Contoh Garis Besar Usulan Penelitian

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Contoh Garis Besar Usulan Penelitian as PDF for free.

More details

  • Words: 1,043
  • Pages: 6
CONTOH GARIS BESAR USULAN PENELITIAN  Contoh garis-besar topik: Judul: Aspek Teknis dalam Penyiapan Insektisida Botani dari Tanaman Dysoxylum acutangulum Miq. untuk Penggunaan di Tingkat Petani Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan insektisida sintetik Upaya mengatasi permasalahan insektisida sintetik Penggunaan insektisida yang sesuai dengan konsep PHT Insektisida botani sebagai alternatif pengendalian Potensi Dysoxylum acutangulum Persyaratan penggunaan insektisida botani di tingkat petani Arti penting dan permasalahan serangga uji Tujuan Penelitian Pemaparan tujuan yang terkait dengan pengaruh beberapa aspek terhadap keefektifan insektisida botani Manfaat Penelitian Pemaparan manfaat penelitian dengan diketahuinya beberapa aspek teknis yang berpengaruhterhadap keefektifan insektisida botani Tinjauan Pustaka Aspek Teknis dalam Pemanfaatan Insektisida Botani di Tingkat Petani Sifat bahan pengendalian hama yang efektif Pemanfaatan insektisida botani di tingkat petani Penyiapan insektisida botani Dysoxylum acutangulum Keterangan umum tentang D. acutangulum Ciri botani D. acutangulum Sifat insektisida D. acutangulum Crocidolominia pavonana Arti ekonomi Crocidolomia pavonana Siklus hidup C. pavonana Pengendalian C. pavonana Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Penelitian Penjelasan tempat dan waktu penelitian Bahan Tumbuhan Sumber Ekstrak Macam dan asal bahan tumbuhan yang akan diekstrak

Penanaman Brokoli Cara perbanyakan tanaman brokoli Pemeliharaan Serangga Uji Cara perbanyakan serangga uji Ekstraksi Ekstraksi Sederhana Cara ekstrak dengan air Ekstraksi dengan Metanol Cara ekstraksi dengan metanol Pemisahan fraksi aktif Pengujian Ekstrak Tahapan pengujian yang dilakukan Pengaruh Bahan Pengemulsi Tujuan dan cara penyiapan bahan uji Cara pengujian Pengaruh Lama Ekstraksi Tujuan dan cara pengujian Pengaruh Suhu Ekstraksi Tujuan dan cara pengujian Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Ekstrak Tujuan dan cara pengujian Pengaruh Lama Penyimpanan Bahan Tujuan dan cara pengujian Pemeriksaan Mikrob Tujuan dan cara pengamatan Uji Hubungan Konsentrasi-Mortalitas Bahan yang diuji Uji pendahuluan Tujuan dan cara pengujian Uji lanjutan Cara pengujian dan analisis data

 Contoh garis besar kalimat berdasarkan garis besar topik di atas: Pendahuluan Latar Belakang Insektisida sintetik hampir selalu digunakan petani untuk mengatasi masalah hama tanaman. Upaya untuk menekan dampak negatif penggunaan insektisida dapat dimulai dengan tidak mengandalkan insektisida dalam pengendalian hama. Penggunaan insektisida yang masih diperbolehkan dalam PHT adalah yang tidak berdampak negatif terhadap lingkungan tetapi efektif terhadap hama sasaran. Hasil penelitian yang intensif sejak tahun 1970 menunjukkan bahwa berbagai jenis tanaman dari famili Meliaceae, Annonaceae, Piperaceae, dan Asteraceae merupakan sumber insektisida botani yang potensial. Tumbuhan Dysoxylum acutangulum memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai sumber insektisida botani. Untuk keperluan penggunaan di tingkat petani, bahan tanaman harus mudah didapat, sederhana dalam penyiapan dan kemungkinan tetap efektif bila bahan atau ekstrak disimpan beberapa lama. Pada penelitian ini larva Crocidolomia pavonana digunakan sebagai serangga uji. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh diterjen sebagai pengemulsi, lama dan suhu ekstraksi, lama dan suhu penyimpanan ekstrak, serta lama penyimpanan bahan tanaman terhadap keefektifan ekstrak D. acutangulum pada larva C. pavonana. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini ialah tersedianya informasi dasar yang terkait dengan aspek teknis dalam penyiapan insektisida botani dari tumbuhan D. acutangulum untuk penggunaan di tingkat petani. Tinjauan Pustaka Aspek Teknis dalam Pemanfaatan Insektisida Botani di Tingkat Petani Sifat yang diharapkan dari bahan pengendalian hama adalah efektif, ekonomis, dan sesuai dengan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).

