LBP
Diagnosis • Diagnosis Klinis • LBP (Lower Back Pain)
• Diagnosis Topis • Vertebra L5-S1 (misal)
• Diagnosis Etiologis • Spondilosis Lumbosakral, Spondilolistesis, Lumbosakral, Spondilolisis, spondilitis • HNP • fraktur kompresi
Seorang pasien usia 48 tahun, datang ke IGD RISA dengan keluhan nyeri pinggang kanan menjalar sampai ke ujung kaki sejak 2 minggu yll dan memberat sejak 1 hari yll yang mengakibatkan pasien tidak bisa duduk dan berjalan. Sebelumnya pasien juga pernah mengalami hal serupa sejak 2 tahun yang lalu, nyeri pada pinggang kiri menjalar sampai ke ujung kaki, tetapi sekarang keluhan pada pinggang kiri sudah banyak berkurang.
inspeksi • Cara berjalan • Vetebra : N, lordosis, kifosis, skoliosis, gibbus, • Range of motion
Pemeriksaan Neurologik • Pemeriksaan sensorik • Pemeriksaan motorik • Pemeriksaan refleks • Pemeriksaan khusus LBP • Tes untuk meregangkan n. ischiadicus : • Tes Laseque / Straight Leg Raising • Tes Laseque silang • Patrick dan kontra patrick
• Tes untuk menaikkan tekanan intratekal : • Tes Naffziger • Tes Valsalva
Pemeriksaan Sensorik
Pemeriksaan Sensorik 1. Protopatik (rabaan, suhu, tusukan) 2. Propioseptik (getaran) 3. Deskriminasi (mengenali benda, jarak)
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan Motorik
Pemeriksaan Refleks 1. Reflek Fisiologi 2. Reflek patologi
PEMERIKSAAN KHUSUS • Lasseque Test ( n. ischiadicus)
Patrick test – coxae
Piriformis test / Kontra Patrick (sacroiliaca joint)
Piriformis Test / Kontra Patrick
Pemeriksaan Penunjang • Pemeriksaan Radiologi • Foto polos • CT-Scan • MRI
• Spondilolisis dan spondilolistesis : • Spondilolisis : istmus pars interartikularis vertebra patah tanpa terjadinya penggeseran korpus vertebra • Spondilolistesis : penggeseran korpus vertebra karena fraktur bilateral dari istmus pars interartikularis vertebra : • • • • • • •
Lokasi VL4 atau VL5 Karena trauma ataupun kongenital Derajat I : tergeser ke depan 25% Derajt II : 50% Derajat III : 75% Derajat IV : hampir 100% Derajat I & II jarang mengeluh LBP, pegal difus lumbal bawah yang beralih ke sakrum, kadang iskialgia unilateral atau bilateral • Derajat III & IV : paraparesis, saddle hipestesi, gangguan sfinkter ani & urethra karena pembentangan kauda ekwina
Spondilolisthesis lumbal
Spondilosis
• HNP • Robeknya anulus fibrosus : sirkumferensial kmd radial; HNP C6-C7 dan L5-S1 • HNP ke kanalis vertebralis sisi lateral, ischialgia (+) • HNP ke kanalis vertebralis medial : ischialgia (-);
HNP HNP paling sering terjadi di L5-S1 Gerakan terbatas, apalagi lordosis
MRI
MRI
Tata Laksana • Konservatif • • • • •
Tirah baring Medikamentosa Terapi Fisik Akupunktur Penyuluhan
• Terapi Bedah
Strategi Terapi LBP Gambaran Klinis
Kemungkinan Penyebab LBP
Nyeri tungkai unilateral intermitten, kebas, kelemahan menjalar ke kaki
Jebakan saraf intermitten dengan peradangan radik saraf
Nyeri tungkai atau Kerusakan nervus nyeri lipat paha seperti permanen terbakar, tertusuk, yang menetap
Strategi Terapi • Short-acting opioids • NSAID • Analgesik topikal • Opioid • Tricyclic antidepressants • Anticonvulsants • Analgesik topikal
Moskowitz MH. Curr Pain Headache Rep. 2003;7:178-187.
