Ca Kandung Kemih.docx

  • Uploaded by: Rezkyano Milano
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ca Kandung Kemih.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,559
  • Pages: 16
Keperawatan Medikal Bedah II

Asuhan Keperawatan Kanker Kandung Kemih

Oleh : Kelompok 25

RAHMA SYAMSUL BAHRI C051171029

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Hasanudin Makassar 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan petunjuk dan hidayahNya sehingga pembuatan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Kanker Kandung Kemih” ini dapat terselesaikan. Adapun penyusunan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyusunan makalah ini. Untuk itu, tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu. Makalah ini merupakan hasil dari kemampuan sendiri sehingga kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi penyempurnaan penulisan-penulisan yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Makassar, April 2019

Penyusun

DAFTAR ISI BAB I ......................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4 I.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 4 I.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 4 I.3 TUJUAN ........................................................................................................................... 5 BAB II ....................................................................................................................................... 6 PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 6 II.1 KANKER KANDUNG KEMIH ..................................................................................... 6 II.2 ETIOLOGI....................................................................................................................... 7 II.3 MANIFESTASI KLINIS ................................................................................................. 8 II.4 PATOFISIOLOGI ........................................................................................................... 9 II.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG .................................................................................. 10 II.6 ASUHAN KEPERAWATAN ....................................................................................... 11 BAB III.................................................................................................................................... 15 PENUTUP............................................................................................................................... 15 II.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 15 III.2 SARAN ........................................................................................................................ 15

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kanker merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak didunia. Masalah kesehatan yang timbul sangat berpengaruh terhadap individu baik di Negara berkembang maupun Negara maju. Gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok, alkoholisme dan konsumsi makanan mengandung zat karsinogen, menyebabkan angka pengidap kanker masih tinggi (WCRF, 2014; Harnack et al, 1997). Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama diseluruh dunia, dengan total 8,2 juta kasus kematian pada tahun 2012 (KEMENKES RI, 2015). Kanker kandung kemih merupakan penyebab kedua kematian kanker pada lakilaki setelah ca prostat (KEMENKES RI, 2015). Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang berusia di atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita (3:1). Statistik menunjukkan bahwa tumor ini menyebabkan hamper 1 dari 25 kasus kanker yang terdiagnosis di Amerika Serikat. Kebanyakan kanker kandung kemih merupakan tumor transitional atau papiler dalam urotelium kandung kemih. Tumor ini dapat menginfiltrasi dinding kandung kemih. Kanker kandung kemih merupakan neoplasma traktus urinarius yang paling sering. The American Cancer Society mengestimasikan 67.160 kasus baru kanker kandung kemih pada 2007 dan 13.750 kematian yang disebabkannya. Penyebab dari kanker kandung kemih diantaranya adalah merokok, usia lanjut, riwayat kanker pada keluarga, terpapar factor presipitasi (pabrik lateks, tekstil, cat), iritasi kronis akibat pemasangan kateter urine, terpapar radiasi (SUNA, 2013). Kanker kandung kemih dua kali lebih banyak menyerang perokok daripada yang bukan perokok. Disamping itu, terdapat kemungkinan hubungan antara kebiasaan minum kopi dan kanker kandung kemih. Skistosomiasis kronis (infeksi parasite yang mengiritasi kandung kemih) juga merupakan factor risiko.

I.2 RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu kanker kandung kemih? 2. Apa saja etiologi dari kanker kandung kemih? 3. Apa saja manifestasi klinis dari kanker kandung kemih? 4. Bagaimana patofisiologi dari kanker kandung kemih?

5. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari kanker kandung kemih? 6. Bagaimana asuhan keperawatan pada kanker kandung kemih?

I.3 TUJUAN 1. Untuk memahami pengertian kanker kandung kemih. 2. Untuk memahami etiologi kanker kandung kemih. 3. Untuk memahami manifestasi klinis kanker kandung kemih. 4. Untuk memahami patofisiologi kanker kandung kemih. 5. Untuk memahami pemeriksaan penunjang kanker kandung kemih. 6. Untuk memahami asuhan keperawatan kanker kandung kemih.

