Jakarta Information Center
NOMOR 7-11, MAR-JUL 1994 MENTAS - Setelah menunggu sekian lama, akhirnya sahabat kita Budihardjo Winarno mendapatkan pilihan hatinya Sabtu, 28 Mei 1994. Budi duduk berdampingan dengan Josephine Susilowati dalam resepsi pernikahan di Gedung Wanitatama Yogya. JIC hanya bisa menghadirkan dua warganya, Rita dan Syaiful. Dalam gambar tampak berfoto bersama dari kiri:Endang Rahayu, Budi, Rita, Soesi dan Syaiful.
SELAMAT TINGGAL MASA LAJANG YANG MEMBOSANKAN...
B
UKAN disengaja bila bulletin yang satu ini harus sekarang baru bisa kalian terima. Bukan pula sengaja diperlambat kahadirannya untuk menunggu foto utama di halaman ini ada. Yang jelas, selain kesibukan kami, bagian produksi yang menjadi tulang punggung buletin ini juga sedang mendapat alih tugas di kantornya, sehingga waktu senggangnya tidak bisa dijadwal seperti dulu. Tapi tak apa, menjelang dua bulan lagi kita ketemu di Jakarta, berita bahagia datang dari Yogyakarta, karena Budihardjo Winarno berhasil ”mentas” dari kesendiriannya setelah menyuting Josephine Soesilowati. Mari kita ucapkan ramairamai: ”Selamat meninggalkan masa bujangan yang membosankan!” Pesta resepsi pernikahan mereka yang meriah diadakan di Gedung Wanitatama Yogya, 28 Mei 1994. Karena kesibukan,
Bulletin Purna Paskibraka 1978 ini diterbitkan untuk menggalang kembali rasa persaudaraan (brotherhood) sesama teman seangkatan, bukan untuk tujuan-tujuan lain. Sebagian atau seluruh isi buletin ini dapat dikutip/diperbanyak atau dibagikan kepada Purna Paskibraka angkatan lain bila dianggap perlu. Terbit atas inisiatif Purna Paskibraka 1978 yang ada di Jadebotabek, yaitu: Budihardjo Winarno (Yogya) Syaiful Azram (Sumut) Arita Patriana Sudradjat (Jabar) Sonny Jwarson
JIC hanya bisa mengutus dua orang ke sana, yaitu Rita dan Syaiful. tadinya Sonny ingn datang karena sekalian mampir dalam perjalanan ke Surabaya dengan mobil. Tapi karena ada halangan dijalan, ia tak jadi datang. Untungnya ketidakhadiran Sonny itu justru menghasilkan ”anugerah” lain karena kita bisa menemukan satu lagi teman kita, yaitu Sambusir (baca: Wong Palembang itu Ditemukan). *** Kami di Jakarta semakin berdebar-debar. Persiapan reuni yang hanya punya sedikit waktu lagi harus segera kami tuntaskan. Sayangnya, kami belum bisa mendapatkan seluruh data yang kami inginkan dari kalian. Selain kita-kita yang di Jakarta, pengembalian formulir biodata dan pernyataan keikutsertaan dari daerah baru kami peroleh sebagian (kecil lagi!). LANJUTANNYA....................... Lihat halaman 7
Parahiyanto (Jatim) Tatiana Shinta Insamodra (Lampung) Chelly Urai Sri Ranau (Kalbar) Saraswati (Jakarta) Amir Mansur (Jakarta) I Gde Amithaba (Bali) Sambusir (Sumsel) Budi Saddewo (Jateng) Yadi Mulyadi (Jabar) Surat-surat dapat dialamatkan ke: RITA SUDRADJAT: Jalan Mandar 14, Blok DD3 No.3 BIntaro Jaya Sektor 3A, Jakarta 12330. SYAIFUL AZRAM, Pondok Tirta Mandala (Tahap V) Blok E4 No. 1 Depok 16415.
Paskibraka ’78 Jakarta InfoCenter
Jakarta Sudah Menanti
P
ERTEMUAN demi pertemuan terus kami adakan di Jakarta untuk mempersiapkan reuni kita. Dan rumah Amir di Jakarta Utara bulan April, rumah Chelly di Bekasi dan rumah (cadangan) Rita di Tebet Jakarta Selatan pada bulan Mei, sampai beberapa kali pertemuan di Direktorat PGM (tak pernah menghitung). Diteruskan lagi di rumah Chelly, Budi Saddewa dan terakhir di rumah Sambusir. Semua itu. menghasilkan kemajuan-kemajuan yang rasanya cukup untuk membuat reuni kita bisa berjalan. Pertemuan di rumah Chelly malah bisa mempertemukan Gde dengan Tetty dan Chelly sendiri. Sayang, pertemuan itu masih juga belum mempertemukan kedua ”nyonya” besar kita dengan Budi Saddewo, karena Budi keburu pulang duluan. Kesimpulannya, masih ada di antara 10 penjaga gawang JIC yang belum saling ”rangkul-rangkulan”. Seusai pertemuan di rumahAmir, lima personil JIC juga berkesempatan berlebaran ke rumah Bunda Bunakim di Kelapa Gading. Bunda yang sendirian di rumahnya begitu bahagia dengan kedatangan kami. Setelahnya, kami juga menuju ke Bandengan Selatan untuk menemui Kak Dharminto. Saat itu Kak Dhar
baru saja pulang dari berobat karena menderita penyumbatan prostat. Dengan wajah kuyu. Kak Dhar menceritakan bahwa ia akan segera dioperasi bila penyakitnya tak berkurang (dioperasi sebulan kemudian dan sekarang
Catatan dari Jakarta sudah sehat kembali). Yang jelas dari pertemuan-pertemuan itu (tak usah dirincilah yauuu...!) kita semua menunggu kabar dari kalian yang di daerah. Selain itu, kita juga sudah menyiapkan proposal lalu dibagi-bagikan kepada warga JIC untuk diteruskan ke pihak-pihak yang mungkin bisa membantu kita Yah, pokoknya bagaimana bisa menerima kalian nantinya di Jakarta. Kami sudah pemah memberitahukan kalian tentang ’ancar-ancar’ biaya yang dibutuhkan setiap orang. Jadi. sampai saat ini kami belum mengoreksi secara tepat berapa besar perubahan ’angka’ yang nanti terjadi. Tak usah khawatir, karena angkanya tidak akan naik lagi, justru kecenderungannya turun. Kami juga telah bertemu dengan Di-
Dl RUMAH CHELLY: Tetap tidak bisa berkumpul total, pertemuan di rumah Chelly memang bisa menghadirkan Gde untak bertemu Tetty. Delapan orang berfoto bersama setelah Budi Saddewa pulang, tapi sebelum Tetty datang. Dari kiri: Sonny, Chelly, Amir, Gde, Rita, Syaiful, Saraswati dan Budi Winarno.
