Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya Vina Renika NPM 3061524019. Saya mahasiswa dari perguruan tinggi STKIP PGRI Banjarmasin jurusan pendidikan biologi. Pada kesempatan kali ini saya ingin membuktikan manfaat
dari
biji
buah
kelor
sebagai
penjernih
air
limbah
dan
kemampuannya dalam menurunkan dan mnegendapkan kandungan unsur logam yang ada dalam air. Alat dan Bahan A. Alat yang dibutuhkan 1. Wadah kaca bervolume 1 liter 2. Alat penumbuk 3. Pisau 4. Alat pengaduk/ sendok 5. Saringan 6. Botol aqua B. Bahan yang dibutuhkan 1. Biji kelor yang sudah kering 2. Sampel air limbah yang ingin diuji coba C. Cara Kerja 1. Ambillah satu liter air keruh/ air limbah yang ingin dijernihkan, tuang kedalam wadah kaca 2. Kupaslah biji kelor dari kulit arinya 3. Biji yang sudah bersih, kemudian ditumbuk sampai halus. 4. Note
:
campuran
biji
kelor
dengan
air
keruh,
dengan
perbandingan 4 biji : 1 liter air keruh. 5. Apabila telah halus, berilah 11/2 sendok makan air agar tumbukan biji kelor tersebut terlarut menjadi pasta. 6. Saring pasta biji kelor kemudian, Masukkan pasta biji kelor tersebut ke dalam air limbah, kemudian diaduk dengan cepat selama 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
7. Diamkan sebentar. 8. Kemudian aduk lagi secara perlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit hingga tampak homogen. 9. Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 2-4 jam. Semakin lama waktu pengendapan maka semakin jernih air yang akan diperoleh. 10. Tik tok tik tok 4 jam kemudian. 11. Setelah 4 jam, pada wadah kaca akan tampak dua lapisan berbeda, yaitu air jernih dibagian atas dan ada endapan dibagian bawah. 12. Selanjutnya untuk menggunakan air hasil penjernihan ini, pisahkan air dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi dan mengotori air. 13. Tara ..... ini lah hasil perbandingan antara air yang sudah mengalami
koangulasi
dan
air
yang
belum
mengalami
koangulasi. Keterangan Video : Terlihat perbandingan antara botol A dan botol B yang sangat signifikan bisa kita lihat dari perubahan warnanya dan terjadinya penggumpalan partikel-partikel lumpur serta logam yang terkadung dalam air limbah. Sebenarnya apa yang terjadi saat penjernihan air ini. Air ini menjadi jernih karena perbedaan muatan antara protein biji kelor yang dilarutkan dalam air yang diketahui bermuatan positif dengan partikel penyebab kekeruhan air yang bermuatan negatif sehingga menyebabkan terjadinya flok yang semakin membesar dan mengendapkan partikel-partikel penyebab kekeruhan itu. Teknik ini bermula dengan adanya penemuan yang telah dikembangkan sejak tahun 1986 di negeri sudan untuk menjernihkan air dari anak Sungai Nil oleh warga setempat.
Kesimpulan : Air ini menjadi jernih karena di dalam biji kelor terdapat kandungan
protein
bermuatan
positif
yang
berperan
sebagai
polielektrolit kationik dan penting sebagai agen penjernih air. Biji buah kelor juga mengandung zat aktif rhamnosyloxy-benzilisothiocyanate, yang mampu mengadopsi dan menetralisir partikelpartikel lumpur serta logam yang terkandung dalam air limbah suspensi, dengan partikel kotoran melayang di dalam air. Hasil Penelitian seorang dosen dari Fakultas Kehutanan (Fahutan) Universitas Mulawarman (Samarinda) yang diadopsi dari Negara Sudan, dan kemudian dikembangkan di wilayah tersebut : Serbuk biji buah kelor ternyata cukup ampuh menurunkan dan mengendapkan kandungan unsur logam berat yang cukup tinggi di dalam air, sehingga air tersebut memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih. Disebutkan, kandungan logam besi (Fe) dalam air Sungai mahakam yang sebelumnya mencapai 3,23 mg/l, setelah dibersihkan dengan serbuk biji kelor menurun menjadi 0,13 mg/l, dan telah memenuhi standar baku mutu air minum, yaitu 0,3 mg/l dan standar baku mutu air bersih 1,0 mg/l. Sedangkan kandungan tembaga (Cu) yang semula 1,15 mg/l menjadi 0,12mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih yang diperbolehkan yaitu 1 mg/l, dan kandungan logam mangan (Mn), yang semula 0,24 mg/l menjadi 0,04 mg/l, telah memenuhi standar baku mutu air minum dan air bersih, 0,1 mg/l dan 0,5 mg/l.
Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera)
Air Sesudah Proses Koangulasi
Biji Kelor (Moringa oleifera)
Air Sebelum Proses Koangulasi
Limbah Cair Air Sesudah Proses Koangulasi Air Sebelum Proses Koangulasi
Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera)
Biji Kelor (Moringa oleifera)
Limbah Cair Limbah Cair