BAB II PEMBAHASAN II.1 KANKER KANDUNG KEMIH Kanker kandung kemih (Ca Buli) merupakan neoplasma traktus urinarius, berasal dari sel epithel transisional kandung kemih, ureter dan pelvis renal (Black, 2010: SUNA, 2013). Karsinoma transitional merupakan neoplasma malignan sel epitel yang berdiferensiasi, malignansi ini terjadi akibat induksi karsinogen yang terdapat dilingkungan. Kanker diawali dengan proses regenerasi sel yang abnormal. Sel normal akan mengalami apoptosis, sel yang sudah tidak dibutuhkan akan dibuang dan diganti oleh sel baru (John Ebel et al, 2004) Sel yang terpapar oleh zat karsinogen akan mengalami perubahan baik fisik maupun fisiologisnya. Sel akan terus tumbuh tidak terkontrol dan semakin membesar disebut tumor. Pada kandung kemih jenis tumor ada dua yaitu tumor jinak (benigna) dan ganas (maligna) menurut National Cancer Institut (NCI, 2010). Kanker kandung kemih sering terjadi pada usia diatas 50 tahun dan tinggal didaerah industry, paparan zat kimia industry

(cat,

tekstil),

riwayat

penggunaan

cyclophosphamide,

dan

merokok

meningkatkan kanker kandung kemih. Ada dua bentuk kanker kandung kemih, yaitu : Bentuk superfisial (yang cenderung kambuhan) dan bentuk invasive. Sekitar 80% hingga 90% dari semua kanker kandung kemih merupakan sel transisional(yang berarti bahwa tumor tersebut berasal dari sel-sel transisional kandung kemih), sementara tipe lainnya tumor tersebut adalah sel skuamosa dan adenokarsinoma. Penentuan derajat tumor mengindikasikan kedalaman penetrasi dalam dinding kandung kemih dan derajat metastasis. Penentuan derajat harus dilakukan untuk menentukan modalitas terapi. Penentuan derajat klinis mencakup hasil dan tinjauan excretory urogram, sistoskopi, biopsi, dan pemeriksaan bimanual dengan klien dalam anestesi. Untuk evaluasi area khusus metastasis dan juga penentuan derajat, radiografi dada, limfangiografi, isotope bone scan, computed tomografi (CT), dan analisis fungsi liver diperlukan. System penentuan derajat yang paling sering digunakan adalah system Jewett-Marshall-Strong dan klasifikasi tumor-node-metastasis (TNM). Derajat mengarah ke kedalaman tumor yang menginvasi yang ditemukan ketika biopsy.

II.2 ETIOLOGI Penyebab pasti kanker kandung kemih sampai sekarang belum dapat di tentukan dengan pasti, namun terdapat beberapa factor resiko pada individu tertentu. Beberapa factor resikonya diantaranya; 1. Merokok, asap rokok dapat menyebabkan kerusakan DNA sel organ. Zat kimia yang ditemukan pada rokok merusak DNA adalah benzena, polonium-210, benzopyrene, dan nitrosamine. Meningkatnya kadar zat kimia tersebut menyebabkan perubahan DNA sel, sehingga proses apoptosis sel mengalami perubahan. Terjadinya kanker pada seseorang berbeda-beda dipengaruhi oleh jumlah paparan zat, lamanya terpapar zat, kesehatan individu serta factor lainnya . pada asap rokok terdapat zat karsinogen berupa zenobiotik, zat ini merupakan salah satu oksidan. Radikal bebas ini dapat menyebabkan penurunan serum, berkurangnya jumlah antioksian, B12 dan sel darah merah. 2. Individu yang bekerja di pabrik kimia (terutama cat), pabrik rokok, tempat pengolahan bahan-bahan kulit serta pekerja salon. Orang tersebut memiliki resiko lebih besar akibat terpapar dengan zat karsinogen (senyawa amin aromatic: 2 naftilamin, bensidin dan 4 aminobifamil). Zat karsinogen tersebut menyebabkan kerusakan pada DNA sel, terjadi pembelahan sel abnormal sehingga menjadi tumor. 3. Arsenic, terpapar arsenic dalam waktu lama dapat meningkatkan seseorang beresiko terkena kanker kandung kemih, keracunan arsenic dapat menyebabkan kematian. Arsenic dalam sel mempengaruhi reticulum endoplasma yang menstimulasi proses proliferasi jaringan. Arsenic juga menimbulkan kerusakan DNA, dan memicu peningkatan aktivitas zat karsinogen lain dan abnormalitas kromosom. 4. Riwayat keluarga dengan kanker kandung kemih, persamaan genetic pada keluarga dengan riwayat kanker kandung kemih menyebabkan seseorang beresiko terkena kanker kandung kemih. 5. Inflamasi akibat bakteri atau infeksi kronis akibat pemasangan kateter. E cholli merupakan bakteri paling sering menimbulkan infeksi saluran kencing, kolonisasi bakteri E choli disebabkan oleh kurangnya hygiene perineal. Parasite schistozomiasis yang terdapat pada siput merupakan salah satu penyebab infeksi saluran kemih. Schistozomiasis mensekresi nitrosamine, zat karsinogen yang dapat mempengaruhi perubahan DNA sel. Riwayat batu saluran kemih yang memicu inflamasi dapat menimbulkan kanker kandung kemih akibat proses penyembuhan luka yang terpapar zat karsinogenik.

