Cbr Fiswan Buku 1.docx

  • Uploaded by: Putri Arsila
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Cbr Fiswan Buku 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,115
  • Pages: 23
Tugas Fisiologi Hewan

CRITICAL BOOK REPORT “The Psychology of Animals ” Penulis

: F. Alverdes

Penerbit

: Harcourt, Brace and Company New York Press

Nama : Evi Lestari

(4161141019)

Isnaini Fadillah Sari

(4161141030)

Indah Purba

(4163141018)

Putri Arsila

(4162141003)

Raden Arjuna Surbakti

(4162141012)

Kelas : Biologi Pendidikan B 2016

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019

KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah CBR (Critical Book Report). Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan. Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kami berharap agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun agar dapat dijadikan acuan untuk perbaikan dalam menyusun makalah di masa mendatang.

Medan , 17 Maret 2019

Penulis

DAFTAR ISI halaman Kata Pengantar

i

Daftar Isi

ii

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

1

1.2 Tujuan

1

1.3 Manfaat

2

Bab 2 Isi Buku 2.1 Identitas Buku

3

2.2 Ringkasan Buku Setiap Bab

3

Bab 3 Pembahasan 3.1 Kelebihan

12

3.2 Kekurangan

12

Bab 4 Penutup 4.1 Kesimpulan

13

4.2 Saran

13

Daftar Pustaka

14

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Mengkritik merupakan kegiatan untuk memberi tanggapan yang disertai dengan uraian atau penilaian baik buruk terhadap suatu hal. Kritik akan muncul ketika seseorang dihadapkan pada situasi dimana ia tidak suka atau kurang setuju akan suatu hal. Dalam kegaiatan belajar pada mahasiswa Perguruan Tinggi, mengkritik sesuatu merupakan hal yang seharusnya dapat dilakukan dengan baik dan benar. Salah satunya yaitu mengkritik sebuah buku (Critical Book Report). Mengkritik sebuah buku merupakan kegiatan belajar pada mahasiswa, dimana kegiatan ini bukan hanya membandingkan antara 1 buku dengan buku lainnya, tetapi mahasiswa juga diharapkan mampu untuk menambah wawasan dan kajian keilmuannya dari buku yang dikritiknya. Komponen yang akan menjadi hasil dalam mengkritik sebuah buku (Critical Book Report) yaitu berisi hasil rangkuman, hasil kritikan setiap bab, kelebihan dan kekurangan buku yang berjudul The Psychology of Animals.

1.2 Tujuan Makalah Adapun tujuan dilakukannya kritikan terhadap sebuah buku yaitu sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau hasil karya lainnya secara ringkas. 2. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku yang dikritik. 3. Untuk mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan. 4. Untuk menguji kualitas buku dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama atau penulis lainnya. 5. Untuk memberi masukan kepada penulis buku berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi, dan substansi buku.

1.3 Manfaat Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut.

1. Untuk penulis sendiri, makalah ini bermanfaat untuk melatih dalam mengkritik sebuah buku dengan baik dan benar. 2. Untuk pembaca, makalah ini dapat menjadi contoh atau pedoman dalam penulisan kritikan sebuah buku.

BAB 2 ISI BUKU

2.1 Identitas Buku Judul Buku

: The Psychology of Animals in Relation to Human Psycology

Penulis

: F. Alverdes

Penerbit

: Harcourt, Brace and Company New York Press

Tempat Terbit

: New York, USA

Tahun Terbit

: 1936

2.2 Ringkasan Isi Buku A. Pengertian Membran Sel Membran sel adalah lipid penghalang dibagian luar sel yang terdiri dari dua lapisan fosfolipid dengan protein tertanam. Membran sel memisahkan isi sel dari lingkungan luarnya, dan itu mengatur apa yang masuk dan keluar sel. Pada hewan membran plasma adalah meliputi baian terluar dari sel sedangkan pada tumbuhan, jamur, dan beberapa bakteri terletak di bawah (dinding sel). Membran plasma terbuat dari lapisan ganda lipid khusus, yang dikenal sebagai fosfolipid. Fosfolipid adalah molekul lipid dengan hidrofilik (“suka air “) kepala dan dua ekor hidrofobik (“benci air”). Karena sifat hidrofilik dan