2
Edisi No. 07–11, Maret-Juli 1994
rektur PGM yang baru, Kak Soewoyo, dan melaporkan rencana kami. Beliau pada dasarnya setuju. namun mengingatkan agar tidak terlalu memaksakan diri. ”Kumpul saja kalian dulu. Purna Paskibraka’78. Tidak usah memikirkan adanya peninjau dari angkatan lain. karena akan menambah beban. Undang saja mereka pada saat diskusi atau acara penting, sehingga kehadiran mereka dapat memberikan masukan, dan sebaliknya tak mengusik acara kangen-kangenan kalian,” petunjuknya. Menurut hasil survei sementara, mungkin tempat yang akan kita jadikan markas reuni nantinya adalah Pusdika Cibubur. Selain biaya penyewaannya ’miring’, malah cenderung ’sangat pramuka’, lokasi itu tentu saja menguntungkan karena bersebelahan dengan asrama latihan Pashbraka 1994. Artinya. gampanglah untuk menemui para pembina, karena mereka toh bertugas dalam kepanitiaan. Sampai saat ini. yang bisa kami janjikan adalah: kita tetap akan bisa berkumpul dalam reuni yang mungkin ’kecil’ (mohon dicatat benar) bila dibandingkan dengan jumlah Purna Paskibraka seluruhnya. Tapi, di mata kita sendiri reuni itu tetaplah sesuatu yang sangat besar. Penjadwalan persiapan dan pelaksanaan reuni tetap tidak berubah. Bulan ini, pendataan ulang harus sudah dituntaskan. karena itu bantuan kalian untuk sekadar menyisihkan waktu menulis surat ke kami sangat dibutuhkan.Akhir Juli, kami ingin urusan data-dataan itu sudah tidak ada lagi, sehingga persiapan lebih terfokus pada pematangan kegiatan dengan perhitungan jumlah peserta yang sudah pasti. Bersama buletin ini kami lampirkan surat undangan resmi yang diketahui oleh Direktur PGM. Kami percaya, surat itu dapat kalian manfaatkan untuk meminta dispensasi atau cuti dari kantor. Sambil kami menunggu. tentu saja harus ada yang dikerjakan. Tapi, kalau kami belum mempunyai angka pasti kan tidak akurat. Karena itu, surat kalian kami tunggu! • P'78-JIC
Paskibraka ’78 Jakarta InfoCenter
Apakah Tidak Berdampak Negatif? (Komentar Kak Adi Nugroho)
A
WAL Mei saat datang ke Direktorat PGM untuk mencari data-data Purna Paskibraka sebagai persiapan menyusun ”Buku Profil Paskibraka”, saya kebetulan bertemu dengan Kak PriyoAdi Nugroho yang sampai saat ini masih menjabat Ketua Umum DPP Purna Paskibraka IIndonesia (PPl). Pertemuan itu saya manfaatkan untuk berbincang-bincang meski KakAdi sendiri saat itu masih dalam suasana dukacita atas meninggalnya ayahanda tercinta. Dengan senyumnya yang khas, Kak Adi mengaku telah membaca Bulletin Paskibraka 78. Dengan jiwa besar, dia menanggapi positif apa yang sudah kita kerjakan. Bicara soal reuni, mulanya ia termangu dan bertanya kembali, mengapa reuni hanya dilaksanakan untuk satu angkatan. ”Apakah nantinya tidak menimbulkan dampak kurang baik?” ujarnya. Saya lalu menjelaskan duduk persoalan mengapa akhimya kita berniat mengadakan reuni itu. Kak Adi pun bisa me-
ngerti dan memahaminya. Dia menilai, kalau tujuannya untuk mengumpulkan teman-teman seangkatan agar nantinya dapat dikerahkan untuk memperjuangkan masa depan Paskibraka, reuni per angkatan rasanya memang perlu. Sesama teman seangkatan, kata Kak Adi, ada rasa emosional yang kuat sebab telah sama-sama terlibat dalam suka dan duka. Itu semua menghasilkan rasa senasib sepenanggungan yang sangat mengakar. ”Tapi untuk tidak menimbulkan kecemburuan bagi angkatan lainnya, sebaiknya acara itu tidak diselenggarakan secara wah. Tidak semua angkatan bisa mengadakan acara seperti itu, dan dampak lainnya bisa membuat setiap angkatan saling bersaing mengadakan acara serupa,” katanya Kalau persaingan itu terjadi, Kak Adi bilang, bukan manfaat yang diperoleh tapi justru perpecahan yang membuat luka makin dalam. Sebaliknya, jika reuni ini dapat dipakai untuk ajang persiapan reuni akbar Paskibraka, tentu harus didukung dan diharapkan bisa dijadikan
model dalam persiapannya, Tanpa menambah-nambahi. KakAdi Juga menyambut gembira serta respek pada angkatan '78 yang punya ide, kemauan dan kemampuan untuk menerbitkan suatu media komunikasi berupa buletin. Padahal, untuk mengerjakannya butuh pikiran bernas, waktu yang tidak sedikit di antara kesibukan kantor masing-masing. ”Yang penting, ada kemauan dan kemampuan mengumpulkan dana untuk penerbitan setiap edisinya,” paparnya. Sebagai Ketua PPI, KakAdi mengharapkan agar buletin JIC dapat dikembangkan menjadi semacam buletin khusus tentang Paskibraka dan tidak eksklusif dalam satu angkatan. ”Dengan penerbitan yang universal, buletin itu dapat digunakan sebagai sarana komunikasi. Lebih penting lagi, sebagai sarana pembinaan bagi seluruh Purna Paskibraka sehingga wawasan dan kemampuan ke-Paskibraka-an mereka semakin tinggi.” •BUDIHARJO WINARNO
Pesan Kak Dharminto
T
