Bulletin78 03 - November 1993

  • Uploaded by: SyaifulAzram
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bulletin78 03 - November 1993 as PDF for free.

More details

  • Words: 5,826
  • Pages: 8
Jakarta

Information

Center

EDISI KETIGA, NOVEMBER 1993

Bulletin interen Purna Paskibraka 1978 ini terbit atas inisiatif Purna Paskibraka 1978 yang kini berada di Jakarta, yaitu: Syaiful Azram (Sumatera Utara), Rita Sudradjat (Jawa Barat), Sonny Jwarson Parahiyanto (Jawa Timur), Budihardjo Winarno (Yogyakarta), Tatiana Shinta (Lampung), Chelly Urai Sri Ranau (Kalimantan Barat), Saraswati (DKI Jakarta), Mahruzal MY (DI

Aceh). Surat-surat dapat dialamatkan ke: RITA SUDRADJAT: Jalan Mandar 14, Blok DD3 No.3 BIntaro Jaya Sektor 3A, Jakarta 12330. SYAIFUL AZRAM, Pondok Tirta Mandala (Tahap V) Blok E4 No. 1 Depok 16415.

PENYEGARAN - Lima Purna Paskibraka 1978 sengaja mengunjungi Kak Husain Mutaharuntuk bersilaturahmi sekaligus meminta nasihat tentang apa yang sedang dihadapi Purna Paskibraka saat ini. Dari kiri: Sonny Jwarson, Amir Mansur, Kak Mut, Budi Winarno, Syaiful Azram dan Gde Amithaba. n

Kala Jarak dan Waktu Tak lagi Jadi Penghalang PADA saat dulu berkumpul di Jakarta, kita membayangkan betapa jarak nantinya akan memisahkan kita satu sama lain. Kita tak tahu kapan akan bertemu, dan bagaimana caranya kita akan berkumpul lagi pada satu kesempatan tertentu. Kota tempat tinggal kita dipisahkan ratusan, bahkan ribuan kilometer. Tapi itu dulu, ketika komunikasi tidak sehebat sekarang. Ketika surat harus melayang berhari-hari, malah bermingguminggu baru sampai ke tujuan. Kini, dengan teknologi komunikasi terutama telepon, kita dapat berbincang kapan saja. Dalam beberapa detik, satu sama lain bisa menyampaikan kabar terbaru tanpa perantara. Itulah yang terjadi di antara kita. Dari daftar alamat yang kami peroleh, sebagian besar Purna Paskibraka’78 memiliki sambungan telepon sehingga bisa dihubungi kapan saja. Kami telah mencoba menelepon beberapa di antaranya. Dengan

suara heran seolah tak percaya mereka mengangkat gagang telepon, sampaisampai kadang tak tahu apa yang harus diucapkan. Kami sangat gembira karena setiap bulan selalu ada beberapa nama baru yang masuk dalam daftar "Yang Ditemukan". Mulai Fridhany(Kalteng), Pak Polisi Syarbaini (Kalbar), Rahmaniyah Yusuf (Jatim), Herdeman (Kalteng) sampai GdeAmithaba (Bali) -yang kini ada di Jakarta. Surat dari Fridhany dan Syarbaini, maupun cerita tentang pertemuan dengan Gde Amithaba akan menjadi kisah khusus di edisi ini. Kami juga mendapat telepon dariMasril Syarif (Sumbar) yang sudah enam tahun tak terdengar beritanya. Saking banyaknya (untuk ukuran kita) kabar yang terus mengalir masuk ke JIC, sampai-sampai Rita mengaku kadangkadang ia bengong sendiri. Betapa tidak, sebagai salah satu alamat InfoCenter, tentu

ia yang selalu kena gedor. Di tengahtengah kesibukan kerja, tiba tiba ada telepon masuk dan menyebutkan nama yang sudah demikian lama terpendam dalam memori. Demikian, satu demi satu nama kembali terdaftar di JIC. Kejutan demi kejutan datang setiap hari, memberi harapan yang pasti untuk kita di tahun mendatang. Apa yang tidak bisa dilakukan bila sampai saat ini 24 orang Purna Paskibraka ’78 sudah bisa kembali terjaring? Yang jelas, reuni sudah di depan mata dan kami di Jakarta akan mulai membicarakan rencana itu, agar semuanya terlaksana dengan baik. Seiring dengan penerbitan buletin edisi ketiga ini, kami di Jakarta sudah mulai meminta nasihat dari para sesepuh. Mulamula, kami sowan ke orang yang pernah melahirkan Paskibraka, Kak Husain Mutahar. Dengan mata berbinar, Kak Mut menganggap apa yang kita lakukan adalah sebuah awal yang baik dan memberi harapan. Kami juga akan segera bertemu dengan Kak Idik Sulaeman, penerus Kak Mut yang pernah bergulat dengan Paskibraka selama satu dekade. Juga para pembina LANJUTANNYA.......... LIHAT HALAMAN 3

ALANGKAH terenyuhnya hati ketika seorang yang telah berjasa besar terhadap negara ini sepeni Kak Hussein Mutahar masih merasa dirinya bersalah. Sebagai orang yang pernah menyelamatkan ”Sang Merah Putih” pada saat revolusi dan pencetus gagasan lahimya Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), rasanya hal itu tak pantas. Bayangkan, bagaimana lagi kita yang belum melakukan apa-apa untuk negeri ini! Rasa penyesalan Kak Mut dengan mengatakan, ”Kadang, saya juga merasa bersalah,” itu sebenarnya juga kami sesali. Tak terpikir deh kami (Sonny Jwarson, Budiharjo Winarno, Amir Mansur, Syaiful Azram dan Gde Amithaba) kalau Kak Mut akan mengucapkannya. Katakata itu meluncur begitu saja dari bibir beliau ketika kami bertanya, apakah ketika mencetuskan gagasan Paskibraka, Kak Mut belum berpikir tentang apa yang akan dilakukan selanjutnya kepada para Purnanya. Di sore Minggu 14 November 1993 itu, kami sengaja datang ke rumah Kak Mut untuk bersilaturahmi. Itu kami lakukan setelah sebelumnya (lewat telepon) kami meminta waktu untuk bertemu dan beliau setuju. Apalagi beliau sangat terkesan dengan datangnya dua edisi buletin Paskibraka '78 Jakarta InfoCenter yang beliau anggap sebagai sebuah awal

Catatan dari Jakarta yang baik. Dalam kesempatan itu, Kak Mut bercerita panjang tentang sejarah bendera pusaka, latar belakang lahirnya Paskibraka, soal-soal kepemimpinan dan budi pekerti, malah sampai perkembangan terakhir tentang Paskibraka yang beliau ketahui.

