Perhitungan Biaya Produksi Biaya produksi adalah biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk bahan baku, tenaga kerja, dan biaya tambahan (overhead). Unsur Biaya Produksi: - Biaya Bahan Baku - Biaya Tenaga Kerja - Biaya Overhead Bahan baku adalah bahan utama yang paling banyak penggunaannya. Pada sebuah produk pangan, misalnya untuk ikan asin bahan bakunya adalah ikan, untuk rendang bahan bakunya adalah daging sapi, untuk mochi bahan bakunya adalah tepung ketan putih, dan lainnya. Bila bahan baku dari produk yang akan dibuat adalah limbah, limbah dapat diperoleh dengan gratis dari rumah dan tetangga di sekitar kita atau dari pabrik yang membuang limbah tersebut, artinya tidak ada biaya bahan baku. Meskipun tidak ada biaya bahan baku namun ada biaya overhead yang harus dikeluarkan yaitu biaya membawa limbah ke tempat produksi, dapat berupa biaya jasa angkut atau biaya kendaraan. Bahan baku limbah juga dapat diperoleh dengan membeli bahan baku dari pengumpul barang bekas. Biaya pembelian tersebut masuk ke dalam biaya bahan baku. Biaya produksi juga meliputi biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai keterampilan yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dengan pemilik usaha. Pada pembuatan produk ini, seluruh anggota tim dapat bersama-sama berperan sebagai pekerja sekaligus pemilik usaha. Pemilik usaha akan mendapat keuntungan dari hasil penjualan maka biaya tenaga kerja sebaiknya tidak terlalu tinggi atau minimal. Meskipun pada gambaran ini anggota tim tidak dibayar untuk melakukan proses produksi tetapi dimungkinkan adanya biaya yang harus dikeluarkan, misalnya untuk penyediaan minum saat bekerja di siang hari yang panas. Biaya tersebut harus dihitung ke dalam biaya overhead. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik, bahan bakar minyak, dan biayabiaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung proses produksi. Biaya pembelian bahan bakar minyak, sabun pembersih untuk membersihkan bahan baku, benang, jarum, lem, dan bahan bahan lainnya dapat dimasukan ke dalam biaya overhead. Contoh : Biaya produksi harus dihitung sejak awal. Contohnya untuk memproduksi produk perhiasan dari limbah botol plastik, dibutuhkan bahan baku limbah botol plastik sebanyak satu karung (50 buah), dan benang 90 meter (3 gulung), waktu pengerjaan dua hari oleh empat orang pekerja dan biaya overhead berupa biaya angkut limbah dan sabun pembersih untuk mencuci botol. Total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi tersebut disebut dengan biaya produksi.
Perhatikan tabel di bawah untuk lebih jelasnya. Produk: Gelang dari botol plastik bekas Waktu Produksi: 2 hari Jumlah produk yang dihasilkan: 100 buah No.
Produksi
Jumlah
Harga Satuan (Rp.)
Biaya (Rp.)
Bahan Baku 1.
Botol Plastik
50 Buah
0 (Limbah)
2.
Benang
3 gulung
10.000
0 (Gratis) 30.000
Tenaga Kerja 3.
Pengrajin
4x2 (2 hari)
50.000
400.000
Overhead 4.
Angkut limbah
2x
20.000
40.000
5.
Sabun cuci
3 botol
10.000
30.000
Biaya Produksi
Total
500.000
Proses produksi tersebut menghasilkan 100 buah produk, maka HPP per produk adalah biaya produksi dibagi dengan 100. Misalnya satu kali proses produksi menghasilkan 100 buah produk hiasan dengan total biaya produksi Rp. 500.000, maka Harga Pokok Produksi (HPP)/unit adalah Rp. 500.000 : 100= Rp. 5.000.