Cerpen Kebenaran Selalu Menang

  • Uploaded by: Edy Ploso
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cerpen Kebenaran Selalu Menang as PDF for free.

More details

  • Words: 881
  • Pages: 2
KEBENARAN SELALU MENANG Pada hari yang indah senyum matahari sudah terlihat dari beberapa menit yang lalu. Sinarnya mulai menghidupkan suasanadi bumi. Menambah semangat baru dan harapan baru bagi setiap insan untuk menjalani hidupnya. Kokokan ayam beberapa kali terdengar. Kicauan burung pun terdengar dan memanjakan telinga orang yang mendengarnya. Sinar Matahari mulai menembus daun – daun tipis yang menempel di pohon. Embun pagi pun masih berada di rumput – rumput dan sesekali menetes ketanah karena waktu itu baru saja hujan kecil berhenti. Dewi dan Beni pasangan suami istri yang harmonis. Kala itu, Dewi sedang menyiapkan sarapan. Seorang gadis yang cantik terlihat keluar dari kamarnya dengan memamerkan senyum manisnya. Ternyata Tania anak dari Dewi dan Beni, berjalan menuju meja makan yang ada makanannya yang telah disiapkan ibunya. Pagi, Ibu, Ayah. Sapanya sambil tersenyum manis. Pagi, Tan ...Jawab Ayahnya. Ayo kita sarapan bersama, Ajak Ibunya mereka sarapan bersama. Suasana terasa hening selama beberapa menit sambil mereka menghabiskan makanannya. Setelah mereka menghabiskan makanan mereka. Tania berpamitan untuk berangkat sekolah kepada Ayah dan Ibunya. Ayah, Ibu, Tania berangkat sekolah dulu ya.......pamit Tania sambil mencium tangan kedua orang tuanya. Iya, hati – hati Tania. Jawaqb Ibunya. Ibu dan Ayah Tania masuk kedalam rumah. Ibu Tania membereskan makanan yang ada di meja makan. Tania berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki bersama temannya karena memang mereka sudah berencana untuk berangkat bersama sebelumya. Mereka ngobrol berdua selama berjalan menuju ke sekolahan. Tak terasa mereka pun sudah sampai di sekolahan tepat dan satu detik setelahnya bel masuk pun berbunyi. Kring.....Kring... terdengar suara bel itu. Tania dan temannyayang bernama Vita langsung lari masuk ke dalam kelas. Tania terkenal cukup pintar dikelas. Dia sering menjawab soal – soal dari gurunya dengan benar. Karena kepintarannya itu, salah satu temannya yang bernama Nadya dengan kedua temannya membenci Tania. Nadya iri dengan Tania. Bel istirahat pun berbunyi. Aqnak – anak yang adadi kelas keluar dari kelasnya. Nadya mengerjai Tania dengan mengeluarkan kakinya agar Tania tersandung. Lihat sajaTania, aku akan mengerjaimu. Kata Nadya dalam hati sambil mengeluarkan kakinya agar Tania tersandung. Aduh....Tania tersandung kaki Nadya. Upps... aku nggak sengaja. Ucap Nadya tdk serius lalu iakeluar dari kelas. Tan, kamu tidak apa – apa. Tanya Vita khawatir. Aku tidak apa – apa. Jawab Tania. Setelah jam istirahat selesaimereka langsung pulang karena. Di sekolah sedang mengadakan rapat penting antar guru. Saat perjalanan pulang Tania hampir di tabrak oleh Nadya. Nadya dengan sengaja ingin menabrak Tania. Tapi nadya gagal. Ahh... gagal. Kenama mobilku tidak mengenainya. Mungkin kali ini kamu lolos Tania, tapi awas saja aku tidak menyerah dan ku balas lain kali. Ucap tania dengan kesal. Tania yang hampir tertabrak bingung, siapa yang hampir menabraknya tadi. “siapa yang hampir menabrakku tadi, apa mungkin itu sengaja dilakukannya ucap tania kebingungan. Tania langsung pulang kerumah. Keesokan harinya, karenahari itu Tania Libur Tania pergi ke warung untuk membeli tepung. Saat tania sampai di warung Tania langsung berbelanja. Bu... Saya ingin membeli tepung, apa tepungnya masih

