... .......................................................................................................... 5 F. Model Konstruktivisme pada Pembelajran Energi Listrik .......................................................................................................... .......................................................................................................... 6 BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN A. Subyek Penelitian .......................................................................................................... .......................................................................................................... 12 B. Diskripsi per Siklus .......................................................................................................... .......................................................................................................... 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi per Siklus .......................................................................................................... .......................................................................................................... 17
33
B. Pembahasan Dari Setiap Siklus .......................................................................................................... .......................................................................................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................................... .......................................................................................................... 23 B. Saran .......................................................................................................... .......................................................................................................... 23 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iv
34
KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang maha Esa, atas rahmat dan hidayah-Nya terselesaikannya penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini. Dalam penulisan laporan perbaikan pembelajaran ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak/ Ibu Guru MI Al-Hikmah Mojorembun Rejoso Nganjuk yang telah mendukung penulis dalam penyusunan laporan perbaikan pembelajaran ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan perbaikan ini yang mudah-mudahan dapat memenuhi sebagai fungsinya. Penulis menyadari bahwa laporan perbaikan pembelajaran ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya. Dengan segala kerendahan hati penulis senantiasa menerima saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap semoga laporan perbaikan pembelajaran ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pihak lain yang membaca laporan ini.
Nganjuk,
Maret 2009
Penulis
iii 35