CARDIORESPIRATORY ARREST
OLEH : SARTIKA EKA PUTRIANA NAWIR NUR, S.Ked PEMBIMBING : DR. SUMARNI, SP.JP BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
DEFENISI Cardiorespiratory Arrest (CRA) adalah kondisi kegawatdaruratan karena berhentinya aktivitas jantung paru secara mendadak yang mengakibatkan kegagalan sistem sirkulasi. Hal ini disebabkan oleh malfungsi mekanik jantung paru atau elektrik jantung. Kondisi yang mendadak dan berat ini mengakibatkan kerusakan organ.
Faktor predisposisi Penyakit Jantung Koroner
Perubahan Struktur jantung
Obat - obatan
Temponade Jantung
ETIOLOGI • Takikardi Ventrikular tanpa nadi/Pulseless Ventrikular Tachycardia (VT). • Fibrilasi Ventrikel/Ventricular Fibrillation (VF). • Pulseless Electrical Activity (PEA). • Asistol.
Patofisiologi
Tanda- tanda cardiac arrest a. Tidak ada respon; pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara tepukan di pundak ataupun cubitan. b. Ketiadaan pernafasan normal; tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan pernafasan dibuka. c. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis).
Tatalaksana RJP Tunjangan Hidup Dasar (Basic Life Support) C (circulation) : Mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung paru. A (airway) : Menjaga jalan nafas tetap terbuka. B (breathing) : Ventilasi paru dan oksigenisasi yang adekuat.
Tunjangan hidup lanjutan (Advance Life Support)
D (drugs)
: Pemberian obat-obatan termasuk cairan
E (EKG)
: Diagnosis elektrokardiografis untuk mengetahui apakah ada fibrilasi ventrikel, asistole atau agonal ventricular complexes.
F (fibrillationtreatment) : Tindakan untuk mengatasi fibrilasi ventrikel.
Tunjangan hidup terus-menerus (Prolonged Life Support) G (Gauge)
: Pengukuran dan pemeriksaan untuk monitoring penderita secara terus menerus, dinilai, dicari penyebabnya dan kemudian mengobatinya.
H (Head)
H (Hipotermi) :
: Tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim saraf dari kerusakan lebih lanjut akibat terjadinya henti jantung, sehingga dapat dicegah terjadinya kelainan neurologic yang permanen. Segera dilakukan bila tidak ada perbaikan fungsi susunan saraf pusat yaitu pada suhu antara 30°—32°C.
H (Humanization) : Semua tindakan hendaknya berdasarkan perikemanusiaan. I (Intensive care) : Perawatan intensif di ICU, yaitu : tunjangan ventilasi : trakheostomi, pernafasan dikontrol terus menerus, sonde lambung, pengukuran pH, pCO2 bila diperlukan, dan tunjangan sirkulasi, mengendalikan kejang
TERIMA KASIH