Bulletin Ke 4

  • Uploaded by: journalist PPI UUM
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bulletin Ke 4 as PDF for free.

More details

  • Words: 13,259
  • Pages: 40
Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 1

B

KOLOM Bang-JANA

Cover

Foto : Ayaz Model : Iffa Design : Hesty

D A F T A R I S I

Dimana HAM dan Kedamaian berada?

4

Adakah Damai di Bumi Gaza ?

6

Doa dan Perlawanan yang Diperlukan di Palestina!



8

Bahwa sesuatu yang tidak pernah berubah adalah perubahan..

10

Tercemarnya Perdamaian di Tanah Air

12

Perempuan Perdamaian Indonesia

14

Little Singapore in Indonesia



16

Just a Love



18

3 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 2

BEJANA Pelindung: Konsulat Jendral RI, Penang, Penerbit: PPI UUM Penasihat: Bapak Musafir Kelana Pemimpin Umum: Nafi Nur Rauf Sekretaris Umum: Purwaning Putri U Pemimpin Redaksi: M Naufal Shahensah Editor: Aditya Muhammad A, Putriana Perwitasari

Dari Redaksi Pernahkah terlintas di benak anda suatu keadaan dimana anda merasa tidak memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu bahkan untuk bernapas sekalipun. Atau pernahkah terlintas dalam alam bawah sadar anda, anda berada dalam keadaan yang sangat tertekan, bahkan untuk menatap keindahan langit anda pun tidak bisa, tidak bisa menatap keindahan alam yang telah tercipta dengan sempurna, sempurna karena yang menciptakan Maha dari segalanya di alam semesta ini. Ia keadaan dimana hidup dan mati hampir tak ada bedanya, bahkan mahluk-mahluk yang masih bisa hidup ini terasa tak berdaya dengan keadannya.

Redaktur Pelaksana: Muhammad Devrian (So Keadaan ini biasanya sukar diterima namun keadaan ini rotan), Irfan Putra (Indonesia), Robi Permana (Hiburan), Hani Fatizatalini (Sosok), Hari Fitrian seolah-olah menjadi pelengkap hidup bagi sebagian orang yang (Seputar Kampus), M Nanda Rimansyah (Keg. PPI),merasa hidup takkan indah kalau tidak dihiasi keadaan ini. PerLuthfita KartikaSari (Pengetahuan), M Febriansyah ang, ia perang, keadaan suatu keadaan dimana terjadinya keadaan (Penulis Kreatif), Chairannisa (English Corner) Kontributor: Zuy, Puput, Devlita, Debi, Nindi, Reporter: Kanyanadra A, Sri, Inres, Mia Tim Penulis: Eko Aditya W, testarossa G, Fotografer: Indri dwi W, Ulka C, Rahmadina Aina S, Yulizar Desain Layout: Hesty Ramadhayanti, Helmi Hasan Baraja, Putri NandaSari, Ayesha Lorenzo, Andri, Yanuar Pemimpin Manajemen: Mutia Meilina Promosi: Dian Eka Sirkulasi: Zimadji Al-Gifar, Percetakan: Alditya Aris R. E-MAIL: bejana_ppiuum @yahoo.com. alamat redaksi: Apartmen UUM, 115-204.

saling menekan antara dua belah pihak yang merasa diri atau kelompoknya lebih baik, atau terkadang terjadi karena adanya unsurunsur kepentingan tertentu dibalik pecahnya sebuah perang. Sebut saja perang saudara yang terjadi di poso, atau perang antara hamas dan zionis di Timur Tengah. Kesemua itu sangat bertentangan dengan isi Undang-Undang 1945 dan Perjanjian Perdamaian PBB yang menginginkan Perdamaian di atas muka bumi ini.

Terlepas dari hal diatas sengaja kami mengangkat tema Perdamaian pada edisi kali ini untuk mengajak pembaca sekalian untuk merenung kembali tentang keadaan dunia saat ini. Sadar atau tidak kita merupakan bagian yang dapat mewujudkan perdamaian di muka bumi ini. Bagian yang tak dapat dilepaskan dari perwujudan perdamaian di muka bumi. Mengingat usia kami yang masih seumur jagung, tentunya terkadang masih terdapat kesalahan, kritik dan saran dari pembaca sekalian kami tunggu. Akhir kata selamat membaca. [pimred]

Peresmian Program 3K UUM

19

Dangdut Dimakan Usia

29

Cerita Bergambar

20

Indahnya Birokratisme

30

Sistem Bus Baru Datangkan keluhan Bagi Mahasiswa

22

Dauroh Kuala Nerang

34

Tentang Konflik Identitas Indonesia-Malaysia

Garuda Cup

35

23

The Chalanges of ICT in Indonesia

36

Cognoscenti

26

Damaikan Hati, Damaikan Dunia

37

Resensi Buku

38

Pupuk Urea Diganti Dengan Rambut Manusia, Mungkinkah?