Berkali-kali, selama pertemuan yang berlangsung empat jam lebih itu Kak Mut meminta agar apa yang dikatakannya tidak usah ditulis di buletin ini. Begitu juga ketika hendak difoto, beliau menolak dengan segera.Tapi, begitu kami meminta dengan alasan untuk menyegarkan semangat teman-teman lain (senior maupun junior) agar dapat berbuat banyak untuk korps tercinta kita, Paskibraka, barulah beliau mau. Pada prinsipnya, nasihat Kak Mut sederhana saja. lakukanlah apa yang terbaik untuk Paskibraka dengan hati yang tulus dan semangat kemandirian. Boleh saja kita mengadakan reuni, atau apa saja namanya, asal dengan kemampuan sendiri. Tak perlu berpikir akan mengadakan acara yang meriah atau mewah-mewahan. Yang penting, nilai-nilai yang selama ini telah tertanam namun masih terpendam dan belum muncul ke permukaan dapat dimunculkan kembali. Kak Mut juga meminta agar segala bias dan pergeseran persepsi yang diperoleh akibat pengaruh lingkungan tempat para Purna Paskibraka berada dipupus habis. Dengan bekal nilai-nilai yang pernah tertanam dan semangat kebersamaan yang baru, beliau yakin kita dapat melakukan sesuatu yang lebih berarti. Meski tidak diceritakan secara detil, beliau mengaku punya setumpuk ide yang justru sudah mengarah sangat jauh ke depan. Itu semua bertujuan agar Paskibraka bisa menoreh sejarah lebih berani dalam derap langkah negeri ini, tidak sekadar jadi pengibar bendera. Sayang, sampai saat ini ide itu belum dapat diwujudkan karena kondisi interen Purna Paskibraka sendiri yang menyebabkannya. Perbedaan pendapat tentang bentuk dan nama organisasi yang berlarutlarut, belum lagi tentang persoalan antar pribadi yang justru tidak menguntungkan, telah membuat Purna Paskibraka tidak pernah berpikir ke depan, melainkan hanya berkutat dalam persoalanpersoalan yang tak pernah selesai. ”Hanya ada satu jalan yang dapat dilakukan saat ini. Kalian harus berkumpul bersama-sama dalam sebuah kesernpatan

Kadang Saya Juga Merasa Bersalah ”Tapi anggaplah pertemuan ini sebagai refreshing, penyegaran yang dapat memacu kalian untuk memikirkan what next untuk Paskibraka,” paparnya. ”Waktu gagasan Paskibraka lahir, yang ada dalam benak saya hanya ingin menanamkan jiwa nasionalisme dan patriotisme kepada para pemuda Indonesia. Saya tak sempat berpikir, bila semangat dan nilai-nilai yang ditanamkan itu sekarang tumbuh dan membutuhkan tanah yang subur untuk berkembang. Ketika saat itu terjadi, saya tidak punya apa-apa lagi, kecuali semangat untuk terus memacu kalian menemukan cara terbaik,” tambahnya.

BERSATULAH - Kak Mut berulang kali mengatakan bahwa pada saat gagasan Paskibraka muncul, tak sedikitpun terpikirbagaimana nantinya bila para Pumanya berjumlah ribuan dan mulai masuk dalam berbagai bidang kehidupan di negeri ini. "Yang penting sekarang, bersatulah. Kita berasal dari yang satu, dan dengan modal itulah kita bisa berbuat lebih banyak," ujarnya.

2

LANJUTANNYA ...........LIHAT HALAMAN 3

Jakarta InfoCenter

EDISI KEDUA, OKTOBER 1993

Points to Ponder The greatest want to the world is the want of men... Men who will not be bought nor sold. Men who in their inmost are true and honest. Men who not fear to call sin by its right name. Men whose conscience is as true as the needle to the pole. Men who will stand for the right though the heavens fall. But such a character is not the result of accident. It is not due to special favours or endowments of providence. A noble character is the result of "SELF DISCIPLINE" of subjection of the lower to the higher nature - the surrender of self for the service of "LOVE TO GOD AND MEN".

Butir-Butir Perenungan Kebutuhan dunia yang terbesar adalah kebutuhan akan manusia yang tidak mau dibeli, juga tidak mau dijual. Manusia yang dalam lubuk hatinya adalah manusia yang sebenarbenarnya dan jujur. Manusia yang tidak takut menyebut dosa dengan nama yang sebenarnya. Manusia yang hati nuraninya terhadap segala yang menjadi kewajibannya seperti jarum kompas yang menunjuk ke utara (tak mau berpaling). Manusia yang tegar membela kebenaran meski langit jatah menimpanya. Namun, watak yang demikian itu bukanlah suatu kebetulan. Bukan kemurahan hati atau imbalan jasa dari orang lain.Watak luhur adalah hasil penataan dan penertiban diri sendiri. Hasil sikap merendab terhadap kekuasaan alam. Hasil serah diri yang pasrah untuk mengabdi kepada Tuhan dan sesama manusia dengan penuh kasih sayang.

What Money Can Buy a bed but not sleep computer but not brains food but not appetite finery but not beauty house but not a home medicine but not health luxuries but not arts entertainment but not happiness sex but not love

Apa yang Bisa Dibeli dengan Uang ranjang tapi bukan kantuk komputer tapi bukan kecerdasan makanan tapi bukan selera perhiasan tapi bukan keindahan rumah tapi bukan kediaman obat tapi bukan kesehatan kemewahan tapi bukan seni budaya hiburan tapi bukan kebahagiaan seks tapi bukan cinta l Pesan dari Kak Hs Mutahar