ANGGAL 16 APRIL 1994, ada telepon dari putri Kak Dharminto. Isinya mengatakan bahwa Kak Dhar, sedang berada di rumah sakit menjalani operasi prostat. Tapi, yang cukup mengharukan, meski dalam kondisi terbaring di RS, Kak Dhar masih ingat pada Paskibraka '78 dan meminta untuk datang karena ada sesuatu yang ingin disampaikan. Karena tak sempat menghubungi rekan-rekan JIC, Budiharjo Winarno pergi sendiri ke RS Sumber Waras menemui Kak Dhar. Dalam kondisi yang belum sembuh betul dari operasinya. beliau tampak demikian bergairah. Di beranda kamar perawatan dan diselingi mengalirnya tamu-tamu yang berkunjung, Kak Dhar menyampaikan beberapa pesan untuk reuni kita nanti. Pertama, Kak Dhar minta agar persiapan reuni dikerjakan sebaik dan
serapi mungkin. Terutama, bagi saudara-saudara kita yang datang dari jauh dengan keluarganya. ”Aturlah agar anggota keluarga yang tidak ikut dalam acara-acara khusus bisa punya acara sendiri. Sediakan akomodasinya dengan sempurna,” pesannya. Inti ucapannya, Kak Dhar ingin agar mereka bisa terlibat dalam suasana reuni tetapi tidak mengganggu acara penting yang khusus untuk Purna Paskibraka’78. Khususnya, acaraacara diskusi serius yang membutuhkan konsentrasi. Satu lagi pesannya, agar di reuni nanti dilakukan pengulangan pengukuhan. ”Acara seperti itu memang sederhana, tapi sangat berguna untuk meneguhkan kembali apa yang sudah pernah kalian peroleh dalam latihan 15 tahun lalu,” tuturnya. Utuk keperluan itu, sekaligus mempersiapkan kenaikan ”grade”, Kak Dhar minta agar semua teman-teman
Edisi No. 07–11, Maret-Juli 1994
mempersiapkan curriculum vitae (biodata) terutama tentang aktivitas di organisasi dan kepaskibrakaan. Data itu nanti bisa disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku tentang penggunaan atribut-atribut latihan kepemudaan. Rasanya, tidak ada ucapan lain yang dapat kita berikan kepada Kak Dhar selain ucapan terima kasih. Dalam kondisi yang tidak semestinya itu – berbaring di rumah sakit– beliau masih saja memikirkan kita-kita yang bandel dan mbeling. Insya Allah, apa yang diinginkan Kak Dhar itu dapat kita wujudkan. Sabtu, 16 Juli 1994, kami bertemu lagi dengan Kak Dar di PGM. Wajahnya kelihatan sudah segar dan berseri. Ia sedang mempersiapkan buku pedoman olahgerak Paskibraka di halaman Istana Merdeka. Mungkin, itu yang dimaksud Kak Dhar untuk mengantisipasi bila ia tak bisa lagi turun ke lapangan. • P’78-JIC
3
Paskibraka ’78 Jakarta InfoCenter
BERITA KEPADA KAWAN Waru, 5 Mei 1994 Buat Sahabatku Sonny dan teman-teman di JIC, Salam Paskibraka dan sejahtera selalu, Saat surat ini ditulis, aku sekeluarga dalam keadaan baikbaik. Demikian juga hendaknya Sonny sekeluarga dan temanteman di Jakarta. Semoga selalu dalam lindungan Tuhan YME. Terima kasih atas suratmu. Aku mohon maaf karena tidak bisa ikut aktif dalam persiapan reuniAgustus 1994 nanti. Sebenarnya aku ingin bersama kalian saat berlangsungnya rapat-rapat kepanitiaan. Tapi, hal itu tidak bisa kulakukan karena sejak kepulanganku dari Jakarta (ketemu Sonny, Budi, Rita, Opul, Mahruzal yang membuahkan gagasan reuni), aku harus konsentrasi pada pekerjaan. Maklum, masih "tulang kecil". Belum lagi ditambah dengan ayah suamiku yang sakit dan akhirnya harus operasi jantung. Aku salut pada kalian atas upaya mempersatukan temanteman yang sudah terpisah sekian lama. Tapi, Sonny dan teman-teman tidak perlu ragu, karena aku akan berperan aktif dalam reuni nanti. Rencananya akau akan datang sekeluarga, jadi ya... berlima. Tapi, kalau suamiku tidak bisa meninggalkan kesibukannya, terpaksa aku datang ke Jakarta dengan tiga anakku. Sekarang, putriku yang pertama sedang menghadapi Ebtanas. Untuk tahu perkembangan kalian, aku akan sisihkan waktu besok (baca: 15 Mei 1994) lewat telepon, karena aku tidak bisa meninggaIkan Surabaya pada tanggal-tanggal tersebut. Mohon bisa dimaklumi. Salam untuk semuanya dan sukses untuk kalian. Salam khusus buat Budi Saddewo yang telah "menelantarkan" aku selama 15 tahun. Sampai ketemu, terima kasih. • SALAMAH WAHYU
Ringan Sama Dijinjing DENGAN ikhlas, kami memang akan menangani penerbitan dan pengiriman buletin ini setiap bulan dengan dana yang ada pada kami bersepuluh di Jakarta. Tapi, tentu saja tidak adil kalau kita semua tidak ikut andil. Kami cuma bias mengimbau, kalau ada kelebihan ”uang dapur” ya kamikami dibantu. Berapa aja deh... pokoknya asal ada. Kalau ada, silakan kirim atau transfer lewat rekening: SYAIFUL AZRAM TAHAPAN BCA No. 071-100-27158-8 (Cabang Blok A, Cipete) atau TAPLUS BNI No. 022-78009964.6 (Cabang Kebayoran Baru, Blok M) Jangan lupa, kirimkan resinya agar bisa diketahui setelah masuk. **) BCA online di 23 kota: Medan, Pekab=nbaru, Batam, Palembang, Jabotabek, Karawang, Depok, Cilegon, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Klaten, Salatiga, Solo, Malang, Surabaya, Sidoarjo, Denpasar, dan Kuta. Sementara BNI rasanya ada di setiap ibukota kabupaten/kodya di seluruh Indonesia.