28

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 3

Sorotan Utama

Dimana HAM dan Kedamaian berada?

P

emahaman mengenai hak asasi manusia dewasa ini tidak hanya berdasarkan pandangan pada saat ide mengenai hak asasi manusia berlaku pada Perang Dunia Kedua yang dinyatakan oleh negara-negara sekutu di dalam Universal Declaration of Human Rights bahwa kemenangan adalah penting untuk menjaga kehidupan, kebebasan, independensi, dan kebebasan beragama, serta untuk mempertahankan hak asasi manusia dan keadilan . Akan tetapi, di era saat ini hak asasi manusia dipandang sebagai hal-hal yang bersifat humanistik sebagai harkat dan martabat kemanusiaan yang dimiliki oleh setiap individu tanpa harus melibatkan berbagai perbedaan seperti ras, suku, agama, asal-usul, dan sebagainya sehingga hak asasi manusia juga menjadi sebuah standar yang harus dicapai dan dipenuhi secara universal oleh setiap individu dan juga dalam konteks berbangsa dan bernegara agar tercapai prestasi kemanusiaan oleh seluruh masyarakat dan Negara didunia.

juga hak-hak lain yang dianggap perlu untuk memberi perdamaian dan keadilan kepada setiap insan dan individu di dunia ini.

Pernyataan mengenai hak-hak asasi manusia yang terlahir 61 tahun yang lalu tepatnya pada 10 Desember tahun 1948 merupakan awal terbentuknya Universal Declaration Of Human Rights. PBB selaku organisasi yang dibentuk dan diharapkan menjadi suatu pemersatu berbagai bangsa di dunia membuat sebuah terobosan dan pernyataan bahwa pentingnya hak asasi manusia di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengumuman mengenai pernyataan hak asasi manusia ini diumumkan sebagai suatu standar pencapaian yang berlaku umum untuk semua rakyat dan negara di dunia.

Dimana Hak Asasi Manusia dan Perdamaian?

Terbentuknya satu pernyataan mengenai hakhak asasi manusia di dunia memberi sebuah harapan akan pentingnya hak-hak dasar yang dimiliki oleh setiap orang di dunia sebagai masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Hak yang diatur dalam pernyataan tersebut memberi pengertian yaitu memberi hak kepada setiap individu akan haknya untuk hidup, haknya untuk memperoleh pendidikan, hak untuk hidup bersama-sama dan mendapat perlakuan yang sama, dan

Dengan adanya pernyataan ini jelas bahwa hak-hak asasi manusia merupakan hal yang sangat harus dijaga dan dijalankan oleh setiap indidu dan juga dalam konteks tataran berbangsa dan bernegara dikarenakan hal inilah yang menjadi sebuah panduan dasar agar tercipta cita-cita dasar bersama perdamaian dan keadilan yang abadi di muka bumi ini.

Nilai universal sebuah hak asasi manusia yang tentunya memberi implikasi akan perdamaian di muka bumi merupakan sebuah citacita bersama yang tentunya ingin dimiliki dan dirasakan oleh semua masyarakat dan Negara di dunia. Konsep HAM dalam UU. No 39 tahun 1999 di Indonesia menerangkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan marta-

5 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 4

bat manusia . Dari pernyataan ini sudah memberi kejelasan bahwa hak asasi manusia adalah milik setiap individu yang terlahir di dunia dan wajib dihormati dan dijunjung tinggi. Akan tetapi, mengapa hak asasi manusia dan perdamain di era saat ini seakan pudar dan terasing seolah-olah hanya sebuah pernyataan saja? Melongok dan menyaksikan peristiwa memilukan dan sungguh menyayat hati kita semua, Seribu orang di Palestina tewas diterjang berbagai timah panas yang membabi buta menyerang dari segala penjuru, bombardir yang seakan tiada henti-hentinya dari udara dan darat di bumi palestina menjadi saksi akan kebiadaban Israel dalam merebut hak-hak rakyat Palestina. Ribuan orang telah meninggal, tetesan darah membasahi tanah-tanah di palestina, jeritan ketakutan dan tangisan anak-anak kecil dan orang dewasa yang kehilangan saudaranya pecah mengisi ruang-ruang udara disana. Kekurangan pasokan air bersih, obatobatan dan ketiadaan listrik untuk menerangi disaat malam datang menjadi sebuah peristiwa yang sungguh memilukan bagi kita semua yang menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah seharusnya menjadi milik kita semua.