ada ? Tanya Tania. Masih, sebentar Ibu ambilkan. Jawab pelayan Toko itu. Ini uangnya bu....., uangnya pas. Terimakasih bu... Saya pamit pulang dulu. Ucap Tania berpamitan. Tania pun pulang ke rumah. Namun, ditengah perjalanan Tania menemukan sebuah dompet. Tanpa sepengetahuan Tania, ternyata dompet itu milik Nadya yang sengaja ia letakkan di pinggir jalan agar Tania mengambilnya lalu iamenuduh Tania mencuri dompetnya. Dompet siapa ini? Mengapa ada di pinggir jalan ? mungkin dompetnya terjatuh dari pemiliknya. Ucap Tania kebingungan. Dari kejahuan Nadya mengawasi” akhirnya kamu terjebak perangkapku. Tania....Tania... Ucap Nadya dengan puas. Nadya langsung melancarkan rencananya. Nadya mendatangi Tania dan menuduh Tania mengambil dompetnya. “ooo...... jadi kamu yang mengambil dompetku. Ibu...Ibu...Bapak...Bapak...Tolong...disini ada malingyang mengambil dompet saya. Ucap Tania sambil teriak. Para warga langsung mendatangi mereka. Ada apa ini ? Tanya salah seorang warga. Ini pak, ada maling yang mengambil dompet saya. Jawab Nadya, Tidak Pak...Saya tidak mengambil dompet ini, tadi saya menemukan dompet ini di pinggir jalan. Ucap Tania membela diri. Bohong! Sudah jelas – jelas dompet itu ada di tangan kamu. “ Ucap Tania menuduh. Tidak disangka ternyata kamu orangnya begitu. Ujar salah seorang warga Sini, kembalikan dompetku. Ucap Nadya sambil menarik dompetnya itu. Bapak – bapak Ibu – Ibu...Terserah ingin kalian apakan dia. Kata Tania. Lebih baik kita bawa sajadia ke kantor Polisi. Usul salah seorang warga, warga lain pun langsung membawaTania ke kantor Polisi. Nadya pun senang rencananya berhasil. Rasakan itu Tania” Ucap M\Nadya sambil tersenyum puas. Tania sudah dibawa ke kantor Polisi dan dimasukkan ke dalam penjara. Tania hanya bisa pasrah kepada Tuhan. Ya Tuhan, kuatkanlah hambamu ini agar bisa menghadapi semua ujian ini. Ucap Tania sambil memohon. Tiba – tiba Nadya datang, menemui Tania. Tania...Tania... Ujar Nadya Meledek. Nadya, keapa kamu tadi bilang ke warga bahwa aku yang mencuri dompetmu. Ujar Tania kepada Nadya. Aku memang sengaja. Aku mau memberi pelajaran padamu. Jawab Nadya. Nadya langsung pergi meninggalkan kantor polisi itu. Tiba – tiba di tengah perjalanan pulang Nadya tertabrak oleh motor. Ibu dan Bapak Tania tiba – tiba datang untuk membebaskan Tania. Nadya langsung dibawa kerumah sakit. Ibu dan Ayah Tania langsung menghampiri Tania dengan membawa saksi. Mereka langsung berbicara kepada Polisi agar membebaskan Tania. Pak Polisi, Tania tidak bersalah, tolong lepaskan dia. Mohon Ibu Ina sebagai saksi. Baiklah kalau memang begitu. Jawab Polisi itu Tania Pun dilepaskan dari penjara. Dan sekarang Nadya dibawa kerumah sakit. Mungkin itu balasan untuknya karena memfirnah Tania.

Related Documents

Kebenaran
December 2019 48
Kebenaran
June 2020 36
Cerpen
November 2019 40
Cerpen
June 2020 33
Cerpen
May 2020 20

More Documents from "NUR SYUHADA BT MOHD ZAINOM"