4
Banda Aceh, 26 Mei 1994 Bung Syaiful dan rekan-rekan Paskibraka 78, Apakabar selama ini Syaiful? Tentunya tambah sibuk terus. Zal doakan semoga Syaiful dalam keadaan sehat walafiat begitu juga teman-teman lain. Zal sendiri dan keluarga juga sehat-sehat saja. Zal juga mengucapkan "Selamat IdulAdha". Mclalui surat ini Zal mohon maaf yang sebesar-besarnya karena karena baru sekarang bisa menulis surat.Ini bukan berarti disengaja, tapi begitu pulang kursus di Jakarta tempohari, Zal dipindahtugaskan ke bidang pekerjaanbaru. Jadi, Zal belajar dan menyesuaikan diri, selain sering bertugas ke lapangan (dinas luar kota). Selain masalah kerjaan, Zal juga harus pindah rumah dari rumah dinas Puskesmas (baca: tempar istri Zal bekerja) ke apartemen", alias di Toko Singgah Mata di Jalan T. Nyak Arief 340 Darussalam Banda Aceh, tel. 32242. Soalnya. istri Zal mau tugas di Rumah Sakit Umum BandaAceh mulai Juni 1994. Zal sangat setuju dengan JIC dalam rencana Runi Paskibraka'78. Tapi sayang. dengan rasa sedih Zal harus bilang bahwa Zal tidak bakal bisa hadir di tengah-tengah kalian. Tanggal 13 Juni sampai 3 September 1994, Zal akan berada di Jepang untuk mengikuti kursus lagi (Catatan: Zal tidak ngibul karena telex dari kantomya dilampirkan). Wassalam. • MAHRUZAL Nagoya, 27 Juni 1994 Sonny Yth. Zal di Nagoya sehat-sehat saja. Belajar Senin sampai Jumat, Sabtunya libur. Kota Nagoya indah, bersih dan sangat canggih. Warganya juga disiplin, baik daei segi waktu dan patuh pada peraturan. Kita yang Paskibraka tentu saja mudah menyesuaikan diri. Bukan sombong diri. tapi bekal selama digembleng di asrama bisa jadi modal utama. Itulah adanya. Bagaimana dengan persiapan reuni? Berapa banyak yang ikut? Salam Zal untuk semuanya, juga kakak Pembina kita. Sekembali dari Jepang September, Zal akan menemui kalian semua.Wassalam. • MAHRUZAL
KOMANDAN, PEMBINA, PELATIH KOL POL DRS ADRIAN DANIEL Rumah: Jl Veteran No.2 Palembang Telp. (0711) 354397 Kantor: Kadit Pers Polda Sumbagsel Jl. Sudirman km 4 Palembang Telp. (0711) 311751
BUNDA BUNAKIM Jl.Tarian Raya Timur W-20 Kompleks AD - Kelapa Gading Jakarta 14240 DRS IDIK SULAEMAN AT Jl. Budaya No.2 Kemanggisan Jakarta 11430, Telp. (021) 5480217
LETKOL POL JUSUF MUCHARAM Kadit Samapta Polda Sumut Jalan Zainul Arifin Medan
DHARMINTO SURAPATHY Jl. Bandengan Utara I No.11 RT 005/011 Jakarta Barat 11240
LETKOL PNB SUTRISNO SP Rumah: Jl. Rajawali Baru 10 Halim Perdanakusuma (Depan RS AU) Jakarta Timur, Telp. (021) 8019512
HUSEIN MUTAHAR Jl. Dharmawangsa XII No. 119 RT 01/01 Jakarta Selatan 12160, Telp. (021) 715044-7390699
Edisi No. 07–11, Maret-Juli 1994
Paskibraka ’78 Jakarta InfoCenter
Info Alamat Paskibraka 1978 YANG DITEMUKAN Mahruzal MY (Aceh):Rumah: Jl. T. Nyak Arief 340 Darusslam Banda Aceh, Telp. 0651-32242. Kantor : Bappeda Tk IAceh, Jl. T. NyakArief Banda Aceh, TElp. 065123230. Izziah (Aceh): 3514 LancasterAvenue 313, Philadelphia, PA 19104, USA. Syaiful Azram (Sumut): Pondok Tirta Mandala Blok E4 No. 1, Sukamaju, Sukmajaya, Depok 16415. Telp. 021-8741953. Kantor: Harian Pelita, Jl. BLora 37 Jakarta Pusat 10310, Telp. 3901410, 3901404, 3901405, Fax. 3901411, 3901412. Aida Sumarni Batubara (Sumut): Jl. Halat Ujung Gg. Kelinci No. 1 Medan 20127. Telp. 061-712047. Masril Syarif (Sumbar): Perumnas PT Semen Padang, d/a Syahrul Syarif, Bagian Humas PT Semen Padang, Indarung-Padang. Azmiyati Aziz (Sumbar): Jl. Letjen Soeprapto No. 22/B9 Palu (belakang STM Muhammadiyah). Telp. 0451-28205. Muhammad Iqbal (Jambi): Rumah: Jalan Kapodang 8 No.132 Kotabaru, Jambi. Telp. 0741-42636. Kantor: Bank Dagang Negara (persero) Cabang Jambi, Jl. KH Wahid Hasyim 8-12 Jambi, Telp. (0741) 24339 26883. Sambusir (Sumsel);Rumah: Bumi Satria Kencana, Jl. Sadewa Raya Blok 43 No.6/ 29 Kalimalang, Bekasi Selatan. Kantor: Poleko Group Jl. Blora 21 Jakarta Pusat 10310, Telp. (021) 331407, Fax. (021) 325935, 326063 Tatiana Shinta Insamodra (Lampung): Rumah/Kantor: PT Adhykarya Ciptapratama, Jl Masjid 39 Kemang RT 05/07 Jatiwaringin, Pd. Gede, Bekasi 17411. Telp. 021-8464430, 082-121624 (cell phone), Pager 8800222pes. 6216. Amir Mansur (Jakarta): Rumah: Jalan S. Brantas RT 07/01 No. 235 Cilincing, Jakarta Utara 14130. Telp. 021-4407865. Kantor: SD Negeri 12 Cilincing Jakarta Utara Telp. 4400952. Saraswati (Jakarta): Rumah : Kompl. Sarana Indah Permai, Jl. Arumdalu BlokA7 No.12 Kedaung, Ciputat, tangerang; Kantor: PT Nugra Santana, Wisma Nugra Santana Lt.3 Jl. Sudirman Kav.7-8 Jakarta 10220. Telp. (K) 021-5702040, 5704893, 5704895, 5704897, Fax. 021-5705109. Arita Patriana Sudradjat (Jabar): Rumah: Jl. Mandar XIV Blok DD3 No.1, Bintaro Jaya Sektor 3A, Tangerang 15225. Kantor: Procter & Gamble Indonesia, TIFA Building 8th floor, Jl. Kuningan Barat 26 Jakarta Selatan 12710, Telp/Fax. 021-5200333.