EDISI KEDUA, OKTOBER 1993

Kejutan Datang Bertubi-tubi TADINYA saya meng-iyakan saja ketika alamat saya diminta menjadi salah satu tujuan surat-surat yang datang dari teman-teman. Sayapikir, nantinya sih akan biasa-biasa aja. Nggak taunya, setiap minggu saya mendapat kejutan baru. Dari yang mengirim surat, sampai yang menelepon. Jangankan yang sama-sama di Jakarta, yang berada di luar kota terutama Sumatera dan Kalimantan justru memberi kabar. "Saya senang sekali menerima buletin, juga terharu!" Itu kata Herdeman yang 25 November lalu menelepon setelah paginya menerima buletin kedua. Masril Syarif dari Padang juga menelepon, bahkan Kak Adrian Daniel sudah mengirimkan kartu ucapan selamat buat kita dari Palembang. Saya sangat menghargai

support dan kebaikan para orangtua kita yang meneruskan buletin yang diterima kepada anaknya, sekaligus memberitahukan di mana anaknya berada. Bahkan, dengan tulus mereka turut memberi semangat agar reuni segera dipersiapkan. Saya jadi terharu dan tak tahu harus mengatakan apa. Seperti yang sudah berkalikali ditulis di buletin ini, bagi kalian yang akan datang ke Jakarta dan desperately (sangat serius, Red) ingin ketemu di Jakarta, tinggal kabari JIC. Dan jangan lupa, kirirnkan jadwal kedatangannya agar kita-kita bisa mengatur waktu. Bagi yang belum memberi kabar, tunggu saja kejutan baru di buletin berikutnya. Saya yakin, kalian tidak mau menjadi "penonton" terusterusan. Ya kan? A SUDRAJA T l RIT RITA SUDRAJAT

Kala ........................................................... sambungan dari hal 2 di Direktorat PGM. Pokoknya, kalian harus siap-siap dan mulai menabung bulan ini. Kami telah mendapatkan masukan-masukan yang berharga dan bisa dijadikan program jangka pendek dan jangka panjang. Malah, sebenarnya Kak Mut sendiri sudah punya rencana "Super Hebat" ber-

sama Paskibraka. Sayang, tahun lalu beliau harus kecewa karena tidak ada di antara Purna Paskibraka yang menangkap gagasannya dengan pas. Lalu, sanggupkah kita mewujudkannya? Salam dari kami, P’78Jakarta InfoCenter

Kadang ................................................... sambungan dari hal 2 yang terbuka. Di sanalah kalian bisa kembali bersama-sama mengucapkan tolok "Dharma Mulia Putra Indonesia" dan "Ikrar Putra Indonesia" sekali lagi. Caranya bagaimana, mari kita pikirkan bersama. Yakinlah pada kemampuan diri sendiri, karena dalam diri kalian sudah ada benihbenih bernas yang dapat dijadikan modal untuk berbuat lebih besar," kata Kak Mut memberi semangat. Kalau orang yang melahirkan kira sudah mengatakan demikian, haruskah kita tetap ngotot dengan apa yang ada sekarang dan terus

Jakarta InfoCenter

menerus bergelut dalam konflik yang sebenarnya tidak perlu. Tidak saja bagi kita Purna Paskibraka 1978, rasa keprihatinan Kak Mut sebenarnya pantas dijadikan keprihatinan semua orang yang terlibat dalam segala aspek yang berhubungan dengan Paskibraka. Dan sekaranglah saatnya kita harus kembali berjanji pada diri sendiri, bahwa apa yang telah kita peroleh pada saat menjalankan latihan dan tugas mulia pengibaran bendera itu harus diteruskan kepada orang lain dan negara ini., meski sekecil apa pun bentuknya. l P’78JIC

3

BERITA KEPADA KAWAN... Pontianak, 16 Oktober 1993 Buat Rita dan teman-teman semua, Salam Paskibraka 78! Saya tuliskan sepucuk surat buat semua teman-teman Puma Paskibraka 78 yang berada di Jakarta. Tapi sebelum saya lanjutkan, saya doakan semoga kalian yang di Jakarta maupun di mana saja berada dalam keadaan sehat-sehat. Begitu juga sebaliknya saya di Pontianak. Buletin Paskibraka78 Jakarta InfoCenter sudah saya terima dan saya merasa senang sekali membacanya, apalagi memuat foto sebagian teman-teman Paskibraka78. Rasanya ingin sekali saya ikut ngumpul. Oh ya, masalah reuni yang akan dilaksanakan tahun depan, saya sangat setuju. Mohon diberitahukan pada semua teman agar mulai sekarangbersiap-siap. Kirimkan terus buletin kepada seluruh temanteman di daerah, agar semuanya bisa mengetahui rencana kita. Pokoknya, jangan sampai reuni itu gagal! Saya sekarang menjadi seorang polisi, dan alamat saya: Jalan Kom Yos Sudarso, Gg Matan II No. 18 RT 03/ XXXII, Perumnas 1I, Pontianak 78113. Rita, saya kira cukup sampai di sini dulu, lain waktu saya akan kirirn surat lagi. Salam khusus saya buat ”Chelly” Urai Sri Ranau. Kepada teman-teman lain di Jakarta, sampai jumpa lagi di reuni dalam keadaan sehat wal afiat. Amin. Wassalam, Syarbaini

Sampit, 7 Oktober 1993 Salam sejahtera, Arita, gimana kabarnya kamu sekeluarga di Jakarta, sehat-sehat semua kan? Keadaan Dhany baik-baik aja. Semoga demikian juga keadaanmu dan tementemen Paskibraka 78 semua. Buletin Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter (Edisi Perdana, Red) baru Dhany terima 5 Oktober 1993. Itu juga karena dipajang di kantor pos Sampit, karena alamatnya sudah nggak dikenal. Kebetulan Dhany mau ngeposin surat untuk ibu mertua di Jakarta, dan iseng-iseng ngeliat surat-surat yang tidak ditemuin alamatnya. Eh, nggak taunya ada satu di antaranya punya Dhany sendiri. Untung saja belum dikembalikan lagi ke Jakarta. Dhany sudah lama pindah dari alamat lama. Penghuni baru di sana hanya tau nama Dhany sekarang Ny Heru, yang sudah berbuntut empat, laki-laki semua dan bandel-bandel. Ta, Dhany nggak nyangka kalo kita bisa saling tukar kabar, apalagi rencananya mau kumpul segala bulan Agustus 1994 nanti. Tadinya Dhany sudah putus asa...

Untung kalian masih punya inisiatif ngumpulin temen-temen. Kalau kalian semua seperti Dhany, wah... nggak bakalan kumpul deh.. Ta! Kesibukan Dhany ya begitulah... di rumah aja ngurus anak. Waktu melahirkan anak pertama dan kedua, Dhany berada di rumah mertua di Perum TNIAU Waringin Permai Blok G No. 16, Jatiwaringin, Jakarta Timur, telp. (021) 861-6074. Alamat ini bisa digunakan kalau kebetulan Dhany berada di Jakarta. Alamat Dhany sekarang Jalan HM Arsyad XXXVI Blok D No. 7 Sampit, telp. (0531) 22-256. Ta, sampe sini dulu kabar dari Dhany, nanti ta' sambung lagi. Yang pasti, ini sekadar lapor kalo Dhany bukan termasuk ”Mereka Yang Hilang”. Juga, rekening bank sudah kucatat semua. Kalo nanti ada rezeki nyampe, segera ta' kirim. Salam untuk keluarga dan semuanya, Fridhany Keluarga Rita semuanya di Bandung Di Jakarta, si neng mah sorangan wae. Itu Fridbany, untuk dimaklumi... n Red

TERIMA KASIH - TERIMA KASIH ATAS nama seluruh Purna Paskibraka'78, kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: l Bapak I Made Subaga (ayah dari Gde Amithaba) yang telah berkenan menulis surat kepada Paskibraka'78 Jakarta InfoCenter dan memberitahukan bahwa anaknya sudah berada di Jakarta. Segera setelah surat kami terima, kami segera melacak alamat "Si Anak Hilang" itu, dan akhirnya berhasil juga. Semoga orangtua/ saudara teman-teman kita yang lain dapat melakukan hal yang sama, agar daftar "Mereka Yang Hilang" semakin pendek. l Bang Ucok Hasyim Batubara alias Cok

Simbara yang telah menyambut dengan antusias sambungan telepon kami, dan memberitahukan alamat teman kita tercinta Aida Sumarni Batubara. Sayangnya, saat Bang Cok dihubungi, Aida sendiri baru saja pulang ke Medan seminggu sebelumnya. Kita tunggu saja di edisi mendatang, apakah lewat pengiriman buletin edisi ketiga ini Aida masih ingat kepada kita.... l Bapak Kepala Kantor Pos Sampit yang tidak cepat-cepat mengembalikan atau membuang lembaran buletin untuk Fridhany yang sempat dikategorikan alamatnya tak dikenal. l P78-JIC

Supaya Adil dan Sama Rata DENGAN ikhlas, kami memang akan menangani penerbitan dan pengirimannya setiap bulan dengan dana yang ada pada kami berdelapan. Tapi, tentu saja tidak adil kalau kita semua tak ikut andil. Kami cuma bisa mengimbau, kalau ada kelebihan uang dapur., ya kami-kami dibantu. Berapa aja deh.... pokoknya asal ada. Kalau ada, silakan Wrim atau transfer lewat rekening saya: SYAIFUL AZRAM Tahapan BCA No. 071-100-27158-8

4

(Cabang Blok A, Cipete), atau Taplus BNI No. 022.78009964.6 (Cabang Kebayoran Baru, Blok M) **) Jangan lupa kirimkan resinya agar bisa diketahui setelah masuk. **) BCA on-line di 23 kota: Medan, Pekanbaru, Batam, Palembang, Jabotabek, Karawang, Depok, Cilegon, Serang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Klaten, Salatiga, Solo, Malang, Surabaya, Sidoarjo, Denpasar, Kuta. Sementara BNI rasanya ada di setiap kota.

Jakarta InfoCenter

Jangan Lupa !! TELAH tiga kali buletin ini terbit, tapi cerita tentang diri kalian yang kami minta belum juga datang.Harap dimaklumi, bantuan pertama yang kami minta hanyalah kabar. Jangan pikir yang lain-lain. Mempertahankan buletin ini tetap terbit nilainya akan sama dengan memperjuangkan agar persahabatan kita tetap utuh. Kami senantiasa menunggunya dengan setia di Paskibraka ‘78 Jakarta InfoCenter...! EDISI KEDUA, OKTOBER 1993

MEREKA YANG DITEMUKAN Mahruzal MY (Aceh); Rumah: Jl Alkindi 25 Unsyiah Darusalam Banda Aceh, Telp.34013 Kantor: Bappeda Tk. l Aceh, Jl. T. Nyak Arief Banda Aceh, Telp. (0651) 23230. Izziah (Aceh); Sekarang menjadi menantu Menten Negara Unusan Pangan/Kabulog dan sedang belajar di Amerika Serikat. Alamat: d/a Prof Dr Ibrahim Hasan, Jalan Kristal Blok H-8, Kompleks Permata Hijau, Jakarta Selatan 12210,Telp. 5480914 Syaiful Azram (Sumut); Rumah: Jalan Kramat Batu 20 RT 002/05 Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan 12420; Kantor: Redaksi Harian Pelita, Jl. Blora 37 Jakarta 10310, Telp. 021391410,390-1404,3901405, Fax. 390-1411, 390-1412 Aida Sumarni Batubara (Sumut); Rumah1: Jl. Halat Ujung Gg Kelinci No.1 Medan. Rumah2: Cok Simbara, Jl.Tebet Barat Dalam 5A No.35 Jakarta 12810,Telp. 021-8301260. Masril Syarif (Sumbar); Perumnas PT Semen Padang, d/a Syahrul Syarif, Bagian Humas PT Semen Padang, Indarung - Padang Azmiyati Aziz (Sumbar); Jl. Letjen Soeprapto No.22 (Depan STM Bumi Nyiur) Palu, Sulawesi Tengah. Muhammad Ikbal (Jambi); Rumah: Jalan Kepodang 8 No. 132 Kota Baru - Jambi; Kantor: PT Bank Dagang Negara (persero) Cabang Jambi, Jalan KHWahid Hasyim 812 Jambi, Telp (0741) 24339 - 26883 Sambusir (Sumsel); Rumah 1: Jl Bagus Kuning Lr. Kartini RT 29 No. 1090 Plaju Palembang; Rumah 2: Jl Pramuka Comperta No.330B Prabumulih - Sumsel (semua alamat lama) Tatiana Shinta ( Lampung); Rumah/Kantor : PT Adhykarya Ciptapratama; Jl Masjid 39 Kemang, RT 05/07, Jatiwaringin, Pd. Gede, Bekasi 17411; Telp. (021) 8464430 - (082) 121624 (cell. phone), Pager. 8800222, 8800333 pes. 6216 Amir Mansur (DKI Jakarta); Rumah: Jalan S. Brantas RT 07/01 No. 235, Cilincing Jakarta Utara 14120; Kantor: SD Negeri 12 Cilincing, Jakarta Utara.Telp. 4400952 Saraswati (DKI Jakarta); Rumah: Kompl. Sarana Indah Permai, Jl. Arumdalu Blok A7 No.12, Kedaung, Ciputat,Tangerang; Kantor PT Nugra Santana, Bank Pacific Bulding, 3rd Floor, Jl. Sudirman Kav, 7-8 Jakarta 10220; Tel. 0215702040, 5704893, 5704895, 5704897, Fax. 021-5705109 Arita P Sudradjat (Jabar); Rumah: Jl Mandar 14 Blok DD3 No.3 Sektor 3A Jakarta Sel.12330, Kantor: PT Procter & Gamble Indonesia, TlFA Building, 8th Floor, Jl Kuningan Barat 26 Jakarta 12710,Tel. (021) 520-0333, Fax. (021) 520-0093 BudiharjoWinarno (Yogya); Rumah: Bintaro Melati Raya JJ-3, Bumi Bintaro Permai, Jakarta Selatan 12320, Tel. 021-7364642; Kantor: PT Asuransi Jiwa Sewu New York Life, Chase Plaza Tower 10th Floor, Jalan Jend. Sudirman Kav. 21, Jakarta Selatan 12920,Telp. 021-5208408, 5208444, 5700202, Fax. 021-5208440