Strategi Terapi LBP Gambaran Klinis LBP dengan atau nyeri berdenyut, menusuk dengan titik picu menyebar ke pantat & paha depan
Kemungkinan Penyebab LBP Strategi Terapi Peradangan jaringan • NSAID sekitar atau sendi, • Opioid miofasial • Analgesik topikal
Nyeri > dari yg Nyeri simpatetik • Opioid seharusnya karena • Tricyclic cedera, kombusio, antidepressants elektik, ke 1 atau • Anticonvulsant kedua tungkai, edema, perubahan kulit, kuku, • Analgesik topikal rambut, perubahan suhu, allodynia, hiperalgesia Moskowitz MH. Curr Pain Headache Rep. 2003;7:178-187.
Prognosis • Sebagian besar membaik dalam 6 minggu dengan terapi konservatif • Sebagian kecil berkembang menjadi kronik • Penderita yang menjalani operasi, 90% membaik terutama nyeri tungkai tetapi kekambuhannya 5% dan bisa pada level diskus yang sama atau berbeda
Iritasi radiks L3 – S1 Radiks saraf
Disku s
Nyeri radikuler
Gangguan sensorik
Laseque
Refleks lutut
Refleks tumit
Gangguan
L3
L2 – 3
Bokong, paha bag. Belakang, lutut bag.depan
Lutut
Biasanya (-)
+
+
Quadriseps
L4
L3 – 4
Bokong, Paha bag. Belakang, Tungkai bawah bag. Medial
Bagian medial tungkai bawah
Mungkin (+)
-
+
Quadriseps
L5
L4 – 5
Bokong, dorsum pedis
Dorsum pedis & ibu jari kaki
+
+
+
Tibialis anterior, ekstensor ibu jari
S1
L5 – S1
Bokong, telapak kaki & tumit
Tumit& bagian lateral kaki
+++
+
-
Gastrocnemi us & Gluteus maksimus
Cephalgia
Case 1 • Tuan M datang dengan keluhan sakit kepala yang dialami sudah selama 10 tahun. Tuan M memeriksakan diri karena serangan sakit kepala yang tadinya timbul 2-3 kali pertahun menjadi 3-4 kali perbulan. Nyeri kepala yang dialami sangat berat hingga menyebabkan Tuan M tidak dapat berangkat kerja. Tuan M mendeskripsikan nyeri kepalanya sebagai nyeri yang berdenyut terutama di bagian belakang mata kanan (ketika mendeskripsikan ini, Tuan M meletakkan telapak tangannya menutupi mata dan dahinya). Ketika mengalami serangan terkadang Tuan M juga diikuti dengan mual dan beberapa bulan terakhir diikuti dengan muntah-muntah.
Migren Definisi Nyeri kepala primer, kualitas berdenyut (vaskular), unilateral diikuti oleh mual, fotofobia, fonofobia, gang.tidur dan depresi. Wanita lebih banyak dari pria (2:1).
Etiologi Diduga sebagai gangguan neurobiologis, perubahan sensitivitas sistem saraf, dan avikasi sistem trigeminal-vaskular.
Anamnesis • Nyeri moderat sampai berat, sisi kepala, sebagian kedua sisi. • Berdenyut/ditusuk-tusuk • Nyeri makin parah dg aktivitas • Mual dg/tanpa muntah • Fotofobia/fonofobia • Mereda bertahap pada siang hari, dan setelah bangun tidur. • Perubahan mood, tingkah laku, gjl psikologis, neurologis/otonom.
Pemeriksaan fisik tanda vital : N Px neurologis : N Px penunjang • Pencitraan : jika neurologis abnormal, sakit kepala yang progresif/persisten.