Akan tetapi, nyatanya hak-hak asasi manu-

sia yang seharusnya dimiliki dan dirasakan juga oleh rakyat palestina menjadi sebuah perkecualian. Kedamaian yang mereka harapakan hanyalah sebuah pengharapan semu. PBB selaku organisasi yang juga sebagai pengontrol hak-hak asasi manusia di dunia sekan bungkam dan tidak bisa berbuat apa-apa. Lalu kemana pernyataan Universal Declaration Of Human Rights yang dulu dibentuk dan diterapkan hingga saat ini?. Hal ini sungguh mengindikasikan bahwa hak-hak asasi manusia bukan lagi milik setiap individu, akan tetapi pernyataan mengenai hal ini telah melenceng jauh menjadi milik individu ataupun bangsa dan negara yang mempunyai kekuatan dan pengaruh terhadap bangsa lain. Mungkinkah pada kenyataannya Universal Declaration of Human Rights tidak lebih dari sekedar bukti dominasi peradaban Barat terhadap dunia sehingga implementasinya dapat disesuaikan dengan kepentingan mereka? Bisa jadi kita memerlukan suatu standar moralitas baru yang dapat mengakomodasi kepentingan setiap bangsa terlepas dari segala perbedaan yang ada. Suatu standar moralitas baru, yang mungkin terletak tidak jauh dari sudut hati nurani kita masing-masing.[Nafi Nur Rauf]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 5

Sorotan Utama

Adakah Damai di Bumi Gaza ? ( Sebuah Renungan Bagi Semua yang Berhati Nurani ) Berbicara masalah perdamaian dunia, mungkin tidak ada habisnya bagi kita untuk terus berpikir bagaimana merealisasikan mimpi sehingga terwujud “Damai” yang sesungguhnya. Berbagai peristiwa tragis yang terjadi sejak zaman nenek moyang hingga saat ini mengindikasikan bahwa dunia masih mengalami krisis perdamaian dan mungkin akan terus berlanjut hingga moral manusia kembali terbangun. Sabtu, 27 Desember 2008. Kedamaian dunia kembali tergoncang. Sebuah tragedi pelanggaran kemanusiaan terbesar di penghujung tahun menimpa. Keindahan langit Gaza hilang begitu saja ketika puluhan pesawat dan helikopter Israel terbang berlalu lalang tanpa nurani menjatuhkan rudal-rudal mereka. Ya! Tentara Israel membombardir Gaza, Palestina. Gaza atau Jalur Gaza merupakan salah satu wilayah yang terletak di Timur Tengah, tepatnya Palestina. Bagi kaum muslimin Gaza merupakan negeri yang bersejarah, negeri perjuangan dan negeri para syuhada' karena banyaknya rakyat Palestina yang notabene mayoritas umat muslim, syahid di jalan Allah. Mulai dari anakanak, orang tua, remaja, bahkan bayi yang tidak berdosa pun turut menjadi korban kebiadapan Zionis Israel. Konflik antara Palestina – Israel sebenarnya sudah berlangsung lama, yakni sekitar 31 tahun. Konflik ini bermula pada abad ke 19 disaat zionisme diangkat ke permukaan oleh seorang wartawan Yahudi asal Austria yang bernama Theodor Herzl. Dalam fahamnya ia menginginkan agar bangsa Yahudi menjadi sebuah ras yang terpisah dari bangsa Eropa. Dan ini berarti mereka harus membangun ta-

nah airnya sendiri. Pada mulanya Uganda dijadikan pilihan sebagai tanah airnya, tetapi kemudian pilihan itu berpindah ke Palestina dengan alasan bahwa Palestina dianggap sebagai tanah yang bersejarah bagi bangsa Yahudi. Sejak itulah datang berbondong-bondong bangsa Yahudi ke tanah Palestina. Itulah titik awal penderitaan bangsa Palestina. Mereka diusir, ditekan dan diasingkan dari tanahnya sendiri. Bersamaan peristiwa itu, berdirilah negara Israel pada tahun 1948. Penderitaan itu masih terjadi hingga sekarang. Bahkan tindakan Israel semakin membabi buta dengan dihancurkannya bangunan sekolah,diserangnya pelabuhan gaza, dan serangan lainnya. Kondisi ini diperparah dengan blokade yang dilakukan Israel terhadap Palestina sehingga rakyat tidak mendapat suplai obat-obatan. Mungkin penderitaan itu belum berakhir, karena angkatan darat Israel telah bersiap untuk melakukan serangan melalui jalur darat. Tank – tank dan tentara israel telah bersiap di sepanjang 60 km perbatasan Israel dan Gaza, dan hanya menunggu lampu hijau dari pemerintah. Entah apa yang akan terjadi lagi di bumi para syuhada' tersebut. Krisis Perdamaian Sejak Israel melakukan serangan, setidaknya 436 warga tewas dan ribuan lainnya terluka parah. Mayoritas dari korban adalah warga sipil, anak – anak dan wanita. Karena dalam situasi bersenjata, mereka tidak memiliki senjata dan perlengkapan untuk membela diri terhadap serangan lawan. Serangan Israel