EDISI KEDUA, OKTOBER 1993

INFORMASI ALAMAT

Nilawati (Sumsel); Jl Telaga Jawa RT V No. 5 Lubuk Linggau (alamat lama) Iskandar Rama (Bengkulu); Jalan MH Thamrin 32 Curup Bengkulu (alamat lama) Ernawati (Bengkulu); Depan Lap. DwiTunggal Curup, Bengkulu (alamat lama yang tak jelas)

Endang Rahayu (Yogya); Rumah: Jalan Jlagran 115Yogyakarta, Telp. 0254-2281

Akrom Faisal (Lampung); (Alamat sama sekali tidak diketahui)

Salamah Wahyu (Jateng); Rumah: Jl Wisma Bungurasih Il/36 Waru, Surabaya, Pager. 511111 pest 80844; Kantor: P Gatot Stariadi SH 8 Associates, Lantai lll, Darmoka1i 5C, Surabaya 60241,Tel. (031) 574445, Fax. (031) 583990

Yadi Mulyadi (Jabar); (Alamat tidak diketahui lagi setelah pindah tugas den PT Jasa Marga di Medan).

Sonny Jwarson (Jatim); Rumah: Pondok Surya Mandala G-1 No.14 Jakamulya - Bekasi Selatan; Kantor: Sekolah Tinggi Manajemen Prasetya Mulya, Jl Raya Jagorawi, Cilandak, Jakarta12430, PO. Box7130/JKSCL,Jakarta 12071,Tel. (021) 7697247, 7500463, 7511140, 7511143, Fax. 021-7501460, 7500461 Rahmaniyah Yusuf (Jatim): Rumah: Jl. Sri Rejeki II No. 17 Semarang 51040, Telp. 024607724. Kantor: SMA Ronggolawe, Jl. Damarwulan II/53 Semarang. Gde Amithaba (Bali); Rumah: Jl. Citra Garden II Blok B9 No.12 Cengkareng, Jakarta Barat, Telp. 021-5404962. Kantor: PT Delta Djakarta, Jl. Bandengan Selatan 43 Jakarta Utara 14450, Tel. 021-6690708, 6680688.

Budi Saddewo (Jateng); Jl Pahlawan 87 Magelang (alamat lama) Mazhur (NTB): (alamat tidak diketahui sama sekali) Maskayangan (NTB); Jalan Banteng 15 Mataram, Lombok (alamat lama) Wendalinus Nahak (NTT); (alamat terbaru tidak diketahui, setelah pindah dari Gejayan Gg. Alamanda 1 2AYogyakarta) "Ice"Trice De Bora Bria (NTT); Jl. HattaTanah Merah, Atambua,Timor (alamat lama dan tidak jelas) Frederick (Kaltim); Asrama Don Bosco, Jalan Sudirman 59 Samarinda (alamat lama)

Oka Saraswati (Bali); Jalan Seruni 4C, DenpasarTel. (0361) 226130

Rahmawaty Siddik (Kaltim); Jalan Jend. Sudirman RT I SD 1/37 Tenggarong (alamat lama)

Syarbaini (Kalbar); Jl. Kom LautYos Sudarso, Perumnas II Gg Matan II No. 18, RT 03/XXXIII Pontianak 78113

Daniel Pakasi (Sulut); Jl KS Tubun 6 Manado (alamat lama)

"Chelly" Urai Sri Ranau Wiatna (Kalbar); Rumah: Antilop Maju, Jabbening I, Jl. Merapi 116 Kalimalang, Jakarta Timur; Kantor: DPP KNPI, Jl Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan, Tel. (021) 512811. Fridhany (Kalteng); Jalan HM Arsyad XXXVI Blok D No. 7 Sampit, telp. 0531- 22256.

Deetje Saroinsong (Sulut); Jl. Dua Mei,Teling, Manado (alamat lama yang tidakjelas) Sinyo Mokodompit (Sulteng); Jl. Panasakan Dalam 179 Toli-Toli (alamat lama) Diah Palupi (Sulteng): (??????) Ridwan (Sulsel); (??????)

Herdeman(Kalteng); Jl. Ci Bangas Gang Dikari No. 1 Palangkaraya 73111.

Hafsah Dahlan (Sulsel); Jl. Baji Minasa 17H Janeponto (alamat lama)

Nunung Restuwanti (Kalsel) Jl. Kampung Baru RT XV/74 Murung Pudak 71571, Kalimantan Selatan,Tel. 0516-21275.

A. Redhany Gaffurie (Kalsel); Complex Perwira Jalan Sudirman, Kandangan (alamat lama)

Halidja Husein (Maluku); Rumah: Kompleks Pelayaran Ammada No. 36, OSM, Ambon, Kantor: Biro Ekonomi Kantor Gubemur KDHTk I Maluku, Jalan Raya Pattimura, Ambon. Tel. (0911 ) 43409.