hidrofobik fosfolipid, molekul harus diatur dalam pola tertentu karena hanya bagian-bagian tertentu dari molekul dapat secara fisik berada dalam bersentuhan dengan air. Ingat bahwa ada air di luar sel, dan sitoplasma di dalam sel adalah sebagian besar air juga. Jadi fosfolipid tersebut diatur dalam lapisan ganda (bilayer) untuk menjaga sel terpisah dari lingkungannya. Lipid tidak bercampur dengan air (ingat bahwa minyak adalah lipid), sehingga lapisan ganda fosfolipid dari membran sel bertindak sebagai penghalang, menjaga air keluar dari sel, dan menjaga sitoplasma di dalam sel. Membran sel memungkinkan sel untuk tetap utuh secara struktural dalam lingkungan berbasis air.

B. Fungsi Membran Sel Membran plasma sel memiliki dua peran utama yaitu penghalang fisik serta mengatur pertukaran materi dengan lingkungannya dan sebagai membran selektif semipermeabel. 1. Fungsi membran sebagai Penghalang fisik Membran sel penting karena memisahkan dan melindungi sel dari lingkungannya. Hal ini memungkinkan kondisi intraseluler sel menjadi sangat berbeda dengan kondisi ekstraseluler. Sebagai contoh, sel-sel saraf dalam tubuh Anda akan mempertahankan konsentrasi tinggi kalium dibagian dalam. Di luar, dalam cairan ekstraselular, ada sangat sedikit kalium dan banyak sodium. Perbedaan konsentrasi ini mutlak diperlukan untuk fungsi sel-sel saraf, yang mengirim sinyal atau impuls saraf. 2. Fungsi membran sebagai Selektif permeabel Suatu struktur membran sel dan bersifat, seperti memiliki daerah luar hidrofilik dan daerah bagian hidrofobik, mencegah banyak zat memasuki atau

meninggalkan sel. Ini bagus karena itu berarti bahwa bahan-bahan yang tidak diinginkan tidak sengaja masuk ke dalam sel. Namun, banyak bahan, seperti glukosa nutrisi, perlu untuk menyeberangi membran sel. Selain itu, zat-zat limbah harus keluar dari sel. Jika mereka tidak, limbah akan menumpuk dan menjadi racun bagi sel. Membran sel mampu mengatur apa yang masuk dan apa yang keluar dari sel. Ini disebut permeabilitas selektif. Hanya molekul yang sangat kecil, seperti air, oksigen atau karbon dioksida, dapat dengan mudah melewati lipid bilayer dari membran sel. Setiap zat lain yang harus melintasi membran sel harus melewati protein transport. Protein ini sangat spesifik tentang apa yang mereka transportasikan. Misalnya, membran sel Anda memiliki transporter yang hanya akan memungkinkan pergerakan molekul glukosa. Ada yang lain dengan struktur yang berbeda yang hanya mengangkut sodium. Fungsi membran plasma adalah untuk mengontrol apa yang masuk dan keluar dari sel. Beberapa molekul dapat melalui membran sel untuk memasuki dan meninggalkan sel, tetapi beberapa tidak bisa. Oleh karena itu, sel itu tidak sepenuhnya

permeabel.

“Permeable”

berarti

bahwa

apa

pun

bisa

menyeberangi penghalang. Pintu terbuka benar-benar permeabel terhadap apa pun yang ingin masuk atau keluar melalui pintu. Membran plasma adalah semipermeabel, yang berarti bahwa beberapa hal dapat masuk ke dalam sel, dan beberapa hal yang tidak bisa. Zat-zat yang termasuk dalam membran sel

a. Fosfolipid: Membran sel terbuat dari dua lapis fosfolipid dan setiap molekul fosfolipid memiliki kepala dan sepasang ekor. Kepala daerah hidrofilik (ketertarikan terhadap molekul air) dan ujung ekor hidrofobik (tinggal jauh dari molekul air). Kedua lapisan fosfolipid yang diatur sedemikian rupa sehingga daerah kepala membentuk permukaan luar dan dalam membran ini dan ekor berakhir mendekati

