CEBA (CENDERA MATA BAHASA) : CENDERA MATA UNIK SEBAGAI MEDIA PROMOSI BAHASA INDONESIA DALAM MENYAMBUT ASIAN GAMES 2018
MAKALAH ILMIAH CALON DUTA BAHASA SUMSEL DIUSULKAN OLEH: PRANDWINATA NIM.06011181419002 UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan karunia-Nya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu penulisan karya makalah ilmiah ini. Semoga dengan adanya gagasan ini dapat menjadi berkah bagi penulis dan manfaat bagi orang banyak serta berdedikasi bagi kemajuan bangsa yang lebih baik. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan didalam penyusunan karya tulis ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan waktu serta keterbatasan literatur yang diperoleh penulis. Sehingga, dengan senang hati penulis menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini.
Indralaya, 14 April 2017
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................
i
DAFTAR ISI ....................................................................................
ii
PENDAHULUAN ............................................................................
1
Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
Rumusan Masalah ..............................................................................
2
Tujuan dan Manfaat ...........................................................................
3
Uraian Singkat Gagasan Kreatif ........................................................
3
TELAAH PUSTAKA......................................................................
7
Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Bangsa.............................
7
Cendera mata (Souvenir)......................................................................
8
CEBA untuk Generasi Muda Sematera Selatan..................................
8
CEBA untuk Asian Games 2018..................………..........................
9
ANALISIS DAN SINTESIS............................................................
10
Kelebihan dalam Pelaksanaan CEBA.................................................
10
Kelemahan dalam Pelaksanaan CEBA...............................................
10
Peluang dalam Pelaksanaan CEBA....................................................
10
Ancaman dalam Pelaksanaan CEBA..................................................
10
PENUTUP........................................................................................
11
Simpulan.............................................................................................
11
Rekomendasi......................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................
12
ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahun 2018, Indonesia khususnya kota Palembang dan Jakarta akan menjadi tuan rumah Asian Games (AG). Ajang ini merupakan acara multi-olahraga se-Asia yang diselenggarakan oleh Dewan Eksekutif Olimpiade Asia pada tanggal 19 September 2014. Untuk mendukung Asian Games 2018, Palembang tentunya akan membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak hanya mampu menggunakan Bahasa Inggris namun juga dapat memperkenalkan Bahasa Indonesia kepada warga negara asing. Oleh karena itu, urgensi Bahasa Indonesia juga menjadi elemen dasar dalam mempromosikan serta membudayakan Bahasa Indonesia di mata dunia melalui ajang Asian Games 2018. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi dalam pemersatu Bangsa Indonesia. Dalam menunjukan sebuah identitas bangsa, warga negara Indonesia harus mampu, bangga, serta terampil dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Asian Games 2018 adalah acara bergengsi bagi kota Palembang karena dalam pelaksanaan ini, Palembang merupakan salah satu kota yang akan menjadi tuan rumah. Akan tetapi, sikap generasi muda terhadap penggunaan Bahasa Indonesia di era globalisasi semakin rendah. Hal tersebut dibuktikan oleh penggunaan bahasa gaul dan campuran di kehidupan sehari hari bahkan di media sosial. Selain itu, seiring dengan perkembangan zaman, kehadiran bahasa asing seperti bahasa Inggris, juga menyebabkan penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan generasi muda ikut tertinggal. Menurut Pastika (2012), penggunaan bahasa asing dapat mencekram perkembangan Bahasa Indonesia. Dengan demikian, pemerintah harus selalu berusaha dalam mempertahankan bahasa Indonesia di kalangan generasi muda agar tetap populer. Di sisi lain, mekanisme corporate branding sebagai bentuk upaya pengenalan bahasa yang dilakukan oleh generasi muda kepada warga negara asing masih belum dilakukan secara efektif dan aktraktif. Dengan demikian, perlu diciptakannya brand image yang dapat dijadikan sebagai media promosi untuk menunjang upaya pengenalan Bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, penulis bermaksud menjalankan sebuah program inovatif dengan judul: “CEBA (Cendera mata Bahasa) : Cendera mata Unik Sebagai Media Promosi Bahasa Indonesia Dalam Menyambut Asian Games 2018”.