M. Ilham R. Rauf (Sultra); Jl. Pattimura 67 Kendari (alamat lama)

MEREKA YANG HILANG Auzar Hasfat (Riau); Jl. Tasykurun 44 Pekanbaru (alamat lama) Suhartini (Riau); Jl. Pembangunan 2 Selat Panjang - Riau (alamat lama, buletin kembali ke InfoCenter) Ellyawaty (Jambi); Jln. Merdeka 43 Kuala Tungkal, Jambi (alamat lama)

Jakarta InfoCenter

Sri Diana (Sultra); (??????) Patty Nehemia (Maluku), Jl Pancasila 40 Ambon (alamat lama) Johny Ronsumbre (Irja); Ardipura 1 Jayapura (alamat lama) Welly Tigtigweria (Irja): (??????) Sipriano Magno (Timtim); (alamat terbanu bdak diketahui setelah pindah dari Yogya) Maria Loerensa de Rosario Sarmento (Timtim); Jl Franssico Machado, Dilli (alamat lama)

5

SECARA murni, Pakibraka adalah lambang pengabdian terhadap bangsa dengan dasar latihan kepemudaan dan penghormatan terhadap lambanglambang pusaka bangsa serta bentukbentuk lainnya yang selalu menyangkut nilai-nilai luhur pemuda Indonesia. Karenanya, lembaga atau organisasi yang menghimpun alumninya juga cenderung pada kegiatan pengabdian. Adalah tidak layak mengharapkan sesuatu yang berbentuk materi dari lembaga itu. W hate ver dan however, secuil dari yang kecil Puma Paskibraka 78 harus bisa memberikan sumbangsihnya yang berarti setelah 15 tahun tidak saling bertemu (Setelah itu, barulah kita bisa mati dengan tenang). Itu jauh lebih baik daripada ketemu bertahun-tahun tapi tidak memberikan sesuatu yang berarti buat nama besar yang kita usung.

SUARA HATI Dari beberapa pertemuan terdahulu, kita sepakat untuk melakukan langkah awal ke arah yang lebih positif. Tapi jangan lupa, kita juga harus bersikap profesional dalam era yang penuh persaingan sekarang ini. Artinya, bagaimana menciptakan sebuah iklim

mendasar, prinsip dan relevansinya. Kita malah tidak "eksis" karena sikap terlalu "sok eksis" kita sendiri. Kita membayangkan diri kita ditaburi nama besar, tapi nyatanya apa yang kita lakukan tidak sebesar yang dianggap orang. Karena itu, sikap low profile but high performance menjadi sangat perlu. Mari kita galang yang secuil ini. Dari secuil, bila dilengkapi dengan cuil-cuil lainnya, tentu nantinya akan menjadi sesuatu yang tidak bisa dianggap kecil. Dari dasar yang kecil, sikap sederhana punya prinsip, mari kita maju dengan nilai tambah yang ada pada diri kita. Vini Vidi Vici, Go fight and win!

Back to Basic

ALHAMDULILLAH, berkat karuniaNya juga kita dapat bertemu dan berkomunikasiwalauhanya lewat buletin kecil ini (dalam fisiknya, tapi... sangat besar artinya). Bayangkan, setelah 15 tahun tak bertemu, kita semua seperti hilang ditelan Bumi... Tiba-tiba, kita dikejutkan oleh kehadiran "si kecil" di tengah "keluarga" kita. Kenangan indah yang terukir indah di lubuk hati, mendadak sontak terusik kembali. Oh..., bisa dibayangkan derap langkah, aba-aba komandan, hiruk-pikuk saat istirahat latihan, lagu-lagu perjuangan yang kita kumandangkan saat kita selesai latihan. Atau, rasa kantuk dan lelah yang terabaikan karena hati terisi rasa bahagia dan syukur atas sebuah anugerah. Atas jasa buletin ini, aku bisa bicara dengan Rita di kantornya. Mungkin, saat menerima teleponku Rita sempat berpikir dulu, "Siapa ya?" atau "Yang mana ya?". Karena itu, tak heran kalau akhirnya Rita berteriak, "Surprise!", ketika tahu aku yang menghubunginya. Setelah itu, aku coba menjangkau rekan-rekan lain di Jakarta seperti Saraswati, juga di kantornya. Ah..., si nona cantik (salah rek, bukan nona tapi nyonya, Red ) katanya lagi keluar. Aku lanjutin ke Sonny. Owalah rek...

di mana pengabdian bisa dijalankan tanpa menggerogoti harga diri. Setiap orang bisa melakukannya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Ingat dan eling (kata orang Jawa). Dalam iklim industrialisasi sekarang ini, banyak orang lupa pada hal-hal yang

arek Jawa Timur yang satu ini juga lagi ngider. Suara halus di seberang sana hanya bilang, 'Nanti hubungi lagi, setelah makan siang Pak Sonny sudah kembali kok!" Wah wah..., padahal untuk bersay hallo itu aku bela-belain "turun gunung" Iho, bayangin lima belas taun... Akhirnya, aku meneruskan perjalanan ke Surabaya, ceritanya mau sekedar mengucapkan "apa kabar" pada Salamah Wahyu. Tapi, ternyata Ibu Pengacara ini juga

l SONNY JWARSON

(Anak Malang yang sekarang mengurusi bagian Promosi di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, namun masih bersemangat tinggi)

memang perlu biaya besar. Oh ya, aku kelupaan mau menghubungi Syaiful. Sorry ya Ful? Hei, kalian boleh tertawa karena temanteman kita di redaksi buletin ini sudah lupa mana yang KalimantanTimur, mana Kalimantan Tengah (lihat "Berita yang Amat Dinanti-nantikan" di buletin Edisi Kedua, Oktober 1993). Maklum, sudah 15 tahun.. No problem lah, yang penting masih dikirimin buletin aja sudah syukur banget. Cuma, aku segan kalau nanti terlalu sering mengirim surat. Ayo dong yang lain, layangkan surat kalian ke P78-JIC biar rekan-rekan tahu bagaimana kabar kalian.

Orang Jakarta Itu Ternyata Sibuk

6

sedang keluar kantor. Yach, maka macetlah perjalananku. Baru malemnya aku bisa bicara puas dengan Budi Winarno. Memang senang, tapi yang terang akhir bulan rekening teleponku meningkat... Nggak jadi soal. Untuk melampiaskan sebuah rindu yang 15 tahun terpendam,

NUNUNG RESTUWANTI (Dicuplik dan surat kedua yang tertanggal 15 November 1993) l Sorry Nung, yang ngetik dan ngedit saat itu lagi puyeng, karena dikejar-kejar deadline (buletin ini dan deadline di korannya sendiri). n Red.

BUKU KENANGAN PASKIBRAKA - Kami mohon mmaf kepada teman-teman karena belum bisa mengirimkan satu eksemplar ”Buku Kenangnan 25 Tahun Paskibraka” seperti yang dijanjikan. Maklum kita sama-sama sibuk.Tapi jangan khawatir kami akan berusaha mengirimkannya.Tapi alangkah lebih baiknya kalau kalian mengirimkan surat dulu, sekalian prangko pengiriman biar afdol.