ke tengah membran sel. Selain fosfolipid, membran sel menampung jenis molekul protein, yang tertanam di lapisan fosfolipid. Sebagian besar dari molekul protein ini serta fosfolipid ini mampu pergerakan lateral. Membran sel terutama terdiri dari fosfolipid (oranye). kepala hidrofilik (“suka air”) dan dua ekor hidrofobik (“benci air”) yang ditampilkan diatas. Fosfolipid membentuk bilayer (dua lapisan). Bagian tengah bilayer adalah daerah tanpa air. Terdapat air di kedua sisi bilayer. Ada banyak protein diseluruh membran. b. Protein Membran: Protein ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga subdivisi utama – integral, protein perifer dan lipid-anchored. Bagian integral menjangkau seluruh lebar membran sel, sedangkan yang perifer ditemukan pada permukaan bagian dalam atau luarnya. Mereka yang berada di kategori ketiga ditemukan berlabuh ke membran dengan bantuan molekul lipid. Sementara beberapa molekul protein memberikan dukungan struktural pada membran, beberapa lainnya yang melekat pada sitoskeleton yang tersuspensi dalam sitoplasma. Ada protein tertentu yang bertanggung jawab untuk transportasi ion dan molekul melintasi membran sel. Beberapa protein memiliki fungsi lain, seperti sel untuk komunikasi sel, identifikasi, aktivitas enzimatik dan sinyal. Beberapa protein membran plasma yang terletak di lapisan ganda lipid dan disebut protein integral. Protein lain, yang disebut protein perifer, berada di luar dari lapisan ganda lipid. Protein perifer dapat ditemukan di kedua sisi lapisan ganda lipid: dalam sel atau di luar sel. Membran protein dapat berfungsi sebagai enzim untuk mempercepat reaksi kimia, bertindak sebagai reseptor untuk molekul tertentu, atau bahan transportasi melintasi membran sel. Komponen lain: Komponen utama dari membran sel fosfolipid dan protein. Namun, ia memiliki molekul kolesterol yang membuat membran kaku dan fleksibel. Mereka juga membuat sulit untuk zat larut air untuk melewati membran. Pada permukaan luar membran sel, glikolipid dan glikoprotein ditemukan. Mereka adalah apa-apa selain lipid dan molekul protein melekat pada karbohidrat rantai pendek. Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk melaksanakan fungsi membran sel. c. Kolesterol

Ketika Anda mendengar kata kolesterol, hal pertama yang Anda mungkin pikirkan adalah bahwa itu buruk. Namun, kolesterol sebenarnya merupakan komponen yang sangat penting dari membran sel. Molekul kolesterol terdiri dari empat cincin hidrogen dan atom karbon. Mereka adalah hidrofobik dan ditemukan di antara ekor hidrofobik dalam lipid bilayer. Molekul kolesterol sangat penting untuk menjaga konsistensi dari membran sel. Mereka memperkuat membran dengan mencegah beberapa molekul kecil dari persimpangan itu. Molekul kolesterol juga menjaga ekor fosfolipid sampai bersentuhan dan pemadatan. Hal ini memastikan bahwa membran sel tetap cairan dan fleksibel. d. Karbohidrat Karbohidrat, atau gula, kadang-kadang ditemukan menempel pada protein atau lipid pada bagian luar membran sel. Artinya, mereka hanya ditemukan di sisi ekstraseluler membran sel. Bersama karbohidrat ini membentuk glikokaliks. Glikokaliks sel memiliki banyak fungsi. Hal ini dapat memberikan bantalan dan perlindungan bagi membran plasma, dan juga penting dalam pengenalan sel. Berdasarkan struktur dan jenis karbohidrat dalam glikokaliks, tubuh Anda dapat mengenali sel dan menentukan apakah mereka harus berada di sana atau tidak. Mereka Glikokaliks juga dapat bertindak sebagai perekat untuk menempelkan sel bersama-sama.