Dalam ajang Asian Games 2018, para Atlet dan warga negara Asian tidak hanya mempersipkan bekal serta dukungan dalam menghadapi perlombaan. Namun juga mengetahui budaya, bahasa, serta mencari suatu khas dari negara Indonesia. Menurut Wilkins (2011), Cendera mata merupakan komponen terpenting yang dicari turis saat berwisata untuk dibawa sebagai kenangan yang diperoleh dari suatu tempat. Dengan demikian, CEBA merupakan Cendera mata unik dengan multi fungsi, yakni gantungan kunci yang dapat menjadi hiasan khas Indonesia serta sebagai brand image bahasa dan budaya negara Indonesia. Adapun cara generasi muda dalam mempromosikan CEBA ke warga negara Asia dalam Asian Games 2018 adalah dengan cara selling by telling. Selling by telling adalah strategi menjual dan memperkenalkan tulisan dan gambar yang terdapat di dalam CEBA. Sehingga, para Atlet maupun warga negara Asia tidak hanya mendapatkan sebuah Cendera mata, namun juga mendapatkan wawasan baru tentang bahasa dan budaya Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan sikap positif generasi muda Sumatera Selatan terhadap Bahasa Indonesia dalam menyambut Asian Games 2018. Manfaat dari program ini kedepannya di harapkan dapat menciptakan generasi muda yang kreatif dan produktif dalam melestarikan Bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah Makalah ini dibuat dengan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apa cara inovatif dalam meningkatkan sikap positif generasi muda Sumatera Selatan terhadap Bahasa Indonesia dalam menyambut Asian Games 2018?
2. Bagimana CEBA dapat meningkatkan sikap positif generasi muda Sumatera Selatan terhadap Bahasa Indonesia dalam menyambut Asian Games 2018?
1.3 TujuandanManfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Menemukan cara inovatif dalam meningkatkan sikap positif generasi muda Sumatera Selatan terhadap Bahasa Indonesia dalam menyambut Asian Games 2018? 2. Menjelaskan bagimana CEBA dapat meningkatkan sikap positif generasi muda Sumatera Selatan terhadap Bahasa Indonesia dalam menyambut Asian Games 2018? 1.3.2 Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan dari gagasan dalam makalah ini adalah: 1. Sebagai salah satu cara alternatif dalam melestarikan bahasa dan budaya Indonesia 2. Meningkatkan rasa tanggung jawab generasi muda Sumatera Selatan terhadap Bahasa Indonesia. 3. Mengurangi angka kebutaan Bahasa Indonesia terhadap Atlet dan warga Negara Asia. 4. Menciptakan generasi muda Sumatera Selatan yang kreatif dan produktif.
1.4 Uraian Singkat Gagasan Kreatif CEBA merupakan buah tangan khas Indonesia khususnya Palembang, yakni berupa gantungan kunci yang di desain khusus menggunakan kayu serta di lengkapi dengan gambar, kosa kata atau suatu kalimat berbahasa Indonesia. Bentuk dan ukuran produk CEBA di buat setara dengan mainan kunci pada umumnya, hanya saja CEBA menggunakan bahan yang ramah lingkungan serta mudah untuk di pegang dan di bawa kemana-mana. Dalam pelaksanaanya, generasi muda dan Duta Bahasa Sumatera Selatan akan mempromosikan CEBA sekaligus menjelaskan bahasa Indonesia kepada Atlet dan warga negara asing.