Jakarta InfoCenter

EDISI KEDUA, OKTOBER 1993

Sejarah Organisasi PPI 18 Tahun Lalu SEPERTI juga kelompok-kelompok Kepanduan yang pada tahun 1928 berhasil mendorong Wage Rudolf Soepratman memasukkan kata ”Pandu Ibu Indonesia” ke dalam lagu Indonesia Raya sehingga menjadi gerakan nasional melawan penjajahan dan musuh-musuh negara, begitu jugalah yang diharapkan seorang Husain Mutahar dari sebuah kelompok pemuda yang bernama Paskibraka. Paskibraka diharapkan akan menjadi Pandu Ibu Indonesia di garis depan karena di dirinya telah ditanamkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme yang demikian kental. Idealnya, Purna Paskibraka harus dapat menularkan pengalamannya kepada sesamanya, kepada keluarga dan lingkungannya sehingga tercipta masyarakat yang baik. Dari masyarakat yang baik, akan lahir bangsa yang baik pula. Tapi, sebagai sekelompok manusia yang diharapkan dapat berbuat lebih dari itu, sebuah wadah rasanya sangat dibutuhkan. Karena itu, tak salah bila pada tahun 1975 muncul ide dari Purna Paskibraka utusan Yogyakarta untuk mendirikan wadah ini. Tahun itu juga, mereka sepakat untuk merealisasikan ide tersebut dengan sebuah organisasi yang diberi nama RUMPUN PASKIBRAKA yang berarti suatu ikatan organisasi purna anggota Paskibraka Nasional. Para pemuda asalYogyakarta itu kemudian menyampaikan hasil kesepakatan mereka kepada para pembina di Jakarta. Oleh para pembina di Jakarta, organisasi itu kemudian diberi nama REKA PURNA PASKIBRAKA yang berarti ikatan persahabatan eks anggota Paskibraka. Di Yogya sendiri, informasi nama itu kemudian digodok lagi sampai ditemukan nama PURNA EKA PASKIBRAKA (PEP) Daerah Istimewa Yogyakarta. Mereka sengaja tidak menggunakan REKA PURNA PASKIBRAKA karena wadah itu tidak hanya ikatan persahabatan, tapi untuk saling mengasah, mengasuh dan mengasihi satu sama lain seperti layaknya orang yang bersaudara. PEP Yogyakarta adalah organisasi Purna Paskibraka yang pertama kali berdiri setelah diresmikan oleh Kakanwil Depdikbud DIY Drs Soesanto Martodiharjo, didampingi Kabid Binmud Drs Suhardo. Itu disusul dengan berdirinya organisasi sejenis di Jakarta dengan nama REKA PURNA PASKIBRAKA (RPP) dan di EDISI KEDUA, OKTOBER 1993

Mari Kembali ke Semangat Awal Bandung dengan nama EKA PURNA PASKIBRAKA (EPP). PEP Yogya, RPP Jakarta dan EPP Bandung keanggotaannya hanya Purna Paskibraka nasional. Ketiganya bisa mengumpulkan para Purna Paskibraka Nasional karena di daerah itu berkumpul para purna dari daerah lain, terutama karena melanjutkan studi. Tapi, pada akhirnya keanggotaan itu menjadi berkembang, karena dibentuk pula pasukan pengibar bendera dengan pola latihan yang sama untuk tingkat propinsi. Pada tahun 1979-1980, terjadi perkembangan lain ketika beberapa daerah lain membentuk organisasi serupa. Tapi, tidak sama dengan Yogya, Jakarta atau Bandung yang jadi pusat berkumpulnya pada Purna Paskibraka Nasional, keanggotaan di sana justru lebih banyak diisi oleh Paskibraka daerah. Apalagi mengingat ada Purna Program Pertukaran Pemuda yang ingin membentuk wadah, tapi sangat minim dengan anggota, maka Binmud mengeluarkan instruksi agar Purna Paskibraka Nasional, Daerah dan Purna Program Pertukaran Pemuda dihimpun dalam organisasi yang bernama PURNA CARAKA MUDA INDONESIA

(PCMI). Selain Yogya, Jakarta dan Bandung, semua melaksanakan instruksi itu. Tapi, karena pengalaman menunjukkan bahwa di antara Purna Paskibraka dan Purna Program Pertukaran Pemuda ada kesenjangan persepsi, akhirnya diundanglah beberapa Purna Paskibraka dan Purna Program Pertukaran Pemuda dalam lokakarya di Cisarua, akhir tahun 1985. Di sana disepakati dan kembali diinstruksikan ke daerah bahwa Purna Program Pertukaran Pemuda harus dipecah dengan Purna Paskibraka dengan nama PCMI dan PPI (Purna Paskibraka Indonesia). Beberapa Purna Paskibraka 1978 ikut berperan dalam perkembangan itu seperti Syaiful Azram (Sumatera Utara), dan Mahruzal (Di Aceh). Syaiful Azram pernah menjabat Ketua PCMI Sumut 1984-1987 dan Ketua PPI Sumut 19871989. Begitu pula Mahruzal yang pernah menjabat Ketua PPI Aceh selama satu periode, setelah sebelumnya menjadi pengurus di PCMI. Pada tahun 1987, bertepatan dengan LANJUTANNYA .............LIHAT HAL 8

KOMANDAN, PELATIH, PEMBINA Letkol Pol. Adrian Daniel KaBag Personalia Kepolisian Daerah Sumatera Bagian Selatan Jl. Sudirman Palembang Letkol Pol. Jusuf Mucharam Wakil Kepala Kepolisian WilayahBogor Rumah: 0251-325080 Kantor: 0251-321429 Letkol Pnb. Sutrisno Jl Rajawali Baru No. 10 Halim Perdanakusuma Jakarta Timur (Depan RS Angkatan Udara) Tel. 021-6019512 Kantor: 021-8019570, 8019470

Jakarta InfoCenter

Bunda D. Boenakim Jl. Tarian Raya Timur W-20 Kompleks AD - Kelapa Gading Jakarta 12240 Drs Idik Sulaeman Jalan Budaya No.2 Kemanggisan Jakarta Barat 11480 Telp. 021-5480217 Dharminto Surapati Jalan Bandengan Utara 1 RT 05/11 No. 24 Jakarta Barat 11240 Husain Mutahar Jalan Prapanca Buntu No. 119 Jakarta Selatan Tel. 715044 - 7390699

