perbandingan 7:3 dan dihasilkan 16 fraksi, jika terdapat satu spot jelas menandakan bahwa senyawa tersebut murni. 3.4 Elusidasi Struktur Spektrum 1H- NMR menginformasikan jumlah, jenis dan lingkungan dari setiap proton yang terdapat dalam suatu senyawa, sedangkan spektrum
13
C-NMR
memberikan informasi berkaitan jumlah dan jenis-jenis karbon yang terdapat dalam molekul dalam suatu senyawa, dimana dengan menggabungkan kedua informasi ini, maka penentuan struktur dapat dilakukan dengan lebih cepat dan perkiraan struktur yang lebih akurat. Berikut merupakan data Spektrum 1H- NMR dan 13CNMR untuk fraksi F’8-KG2-KR-4-8: Spektrum 1H NMR (CDCl3 500 MHz) δH ppm: 8,542 (dd, H-16), 7,647 (dd, H-15), 6,786 (dd, H-14), 3,148 (dd, H-11a), 2,814 (dd, H-11b), 2,593 (m, H-9), 2,39 (m, H-7a), 2,190 (td, H-7b), 1,846 (qd, H6a), 1,469 (m, H-6b), 1,846 (ddd, H-5), 2,190 (m, H-4), 4,885 (dd, H-3), 4,150 (q, H-2), 2,04 (dd, H-1a), 1,469 (dd, H-1b). Spektrum 13C-NMR (CDCl3, 500 MHz) δc (ppm) : 194,1 (C-12), 170,4 (C-19), 149,5 (C-8), 148,8 (C-16), 145,4 (C-15), 129,0 (C-13), 109,3 (C-14), 107,3 (C-17), 76,8 (C-3), 69,2 (C-2), 51,7 (C-9), 48,5 (C-5), 47,1 (C-4), 44,1 (C-1), 38,2 (C-11), 38,0 (C-7), 37,1 (C-10), 21,3 (C-3), 16,3 (C20). 3.5 Penentuan konsentrasi Hambat Minimun (MIC) Penentuan MIC dilakukan dengan metode mikrodilusi cair. Metode mikodilusi cair dilakukan dengan cara membuat seri pengenceran sampel uji pada media cair MHB yang ditambahkan dengan bakteri uji. Larutan uji konsentrasi 100 μg/mL dibuat dengan cara melarutkan sampel uji dalam MHB (dalam 5% DMSO) pada tabung
Eppendorf. Konsentrasi larutan uji dibuat dengan melakukan pengenceran dalam mikroplat 96 well dengan rentang konsentrasi 1,56 – 100,00 μg/mL. Pengenceran dilakukan dengan terlebih dahulu memasukkan 50 μL media MHB ke dalam well kedua sampai ketujuh (baris B-G). Ke dalam well pertama (baris A) ditambahkan 100 μL larutan uji konsentrasi 100 μL/mL. Variasi konsentrasi larutan uji dilakukan dengan cara memindahkan 50 μL larutan uji dari well pertama ke well kedua, dilanjutkan dengan memindahkan 50 μL larutan uji dari well kedua ke well ketiga, dan seterusnya sampel well ketujuh. Well baris 1,5 dan 9 digunakan sebagai blanko negatif (tanpa bakteri). Well kolom H baris 1-4 digunakan sebagai blanko nol (MHB + DMSO 5%), baris 5-8 digunakan sebagai blanko positif (MHB + DMSO 5% + bakteri) dan baris 9-12 digunakan sebagai kontrol negatif (MHB + bakteri). Kontrol positif dibuat dengan cara melarutkan amoksilin ke dalam MHB (dalam 5% DMSO) pada tabung Eppendorf. Konsentrasi larutan amoksilin dibuat dengan melakukan pengenceran dalam mikroplat 96 well dengan rentang konsentrasi 0,78 – 50,00 μL/mL dengan cara yang sama seperti pada pengenceran larutan uji. Sebanyak 50 μL suspensi bakteri uj konsentrasi 105 CFU/mL yang telah dibuat pada tahap penyiapan kultur selanjutnya dimasukkan ke dalam setiap well uji. Mikroplat ini selanjutnya diinkubasi pada suhu 37 oC selama 16-20 jam. Setelah diinkubasi selama 16-20 jam, maka dapat ditentukan nilai MIC-nyadengan cara melihat kekeruhan menggunakan universal microplate reader pada panjang gelombang 600 nm. Nilai MIC adalah konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba.