CHOLELITHIASIS (BAT U EMPEDU)
NA M A K E L O M P O K : S 1 - 2 B 1. 2. 3. 4.
A s t r i a n i R o h m awa t i C i n dy Ay u P u r w a t i Denis Arinda Putri M i f t a ch u l R i z a l H
141.0020 141.0028 141.0030 141.0064
APA ITU CHOLELITHIASIS ???
Cholelithiasis (Batu empedu) adalah timbunan Kristal di dalam kandungan empedu atau di dalam saluran empedu. Batu yang di temukan di dalam kandung empedu di sebut Cholelhiatis
Batu di dalam saluran empedu di sebut koledokolotiasis.
ETIOLOGI 1. Jenis Kelamin 2. Umur 3. Berat Badan 4. Makanan 5. Faktor Genetik 6. Aktivitas Fisik
7. Kegemukan
KLASIFIKASI 1. Batu Kolesterol : pembentukan batu ini dipengaruhi oleh faktor makanan 2. Batu Pigmen Hitam : terbentuk karena gangguan keseimbangan metabolik pada anemia hemolitik ataupun sirosis hepati
3. Batu Kalsium : berbentuk kecil-kecil, tidak teratur, berjumlah banyak, berwarna kecoklatan, kemerahan atau hitam. 4. Batu Saluran Empedu : memudahkan timbulnya infeksi.
koledokolitiasis
ini
TANDA DAN GEJALA • Rasa nyeri • Kandung empedu membesar
• Defisiensi vitamin • Mual dan muntah • Demam tinggi
• Ikterus • Anoreksia
PATOFISIOLOGI Perubahan susuan empedu merupakan faktor yang paling penting dalam pembentukan batu empedu. Kolesterol yang berlebih akibat faktor predisposisi (usia, genetik, jenis kelamin) menyebabkan pengendapan dalam kandung empedu. Bisa juga karena infeksi bakteri dalam saluran empedu sehingga meningkatkan deskuamasi seluler (pengelupasan saluran empedu) dan pembentukan mukus (pembentukan jaringan baru) akibatnya dapat memperlambat aliran ke duktus sistikus dan koledukus (leher empedu) sehingga dapat juga menyebabkan pengendapan. Karena pengendapan tersebut membuat terjadinya batu empedu. Terjadi bendungan dan iritasi lokal dari batu empedu menyebabkan radang batu empedu (cholecystitis).
PENATALAKSANAAN 1. Nonbedah • Therapi Konservatif
• Farmako Therapi • Penatalaksanaan Pendukung dan Diet (Perubahan pola makan dengan menghindari atau mengurangi makanan berlemak). • Pemecahan batu empedu dengan menggunakan gelombang kejut dari perangkat elektromagnetik, yaitu ESWL (Extraporal Shock Wave Litotripsy). • Litotripsi Intrakorporeal.
2. Pembedahan • Cholesistektomy • Kolesistektomi
ASKEP PADA PASIEN DENGAN CHOLELITHIASIS Tn. K usia 42 tahun bekerja sebagai pegawai swasta sudah menikah dan mempunyai dua orang anak. Tn. K memiliki berat badan 58kg dan tinggi badan 165cm. Tn. K mengatakan terdapat nyeri abdomen daerah kuadran kanan atas. Tn. K tampak sakit mengeluh nyeri yang terus menerus tapi pasien masih kooperatif. Tn. K mengatakan sekitar 3 tahun lalu mengalami nyeri pada daerah abdomen kanan atas tetapi sering tidak dihiraukan. Tiga hari sebelum masuk rumah sakit pasien kesakitan dan dibawa kerumah sakit. Saat dikaji pasien mengeluh nyeri didaerah abdomen kanan atas, sampai meringis terutama saat bergerak. Tn. K juga berkata bahwa pernah melakukan operasi Hernia pada tahun 2006. Saat dilakukan pengkajian tanda-tanda vital TD : 140/80 mmHg, N : 110 x/menit, RR : 24 x/menit, S : 380 c.
• TINJAUAN KASUS Ruangan
: Mawar
Tgl masuk RS : 05 Mei 2011 Tgl pengkajian : 06 Mei 2011 • IDENTITAS KLIEN
Nama
: Tn. K
Umur
: 42 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Status perkawinan
: Menikah
Jumlah anak
: 2 (dua)
Agama/ suku
: Islam/ Jawa
Warga negara
: WNI
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Swasta
Alamat rumah
: Jl. Maleber
KEADAAN UMUM • Keadaan Sakit Pasien tampak sakit mengeluh nyeri yang terus menerus tapi pasien masih kooperatif.
• Tanda-tanda vital Kesadaran : Skala koma glasgow Respon motorik
:6
Respon bicara
:5
Respon membuka mata
:4
Jumlah:
15
Kesimpulan : pasien dalam keadaan sadar penuh (composmentis) Tekanan darah : 140/80 mmHg Suhu : 380 c di axilla Pernapasan: 24 x/menit
Irama : Teratur, dada
Nadi : 110 x/menit
Irama : Tidak teratur dan kuat
• PENGUKURAN
Tinggi badan
: 165 cm
Berat badan
: 58 kg
• PENGKAJIAN
1. Keadaan sebelum sakit Pasien mengatakan bahwa sehat itu penting karena sangat berpengaruh bagi kemampuan beraktifitas baik bekerja dan lain-lain . 2. Riwayat penyakit saat ini : a)
Keluhan utama
:
Px merasakan nyeri abdomen pada kuadran kanan atas, nafas tersengal-sengal dan mual muntah. b) Riwayat keluhan utama
:
Pasien mengatakan sekitar 3 tahun nyeri daerah abdomen kanan atas tetapi sering tidak dihiraukan. Tiga hari sebelum masuk rumah sakit pasien kesakitan dan dibawa kerumah sakit. Saat dikaji 06 mei 2011 pasien mengeluh nyeri didaerah abdomen kanan atas, sampai meringis terutama saat bergerak. c) Riwayat penyakit yang pernah dialami : Operasi hernia pada tahun 2006 3. Riwayat kesehatan keluarga : Pasien mengatakan didalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti yang dialami oleh pasien.