7 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 6

itu juga menghancurkan gedung pemerintahan Hamas ( gerakan perlawanan Islam untuk Palestina yang merupakan fraksi politik terbesar dan merupakan musuh utama Israel. Hal ini karena Hamas diduga kuat memenangkan pemilu yang akan dilangsungkan dalam waktu dekat ini). Selain itu penyerangan juga dilakukan pada rumah pejabat Hamas, beberapa masjid,dan jalan-jalan di Gaza. Bagaimana Reaksi dunia terhadap konflik yang telah mencapai titik nadir ini? Pada dasarnya semua manusia mencintai perdamaian. Hal ini dibuktikan dengan adanya aksi penolakan perang berbagai belahan dunia. Tidak hanya di negara Islam saja, negara-negara Eropa bahkan di Amerika sebagian warganya juga menolak perang. Itu menandakan bahwa masih ada segelintir orang yang memiliki hati nurani. Aksi penolakan perang juga dilakukan oleh berbagai kelompok mahasiswa di berbagai penjuru dunia. Di Indonesia khususnya. Hampir setiap hari kita dengar melalui saluran berita, maupun internet berbagai aksi mahasiswa sebagai wujud empati mereka terhadap penderitaan rakyat Palestina. Diantaranya acara penggalangan dana, aksi sosial, dan lain sebagainya. Begitulah seharusnya mahasiswa, kita sebagai insan akademis harus peduli dan peka terhadap perdamaian dunia khususnya di bumi Palestina. Bukankah “ Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan penjajahan di dunia harus dihapuskan. ?” isi dari pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut mungkin sudah sering kita dengar bahkan sebelum kita menjadi mahasiswa sekalipun. Dan sekarang inilah saatnya kita untuk peduli dan mencoba turut merealisasikan amanat pembukaan UUD 1945 tersebut. Meskipun terkadang muncul pikiran klasik manfaat apa yang diterima oleh mereka dengan aksi seperti ini. Pemikiran itulah yang seharusnya dibuang jauh–jauh dan mencoba berpikir jernih, bagaimana seandainya kita berada pada posisi mereka dan tak seorang pun manusia peduli pada nasib kita. Hampir semua orang tak menginginkannya. Tak ada salahnya untuk berempati dan peduli. Mengurangi kehidupan hedonis dan

menyisihkan sedikit waktu tuk sekedar mendengar suara anak-anak Palestina sudah cukup memberikan kekuatan bagi mereka untuk tersenyum dan menyadari bahwa saudarasaudaranya di berbagai belahan dunia masih mau mengulurkan tangan, doa dan harapan untuk mereka. Ironis di saat masyarakat tidak berdaya seperti kita menyerukan perdamaian untuk Palestina, sedangkan PBB yang notabene merupakan organisasi perdamaian dunia dan memiliki kekuasaan tertinggi, mandul dan tidak berdaya menghadapi negeri kecil tersebut. Adanya dukungan dari AS atas tindakan Israel itulah yang menyebabkan dunia tidak pernah berhasil menggiring Israel ke mahkamah internasional. Dan rakyat-rakyat Palestina itu hanya menunggu orang-orang yang dengan berani melantangkan penghormatan atas kemanusiaan yang sesunggguhnya! Mereka kan tetap menunggu... hingga langit diatas mereka berpijak kembali biru.... Dan anak-anak Palestin itu tertawa dengan riangnya... tanpa harus ternodai oleh tetesan darah para syuhada'...ataupun dentuman mesiu yang sungguh menggetarkan hati...jiwa...dan raga... [puput]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 7

Sorotan Utama

Doa dan Perlawanan yang Diperlukan di Palestina!

B

ahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. -Pembukaan UUD 1945-

Pada bulan Maret tahun 2000 debu-debu suci di Gaza menjadi saksi atas aksi Intifada kedua yang dilakukan oleh pejuang-pejuang Palestina dari berbagai faksi. Penembakan yang dilakukan oleh Israeli Defense Force kepada seorang bocah malang Palestina dengan sukses memprovokasi perjuangan kaum Muslim tertindas di Palestina selain dikarenakan kekecewaan mereka terhadap bangsa Arab yang tidak bersama-sama mereka lagi dalam perjuangan mereka. Palestina-Israel,konflik yang tidak akan pernah usai. Tanggal 14 Mei 1948 dengan diproklamasikannya negara Yahudi Israel, dimulailah eksodus besar-besaran bangsa Arab dari bumi Palestina. Penghancuran ke atas rumah-rumah dan toko-toko yang dimiliki oleh bangsa Arab dibumi hanguskan oleh Israel demi terwujudnya impian mereka berdirinya negara Israel Raya seperti yang dijanjikan oleh Yahweh (Tuhan kaum Yahudi) mereka didalam kitab Perjanjian Lama yang menyatakan bahwa Palestina adalah “Tanah Yang Dijanjikan”. Sejak tahun 1946 hingga sekarang penjajahan yang dilakukan oleh Zionis-Israel masih terjadi bahkan kini aksi itu semakin menggila, seperti serangan di Jalur Gaza, semakin membuktikan kekejaman Israel yang juga selama ini tertutup oleh konspirasi dan lobi-lobi politik Yahudi di media-media kapitalis (The Economist dan Times). Masyarakat dari berbagai belahan dunia mengutuk aksi genosida yang dilakukan oleh Israel baik dari kaum sosialis maupun kaum Islam konservatif. Kejahatan perang yang telah dilakukan oleh Pemerintah Zionis-Israel cukup untuk membuat mereka