Budihardjo Winarno (Yogya): Rumah1: Kompl. Tityan Kencana Blok G-2 No.8 Teluk Buyung Bekasi Selatan; Rumah2: Bintaro Jaya Permai Blok C-75 Jakarta 12320, Telp. 021-8643660; Kantor: PT Irazindi Glory, Jl. P. Jayakarta 141 Blok D-33 Jakarta 10730, Telp. (021) 6297799, 6394242, 6394545. Endang Rahayu (Yogya); Jalan Jlagran 115 Yogyakarta, telp. (0274) Z81. Budi Saddewo (Jateng): Rumah: Jl. Pangandaran Raya No.13 Bumi Bekasi Baru; Kantor: PT Wijaya Karya, Jl. DI Panjaitan Kav. 9 Jakarta, Telp. (021) 8192808, 8508640,8508650 pes. 1731. Salamah Wahyu (Jateng); Rumah: Jl Wisma Bungurasih Il/36 Waru, Surabaya, Telp. (031) 8283236; Kantor: P. Gatot Stariadi SH &Associates, Lantai Ill, Darmokali 5C, Surabaya 60241, Tel. (031) 574445, Fax. (031)8282464 Sonny Jwarson (Jatim); Rumah: Pondok Surya Mandala G-1 No.1 Jakamulya Bekasi Selatan; Kantor: Sekolah Tinggi Manajamen Prasetiya Mulya, Jl Raya Jagorawi, Cilandak, Jakarta 12430, PO. Box 713C/JKSCL Jakarta 12071, Tel. (021) 7697247, 75043463, 7511140, 7511143, Fax. 7500460, 7500461 Rahmaniyah Yusuf (Jatim): Rumah: Jl. Sri Rejeki II No. 17 Semarang 51040, Telp. (024) 607724; Kantor SMA Ronggolawe, Jl Damarwulan Il/53 Semarang. Gde Amithaba (Bali); Rumah: Cempaka Putih Tengah Raya No.12:Jakarta 10510, Telp.(021) 4290991; Kantor: PT Delta Djakarta, Jl. Bandengan Selatan 43 Jakarta: 14450, Telp. (021) 6690708, 6680688. Oka Saraswati (Bali); Jalan Seruni 4C, Denpasar Telp. (0361) 220130. Syarbaini (Kalbar); Jalan Kom Laut Yos Sudarso, Parumnas II Gg Matan II No. 18, RT 03/XXXIII Pontianak 78113. "Chelly" Urai Sri Ranau (Kalbar); Rumah: Antilop Maju, Jatibening I, Jl. Merapi 116 Kalimalang, Jakarta Timur; Kantor: DPP KNPI, Jl Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Telp. (021) 512811. Fridhany (Kalteng); Jl. HM Arsyad XXXVI Blok D No.7 Sampit, Telp. (0531) 22256. Herdeman (Kalteng); Jl. C. Bangas Gang Dikari No.1 Palangkaraya 73111. A. Redhany Gaffurie (Kalsel): Jl. Sutoyo Siswomihardjo Gg 20 Komp. Purnasakti Jalur U/8 RT 40 Banjarmasin 70245 Nunung Restuwanti (KaIsel): Rumah: Jl. Kampung Baru RT XV/74 Murung Pudak Tabalong Kalsel 71571,Telp. (0516) 21275; Kantor: PT Adaro Indonesia, PO BOX 11 TTB, Tanjung,Tabalong, Telp. (0511)56939, Fax. (0511)54582. Sri Diana (Sultra): Rumah: Komp. Sukaraja I, WPA No.E5, Lanud Husein Sastranegara Bandung; Kantor: Makoharmatau Lanud Husein S. Bandung, Telp. (022) 632087, Fax. (022) 630981.
Edisi No. 07–11, Maret-Juli 1994
Halidja Husein (Maluku): Rumah: Kompleks Pelayaran Armada No. 36, OSM, Ambon; Kantor: Biro Ekonomi Kantor Gubemur KDH Tk I Maluku, Jalan Raya Patlimura,Ambon. Telp. (0911) 43409. Welly Tigtigweria (Irja): d/a Rindam 7 Trikora, Ifar Gunung,Jayapura, IrianJaya.