C. Metabolisme Metabolisme adalah semua reaksi kimia yang terjadi di dalam organisme, termasuk yang terjadi di tingkat sel. Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah substrat yang bereaksi dengan dikatalisis enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna menghasilkan senyawa intermediat, yang merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Pada umumnya metabolisme ada beberapa jalur seperti berikut



Metabolisme karbohidrat



Metabolisme lemak



Metabolisme protein

1. Metabolisme Karbohidrat Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis (penguraian dengan menggunakan molekul air).Proses pencernaan karbohidrat terjadi dengan menguraikan polisakarida menjadi monosakarida. Ketika makanan dikunyah, makanan akan bercampur dengan air liur yang mengandung enzim ptialin (suatu α amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di dalam mulut). Enzim ini menghidrolisis pati(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa. Makanan berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin tidak lebih dari 35% dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan. Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dalam mulut untuk dipecah oleh ptialin menjadi maltosa, tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu jam setelah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung. Selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur dihambat oleh zat asam yang disekresikan oleh lambung. Hal ini dikarenakan ptialin merupakan enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah 4,0. Setelah makan dikosongkan dari lambung dan masuk ke duodenum (usus dua belas jari), makanan kemudian bercampur dengan getah pankreas. Pati yang belum di pecah akan dicerna oleh amilase yang diperoleh dari sekresi pankreas. Sekresi pankreas ini mengandung α amilase yang fungsinya sama dengan αamilase pada air liur,yaitu memecah pati menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya. Namun,pati pada umumnya hampir sepenuhnya di ubah menjadi maltosa dan polimer glukosa kecil lainnya sebelum melewati lambung

2. Metabolisme Lemak Pencernaan lemak tidak terjadi di mulut dan lambung karena di tempat tersebut tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis atau memecah

lemak. Pencernaan lemak terjadi di dalam usus disebabkan usus mengandung enzim lipase. Lemak keluar dari lambung masuk ke dalam usus sehingga merangsang hormon kolesistokinin. Hormon kolesistokinin menyebabkan kantung empedu berkontraksi sehingga mengeluarkan cairan empedu ke dalam duodenum (usus dua belaas jari). Empedu mengandung garam empedu yang memegang peranan penting dalam mengemulsikan lemak. Emulsi Lemak merupakan pemecahan lemak yang berukuran besar menjadi butiran lemak yang berukuran lebih kecil. Ukuran lemak yang lebih kecil (trigliserida) yang teremulsi akan memudahkan hidrolisis lemak oleh lipase yang dihasilkan dari penkreas.Lipase pankreas akan menghidrolisis lemak teremulsi menjadi campuran asam lemak dan monogliserida (gliserida tunggal). Pengeluaran cairan penkreas dirancang oleh hormon sekretin yang berperan dalam meningkatkan jumlah elektrolit (senyawa penghantar listrik) dan cairan pankreas, serta pankreoenzim yang berperan untuk merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas. Absorpsi hasil pencernaan lemak sebagian besar (70%) terjadi di usus halus.Pada waktu asam lemak dan monogliserida di absorpsi melalui sel-sel mukosa pada dinding usus, keduanya di ubah kembali menjadi lemak (trigliserida dengan bentuk partikelpartikel kecil). Saat dibutuhkam, timbunan lemak tersebut akan diangkut menuju hati. 3. Metabolisme Protein Pepsin mampu mencerna semua jenis protein yang berada dalam makanan. Salah satu hal terpenting dari pencernaan yang dilakukan pepsin adalah kemampuannya untuk mencerna kolagen. Kolagen merupakan bahan dasar utama jaringan ikat pada kulit dan tulang rawan. Proses pencernaan yang dilakukan pepsin meliputi 10-30% dari pencernaan protein total. Pemecahan protein ini merupakan proses hidrolisis yang terjadi pada rantai polipeptida. Sebagian besar proses pencernaan protein terjadi di usus.Ketika protein meninggalkan lambung, biasanya protein dalam bentuk proteosa, pepton,dan polipeptida besar. Setelah memasuki usus, produk-produk yang telah di pecah sebagian besar akan bercampur dengan enzim pankreas di bawah pengaruh enzim proteolitik, seperti tripsin, kimotripsin, dan peptidase. Baik tripsin maupun kimotripsin memecah

molekul protein menjadi polipeptida kecil. Peptidase kemudian akan melepaskan asam-asam amino. D. Anabolisme Anabolisme adalah lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk. Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino, monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup, baik intraselular maupun ekstraselular.[3] Bila sintesis bahanbahan ini lebih cepat dari perombakannya, maka organisme akan tumbuh. Contoh anabolisme adalah fotosintesis.

