Bab I Belum Fix

  • Uploaded by: Wanda
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab I Belum Fix as PDF for free.

More details

  • Words: 1,949
  • Pages: 12
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan umum matematika pada pendidikan menengah berdasarkan kurikulum 2013 yang dirumuskan, diungkapkan bahwa mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Mengembangkan pengetahuan matematika dan dapat menggunakannya dalam keterampilan sehari-hari yang menimbulkan keberanian, kepuasan, dan kesenangan; (2) Menerapkan matematika dalam kehidupan seharihari dan mengembangkn pengertiannya bahwa matematika memainkan peranan dalam kehidupan sekitar mereka; (3) Mengenali kapan dan bagaimana

sebuah

situasi

dapat

diwakili

oleh

matematika,

mengidentikasikan dan menafsirkan factor-faktor yang relevan, sehingga dapat memilih metode matematika yang tepat untuk menyelesaikan masalah;

(4)

Mengembangkan

kemampuan

berpikir

logis

untuk

mengklasifikasi, dan mengeneralisasi, dan membuktikan. Matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antara konsep yang satu dengan konsep yang lain dan ini memungkinkan siswa terampil bertindak atas dasar pemikiran yang rasional dan logis. Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang berperan penting dalam menentukan masa depan siswa. Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah harus mampu mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, sehingga mereka mampu mengerjakan dan memahami matematika

1

2

dengan benar.Proses pembelajaran matematika merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah-sekolah maupun di perguruan tinggi-perguruan tinggi, yang diharapkan dengan proses ini tujuan pendidikan akan dapat dicapai antara lain dalam bentuk terjadinya perubahan sikap, keterampilan, serta meningkatnya kemampuan berpikir siswa Pemerintah telah mengupayakan berbagai macam cara dan usaha untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain pembaharuan kurikulum, proses pembelajaran, peningkatan kualitas guru melalui penataran baik tingkat regional maupun nasional, pengadaan sarana prasarana belajar, penataan organisasi dan manajemen pendidikan , serta usaha-usaha lain yang berkaitan dengan peningkatan mutu pendidikan. Selain itu untuk menghasilkan lulusan Sekolah Menengah Pertama yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif, khususnya dalam mata pelajaran matematika, proses belajar mengajar harus mendapatkan perhatian yang serius. Perlu dilakukan suatu usaha atau upaya sehingga siswa tertarik pada mata pelajaran matematika dan siswa termotivasi untuk belajar matematika, yang akan berimplikasi pada optimalnya hasil siswa dalam belajar matematika. Kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan, yakni kualitas guru yang belum maksimal. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi pada pelaksanaan pembelajaran matematika dikelas, guru kurang

3

mendalami ilmu pengetahuan yang menjadi kajiannya, kurang fasilitas belajar yang mendukung tujuan pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan matematika diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan perguruan tinggi. Namun kenyataannya berbeda dengan yang diharapkan, karena hasil belajar siswa di SMP Negeri 6 kota Gorontalo masih belum mencapai standar ketuntasan minimal mata pelajaran. Hal ini juga dapat dilihat pada ketercapian hasil ujian nasional pada mata pelajaran matematika tiga tahun terakhir yaitu tahun ajaran 2014/2015 rata-rata hasil ujian nasional pada mata pelajaran matematika 34,50, tahun ajaran 2015/2016 rata-rata hasil ujian nasional pada mata pelajaran matematika 30,92, dan tahun ajaran 2016/2017 rata-rata hasil ujian nasional pada mata pelajaran matematika 36,61 ( sumber data : SMP Negeri 6 Kota Gorontalo ). Melihat keadaan seperti ini, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan materi soal matematika pada ujian nasional SMP Negeri 6 kota Gorontalo selama tiga tahun terakhir masih berada pada tingkat rendah. Dalam implemantasinya di lapangan sampai saat ini proses pembelajaran yang berpusat pada siswa masih mengalami banyak kendala. Hal tersebut didukung oleh Hasil observasi awal dan wawancara dengan guru matematika yang dilakukan oleh peneliti di kelas VII SMP Negeri 6 Gorontalo rata-rata siswa setiap kelas kurang mengoptimalkan kemampuan mereka dalam memecahkan permasalahan matematika. pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa tidak mampu merespon