II.3 MANIFESTASI KLINIS Tumor ini biasanya muncul dari basis vesica urinaria dan meliputi orifisium uretra serta kolumna vesika urinaria (leher kandung kemih). Adapun tanda dan gejalanya berikut ini : 1. Lokal 

Obstruktif, keluhan berupa kencing sedikit, hal ini diakibatkan oleh obstruksi aliran urin akibat dari tumbuhnya tumor yang menutup aliran menuju uretra.



Hematuria, angiogenesis pada sel tumor serta massa tumor yang mudah rupture dapat menimbulkan perdarahan dan dikeluarkan melalui urin.



Keluhan adanya aliran berkemih yang melemah diakibatkan karena adanya obstruksi oleh massa tumor, sehingga kencing menjadi sedikit dsn mengakibatkan pancaran melemah.



Iritatif, terjadi peningkatan frekuensi berkemih karena adanya retensi urin dan pengisian kandung kemih secara kontinyu.



Urgensi, nocturia(jarang), urgen incontinensia, dysuria

2. Sistemik Gejala sistemik akan terjadi bila kondisi kanker kandung kemih telah menjadi suatu komplikasi, gejala yang ditunjukkan dapat berupa upaya kompensasi tubuh untuk mempertahankan fungsi fisiologi, diantaranya: 

Hematuri yang berlangsung kronis dapat menyebabkan tubuh mengalami anemia, sehingga seseorang menjadi pucat dan mengalami penurunan kemampuan fisik untuk beraktivitas.



Hiperventilasi: karena adanya penurunan jumlah Hb yang mengikat O2 sehingga mengakibatkan sesak napas.



Gejala hipertensi dapat timbul akibat kerusakan ginjal oleh adanya hidronefrosis.

Timbulnya

gangguan

pada

fungsi

ginjal

sehingga

mengakibatkan aldosterone terganggu, pembuluh darah menjadi vasokontriksi sehingga muncul hipertensi. 

Kerusakan ginjal juga dapat ditandai dengan adanya udema tungkai, hal ini akibat adanya retensi Na yang disebabkan adanya gangguan pada renin angiotensin. Reaksi ini berdampak pada pompa Na dan K, sehingga Na tidak dapat keluar dan mengikat banyak air yang mengakibatkan edema.

Hematuria berat dan tanpa nyeri adalah gejala kanker kandung kemih yang paling sering ditemukan. Infeksi saluran kemih merupakan komplikasi yang lazim terdapat dan menyebabkan gejala berkemih yang sering, urgensi dan dysuria. Namun demikian, setiap perubahan pada urinasi atau perubahan urin dapat menunjukkan adanya kanker kandung kemih. Nyeri di daerah panggul atau punggung dapat terjadi pada metastasis kanker tersebut.

II.4 PATOFISIOLOGI Kanker kandung kemih terjadi karena beberapa faktor yaitu, usia Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan angka kejadian lakilaki lebih besar daripada perempuan. Usia dapat menyebabkan imunitas seseorang turun sehingga rentan terpapar oleh radikal bebas, selain itu lifestyle seperti kebiasaan merokok dan bahan-bahan karsinogenik seperti pabrik jaket kulit bagian pewarnaan. Kedua faktor ini akan masuk ke dalam sirkulasi darah daan masuk ke dalam ginjal yang selanjutnya terfiltrasi di glomerulus. Radikal bebas bergabung dengan urin secara terus menerus dan masuk ke kandung kemih. Selanjutnya terja distagnasi radikal bebas, radikal bebas mengikat elektron DNA dan RNAsel transisional sehingga terjadi kerusakan DNA. Apabila terjadi kerusakan DNA maka tubuh akan malukan perbaikan DNA jika berhasil maka sel akan kembali normal, jika tidak maka akan terjadi mutasi pada genom sel somatik. Mutasi dari genom sel somatik ada 3 hal yang terjadi pertama adalah

pengaktifan

onkogen

pendorong

pertumbuhan,

kedua

perubahan

gen

yangmengandalikan pertumbuhan dan yang terakhir adalah pengnonaktifan gen supresor kanker. Ketiga hal tersebut mengakibatkan produksi gen regulatorik hilang. Selanjutnya terjadi replikasi DNA yang berlebih. Akhirnya terjadi kanker pada kandung kemih.