7

Mari ................sambungan dari hal 7 peringatan ”20 Tahun Paskibraka”, diadakanlah reuni di Bumi Perkemahan Cibubur. Di sana disepakati untuk menjalin komunikasi antar organisasi Purna Paskibraka di daerah. Dibentuklah Tim Tujuh untuk melaksanakannya, meski pada kenyataannya tidak dapat berfungsi secara maksimal karena kesibukan masingmasing. Pada bulan Desember 1989, untuk pertama kalinya Purna Paskibraka mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) di Jakarta. Menurut informasi, saat itu terbentuk Kepengurusan PPI Nasional yang masih berfungsi sampai sekarang, meski gebrakannya tidak pernah terdengar. Jangankan melaksanakan program kerja nyata, tugas menghimpun para Purna Paskibraka Nasional saja sampai saat ini belum terbukti. Sementara itu, di daerah para Purna Paskibraka tetap mengadakan kegiatan dengan pembinaan langsung dari Bidang Binmud masing-masing. Tahun 1992 lalu, kita mendengar akan ada reuni besar Paskibraka, tapi hasilnya tetap nihil. Sampai saat ini, PPI berkembang di daerahdaerah sebagai wadah tunggal organisasi (baik yang baru maupun yang sudah lama berdiri). Dari pedoman yang diketahui anggota PPI adalah mereka yang pernah bertugas sebagai anggota Paskibraka Nasional, propinsi dan kabupaten/kodya. Setelah menjalani latihan (di gladian sentra nasional/daerah), otomatis mereka menjadi anggota (stelsel pasif). Sayangnya, perkembangan di daerah

ini tidak diikuti mapannya forum komunikasi di tingkat nasional. Aktivitas pengurus PPI Nasional perlu dipertanyakan. Malah, menurut penilaian beberapa kalangan, warna "Merah Putih" mereka telah luntur akibat budaya Ibukota yang keras, berganti dengan warna lain yang sama sekali beda dengan jiwa dan semangat Paskibraka. Kekhawatiran Kak Husain Mutahar tentu saja menjadi peringatan besar buat kita semua. Betapa Kak Mut mengucapkan ”Astaghfirullah” dan memegang keningnya sambil geleng-geleng kepala ketika disampaikan kepadanya bahwa "Reuni 25 Tahun Paskibraka" tidak

Panggilan Nurani Catatan Budiharjo Winarno APA yang menyebabkan Yogyakarta tetap bertahan dengan PEP, tetap eksis sampai sekarang dan berbeda dengan PPI? Jawabannya mungkin hanya satu: panggilan nurani PEP lahir atas panggilan pengabdian. Para anggotanya bergabung bukan karena diajak, disuruh atau melaksanakan instruksi, melainkan atas keinginan diri sendiri (stelsel aktif). Karena itulah keutuhan organisasi menjadi tanggung jawab bersama. Sementara daerah lain masih berpikir soal nama, PEP tidak menganggap persoalan itu paling utama. Programlah yang dijadikan prioritas utama.

Kisah ”Si Anak Hilang” MENEMUKAN satu orang Purna Paskibraka’78 yang tercatat sebagai ”Mereka Yang Hilang” memang ibarat mendapat lotere bagi kaml di JIC. Karena itu, ketika Bapak I Made Subaga melayangkan suratnya ke saya dan Rita, kami semua buru buru melacak teman kita Gde Amithaba. Buku telepon dibuka, PT Delta Djakarta mendapat serangan teiepon 8 kali sehari. Semua menanyakan Gde, sampai-sampai operator teleponnya bingung karena Pak Gde selalu tak ada di ternpat. Akhirmya, Budiharjo berhasil menangkap Gde, lalu mengomelinya. ”Keterlaluan kamu,

8

terlaksana, padahal sudah ada beberapa daerah mengirim utusan secara resmi. Karena itu, adalah sebuah pesan mulia dari Kak Mut yang mengusulkan agar kita kembali berkumpul tahun depan untuk kembali mengintrospeksi diri, mempersatukan kata, membangun semangat baru untuk hari depan lebih baik. ”Untuk mengumpulkan kembali ’mutiara-mutiara yang hilang’ itu, harus ditetapkan sebuah organisasi yang dapat mempersatukan mereka dengan melihat sejarahnya, bukan sembarangan memberi nama,” tegas Kak Mut. l P'78-JIC

masa sampai Bapak kamu yang membalas surat ke JIC, bukan kamu yang mencari kami di Jakar ta,” ujar Budi. Eh, dengan ringan dia menjawab, ”Ya begitulah Bud kalau jadi Anak Hilang.” Seperti yang kemudian dijanjikan, Minggu 14 November kami akan bertemu di rumah saya, Kramat Batu 20 Jakarta Selatan. Setelah Budi datang, menyusul Sonny Kebetuian, saya harus keluar untuk menghadiri undangan perkawinan, sehingga keduanya harus saya tinggal sebentar sambil nenunggu Amir dan Gde. Nggak tahunya. Gde yang nyetir mobil sendiri saat hujan lebat sernpat nyelonong ke dalam

Bagi Purna Paskibraka, pengabdian haruslah berasal dari panggilan nurani, bukan sesuatu yang dipaksakan atau diharuskan untuk mengabdi. Dalam berkarya, kita harus bersemboyan "sepi ing pamrih rame ing gawe". Dalam usia 17 tahun, PEP Yogya rnenyatakan siap untuk berkembang dan bekerjasarna dengan PPI daerah lain atau organisasi mana saja asal dilandasi jiwa dan semangat "Merah Putih". Apakah tahun 1994 akan menjadi babak baru dalam diri Puma Paskibraka? Hanya pada pundak kitalah beban itu terletak dan kita pula yang harus memikulnya bersama.

got, Sendirian ia berusaha mengeluarkan roda depan yang terbenam. Lucunya, saat itu Amir yang datang dengan taksi dan bingung mencari alamat saya, sempat dua kali melintas di samping Gde yang basah kuyup rnendongkrak mobil. Begitu Amir masuk ke rumah saya, Gde pun muncul, tapi mobilnya ditinggal Saat itulah Amir bertanya. ”Lho, jadi yang sibuk mendongkrak mobill tadi itu kamu ya..” Gde yang sudah kesal cuma berkata, ”Lha iya! Kok kamu nggak turun bantuin aku?” Amir yang masih bengong menjawab lagi, ”Aku pangling sih. Kalau aku masih tanda sama kamu kan aku turun...” Budi dan Sonny jadi ngakak mendengar dialog itu, begitu juga saya ketika pulang dan kondangan. Meski basah dan gondok, Gde ”Si Anak Hilang. ikut tertawa juga. Lalu kami berlima berangkat memenuhi janji dengan Kak Mut di Prapanca Buntu. n SYAIFUL AZRAM

Jakarta InfoCenter

EDISI KEDUA, OKTOBER 1993

Related Documents


More Documents from "SyaifulAzram"