4

dengan baik materi yang sedang dipelajari, proses pembelajaran mata pelajaran bagi siswa kurang menyenangkan, siswa merasa kesulitan menguasai materi pelajaran matematika, juga diketahui bahwa dalam kegiatan pembelajaran masih terdapat siswa yang belum mampu mengungkapkan pendapatnya pada saat pembelajaran, beberapa siswa juga terlihat kurang peduli pada saat kegiatan penugasan pembelajaran dan sebagian siswa di SMP Negeri 6 Kota Gorontalo kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika. Masalah–masalah tersebut dapat dipicu oleh berbagai aspek baik guru, siswa, dan lain sebagainya. Akan tetapi hasil belajar siswa sebagai tujuan utama pembelajaran harus terus diupayakan khususnya pada bidang matematika agar menjadi optimal. Oleh karena itu kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran sangat menentukan berhasil tidaknya hasil belajar siswa yang diperoleh. Dari segi siswa masalah tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman konsep tentang materi yang dipelajari dan siswa tidak percaya diri dalam menyelesaikan soal matematika. Dimana pada saat proses pembelajaran dalam memberikan contoh, siswa lebih percaya diri dalam mengerjakan soal dan memberikan tanggapan jika soal yang diberikan sama dengan contoh soal sebelumnya. Namun, jika diberikan soal yang berbeda dari contoh sebelumnya siswa akan binggung dalam mengerjakan soal tersebut. Berkaitan dengan hal di atas, maka perlu dilakukan perubahan. Perubahan tersebut dengan cara guru perlu menciptakan suasana yang

5

membuat siswa antusias dalam memecahkan masalah yang diberikan. Salah satunya adalah penerapan pendekatan pembelajaran yang digunakan guru pada saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung. Dalam proses belajar mengajar, penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Penggunaan pendekatan pembelajaran matematika yang tepat tepat sangat menentukan keberhasilan belajar siswa. Penerapan pendekatan pembelajaran yang tepat, dapat menjadikan siswa mampu menyelesaikan permasalahan matematika dan dapat mengembangkan potensi yang tersimpan dalam dirinya, sehingga mereka akan lebih termotivasi untuk belajar matematika dan tidak mengangap matematika sebagai pelajaran yang sulit bahkan mengangap matematika sebagai pelajaran yang menyenangkan. Salah satu alternative yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan dibelajarkan. Salah satu model pembelajaran

yang

dapat

digunakan

guru

adalah

pendekatan

pembelajaran Realistic Mathematic Education (RME) dalam mengajarkan matematika. Pembelajaran matematika berdasarkan

realistic yakni

pembelajaran yang mengaitkan materi dengan pengalaman siswa yang lebih berkesan bagi siswa dibandingakan dengan pembelajaran yang diperoleh lewat informasi guru. Cara ini sangat bermanfaat bagi siswa karena secara tidak langsung pembelajaran ini melatih siswa untuk dapat menghubungkan antar konsep dalam matematika, menghubungkan konsep

6

matematika dengan ilmu yang lain dan menghubungkan konsep matematika

dengan

kehidupan

sehari-hari.

Siswa

juga

diberikan

kesempatan untuk dapat mengkomunikasikan ide/gagasan matematika yang dipelajari dengan cara tertentu. Sunarthi (2015:3), Melalui pendekatan pembelajaran matematika realistik yang pengajarannya berangkat dari persoalan dalam dunia nyata, diharapkan pelajaran tersebut menjadi bermakna. Dengan demikian mereka termotivasi untuk terlibat dalam pelajaran. Untuk mendukung proses

pembelajaran

yang

mengaktifkan

siswa

diperlukan

suatu

pengembangan materi pelajaran matematika yang difokuskan kepada aplikasi dalam kehidupan sehari-hari (konstektual) dan disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa, serta penggunaan metode evaluasi yang terintegrasi pada proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran matematika realistik juga memberikan pengertian yang jelas dan operasional mengenai keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari dan memberikan pengertian yang jelas bahwa matematika merupakan suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa. Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seseorang siswa misalnya tidak berbuat sesuatu yang harusnya dikerjakan maka perlu diselidiki sebab-sebabnya. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya sebab musababnya kemudian mendorong siswa untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan yakni dengan belajar. Dengan kata

7

lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi dalam dirinya. Atau singkatnya perlu diberikan motivasi. Sardiman (2005:75) motivasi juga dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melaksanakan sesuatu, dan apabila ia tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi dapat dirangsang dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar , motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan atau melakukan proses pembelajaran dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal atau lebih dikenal dengan motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Sardiman (2005:89) , yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri Setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, juga dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktifitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak terkait dengan aktivitas belajarnya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan

8

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seseorang itu belajar, karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh temannya. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Diharapkan dengan adanya interaksi dari faktor motivasi, tujuan materi, serta metode pembelajaran, hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah matematika dapat dicapai dengan semaksimal mungkin. Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pendekatan Realistick Mathematic Education terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 6 Gorontalo”. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang mendasar dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) Rendahnya Hasil belajar matematika siswa dilihat dari hasil rata-rata ujian nasional matematika. 2) Pembelajaran kurangnya

masih kurang kreatif, sehingga mengakibatkan

aktivitas

siswa

dalam

kegiatan

pembelajaran

dan

kecenderungan mereka menunggu penjelasan dari guru Siswa menanggap matematika sulit.

9

3) Rendahnya

Kemampuan

Siswa

dalam

Memecahkan

Masalah

Matematika. 4) Siswa masih merasa bingung dalam mengaplikasikan konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari. 5) Pendekatan yang diterapkan masih kurang menarik minat siswa untuk belajar matematika 6) Soal yang diberikan tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari dan siswa belum terbiasa diberikan soal-soal tidak rutin 7) Kurangnya Pemberian Motivasi-motivasi dalam pembelajaran sehingga berpengaruh pada kualitas hasil pembelajaran. C. BATASAN MASALAH Dari seluruh masalah yang teridentifikasi, peneliti membatasi permasalahan penelitian pada tiga aspek, yaitu Pendekatan Realistick mathematic education sebagai inovasi dalam pembelajaran matematika, Hasil belajar Matematika sebagai akibat dari penerapan pendekatan pembelajaran, dan Motivasi Belajar yang mempengaruhi keinginan belajar peserta dan objek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas VII SMP Negeri 6 Gorontalo D. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi masalah dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

10

1. Apakah terdapat perbedaan Hasil Belajar Matematika peserta didik yang dibelajarkan dengan pendekatan Realistick mathematic Education dan Pendekatan konvensional? 2. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan Motivasi Belajar peserta didik terhadap Hasil Belajar Matematika peserta didik? 3. Apakah hasil belajar matematika yang memiliki motivasi intrinsic dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education lebih tinggi dari hasil belajar yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional? 4.

Apakah hasil belajar matematika yang memiliki motivasi Ekstrinsik dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education lebih rendah dari hasil belajar yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional?

E. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik yang diterapkan dengan pendekatan Realistic mathematic education dan pendekatan konvensional. 2. Mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi belajar peserta didik terhadap hasil belajar peserta didik.

11

3. Mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik yang diterapkan dengan pendekatan Realistic Mathematic Education dan pendekatan konvensional terhadap siswa yang memiliki motivasi intrinsic. 4. Mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik yang diterapkan dengan pendekatan Realistic Mathematic Education dan pendekatan konvensional terhadap siswa yang memiliki motivasi Ekstrinsik. F. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Diantaranya sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a) Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan

sumbangan

bagi

perkembangan

ilmu

pengetahuan khususnya guru, dosen maupun bagi masyarakat luas pada umumnya. b) Sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya yang relevan. 2. Manfaat praktis a) Bagi guru matematika, Menjadi Masukan untuk lebih meningkatkan kualitas mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran dan sebagai upaya dalam mengembangkan Metode pembelajaran yang efektif dan efisien untuk diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas.

12

b) Bagi siswa, diharapkan siswa bias lebih aktif, percaya diri dan tanggung jawab dalam mempelajari matematika sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

siswa dalam

pembelajaran matematika secara maksimal, c) Bagi

Sekolah,

diharapkan

menjadi

bahan

informasi

untuk

meningkatkan Kualitas pembelajaran disekolah. d) Para orang tua sebagai bagian dari masyarakat, mendapatkan informasi bahwa guru memberi dampak pada penyelenggaraan pembelajaran yang berkualitas. e) Pemerintah, mengembangkan berbagai program yang secara progres membantu guru secara terus menerus sehingga guru menjadi berkembang sesuai tuntunan kurikulum.

Related Documents

Bab I Belum Fix
October 2019 48
Bab I Fix U.pdf
May 2020 26
Bab I Fix Print.docx
December 2019 38
Bab I Fix Billa.docx
April 2020 26
Bab I Fix
October 2019 34

More Documents from "Parampapa Dia"