diadili di Mahkamah Internasional Den Haag dimulai dengan pembantaian atas anak-anak &wanita,pembunuhan-pembunuhan sadis kepada aktivis perdamaian yang menghalangi aksi serdadu-serdadu Israel di Gaza, penghancuran terowongan-terowongan di perbatasan Mesir-Palestina sampai penggunaan fosfor putih di artileri mereka. Darah-darah para martir terus mengalir demi pembebasan rakyat Palestina dan penghancuran total negara fasis Israel sejak 2 minggu lalu setelah tank-tank Israel merangsek masuk ke wilayah otoritas Hamas, sayap militer dari berbagai faksi mulai dari Brigade Ezzadine Al Qassam (Hamas), Brigade Martyr Al-Quds (Fatah), Saraya Al-Quds (Jihad Islam), dan Brigade Front Rakyat (PFLP) bertempur bersama-sama dalam melawan invasi yang dilakukan oleh Zionis. Hanya berbekal Ak-47, Roket buatan tangan (Al-Qassam) dan roket Grad (Katyusha) buatan China yang mempunyai daya jelajah lebih dari 200 Km, dengan gagah berani mereka menyongsong serbuan-serbuan membabi buta yang dilakukan oleh Israel yang memiliki ratusan jet tempur, tank-tank Merkava serta senjata-senjata canggih lainnya, pertempuran tidak seimbang ini mengingatkan kita akan pertarungan David melawan Goliath yang saat itu dimenangkan David dengan hanya bermodalkan ketapel untuk mengalahkan Goliath seorang raja dan memiliki badan yang sangat besar. Selama ini berbagai kesepakatan telah dilakukan antara Palestina-Israel hanya menjadi macan kertas dimulai dari perjanjian Wye River sampai Peace Road Map yang digagas empat negara. Negara-negara Arab lainnya tidak mampu melakukan apa-apa bahkan berita terakhir dua negara boneka Israel, Saudi Arabia dan Mesir memboikot KTT Darurat Liga Arab dikarenakan bertentangan dengan agenda mereka, sebuah pengkhianatan terang-

9 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 8

Mengenai situasi terkini narasumber terangan yang menusuk hati Rakyat Palestina, menjadikan slogan Nasionalisme Arab sebagai berkata bahwa dia mendapat kontak sekitar beberapa minggu yang lalu tepatnya sehari omong kosong!! setelah gempuran rezim Zionis Israel ke tanah Mengenai apa yang terjadi di Palesti- lahirnya. Bahwa saat ini setiap satu menit Israel na, kami meminta salah seorang pelajar UUM menjatuhkan bom-bom ke atas kepala mereka, dari Palestina yang kebetulan berasal dari Ra- bahkan keluarganya bercerita bahwa rumah tetfah, Jalur Gaza (Medan Konflik saat ini) untuk angga mereka yang merupakan salah seorang menceritakan kondisi Palestina dan Gaza khu- petinggi Hamas dibom secara membabi-buta susnya, menceritakan apa yang dia alami saat oleh Israel yang mengakibatkan efek ledakan dia tinggal di Palestina, dari ceritanya cukup hingga 500 yard dan menghancurkan kaca jenuntuk membuat kita merasa bersyukur dapat dela rumah keluarga sang narasumber. dilahirkan di sebuah negara yang cukup damai. Ketika beliau ditanya apa harapannya Dia bercerita konflik ini sudah ada sejak lahir dan bagaimana saudarinya adalah seorang mar- kepada Dunia Islam dan Indonesia khususnya tir, terbunuh oleh peluru Israel pada tahun 2002 dia hanya berharap agar rakyat Indonesia agar saat saudarinya tengah belajar di atas kasur di berdoa dan melakukan perlawanan terhadap masa-masa ujian sekolah, peluru itu menembus hegemoni Israel melalui boikot, pengusiran tepat ke jantungnya pada pukul 11 pagi wak- duta besar negara-negara yang terkait dengan tu setempat. Dan bagaimana serdadu-serdadu penyerangan Israel pada saat ini, serta aksi-aksi Israel menembaki mereka tanpa sebab serta lainnya yang dapat melumpuhkan ekonomi Isbagaimana korban-korban serangan Israel lain- rael. Dan dia berkata untuk saat ini mereka tinya tewas secara mengenaskan karena kondisi dak memerlukan sukarelawan untuk berperang peralatan rumah sakit yang tidak memadai se- di sana karena perlawanan yang cukup keras hingga menyebabkan para korban diletakkan di telah dilakukan oleh para pejuang-pejuang kelantai dan tubuhnya dengan terpaksa dibiarkan merdekaan Palestina, saat ini yang mereka butuhkan adalah dokter, obat-obatan, dan makanhangus karena kekurangan obat-obatan. an.[devrian]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 9