YANG MASIH HILANG Auzar Hasfat (Riau); Jl. Tasykurun 44 Pekanbaru (alamat lama) Suhartini (Riau): Jl. Pembangunan 2 Selat Panjang - Riau (alamat lama) Ellyawaty (Jambi); Jln. Merdeka 43 Kuala Tungkal, Jambi (alamat lama) Nilawati (Sumsel); Jl Telaga Jawa RT V No. 5 Lubuk Linggau (alamat lama) Iskandar Rama (Bengkulu); Jalan MH Thamrin 32 Curup Bengkutu (alamat lama) Ernawati (Bengkulu); Depan Lap. Dwi Tunggal Curup, Bengkulu (alamat lama) Akrom Faisal (Lampung): ???? Yadi Mulyadi (Jabar): (Alamat tidak diketahui setelah pindah dari PT Jasa Marga Medan). Mazhur (NTB): ???? Maskayangan (NTB); Jalan Banteng 15 Mataram, Lombok (alamat lama) Wendalinus Nahak (NTT); (alamat terbaru tidak diketahui, setelah pindah dari Gejayan Gg. Alamanda 12A Yogyakarta) Trice De Bora Bria (NTT): Jl. Hatta Tanah Merah,Atambua, Timor (alamat lama dan tidak jelas) Frederick Bid Lie Pang (Kaltim): Asrama Don Bosco, Jalan Sudirman 59 Samarinda (alamat lama) Rahmawaty Siddik (Kaltim); Jalan Jend Sudirman RT I SD 1/37 Tenggarong (alamat lama) Daniel Pakasi (Sulut): Jl KS Tubun 6 Manado (alamat lama) Deetje Saroinsong (Sulut): Jl. Dua Mei, Teling, Manado (alamat lama yang tidak jelas) Sinyo Mokodompit (Sulteng): Jl. Panasakan Dalam 179 Toli-Toli (alamat lama} Diah Palupi (Sulteng): ???? Ridwan (Sulsel): ???? Hafsah Dahlan (Sulsel): Jl. Baji Minasa 17H Janeponto (alamat lama) M. Ilham R. Rauf (Sultra): Jl. Pattimura 67 Kendari (alamat lama) Patty Nehemia (Maluku): Jl Pancasila 40 Ambon (alamat lama) Johny Ronsumbre (Irja): Ardipura 1 Jayapura (alamat lama) Sipriano Magno (Timtim); (alamat terbaru tidak diketahui setelah pindah dari Yogya) Maria Loerensa de Rosario Sarmento (Timtim): Jl Franssico Machado, Dilli (alamat lama)
Catatan: Alamat terbaru setelah pindah atau alamat yang baru ditemukan
5
Paskibraka ’78 Jakarta InfoCenter
Mari Kita Mengulang Janji
D
ALAM PERTEMUAN DI rumah Sambusir 10 Juli dan lanjutannya 22 Juli, kami telah membicarakan beberapa masalah teknis yang akan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan reuni. Butir itu kami singkat di sini, tapi lengkapnya dapat dilihat pada lampiran surat undangan. Seperti telah direncanakan semula. Direktorat PGM tetap akan mengadakan Rakernas bersamaan dengan dipanggilnya para Purna Paskibraka dari daerah sebagai petugas protokol saat upacara di Istana. Dengan demikian, pada salah satu diskusi reuni, kita akan dapat bertatap muka sekaligus berbincang dengan mereka. Atau sebaliknya, kita ikut hadir dalam salah satu atau beberapa sesi Rakernas. Draft pokok-pokok pikiran kita yang akan dibawa ke sana akan dikirimkan kepada kalian sebelum berangkat ke Jakarta (sedang dipersiapkan Budiharjo Wirarno) Pokok-pokok pikiran itu, paling tidak, akan menyangkut dua hal penting, yakni bagaimana kita bisa membantu PGM dalam hal pembinaan anggota Paskibraka setiap tahun dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh para Puma Paskibraka setelah pulang ke daerah, terutama yang di Jakarta sendiri. Seperti yang sering kami ungkapkan, keberhasilan "reuni kecil"' kita nanti tergantung pada kita sendiri. Pada tahap awal, kita sudah mempunyai gagasan untuk ikut memikirkan, malah ingin menjadi pionir dalam pembenahan "tubuh" Paskibraka dan para purnanya. Bukan ingin menjadi "pahlawan kesiangan", tapi didasari oleh niat mulia. Kita sudah berusaha mengumpulkan kembali rekan-rekan – yang sampai saat ini sudah tertangkap 29 orang– untuk mewujudkan niat kita. Dalam pelaksanaan reuninya sendiri,
STOP PRESS !! Menjelang buletin ini naik cetak datang fax dari Izziah langsung sari Amerika Serikat. Ia menyesal tidak bisa ikut reuni karena tidak ada hari libur. Tapi, ia sudah mengirimkan pesan dan kesannya untuk dimuat di Buku Kenangan. Untuk tambahan, Izziah punya dua nomor saluran internasional yang sekaligus dijadikan nomor fax yakni:
(215) 2224376 6
”Countdown” Reuni ’78 kita punya komitmen tidak terlalu mengharapkan bantuan orang lain. Dengan kata lain ingin menunjukkan kemandirian, karena prinsip itulah yang harus kita pertahankan di masa datang. Dengan berdiri di atas kaki sendiri, Purna Paskibraka sebenarnya dapat berbuat banyak. Namun jalan di depan kita sekarang masih simpang siur. Kita hanya ingin melihat, apakah niat dan upaya yang kita wujudkan itu dapat dipahami oleh senior dan junior kita, agar bisa kelak sama-sama bergandengan tangan memperkuat ''tubuh'' yang belum berdiri tegak dan membenahi jalan yang masih simpang siur itu.
Para pembina yang dulu pernah mengajari kita untuk menjadi manusia tangguh, akan hadir dan menyegarkan kembali ingatan kita. Kak Mutahar, Kak Idik, Kak Dharminto dan Bunda Bunakim sudah siap untuk itu. Para pembina di Direktorat PGM juga sudah memberi kesempatan seluas-luasnya. Kak Dharminto juga menginginkan agar dalam reuni dilakukan "ulang janji" dengan kembali rnengucapkan Ikrar Putera Indonesia. Sekaligus dengan itu, akan dicari kemungkinan untuk menaikkan "grade'' kita dari Perintis Pemuda (lencana dasar hijau). Apakah nantinya naik jadi merah, kuning atau ungu. tergantung pada aktivitas kepaskibrakaan dan keorganisasian kita. Karenanya, kedua data tambahan itu perlu juga segera disampaikan kepada kami sebagai bahan persiapan. • P'78 JIC
DI RUMAH RITA: Salah satu pertemuan lain yang diadakan di rumah (cadangan) Rita. Hadir saat itu cuma lima orang, karena yang lain punya kesibukan yang tidak dapat ditinggalkan. Dari kiri: Amir, Syaiful, Rita, Chelly dan Budi Winarno.