• Pemeriksaan fisik : Keadaan umum Inspeksi
: datar, eritem (-), sikatrik (-)
Auskultasi
: peristaltik (+)
Perkusi
: timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (+) regio kuadran kanan atas, hepar-lien tidak teraba, massa (-) Pola aktivitas Nutrisi : pola makan px tidak teratur, nafsu makan tinggi, menyukai bebek goreng, penyetan lainnya. Aktivitas bedrest
: saat dirumah sakit px kesulitan beraktivitas dan
Aspek Psikologis : px tidak mengetahui mengenai penyakitnya. Dan suasana hati px gelisah karena tidak bisa bekerja karena sakit.
• B1 = Peningkatan frekuensi pernafasan, pernafasan tertekan ditandai nafas pendek dan tertekan. • B2 = Takikardi, demam, resiko perdarahan karena kekurangan vitamin K • B3 = Nyeri pada perut kanan atas menyebar ke punggung atau bahu kanan. Gelisah • B4 = Urine gelap pekat
• B5 = Distensi abdomen, teraba massa pada kuadran kanan atas, feses warna seperti tanah liat • Kelemahan, ikterik, kulit berkeringat dan gatal (pruritus)
• Analisa data DATA
DS :
ETIOLOGI
PROBLEM
Obstruksi / spasmeduktus,
Nyeri Akut
Pasien mengeluh nyeri di proses inflamasi, iskemia daerah ulu hati Klien
sering
nyeri
di
ulu
jaringan / nekrisis mengalami hati
yang
menjalar ke punggung , dan bertambah
berat
setelah
makan
DO
:
nyeri
tekan
epigastrium Td = 140/80 mmHg
N = 110 x / menit S = 38 C RR = 23 x/ menit
di
DATA
ETIOLOGI
DS :
Nyeri
Pasien
mengatakan
nafasnya tersengal-sengal
DO : RR
=
pernafasan
24
x/ment tertekan
ditandai nafas pendek
PROBLEM Pola nafas tidak efektif
PRIORITAS MASALAH • Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi / spasmeduktus, proses inflamasi, iskemia jaringan / nekrisis • Ketidakefektifan pola napas behubungan dengan nyeri
No 1.
Dx kep. Nyeri
berhubungan
Tujuan & kriteria hasil akut
Setelah
dilakukan
Intervensi
tindakan O : Observasi dan catat 1.
dengan keperawatan selama kurang dari lokasi, beratnya (skala 0-
obstruksi
skala 2 (1-10).
M
:
timbul,
tentang
kemajuan/perbaikan terjadinya
Berikan
membedakan
informasi
iskemia batas normal, nyeri dalam rentang kolik).
jaringan / nekrisis
Membantu
penyebab nyeri dan memberikan
/ 1x24 jam nyeri dapat berkurang 10) dan karakter nyeri
spasmeduktus, proses dengan kriteria hasil : - ttv dalam (menetap, hilang inflamasi,
Rasional
kompres
penyakit,
komplikasi,
dan
keefektifan intervensi.
hangat pada area abdomen 2.
Efek
atas.
memberikan respons spasme akan
E : Tingkatkan tirah baring,
menurun
biarkan pasien melakukan 3.
Istirahat secara fisiologis akan
posisi yang nyaman.
menurunkan kebutuhan oksigen
Ajarkan tehnik distraksi
yang diperlukan untuk memenuhi
Pertahankan status puasa,
kebutuhan metabolisme basal
masukan
pertahankan 4.
Distraksi (pengalihan perhatian)
NG
dapat
/
penghisapan
sesuai
dilatasi
dinding
menurunkan
empedu
stimulus
indikasi.
internal.
K : Berikan obat analgetik 5.
Membuang secret gaster yang
sesuai indikasi
merangsang kolesistokinin
pengeluaran dan
kandung empedu. 6.
Memblok lintasan nyeri
kontraksi
No
2.
Dx kep.
Ketidakefektifan pola
Tujuan & kriteria hasil
Setelah
dilakukan
Intervensi
Rasional
tindakan O : Observasi frekuensi 1.
napas keperawatan selama kurang pernafasan,
kedalaman
Nafas
dangkal,
pernafasan,
disstres
menahan
nafas,
behubungan
dari 2x 24 jam diharapkan pola nafas
dapat
dengan nyeri
nafas efektif dengan kriteria Asukultasi bunyi nafas
hipoventilasi/ atelektasis
hasil :
M
Area yang menurun/ tak ada
-
RR dalam rentang normal
fowler
-
Px
mengatakan
sesak nafas -
GDA normal
dalam
:
Berikan
posisi 2.
mengakibatkan
bunyi nafas diduga atelektasis,
tidak E : Ajarkan mengatur
sedangakan bunyi adventisius
posisi atau menggunakan
(mengi/ ronchi) menunjukkan
rentang bantal jika terasa nyeri K
:
Pantau
kongesti.
data 3.
Memudahkan ekspansi paru,
laboratorium analisis gas
penekanan,
memberkan
darah berkelanjutan
sokongan pada insisi untuk menurunkan tegangan otot dan meningkatkan
kerja
sama
dalam program pengobatan. 4.
Menurunkan respon nyeri pd px
5.
Menanggulangi alkalosis
sebab”
TERIMA KASIH