E. Katabolisme Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas. Pada lintasan katabolisme, molekul berukuran besar seperti polisakarida, lipid, asam nukleat dan protein akan terombak menjadi beberapa molekul yang lebih kecil seperti monosakarida, asam lemak, nukleotida, dan asam amino.

Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH2 (Nikotilamid adenin dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2). Pada prinsipnya katabolisme merupakan reaksi reduksi-oksidasi (redoks), karena itu dalam reaksi tersebut diperlukan akseptor elektron untuk menerima elektron dari reaksi oksidasi bahan organik. Akseptor elektron tersebut diantaranya adalah: 

NAD (nikotinamida adenin dinukleotida)



FAD (flavin adenin dinukleotida)



Ubikuinon



Sitokrom



Oksigen

Contoh dari katabolisme adalah proses penghasilan tenaga/respirasi. Penghasilan tenaga yang terjadi di dalam sel terjadi dalam 4 tahap besar yaitu : 1. Glikolisis 2. Dekarboksilasi oksidatif 3. Siklus Kreb’s 4. Sistem transfer elektron F. Difusi Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Contoh dari difusi dapat dilihat pada contoh berikut. Sirup yang kental dan konsentrasinya tinggi akan menyebar ke

bagian bagian air lainnya sehingga konsentrasinya menjadi lebih rendah dan homogen di setiap tempat.

Namun Ada juga faktor faktor yang memengaruhi kecepatan difusi, diantaranya: 

Ukuran partikel. Semakin besar ukuran partikel,maka semakin lambat partikel itu akan bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin rendah dan berlaku juga sebaliknya.



Ketebalan membran. Semakin tebal membran, maka semakin lambat kecepatan difusi.



Luas suatu area. Semakin luas areanya, maka semakin cepat kecepatan difusinya.



Jarak. Semakin besar perbedaan dua konsentrasi, maka semakin lambat kecepatan difusinya.



Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel akan mendapatkan energi sehingga bergerak dengan lebih cepat. dan kecepatan difusi menjadi lebih cepat

Berdasarkan prosesnya, Difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu (facilitated diffusion). 1) Difusi Sederhana Molekul zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama dalam suatu ruangan. Contoh Difusi sederhana antara lain adalah: -

setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam medium udara).

-

Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air dalam gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air)

2) Difusi Terbantu/Khusus Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein pembawa (carrier protein). Arah perpindahan molekul seperti halnya pada difusi biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, hanya saja protein pembawa membantu proses perpindahan molekul ini. Difusi terbantu merupakan transpor melalui media pembawa. Difusi khusus ini biasanya terjadi pada sistem transfortasi sel.

G. Osmosis Osmosis adalah proses perpindahan pelarut dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah atau pelarut murni melalui membran semipermeabel menuju larutan yang memiliki konsentrasi lebih tinggi hingga tercapai kesetimbangan laju pelarut. Pada proses osmosis, molekul-molekul pelarut bermigrasi dari larutan encer ke larutan yang lebih pekat hingga dicapai keadaan kesetimbangan laju perpindahan pelarut di antara kedua medium itu. Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.Tekanan yang diterapkan untuk menghentikan proses osmosis dari larutan encer atau pelarut murni ke dalam larutan yang lebih pekat dinamakan tekanan osmotik larutan, dilambangkan dengan π. Beberapa proses osmosis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari: 1. Jika kita merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuannya). Hal ini disebabkan potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel

tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut plasmolisis. 2. Penggunaan cairan infus yang harus isotonik dengan sel darah dalam tubuh, agar tidak terjadi krenasi maupun plasmolisis. Ini juga cmerupakan contoh Osmosis. 3. Penyerapan air dan mineral dalam tanah oleh akar tanaman. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi jalannya osmosis, Yaitu : 1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada pori membran akan meresap lebih mudah. 2. Kelarutan: Molekul yang mempunyai kelarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang memiliki kelarutan rendah seperti lipid. 3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat ketika luas permukaan membran untuk resapan lebih besar. 4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul yang tipis lebih cepat daripada yang tebal . 5. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan menjadi lebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang rendah. Karena memang suhu dapat mempercepat gerak molekul H. Osmosis Sel Osmosis terjadi dalam sel dan tumbuhan dan hewan. Pada gambar dibawah ada 3 gambar ilustrasi perbandingan sel hewan dan tumbuhan yang di tempatkan pada larutan dengan tekanan osmotik yang berbeda beda. Hipotonik, isotonik dan hipertonik. Pada larutan Hipotonik, karena larutan memiliki konsentrasi zat terlarut yang lebih daripada sel, maka pelarutnya akan berpindah ke dalam sel dan menyebabkan sel menggembung sedangkan hipertonik ialah kebalikannya. Dan pada isotonik tidak terjadi apa apa karena konsentrasinya seimbang. Oleh karena itu banyak minuman yang berlabel minuman isotonik karena memang baik untuk kesehatan