Pemanfaatan tumbuhan berkhasiat insektisida telah dikenal sejak dahulu oleh petani, yang penyiapannya dapat dilakukan dengan cara dan peralatan yang sederhana. Selama ini sebagian besar penelitian insektisida botani menggunakan pelarut organik dan pengemulsi yang dijual di pasaran. Dysoxylum acutangulum Genus Dysoxylum merupakan tumbuhan berkayu yang sebarannya mencakup Pulau Sumatera, Kalimantan, Thailand, Malaysia, dan Filipina. .

D. acutangulum merupakan tumbuhan berkayu dengan tinggi sampai 47 m dan diameter batang 140 cm. Ekstrak etanol kulit batang D. acutangulum bersifat insektisida terhadap larva C. pavonana dengan LC50 112,2 ppm. Crocidolominia pavonana C. pavonana merupakan hama penting pada tanaman kubis-kubisan seperti kubis, sawi, petsai, lobak, dan brokoli. Telur berwarna hijau kekuningan, diletakkan secara berkelompok pada permukaan bawah daun, dan menetas dalam waktu 4-6 hari. Beberapa cara pengendalian C. pavonana termasuk pengendalian secara kultur teknis, mekanis, hayati, dan kimiawi sudah banyak dilakukan. Bahan dan Metode Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga (Fistok) dan Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT), Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari Oktober 2000 sampai Mei 2001. Bahan Tumbuhan Sumber Ekstrak Bahan tanaman uji yang digunakan adalah ranting D. acutangulum yang dikumpulkan dari hutan lindung Yan Lappa, Desa Tapos, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor pada tanggal 15 Oktober 2000. Penanaman Brokoli Penanaman brokoli dilakukan untuk menyediakan daun yang segar dan bebas pestisida sebagai makanan larva C. pavonana. Pemeliharaan Serangga Uji Larva C. pavonana diperoleh dari pemeliharaan di Laboratorium Fistok, Jurusan HPT-IPB.

Ekstraksi Ekstraksi Sederhana Serbuk ranting D. acutangulum (± 0,5 mm) dicampur dengan air untuk mendapatkan ekstrak dengan konsentrasi yang diinginkan dan diproses lebih lanjut sesuai dengan faktor yang diuji. Ekstraksi dengan Metanol Serbuk ranting D. acutangulum ditimbang kemudian diekstrak dengan metanol dengan perbandingan 1:10 (w/v) menggunakan pengocok magnetik selama 24 jam. Ekstrak yang diperoleh dipisahkan dalam campuran heksana dan metanol 95% dalam labu pemisah selama 6 jam. Pengujian Ekstrak Ekstrak sederhana D. acutangulum diuji melalui enam tahapan percobaan yang berurutan, yaitu pengujian pengaruh jenis bahan pengemulsi, lama ekstraksi, suhu ekstraksi, lama dan suhu penyimpanan ekstrak, lama penyimpanan bahan (dengan konsentrasi ekstrak 10 g/l dan 25 g/l) serta pemeriksaan mikrob. Pengaruh Bahan Pengemulsi Percobaan ini bertujuan mengetahui bentuk bahan pengemulsi yang sesuai untuk mendapatkan ekstrak yang lebih efektif. Pengujian dilakukan dengan metode residu pada daun dengan cara pencelupan (Prijono 1999). Pengaruh Lama Ekstraksi Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui lama ekstraksi yang dapat menghasilkan ekstrak yang paling efektif. Pengaruh Suhu Ekstraksi Pengujian dilakukan untuk mendapatkan ekstrak yang paling efektif dari ekstraksi pada suhu yang berbeda, yaitu tanpa perebusan pada suhu kamar, 50 ºC, dan 100 ºC. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Ekstrak Pengujian dilakukan untuk mengetahui suhu dan lama penyimpanan ekstrak yang tepat yang dapat mempertahankan keefektifan ekstrak. Pengaruh Lama Penyimpanan Bahan Pengujian dilakukan untuk mengetahui keefektifan ekstrak yang disiapkan dari serbuk ranting D. acutangulum yang disimpan selama beberapa waktu.

Pemeriksaan Mikrob Pengujian dilakukan untuk mengetahui adanya kontaminasi mikrob pada ekstrak yang digunakan dalam uji pengaruh suhu dan lama penyimpanan ekstrak serta uji pengaruh lama penyimpanan bahan. Uji Hubungan Konsentrasi-Mortalitas Bahan yang diuji Uji pendahuluan Pengujian dilakukan untuk menentukan kisaran konsentrasi ekstrak D. acutangulum yang dapat menyebabkan kematian larva antara 20% dan 95%. Uji lanjutan Ekstrak sederhana dan fraksi kloroform D. acutangulum diuji pada konsentrasi yang diharapkan dapat menyebabkan kematian larva pada selang 20%-95% berdasarkan hasil uji pendahuluan di atas.

Related Documents