JADWAL ACARA REUNI PASKIBRAKA’78 16 AGUSTUS 1994 ........-19.00 Berkumpul di penginapan. 19.00-20.00 Makan malam 20.00-23.00 Pembukaan Reuni, Acara kangen-kangenan 23.00-...... Istirahat (yang mau nerusin silakan) 17 AGUSTUS 1994 05.00-06.00 Bangun, senam pagi. mandi 06.00-07.30 Sarapan 07.30-11.00 Upacara Detik2 Proklamasi di Istana 11.00-13.00 Nostalgia ke PHI, kembali ke penginapan. 13.00-13.30 Makan Siang 13.30-14.30 Diskusi 1 14.30-18.30 Menghadiri Upacara Sore/ Diskusi 2 18.30-19.30 Kembali ke penginapan 19.30-20.00 Makan malam
Edisi No. 07–11, Maret-Juli 1994
20.00-23.00 Diskusi dg Purna angkatan lain 23.00-....... Istirahat 18 AGUSTUS 1994 05.00-06.00 Bargun, senam pagi, mandi 06.00-07.00 Sarapan 07.00-12.00 Rekreasi Taman Mini Indonesia Indah 12.00-14.00 Makan Siang (di TMII), kembali ke penginapan. 14.30-18.00 Perumusan hasil diskusi 18.00-20.00 Mandi, makan malam 20.00-23.00 Penyampaian hasil reuni, Ulang Janji, Penutupan Reuni 23 00-....... Istirahat (melek-melek pun boleh) 19 AGUSTUS 1994 05.00-06.00 Bangun, senam pagi, mandi 06.00-07.00 Sarapan 07.00 Bubar Jalan !!!
Paskibraka ’78 Jakarta InfoCenter DARI HATI KE HATI
K
ITA HARUS SELALU menyadari bahwa dalam setiap gerak maju menuju perbaikan pasti ada sandungan. Sandungan bisa berubah menjadi ganjalan yang mengakibatkan kegagalan. Contohnya, niat mulai kita merintis jalan bagi terciptanya keluarga besar Paskibraka yang utuh. Niat itu masih saja ditanggapi oleh sebagian orang dengan isu agak negatif. Paling tidak, ada yang merasa gerah dengan apa yang kita lakukan. Karena itu, Purna Paskibraka'78 harus bisa membentengi diri sekaligus awas terhadap apa saja yangbisa membuat goyah. Di tengah rencana kita mengadakan reuni. sebuah masalah lain mencuat ke peemukaan. Meski riaknya kecil, tapi paling tidak isinya pantas membuat kita terperangah. Sebuah sumber mengungkapkan bahwa citra Paskibraka saat ini di kalangan Istana Kepresidenan demikian buruk. Saking buruknya, sampai-sampai fasilitas yang dulu pernah kita dapatkan (misalnya istirahat di Wisma Negara
Ini Masalah Citra setelah upacara pagi sambil menunggu upacara sore) saat ini tidak ada lagi. Benarkah itu? Jawabannya tentu tidak sederhana. Tidak bisa disebut fitnah karena pernyataan yang didukung bukti itu paling tidak harus kita ”telan mentahmentah”. Telinga kita pun memerah. Kita boleh marah, karena dulu, sewaktu kita menjadi Paskibraka, tidak ada isuisu semacam itu. Kita sadar sepenuhnya bahwa kebanggaan diri bisa mengibarkan Sang Saka Merah Putih adalah gambaran dari upaya yang tidak ringan. Butuh sifat, tingkah polah, kepribadian dan kedisiplinan yang teruji. Tapi sebalikaya, kita juga pantas berkaca diri, ”Benarkah citra Paskibraka sekarang seburuk itu?” Kerja besar lainnya pun menunggu di depan mata. Yang harus diluruskan bukan saja bagaimana menyatukan potensi yang ada dalam diri Purna Paskibraka. tapi bagaimana mengembalikan citra Paskibaraka ke asalnya –bila isu itu memang benar. Keutuhan dan persatuan adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh Purna
Paskibraka. Kita tidak bisa cuma menuding salah satu pihak bahwa menurunnya citra Paskibraka itu karena kesalahan mereka, misalnya para pembina. Kesalahan itu terletak pada kita semua. Masalahnya sekarang adalah bagaimana memperbaikinya, bukan ikut-ikutan terjerumus dalam saling menyalahkan. Sudah sampai di manakah pemahaman kita tentang itu? Korps Paskibraka, bagaimanapun, adalah milik kita juga. Karena itu, tidak pantas rasanya mengorbankan nama baik sebuah korps hanya untuk membela diri karenakepentingan pribadi. Atau, ikut-ikutan menuding Paskibraka sekarang bercitra buruk karena kita juga berada di sisi lain yang justru oposan. Arif dan bisa menempatkan diri di tempat yang layak sesuai keberadaan diri, adalah satu sari sekian banyak sikap yang harus dimiliki Paskibraka. Karena itulah, Purna Paskibraka ’78 selalu mengajak semua Purna lainnya untuk saling bergandengan tangan. Jadilah manusia yang dapt meluruskan sesustu yang dianggap tidak benar. • PAK GURU AMIR
Selamat Tinggal........................... sambungan dari halaman 1
sa pangkatku diturunkan jadi Sersan Dua,” protesnya tanpa memberitahu pangkatnya sekarang di Wara. Sementara itu, Kak Jusuf Mucharam diketahui telah pindah tugas ke MEdan karena menjabat Kadit Samapta di Polda Sumut. Sengan adanya Sambusir dan Diana, maka lebih dari separuh Purna Paskibraka 1978 sudah terjaring. Mudah-mudahan, kalian bisa membantu lagi dengan mencarikan sisa-sisa teman kita yang masih hilang. Salam kami dari Jakarta. P’78 JIC
Yang pertama diketahui, Mahruzal tidak bisa ikutan karena sedang training di Jepang.Selain itu, lewat telepon Fridhany di Sampit sudah mengatakan akan datang, sekalian mengunjungi mertuanya di Jakarta. Rachma di Semarangjuga mengatakan ingin ikut, tapi baru bisa memastikan lagi akhir Juli, maklum suaminya kan ada di Ujung Pandang. Celakanya, Nunung yang di Tabalong (Kalsel), minta maaf karena ”salah program”. Tepat pada saat kita reuni, Nunung harus berpacu melawan ”mules” karena anak pertamanya akan lahir. Tapi, pernyataan dari dua orang yang bilang tidak ikut, tentu saja tidak akan menggoyang kebulatan tekad kita untuk berkumpul. Mereka yang tidak bisa hadir bisa mendapatkan cerita lengkap dari hasil reuni, dengan catatan sisanya harus ikut. Sehabis Juli ini, semua persiapan akan benar-benar memasuki hitungan
mundur (countdown).Persiapan mencari penginapan, sarana transportasi lokal, pengaturan jadwal dan materi acara, menghubungi pihaki-pihak terkait dan seterusnya, dan seterusnya. Kalian tentu maklum bagaimana susahnya. Sobat-sobat seperjuangan, Selain ditemukannya Sambusir, pencarian data ”mereka yang hilang” oleh JIC masih terus berlangsung. Bulan lalu, Sri Diana terjaring karena benar ada di Bandung. ”Kalian menghina ya... Ma-
SEKADAR MENGINGAT: Kalian tentu masih ingat dengan Ibu Fat bukan? Dulu, beliau ikut mengurus kita di asrama bersama Bunda Boenakim. Wajahnya yang tampil bersama Budi di depan anggota Paskibraka 1993 ini bolehlah untuk bahan ingatan.