Kriteria diagnosis A. Sekurang-kurangnya nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (belom diobati atau sedang diobati akan tetapi belum berhasil) B. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua di antara karakteristik berikut: 1. Lokasi unilateral 2. Kualitas berdenyut 3. Intensitas nyeri sedang atau berat 4. Keadaan diperberat oleh aktivitas fisik atau di luar kebiasaan aktivitas fisik rutin (seperti berjalan atau naik tangga) C. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini: 1. Nausea dan/atau muntah 2. Fotofobia dan fonofobia D. Tidak berkaitan dengan penyakit yang lain
Diagnosis banding • Arteriovenosus malformations • Atypical facial pain • Cluster type headache • TTH dibahas berikutnya • Aneurisma Intracranial unilateral, berdenyut, middle-aged Angiografi, CT angiografi, MRI angiografi
Diagnosis • Diagnosis Klinis Chepalgia primer sisi dekstra/sinistra • Diagnosis Topis Vaskuler perikranial/trigeminal vaskuler • Diagnosis Etiologis Migren dengan aura/tanpa aura
Tension headache Definisi TTH adalah nyeri kepala tegang, timbul akibat peningkatan stress. Perempuan lebih banyak dari laki2 = 3:1 Etiologi : stresspeningkatan tekanan jiwa dan penurunan tenagamembangkitkan reaksi pada otot kepala, leher dan bahu dan vaskularisasi kepala nyeri kepala.
Anamnesis Keluhan : • Pasien nyeri kepala difus • Tegang otot 30 menit-1 minggu (kadang2/terus menerus) • Awalnya leher belakang menjalar kepala belakang ke depan ke bahu. • Kepala berat, pegal, kencang bitemporal dan bioksipital/seperti diikat (tidak berdenyut) • Bisa insomnia (bangun dini hari).
Kriteria diagnosis A.
Paling tidak terdapat 10 episode serangan dengan rata-rata <1 hari/bulan (<12 hari/tahun) dan memenuhi kriteria B-D B. Nyeri kepala berlangsung dari 30 menit - 7 hari C. Nyeri kepala paling tidak terdapat 2 gejala khas: 1. Lokasi bilateral 2. Menekan/mengikat (kualitas tidak berdenyut) 3. Intensitas ringan atau sedang 4. Tidak diperberat oleh aktivitas rutin seperti berjalan atau naik tangga D. Tidak didapatkan: 1. Mual atau muntah (biasa anoreksia) 2. Lebih dari satu keluhan: fotofobia atau fonofobia E. Tidak berkaitan dengan kelainan yang lain
Pemeriksaan fisik • Tanda vital = N • Pf neurologis = N
Pemeriksaan penunjang : tidak diperlukan Diagnosis banding : cluster type headache, migren.
Diagnosis • Diagnosis Klinis Chepalgia primer bilateral • Diagnosis Topis Musculus perikranial • Diagnosis Etiologis TTH
Terapi • Abortif
• Ketika serangan, atau tanda-tanda mau terjadinya serangan • • • • • •
NSAID Acetaminophen + aspirin + kopi Dihidroergotamin Opioid Kortikosteroid Triptan
• Profilaktik
• Diperlukan bila migren sering muncul, cukup parah, dan persisten. Tidak harus diminum setiap hari, dapat diminum pada situasi yang dapat memunculkan migren (ex: menstruasi pada wanita) • Beta-Blocker (Propanolol, metopolol, timolol) • Antidepresant (Amitriptilin) • Antikonvulsan (Asam valproat, topiramate)
Terapi Abortif
Profilaktik
• R/asetaminofen tab 500 mg No VI
S.2.d.d tab I prn. p.c
Atau • R/ibuprofen tab 200 mg No VI
S.2.d.d tab I prn.p.c Atau untuk migren yang berat • R/ergotamin tab 1 mg No X
S.3.d.d tab II prn. pc
• R/propranolol tab 10 mg No XXVIII S.4.d.d tab I prn. p.c
TERAPI Konseling dan edukasi : 1. Pasien dan keluarga dpt berusaha mengontrol serangan 2. Keluarga menasehati pasien untuk beristirahat dan menghindari pemicu, serta olahraga scr teratur 3. Keluarga menasehati untuk berhenti merokok, karena bisa memicu sakit kepala/ membuat lebih parah