1.4.1. Contoh Desain CEBA
SELAMAT DATANG Tampak Belakang
Tampak Depan
1.4.1. Sistem Pelaksanaan CEBA
1. Pengumpulan Dana Pada tahap ini, duta bahasa Sumatera Selatan akan mencari sumber dana dalam membantu pelaksanaan pembuatan CEBA. Bantuan tersebut diajukan melalui proposal kegiatan yang nantinya akan ditujukan ke Dinas Pendidikan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Bahasa serta Universitas yang ada di Palembang. 2. Sosialisasi Sebelum melaksanakan pemasaran, Duta Bahasa Sumatera Selatan nantinya akan mensosialisasikan agenda CEBA ke lingkungan masyarakat khususnya Universitas dan Sekolah. Sosialisasi tersebut dapat berupa promosi melalui kunjungan, pamflet, poster dan Internet. Dengan demikian, informasi mengenai CEBA dapat tersebar luas ke seluruh masyarakat Palembang. 3. Perekrutan anggota Pada dasarnya, para pengelola CEBA di ambil dari para duta bahasa Sumatera Selatan. Namun, mengingat CEBA melibatkan SDM yang banyak, maka akan ada perekrutan anggota bagi mahasiswa/i yang ada di Sumatera Selatan yang menyatakan komitmennya untuk melaksanakan kegiatan CEBA.
4. Pembuatan CEBA Dalam pembuatan CEBA, Duta Bahasa dan generasi muda Sumatera Selatan hanya akan membuat kerangka, motif, gambar serta kalimat atau kosa kata yang akan di tempel pada CEBA yang nantinya dibuat dalam bentuk mainan kunci. Setelah itu, barulah desain souvenir akan di tempahkan ke tempat ahli khusus bidang souvenir yang ada di Sumatera Selatan. 5. Pengenalan Bahasa Melalui CEBA Pada tahap inilah Duta Bahasa dan generasi muda Sumatera Selatan akan terlibat aktif dalam memperkenalkan Bahasa Indonesia. Dalam hal ini, akan ada tahap 1) Promosi, 2) Pendekatan, 3) Pengajaran dan 4) Evaluasi Hasil. Namun, pengenalan tersebut dimulai dengan menggunakan Bahasa Indonesia. Menurut Irshan (2017), Dalam mempromosikan Bahasa Indonesia kepada Atlet dan warga negara Asia, mulailah dengan menggunakan Bahasa Indonesia, karena warga negara asing akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu yang tidak mereka tau. Berikut contoh pertanyaan dan pernyataan dari setiap tahap: -
Promosi : We are selling “Cendera mata” “Cendera mata”
-
Pendekatan : Selamat Datang di Palembang. Do you know the meaning of “Selamat Datang?”
-
Pengajaran : So, Pempek adalah makanan or the traditional food of Palembang
-
Evaluasi Hasil : Repeat to me “ Saya adalah Atlet” , the meaning seems like.......