I.

Hidrolisis ATP

Reaksi-reaksi metabolisme yang terjadi di dalam tubuh dapat berlangsung secara eksergonik maupun endergonik. Reaksi eksergonik adalah reaksi yang menghasilkan energi bebas Gibbs, yaitu energi yang dapat digunakan untuk melakukan kerja pada temperatur dan tekanan tetap. Reaksi eksergonik menyebabkan energi bebas molekul pereaksi menjadi turun, karena energi bebasnya dibebaskan pada saat reaksi. Oleh karena itu, energi bebas produk menjadi lebih rendah dibanding energi bebas pereaksi. Semakin rendah energi bebas suatu zat, maka zat tersebut semakin stabil. Pada reaksi eksorgenik, dihasilkan produk yang lebih stabil dibanding pereaksi. Hal sebaliknya terjadi pada reaksi endorgenik yang membutuhkan energi bebas agar reaksi dapat terjadi. Energi bebas sistem meningkat sehingga produk menjadi kurang stabil dibanding pereaksi. Reaksi eksergonik menghasilkan energi bebas yang kemudian digunakan untuk melaksanakan reaksi endergonik. Reaksi katabolisme seperti reaksi-reaksi pada jalur glikolisis (penguraian glukosa menjadi asam piruvat) yang merupakan reaksi eksergonik, menghasilkan energi bebas. Energi bebas yang dihasilkan digunakan untuk melakukan reaksi endergonik, yaitu reaksi anabolisme seperti reaksi-reaksi pada jalur glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari asam piruvat). Energi bebas yang dihasilkan oleh reaksi eksergonik dapat digunakan dalam reaksi endergonik karena disimpan dalam bentuk senyawa perantara berenergi tinggi. Senyawa perantara paling umum yang digunakan oleh tubuh adalah adenin trifosfat (ATP). Energi bebas yang dihasilkan oleh reaksi eksergonik digunakan untuk membentuk ATP dari adenin difosfat (ADP) dan

fosfat anorganik (Pi). Sebaliknya, reaksi endergonik memperoleh energi bebas dari hidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi. Reaksi hidrolisis ATP merupakan reaksi yang menghasilkan energi bebas yang dibutuhkan untuk melakukan reaksi endergonik. Untuk itu, reaksi hidrolisis ATP harus menghasilkan energi bebas yang mencukupi bagi sebagian besar reaksi endergonik yang terjadi di dalam tubuh. Energi bebas yang dihasilkan oleh hidrolisis ATP sebesar 30,5 kJ/mol pada keadaan standar dengan konsentrasi ATP, ADP, dan Pi sebesar 1,0 M. Akan tetapi, pada kenyataannya konsentrasi ATP, ADP, dan Pi dalam sel jauh lebih rendah dari 1,0 M. Oleh karena itu, hidrolisis ATP pada konsentrasi sesuai dengan kondisi sel menghasilkan energi yang lebih besar, yaitu antara 50-65 kJ/mol. Secara kimia, ada beberapa alasan yang menyebabkan hidrolisis ATP dapat menghasilkan energi bebas yang tinggi yang dirangkum dalam Gambar 1. Alasan pertama, adanya ketidakstabilan struktur ATP karena terdapat tolakan antar 4 ion negatif yang terdapat pada struktur tersebut. Hidrolisis menyebabkan ikatan fosfoanhidrida ujung pada molekul ATP terputus dan memisahkan satu dari tiga muatan negatif yang terdapat pada fosfat, sehingga dapat mengurangi tegangan akibat tolakan molekul negatif tersebut. Alasan kedua, Pi yang terbentuk distabilkan oleh resonansi. Adanya struktur resonansi menyebabkan suatu molekul menjadi lebih stabil sehingga energi bebasnya menjadi rendah. Alasan ketiga, adanya aksi massa yang menggeser

kesetimbangan

ke

arah

produk

hidrolisis.