Sosok

Bahwa sesuatu yang tidak pernah berubah adalah perubahan..

D

iberitakan meninggal oleh salah satu media saat itu telah merubah hidupnya. Karena ternyata yang dunia kenang tentang dirinya hanya bahwa dia tak lebih mulia dari seorang "Pedagang kematian". Stockholm, 21 Oktober 1833, Alfred Bernhard Nobel terlahir di keluarga keturunan Swedia yang sederhana. Dikarenakan bisnis yang dijalani mengalami keterpurukan maka Immanuel Nobel, ayah Alfred dan Andriette Ahlsell, ibunya memutuskan untuk pindah ke Finlandia dan Rusia. Sang ayah adalah seorang ilmuan dan pebisnis dalam bidang konstruksi. Tahun 1842 Immanuel Nobel menetap di Rusia dan memulai bisnis di bidang mesin yang akhirnya berkembang pesat setelah menjalin kontrak dengan militer Rusia sebagai pemasok peralatan perang dalam Perang Crimean melawan Inggris. Alfred dan saudara-saudaranya tidak mengenyam pendidikan formal. Mereka mendapatkan pendidikan privat dengan guru-guru berkompeten yang didatangkan ke rumah. Alfred sangat tertarik pada bidang sastra dan filsafat. Ketertarikanya di bidang bahasa membuatnya mampu menguasai enam bahasa. Namun sang ayah lebih menginginkan Alfred menyelam lebih jauh dalam bisnis keluarga. Immanuel menginginkan Alfred menjadi seorang insinyur. Itulah yang membuat Immanuel mengirim Alfred untuk belajar ke luar negeri. Alfred pun melanglang buana ke berbagai negara. Di Perancis ia berjumpa dengan Ascanio Sobrero yang seorang Italia. Sobrero lah yang menemukan nitrogliserin, bahan kimia yang memiliki daya ledak yang tinggi, namun Sobrero tidak menemukan bagaimana

cara mengendalikanya. Inilah yang membuat Alfred Nobel tertarik untuk melakukan penelitian. Tahun 1852 bisnis Immanuel mengalami perkembangan yang sangat pesat, seiring semakin gencarnya Perang Crimean. Immanuel menyuruh Alfred untuk kembali ke Rusia. Berbekal pengalaman yang ia dapat selama di Perancis, Alfred dan ayahnya melakukan serangkaian percobaan untuk memproduksi sekaligus mengkomersilkan nitrogliserin. 30 Maret 1856 Perang Crimean berakhir. Ini membuat bisnis Immanuel mengalami kebangkrutan. Keluarga Alfred pun kembali ke Swedia. Alfred kemudian melakukan serangkaian penelitian. Mencampurkan nitrogliserin dengan bubuk mesiu dan membakarnya dengan bantuan sumbu. Dan pada Oktober

11 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 10

1863 Alfred mendapatkan hak paten atas pen- kan egonya demi kepentingan sesama.[h-n] emuanya, blasting oil. September 1864, pabrik Alfred di Stockholm meledak. Kejadian ini memakan korban adiknya sendiri, Emil Nobel. Kejadian itu menghantui Alfred. Ia pun berusaha mengontrol sifat alami dari nitrogliserin dan pada 1866 ia berhasil. Inilah cikal bakal dari penemuan dinamit. Setelah itu kemudian ia menemukan berbagai karya yang lain. 355 karyanya telah mendapat hak paten dari berbagai negara. Pada 1888 Nobel terkejut setelah membaca sebuah berita di surat kabar. Dirinya dikabarkan meninggal. Nobel membaca pendapat dunia jika dirinya meninggal. “Raja dinamit” dan “Pedagang kematian”. Kejadian itu benar-benar merubahnya. Nobel berusaha untuk merubah pandangan dunia terhadapnya. Maka ia pun meninggalkan harta bendanya untuk mendirikan yayasan yang nantinya akan memberikan penghargaan terhadap karyakarya ilmuan. Penghargaan itu kemudian dikenal dengan nobel. Dan kini penghargaan nobel adalah penghargaan yang dinanti-nantikan para ilmuan, para peneliti, para mereka yang menghabiskan waktunya untuk menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia. Alfred Nobel, bukan lagi dikenang sebagai raja dinamit ataupun pedagang kematian, melainkan sebagai seorang yang berjasa bagi ilmu pengetahuan serta perdamaian dunia. Dialah Alfred, yang mampu mengalahMedia Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 11