1.5 Metode Makalah ini dibuat dengan metode studi pustaka. Seperti yang diungkapkan Creswell (2012), Reviewing the literature means locating summaries, books, journals, and indexed publications on a topic; selectively choosing which literature to include in your review; and then summarizing the literature in a written report. Hal ini berarti dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka dengan mengumpulkan sumber sumber yang relevan dan mendukung seperti jurnal, buku dan artikel yang pada akhirnya disatukan dalam sebuah karya tulis. Selain itu didalam makalah ini juga terkandung metode SWOT (Strengths/Kelebihan, Weaknesses/Kekurangan, Opportunites/Peluang dan Threats/Ancaman) yang menurut Bambang (2009), SWOT merupakan sebuah metode perencanaan strategis mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari pelaksanaan suatu kegiatan. Penulis merujuk dari intisari dari sumber sumber berupa jurnal, buku, internet, serta penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Sehingga penulis mencapai kepada ide CEBA (Cendera Mata Bahasa) Sebagai Media Promosi Bahasa Indonesia dalam Menyambut Asian Games 2018.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Bangsa Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan yang di junjung oleh segenap bangsa Indonesia. Hal ini tercermin pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi “Kami putra dan putri Indonesia menjungjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia juga sebagai satu-satunya bahasa resmi secara nasional di Indonesia. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36, yakni Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. Sesuai dengan kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia memunyai fungsi (a) lambang kebanggaan kebangsaan, (b) lambang identitas nasional, (c) alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya; (d) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya masing-masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia. Di samping berkedudukan sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 36. Dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia memunyai fungsi (a) bahasa resmi kenegaraan, (b) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (c) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan pembangunan; (d) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Bahasa Indonesia hingga kini menjadi perisai pemersatu bangsa. Sampai saat ini, bahasa Indonesia belum pernah di jadikan sumber permasalahan oleh masyarakat pemakainya yang berasal dari berbagai ragam suku dan daerah. Hal ini dapat terjadi, karena Bahasa Indonesia dapat menempatkan dirinya sebagai sarana komunikasi efektif, berdampingan dan bersama-sama dengan bahasa daerah yang ada di Nusantara dalam mengembangkan dan melancarkan berbagai aspek kehidupan dan kebudayaan. Hal ini pulalah yang menjadikan Bahasa Indonesia sebagai sarana pertahanan bangsa dari ancaman disintegrasi.
2.2 Cendera mata (Souvenir) Secara umum di ketahui bahwa cendera mata atau souvenir dapat diartikan sebagai tanda mata atau kenang-kenangan. Definisi souvenir yang dikemukakan oleh Wilkins (2011) adalah sebagai berikut: Souvenir is an important component of the tourist experience with most tourists bringing back mementos and souvenirs as evidence. Jadi dapat dikatakan bahwa cendera mata atau souvenir merupakan benda kenangan yang diperoleh atau dibeli di tempat yang dikunjungi dan memiliki kaitan khusus dengan maksud kunjungannya. Hal ini bisa berupa sifat-sifta khas atau unik yang hanya ditemui di tempat itu dan tidak di tempat lain. Benda tersebut bisa berwujud hasil -hasil kesenian, kerajinan, manifestasi unsur-unsur budaya ataupun fenomena alam setempat misalnya: patung atau lukisan, Batik dan kerajinan perak, kain tenun, kain songket Sumatera Selatan, ukiran kayu yang di bentuk seperti mainan kunci, anyaman rotan, topeng, asbak, dll.
2.3 CEBA untuk Generasi Muda Sumatera Selatan Menurut Sekjen INASGOC 2017 menyatakan bahwa masyarakat Indonesia terutama para Mahasiswa/i sangat berpeluang besar menjadi sukarelawan Asian Games 2018. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh sukarelawan adalah memiliki public speaking dan wawasan Bahasa Indonesia yang baik. Namun faktanya, kepedulian masyarakat Indonesia khususnya generasi muda Sumatera Selatan terhadap penggunaan Bahasa Indonesia masih rendah. Hal tersebut tentu di latar belakangi oleh kurangnya faktor pendukung dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Maka dari itu, CEBA merupakan solusi inovatif dalam mengingkatkan rasa tanggung jawab generasi muda Sumatera Selatan dalam melestarikan Bahasa Indonesia. Melalui sistem pelaksanaan CEBA, generasi muda Sumatera Selatan tidak hanya di minta untuk mempromosikan Bahasa Indonesia. Akan tetapi, mereka akan secara langsung memperkenalkan bahasa serta budaya Indonesia kepada warga negara asing. Dengan demikian, generasi muda Sumatera Selatan juga akan mendapatkan nilai lebih dalam kemampuan public speaking. Kehadiran CEBA untuk generasi muda Sumatera Selatan adalah sebagai cara untuk memotovasi generasi muda menjadi lebih aktif dan produktif dalam melestarikan Penggunaan Bahasa Indonesia terutama dalam event Asian Games 2018. Sehingga, dengan adanya CEBA tujuan dari UUD 1945 Pasal 36 dapat tercapai.