II.5 PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Urografi atau IVP, merupakan pemeriksaan rontgen dengan pewarna yang mengizinkan seseorang untuk mengkaji tidak hanya kandung kemih, namun juga ureter dan ginjal. Defek pengisian buli, dilatasi ureter dapat ditemukan. Sebelum dilakukan pemeriksaan, perawat mengevaluasi fungsi ginjal klien (BUN dan Kreatinin) dan pemeriksaan alergi sebelum dilakukan tindakan. 2. CT Scan, merupakan pemeriksaan pilihan terutama untuk mengetahui penyebaran penyakit. Pemeriksaan CT scan bermanfaat khusunya untuk mengetahui adanya infiltrasi pada otot, jaringan prevesika serta prostat, dan dinding pelvik. 3. MRI, dapat memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor. Jika tumornya berupa kista, bisa diambil contoh cairan untuk dilakukan analisa. Aortografi dan angiografi arteri renalis bias dilakukan sebagai persiapan pembedahan untuk memberikan keterangan tambahan mengenai tumor dan arteri renalis. 4. Ultrasonografi (USG), juga bisa dilakukan untuk mengkaji kandung kemih dan struktur sekitarnya, seperti rectum atau uterus. Kontribusi perawat adalah menganjurkan klien untuk menahan kencing untuk mengetahui perebedaan urin dan massa tumor. 5. Sitologi urin, merupakan jenis pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama urin. Karsinoma sel transisional dan karsinoma in situ akan melepaskan sel-sel kanker yang dapat dikenali. Pemeriksaan sitology urin yang baru dan larutan salin yang digunakan sebagai pembilas kandung kemih akan memberikan informasi tentang prognosis pasien, khususnya pasien yang berisiko tinggi untuk terjadinya tumor primer kandung kemih.

II.6 ASUHAN KEPERAWATAN

No

Diagnosis

NOC

NIC

Gangguan

Setelah dilakukan tindakan

Irigasi kandung kemih :

eliminasi urin b.d

keperawatan selama 3x24 jam

O:

obstruksi anatomik

nyeri teratasi, dengan kriteri

keperawatan 1.



hasil :

Observasi perlindungan diri



1. Pola eliminasi urin

Monitor dan pelihara

2. Jumlah urin

rate fbw sesuai

3. Warna urin

kebutuhan

4. Kejernihan urin 5. Intake cairan 6. Pengosongan kandung

T: 

kemih secara maksimal 7. Tampak darah dalam

Jelaskan prosedur kepada pasien



urin

Bersihkan jalur mask atau ujung terakhir

8. Frekuensi urin

Y-connector dengan

9. Urgensi dengan urin

alcohol swap 

Atur suplai irigasi yang steril, pelihara teknik kesterilan dari agen protocol



Tetap irigasi cairan setiap agen protocol



Tulis cairan yang dibutuhkan, karakteristik cairan, jumlah pegeluaran, dan respon pasien, dan agen protokol

2.

Nyeri kronik b.d kerusakan sistem

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam

Manajemen Nyeri O : monitor kepuasan pasien

3.

saraf

diharapkan masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil : 1. Nyeri yang dilaporkan berkurang 2. Klien tidak menangis dan mengerang lagi 3. Klien dapat beristirahat 4. Klien tidak mengalami keringat berlebih 5. Klien tidak mengalami ketegangan otot 6. Klien memilik nafsu makan (NOC,hlm 577 Tingkat Nyeri)