Hidrolisis

ATP

menghasilkan ADP yang terionisasi secara langsung. ph tubuh berada pada kisaran 7, berarti konsentrasi H+ hanya sekitar 10-7 M. Konsentrasi H+ tersebut sangat rendah dibandingkan konsentrasi ATP dan ADP pada tubuh yang berada pada kisaran 10-3 M. Hal tersebut menyebabkan reaksi akan bergeser ke arah produk hidrolisis. Alasan keempat, derajat solvasi produk hidrolisis, yaitu Pi dan ADP lebih tinggi dibandingkan pereaksi yakni ATP. Hal tersebut lebih lanjut dapat meningkatkan kestabilan produk. Hidrolisis ATP bersifat eksorgenik sehingga dapat digunakan bagi kebanyakan reaksi di dalam tubuh sebagai sumber energi bebas. Akan tetapi, reaksi ini juga merupakan reaksi yang lembam secara kinetik. Reaksinya berjalan

sangat lambat (dapat dikatakan tidak terjadi) tanpa adanya bantuan enzim sebagai katalis. Dalam setiap reaksi hidrolisis ATP, diperlukan jenis enzim kinase tertentu. Dengan demikian, hidrolisis ATP dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan tubuh makhluk hidup.

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Buku 1. Buku memiliki tampilan yang baik tapi tidak cukup menarik. 2. covernya terlihat sederhana namun sudah memperkenalkan banyak judul dan identitas buku tersebut. 3. Penulisan sudah rapi, baik font, font size maupun rata kanan kiri paragraf juga sudah rapi. 3.2 Kelemahan Buku 1. Buku ini berbasis internasional, sehingga dalam pengerjaan nya harus menggunakan google translate dan media lainnya demi kelancaran dalam memahami isi buku. Setelah di artikan kedalam bahasa indonesia, bahasa buku lumayan sulit untuk dipahami, karena bahasa yang diartikan oleh translate google tersebut sangat baku. 2. Spasi terlalu rapat dan kalimat setiap paragraf terlalu banyak. sehingga dipenuhi hanya dengan paragraf per paragraf.

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari pengkritikan terhadap buku The Psychology of Animals ini yaitu : 1. Buku tersebut sudah menjelaskan secara detail setiap isi dari bab, sehingga memudahkan pembaca untuk memahaminya. 2. Identitas buku yang lengkap memberikan kemudahan kepada pembaca yang ingin mereferensikan buku tersebut. 3. Secara keseluruhan buku, baik penulisan, isi dan materi yang terdapat pada buku sudah bagus dan sangat baik untuk dijadikan referensi. 4. Setiap buku pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, sebenrnya tergantung bagaimana pembaca dalam mengkritik saja. Karena tak semua pembaca menyukai font yang formal dalam penulisan buku, buku tanpa gambar atau animasi, buku tanpa idenitas yang lengkap. Tergantung kepada pembaca.

4.2 Saran Buku ini direkomendasikan untuk seseorang yang ingin merperdalam ilmu nya mengenai Fisiologi Hewan, dan saran untuk buku ini adalah semoga bisa memberikan ilmu yang lebih lagi kepada pembaca

DAFTAR PUSTAKA

Alverdes, F. (1936). The Psychology of Animals. Harcourt, Brace and Company New York Press

Related Documents

Cbr Fiswan Buku 1.docx
July 2020 10
Fiswan - Saraf.docx
May 2020 12
Cbr
October 2019 51
Cbr
November 2019 47
Cbr
August 2019 56
Cbr
October 2019 87

More Documents from "Anonymous flU6rsUt3"

Cbr Fiswan Buku 1.docx
July 2020 10
Appendix (1).pdf
May 2020 51
Pjr.docx
December 2019 64
Jr.docx
May 2020 54
Proposal Asma.docx
December 2019 58
Kirim 2.docx
June 2020 53