Sorotan Utama

Tercemarnya Perdamaian di Tanah Air agama, yang ada dalam benak mereka saat itu hanya BERSATU untuk mewujudkan satu tujuan, yaitu BANGSA INDONESIA YANG MERDEKA, yang berhak mengatur kehidupan bangsanya sendiri. Para pejuang dimasa itu sadar kalau mereka tidak mewujudkan kerukunan antara mereka, mereka tidak akan mendapatkan kemerdekaan bangsa ini, seperti perjuangan kedaerahan yang dilaksanakan sebelumnya. Sungguh sebuah fenomena yang mencerminkan Bangsa Indonesia, Bangsa yang cinta akan kerukunan dan perdamaian.

A

da keanehan yang terlintas di dalam benak kita ketika kita melihat kondisi bangsa ini, terutama kalau kita menyoroti tentang kerukunan sesama bangsa Indonesia. Kerukunan yang telah diusung berabad-abad yang lalu yang dapat mengikis jurang perbedaan antar warga Negara sehingga tercipta suatu kerukunan yang menciptakan suasana damai di tanah air. Kerukunan yang telah terwujud jauh sebelum para penjajah menduduki tanah air, kemudian kerukunan ini terus terpatri dalam hati setiap warga Negara di Indonesia, sehingga kemerdekaan pun dapat kita raih. Sadar atau tidak wujudnya kemerdekaan di tanah air Indonesia juga karena wujudnya kerukunan di tanah air, kerukunan antara umat beragama, suku, dan ras yang berbeda, kerukunan antara para pemimpin dan pemuda pada masa itu yang membuang jauh-jauh kepentingan mereka, baik itu kepentingan golongan, kelompok, atau

Namun sangat disayangkan, seiring berjalannya waktu dan bergantinya rezim serta orde di tanah air, wujud perdamaian di tanah air tercemar oleh berbagai konflik yang muncul ditanah air, mulai dari konflik agama, kepercayaan, politik, dan berbagai konflik kepentingan yang terkadang menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Ironis memang ketika bangsa ini ingin merubah kondisinya, berubah menjadi bangsa yang reformasi, bukannya hal ini mewujudkan kondisi yang lebih baik malah memunculkan konflik-konflik baru. Hal yang aneh memang, ketika banyak generasi penerus bangsa di tanah air dengan lantangnya mengucapkan pembukaan undang-undang dasar 1945 ketika upacara rutin, ketika itu pula semakin banyak warga Negara Indonesia yang melupakan dasar-dasar Negara ini. Melupakan bahwa Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan “….berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

13 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 12

abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia…” Melupakan bahwa wujudnya kemerdekaan di tanah air karena adanya kerukunan dan perdamaian yang terpatri dalam hati bangsa ini pada masa itu. Lagi-lagi disayangkan, hal ini sedikit demi sedikit telah luntur. Konflik di Sambas, Ambon, Ternate, Poso dan Sampit adalah beberapa konflik yang akhir-akhir ini menghiasi buah bibir masyarakat. Konflik-konflik yang muncul belakangan ini, setelah semangat reformasi digulirkan. Konflik yang konon sebagai pembelaan dari salah satu pihak dan mungkin ada beberapa orang yang sengaja memunculkan konflik ini demi kepentingan dirinya sendiri. David Bloom Field dan Ben Reilly, setelah melakukan penelitian di konflik-konflik horizontal yang muncul di berbagai belahan dunia menyimpulkan adanya dua elemen yang kuat yang menjadi pemicu timbulnya konflik tersebut. Elemen yang pertama adalah elemen identitas, yaitu mobilisasi orang dalam kelompok yang terwujud dalam kelompok tertentu, seperti agama, ras, suku, kultur bahasa, dan seterusnya. Elemen kedua adalah Distribusi, yaitu cara untuk membagi sumberdaya ekonomi, politik dan social dalam sebuah masyarakat. Menurut Rusmin Tumanggor, dkk, dalam penelitiannya di daerah konflik di tanah air, elemen-elemen ini juga merupakan faktor-faktor yang mewujudkan konflik di daerah tersebut. Kedua elemen yang seolah dapat menghilangkan semangat bhineka tunggal ika dan semangat kebangsaan. Menghilangkan semangat sumpah pemuda dengan mementingkan kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Kedua elemen yang secara tidak sadar masuk kedalam kehidupan masyarakat di daerah tersebut sehingga lama kelamaan mempertajam jarak diantara dua golongan, yaitu masyarakat asli dan masyarakat pendatang. Konflik sosial yang terjadi Sambas, Ambon, Ternate, Poso dan Sampit muncul karena terjadinya pengelompokan secara eksklusif, ad-