2.4 CEBA untuk Atlet dan Warga Negara Asia pada Asian Games 2018 Pada ajang multi-event tingkat Asia atau Asian Games 2018, Indonesia akan di hadirkan sekitar 11.000 warga negara Asing yang terdiri dari Atlet, ofisial, media, supporter hingga tamu negara dari 45 Negara di dunia. Dalam dua pertemuan INASGOC dan OCA, di ketahui bahwa Asian Games akan di laksanakan selama 18 hari , yakni pada 18 September
hingga 2 September 2018. Adapun cabang perlombaan yang akan di
laksanakan adalah 40 cabang perlombaan yang terdiri dari 32 cabang olimpik dan delapan cabang non-olimpik. Palembang dan Jakarta akan menjadi tuan rumah dalam ajang Asian Games 2018, maka dari itu dalam menyambut acara ini tentunya pemerintah serta masyarakat juga akan mempersiapkan dari segi apapun. Selain bertanding, Atlet dan warga negara asing juga akan mencari suatu ciri khas bangsa Indonesia, salah satunya sebuah benda unik dan bermanfaat yakni berupa Cendera mata. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Fairhust, Costello dan Holmes (2007), Shopping is the major tourist activity. Hal ini berarti bahwa tujuan yang paling utama dilakukan turis saat berwisata adalah berbelanja. Akan tetapi, Cendera mata yang biasanya di jual di pasaran hanya sebatas Cendera mata pada umumnya, yakni hanya berupa transaksi jual beli tanpa ada edukasi dari warga negara Indonesia. Oleh karena itu, CEBA merupakan solusi inovatif baik untuk generasi muda indonesia maupun warga negara asing. Karena, CEBA bukan hanya sekedar buah tangan namun juga sebuah media pengetahuan bagi warga negara asing dalam mengetahui istilah yang ada dalam kosa kata Bahasa Indonesia. Pada event Asian Games 2018, para Atlet dan warga negara Asian di harapkan mampu untuk memahami Bahasa Indonesia walaupun hanya berbagai istilah. Melalui pengenalan Bahasa Indonesia, tentu warga negara Asing tidak akan menjadi buta ketika mereka mendengar istilah istilah tersebut. Dengan demikian, ketika warga negara asing dapat menggunakan Bahasa Indonesia ke warga negara Indonesia, maka hal tersebut dapat meningkatkan hubungan antar warga Indonesia dengan warga negara asing.
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
3.1 Kelebihan CEBA 1. Tulisan CEBA mudah di ingat, praktis dan ramah lingkungan, karena bahan yang digunakan untuk pembuatan CEBA adalah kayu, sehingga mudah untuk diuraikan. 2. Melalui sistem promosi dan pengajaran CEBA, generasi muda Sumatera Selatan dapat melatih public speaking mereka, karena mereka akan berinteraksi secara langsung dengan warga negara asing. 3. Menciptakan sebuah komunitas generasi muda Sumatera Selatan yang cinta dengan Bahasa Indonesia. 3.2 Kelemahan CEBA Kelemahan dalam pelaksanaan CEBA adalah kegiatan pengajaran dan pengenalan SOBA hanya dilaksanakan pada event Asian Games 2018. Sehingga apabila event Asian Games selesai, kegiatan CEBA hanya terhenti di dalam bidang kewirausahaan Cendera mata kota Palembang yang target penjualnya untuk masyarakat dan wisatawan lokal Palembang saja. 3.3 Peluang CEBA CEBA sangat berpeluang terhadap kewirausahaan masyarakat Indonesia khususnya generasi muda kota Palembang. Karena, CEBA dapat digunakan sebagai PKM yang dapat didukung pemerintah melalui program dikti. Selain itu, CEBA juga dapat dijadikan metode ajar dalam melestarikan bahasa Indonesia. Terlepas dari event Asian Games 2018 , CEBA juga berpeluang di berbagai tempat pariwisata Indonesia yang sering di kunjungi oleh warga negara asing. 3.4 Ancaman CEBA Ancaman dalam pelaksanaan CEBA adalah adanya pesaing Cendera mata saat pelaksanaan Asian Games 2018 yang dapat menarik perhatian Atlet dan warga negara Asia lainnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan Melalui tujuan dan pemasalahan diatas dapat disimpulkan bahwa: 1. Cara inovatif dalam meningkatkan sikap positif generasi muda Sumatera Selatan terhadap Bahasa Indonesia dalam menyambut Asian Games 2018 adalah melalui program CEBA.