Edisi No. 07–11, Maret-Juli 1994
7
Paskibraka ’78 Jakarta InfoCenter
”Aku Baca Pelan-pelan” –––– Itu Kata Kak Adrian Daniel ––––
H
Benar Kak Ian, saya sendiri sebagai penjaga gawang buletin ini sih maunya terbit 32 halaman, fotonya berwarna dan isinya datang dari seluruh Indonesia. Tapi ya itu... saya sering pusing mencari isinya. Ntar diisi yang itu-itu lagi jadi bosan. Sementara mau mencari bahan baru waktunya begitu sempit. Karena itu, Kak Ian juga diharapkan bisa ikut-ikutan menulis dan mengirim foto untuk dimut di buletin ini.Untung, saat buletin ini akan terbit, surat itu datang juga. jadi, teman-teman bisa menyaksikan bagaimana sekarang tampang Pak Kolonel itu. • SYAIFULAZRAM
ALLO, APA KABAR FUL? buah. Eh, taunya kamu sudah di Itu kalimat pertama yang Jakarta lagi." meluncur ketika Kak Adrian Meski begitu. Kak lan gembira Daniel dihubungi lewat telepon. Sore itu. karena kita masih bisa berkumpul lagi, sekitar pukul 15.30, Kak Ian sudah meski tak semua. Ia juga menanyakan pulang dari kantor. ''Maklum. ini bukan kenapa buletinnya lama tidak nongol. di Jakarta yang baru bisa pulang setela "Biasanya, kalau buletinnya datang, aku h pukul l6.00, ujarnya. baca pelan-pelan...," ujarnva. Karena malamnya ada acara dengan Lho kenapa? "Abis, halamannya cuKapolda Sumbagsel, Kak lan tak bisa ma delapan sih," jawabnya. bertemu dengan saya —yang kebetulan berada di Palembang dalam rangka meliput berita, maklum wartawan. Ia menjanjikan besoknya saja bertemu di kantor. Sayang, besoknya saya harus kembali ke Jakarta pagi-pagi sekali. Kembali dihubungi lewat telepon, Kak lan ngedumel. "Padahal udah kutunggu-tunggu. Sampai-sampai, waktu aku keluar nuangan, aku KAK ADRIAN DANIEL: Sekarang sudah berpangkat kolonel dan menjabat titip pesan pada anak Polda Sumbagsel. Kanan: Istrinya, Kak Nana dan kedua putri mereka.
”Wong Palembang” Itu Ditemukan
T
ADINYA, SONNY HANYA bermaksud makan siang di restoran Trio Bogor karena lapar setelah menghadiri wisuda adiknya. Apalagi, setelah itu ia akan memulai perjalanan mobil ke Surabaya dan sebentar mampir ke pcstanya Budiharjo Winarno di Yogyakarta. Ketika makan, istri Sonny sudah berbisik. "Mas, kayaknya orang itu kok terus-terusan ngeliatin. Apa kenal barangkali." Sonny yang sibuk ngemong anaknya tidak terlalu peduli. Tapi, Sonny boleh kaget juga karena ketika ia pergi ke toilet, orang yang
8
dimaksud membuntuti terus. Ditongkronginya pintu kamar mandi sampai Sonny keluar. Dan, tanpa basa-basi ia menebak, ”Sonny ya!” Sonny yang masih bingung tidak bisa menebak balik, siapa sebenarnya orang itu. Dengan rasa sedikit menyesal, ia terpaksa tanya, ”Kamu ini siapa?” Yang ditanya malah ketawa dan selang beberapa saat baru mengatakan, ”Saya Sambusir...” Maka. perasaan mereka pun meledaklah... Mereka berangkulan, lalu saling bertanya kabar, sampai-sampai hampir lupa kalau keduanya sama-sama Edisi No. 07–11, Maret-Juli 1994
Kepala Direktorat Personalia
membawa anak dan istri yang sedang menunggu di meja makan. Sambusir kini ’baru’ punya satu anak berusia enam bulan. Wong Palembang yang satu ini boleh merasa beruntung karena didampingi seorang istri cantik yang berasal dari Yogyakarta. Sayang, foto dia dan keluarganya belum selesai dicetak dan tidak bisa mengejar deadline terbitnya buletin —yang sudah sangat terlambat— ini. Mengaku sudah lima tahun tinggal di Jakarta, Sambusir lalu sepakat langsung mengajak warga JIC berkumpul di rumahnya.Tanggal 9 Juli, keinginan itu terpenuhi meski tidak semua bisa hadir. Sambusir menjadi orang ke-28 di Purna Paskibraka 1978 yang datanya dipastikan akurat. Karena itu yang sudah kangen boleh segera mengirim surat dengan nama dan alamat yang sudah masuk kategori "Mereka yang Ditemukan" di halaman 5. • P'7B-JIC