Ketidakefektifan

Status pernafasan : ventilasi

terhadap manajemen nyeri dalam interval yang spesifik T : dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani nyerinya dengan tepat E : Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri K : informasikan tim kesehatan lain/anggota keluarga mengenai strategi nonfarmakologi yang sedang digunakan untuk mendorong pendekatan preventif terkait dengan manajemen nyeri (NIC, hlm 198) Monitor pernafasan

pola nafas b.d

Setelah dilakukan asuhan

O:

hiperventilasi

selama 3x24 jam,



Monitor kecepatan,

ketidakefektifan pola nafas

irama, kedalaman

pasien teratasi dengan kriteria

dan kesulitan

hasil :

bernafas

1. Frekuensi pernafasan



Monitor pola nafas



Catat pergerakan

2. Irama pernafasan 3. Retraksi dada

T:

4. Penggunaan otot bantu nafas

dada 

palpasi kesimetrisan ekspansi paru

E: 

ajarkan klien dan keluarga cara menggunakan peralatan oksigen di rumah

4

Mual b.d tumor

Kontrol mual dan muntah

Manajemen mual

local di kandung

Setelah dilakukan asuhan

O:

kemih

selama 3x24 jam, mual pasien



teratasi dengan kriteria hasil :

identifikasi pengobatan awal

1. mengenali awitan mual

yang pernah

2. menjelaskan factor

dilakukan 

penyebab 3. penggunaan anti emetik

identifikasi strategi yang telah berhasil menghilangkan mual

T: 

dorong pasien untuk memantau mual secara sendiri



dorong pasien untuk mempelajari strategi untuk mengelola mual sendiri



bantu untuk mencari dan memberikan support emosional.

5.

Kelebihan volume

Setelah dilakukan asuhan

Manajemen Hipervolemia

cairan b.d

selama 3x24 jam,

O:

kelebihan asupan

keseimbangan cairan pasien

cairan

teratasi dengan kriteria hasil :



monitor tanda berkurangnya

1. tekanan darah

preload (misalnya,

2. denyut nadi radial

peningkatan uron

3. tekanan arteri rat-rata

output) 

4. tekanan vena sentral 5. denyut perifer

monitor edema perifer

T: 

timbang berat badan tiap hari dengan waktu yang

sama/tetap 

berikan obat yang diresepkan untuk mengurangi preload

E: 

instruksikaj pasien dan keluarga penggunaan catatan asupan dan output, sesuai kebutuhan.

BAB III PENUTUP II.1 KESIMPULAN Penyebab dari kanker kandung kemih diantaranya adalah merokok, usia lanjut, riwayat kanker pada keluarga, terpapar factor presipitasi (pabrik lateks, tekstil, cat), iritasi kronis akibat pemasangan kateter urine, terpapar radiasi. Kanker kandung kemih dua kali lebih banyak menyerang perokok daripada yang bukan perokok. Kanker kandung kemih tidak menunjukkan gejala pada fase awal, gejala dirasakan seseorang saat kanker kandung kemih sudah berada pada tahap lanjut. III.2 SARAN Pemberian informasi mengenai kanker kandung kemih di masyarakat sangat jarang sehingga kami menyarankan agar pemberian informasi mengenai kanker kandung kemih, penyebab, tanda dan gejala, diberikan secara lebih luas sehingga masyarakat dapat mengenali dan melakukan tindakan yang tepat serta dapat mencegah timbulnya kanker kandung kemih.

Daftar Pustaka Black, J., & Hawks, J. H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah : Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan, Edisi 8-Buku 2. Singapura: Elsevier. Sarto. (2017, Juni). Analisis praktik klinik keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada pasien ca bulli dengan intervensi kateterisasi irigasi post turbt di ruang rawat inap lt 4 selatan gedung teratai RSUP fatmawati. Universitas Indonesia, 9-33. Smeltzer, S., & Bare, B. (2013). Buku ajar keperawatan medikal-bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC. Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). NURSING DIAGNOSES Definitions and Classification 2015-2017. Jakarta: EGC. Bulechek, G., Butcher, H., Doctherman, J., & Wagner, C. (2016). Nursing Interventions Classification (NIC). Singapore: Elsevier. Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M., & Swanson, E. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC). Singapore: Elsevier.

Related Documents

Ca Kandung Kemih.docx
August 2019 24
Irigasi Kandung Kemih.docx
October 2019 20
Akuan, Isi Kandung
October 2019 13
Ca
November 2019 55
Ca
May 2020 41

More Documents from ""

Ca Kandung Kemih.docx
August 2019 24
June 2020 10
June 2020 8
Stand 2008
December 2019 20
Stand 08
December 2019 19