2. CEBA dapat meningkatkan sikap positif generasi muda Sumatera Selatan terhadap Bahasa Indonesia dalam menyambut Asian Games 2018 dengan cara melibatkan generasi muda Sumatera Selatan untuk ikut serta dalam pelaksanaan CEBA. 4.2 Rekomendasi 1. Membangun kerjasama antara LO Asian Games 2018 dengan Duta Bahasa Sumatera Selatan untuk mempermudah promosi CEBA kepada Atlet maupun warga negara Asia.
2. Pemerintah, Ahli Bahasa, Badan Bahasa serta Institusi formal seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumatera Selatan hendaknya terlibat aktif dalam mengakui dan memfasilitasi program CEBA. Dengan demikian, generasi muda Sumatera Selatan dapat dengan mudah melaksanakan kegiatan CEBA.
DAFTAR PUSTAKA
Creswell. J. W. (2012). Educational research : Planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research (4th ed.). 501 Boylston Street: Boston, MA : Pearson Education, Inc. (p.10) Daimun. (2013). Pembelajaran bahasa indonesia pada era globalisasi. Jurnal bahasa dan Seni.Vol.14, No.1: 30-42 Danang.
(2016). Asian Games 2018 gelar 40 cabang olahraga. http://olahraga.kompas.com/read/2016/09/26/16082971/asian.games.2018.gelar.4 0.cabang.olahraga. (diakses 14 April 2015)
Fairhurst, Costello, C & Holmes, A, F. (2007). An examination of shopping behavior of visitors to Tennessee according to tourist typologies. Journal of Vacation Marketing. Vol.13, No.4: 311-320 Irshan. (2017). Sesi wawancara pengetahuan dan bahasa asing. dijelaskan pada Pemilihan duta bahasa Sumatera Selatan 2017. Palembang Muhyidin, A. (2000). Masa depan bahasa indonesia sebagai pemersatu bangsa dalam bingkai multi kulturalisme. Tesis Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten. Mustikasari, D. (2017). Kebutuhan untuk relawan asing 2018 tinggi. http://www.juara.net/read/sport/lainnya/173280kebutuhan.untuk.relawan.asian.ga mes.2018.tinggi. (diakses 14 April 2015) Pastika, I, W. (2012). Pengaruh bahasa asing terhadap bahasa Indonesia dan daerah: peluang atau ancaman?. Jurnal Kajian Bali. Vol.2,No.2:141-164 Rahayu, A, P. (2015). Menumbuhkan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam pendidikan dan pengajaran. Jurnal Paradigma. Vol.2,No.1 Rakhman, E & Nur, H, M. (2015). Pemilihan Strategi Network Operations Partner Menggunakan Metoda Swot-AHP. Jurnal Evolusi. Vol.3,No2: 5-12 Sangari, F, E, H. (2016). Prospek product souvenir kayu kelapa. Tourism Scientific Journal. Vol.2,No.4: 88-103 UUD 1945. (2014). UUD 1945 dan Amandemennya. Solo:Sendang Ilmu. Wilkins, H. (2011). Souvenirs: what and why we buy?. Journal of Traveler Research.:1-30