Coba perhatikan, Ma. Apa si kecil terlihat pucat? Apa ia juga mudah sekali merasa lelah? Hati-hati, siapa tahu si kecil mengalami anemia. Data riskesdas pada 2007 menyebutkan, 1 dari 5 anak di DKI Jakarta mengalami anemia. Hal ini disampaikan oleh Dr. dr Saptawati Bardosono , Msc pada media workshop yang diadakan PT Danone Dairy Indonesia. Apa anak Anda salah satunya? Anemia adalah... Anemia terjadi karena tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah dan hemoglobin, sehingga oksigen yang masuk tidak bisa menyebar ke seluruh jaringan tubuh. Biasanya hal ini dikarenakan kurangnya asupan zat besi dan vitamin B 12. Sayangmya, data riskesdas 2007 juga mencatat bahwa 40% anak Indonesia usia 1 – 14 tahun mengalami defisiensi zat besi. Padahal, berdasarkan hasil studi Lozoff dan Walter, anak yang menderita anemia gizi besi memiliki skor perkembangan yang lebih rendah dari anak yang tidak lho. Cermat melihat gejala Anak dengan anemia biasanya akan terlihat pucat. Ini dikarenakan sedikitnya aliran darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, karena jantung harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan darah, anak mungkin akan merasa jantungnya berdebar kencang. Bila sudah parah, si kecil mungkin akan terlihat lemas, mudah sekali lelah, sulit konsentrasi, dan sulit bernapas khususnya setelah berolahraga. Bisa dicegah Cukupi asupan zat besi si kecil. Berikan ia makanan dengan kandungan zat besi dan seng (yang baik untuk proses metabolismenya), seperti daging, biji-bijian, dan sayuran hijau. Si kecil juga memerlukan asupan vitamin B12 yang terdapat pada daging, telur, dan dairy product. Tak perlu cemas, Ma. Anak mungkin akan tidak terlihat seaktif anak lainnya karena anemia. Anda juga perlu mengawasinya agar ia tidak melakukan terlalu banyak aktivitas yang berisiko membuatnya cedera / berdarah. Namun, bila tubuh anak mulai memiliki cukup sel darah merah dari asupan makanannya, ia pasti akan memiliki energi untuk bermain bersama teman-temannya lagi.