anya distribusi ekonomi, politik, dan sosial di antara satu kelompok dengan kelompok yang lain memunculkan kecemburuan antara satu kelompok dengan yang lain. Konflik Sampit dan Sambas misalnya, banyak dipicu oleh kenyataan bahwa etnis Madura pada taraf tertentu menjelma menjadi kelompok yang berhasil menguasai berbagai sumberdaya ekonomi, sementara disisi lain perilaku sosial etnis Madura yang cenderung eklusif semakin menegaskan perbedaan antara mereka. Maka ketika terjadi gesekan-gesekan sosial meskipun itu kecil, sedikit demi sedikit menyulut konflik di antara mereka. Demikian juga yang terjadi di Ambon, Poso, dan Ternate, isu identitas inilah yang membuat percikan-percikan konflik tersebut. Melihat beberapa konflik yang mencemarkan perdamaian di tanah air, sepatutnya sebagai generasi penerus bangsa kita memikirkan dan mengambil sikap untuk menhadapi hal tersebut. Konflik yang telah terjadi biarkanlah terjadi, hal yang terpenting bagaimana konflik-konflik tersebut tidak akan mencemari perdamaian di tanah air. Kalau tidak apakah kedepan kita akan menjadi mahluk-mahluk dengan semangat anarkis, atau mungkin kita menjadi orang terdepan yang selalu bertindak dengan menggunakan akal bukan menggunakan kekuatan fisik dan emosi belakang. Apakah kita menjadi pendukung semangat sumpah pemuda yang menyuarakan semangat persatuan atau malah kita menjadi pelopor untuk menciptakan konflik di tanah air. Pilihan ada di tangan anda, apakah bangsa ini akan tetap menjadi bangsa yang damai. Karena perdamaian bangsa ini ada.[shahensah]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 13

Indonesiaku

Perempuan Perdamaian Indonesia

“Perempuan-perempuan yang tidak pernah berhenti menyuarakan hati dan pikirannya,,

P

erempuan perdamaian atau lebih dikenal dengan sebutan peace women merupakan perempuan-perempuan yang telah memberikan dedikasinya dalam dunia “perdamaian” yang tergabung dalam Jaringan Peace Women Across the Globe. Pada tahun 2005, terdapat 1000 orang perempuan dari seluruh dunia yang dinominasikan untuk panitia penominasian Nobel untuk Perdamaian. Penominasian ini merupakan penominasian kolektif dari 1000 orang perempuan di seluruh dunia, baik itu pekerja perempuan, perdamaian, dll, dalam berbagai bidang perdamaian dan keadilan sosial. Mereka datang dari 150 negara dan latar belakang yang berbeda. Nominasi ini juga bertujuan menyampaikan pesan yang lebih substansial dan sebagai kampanye untuk menghargai dan mendukung kerja-kerja perempuan dalam perdamaian. Sayangnya, penghargaan tersebut jatuh pada orang lain, dan tidak kepada 1000 Perempuan perdamaian. Setelah itu, di akhir tahun 2005, terkumpul-lah profil dan latar belakang kehidupan para kandidat Nobel tersebut serta kumpulan pengetahuan yang lebih terstruktur telah berhasil dibentuk demi melakukan publikasi

secara internasional, diantaranya, pembuatan film dokumenter, pameran kartu pos keliling dan liputan media lainnya. Meskipun tidak mendapatkan Nobel Perdamaian pada tahun 2005 silam, perjuangan para Perempuan Perdamaian di seluruh dunia tidak lantas berhenti begitu saja. Demikian pula halnya dengan seluruh Perempuan Perdamaian Indonesia, yang perjuangannya bahkan semakin menyebar ke berbagai wacana seiring dengan semakin beragamnya permasalahan dalam negeri. Dan demi melanjutkan program 1000 perempuan perdamaian di tahun 2005 tersebut, program Perempuan Perdamaian Indonesia (PWAG Indonesia) akan memperbesar jaringan dan menominasikan 100 perempuan Indonesia untuk bergabung dalam jaringan Peace Women Across the Globe. Demi meneruskan perjuangan mereka ini, ke-23 Perempuan Perdamaian Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah negeri secara berkesinambungan melakukan berbagai kegiatan di daerah masing-masing. Biasanya perdamaian selalu diidentikkan sebagai antonym dari perang, namun dalam hal ini

15 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 14

perdamaian didefinisikan melebihi konsep ketiadaan perang. Konsep perdamaian yang diusung oleh PWAG lebih komprehensif dan mencakup semua aspek kehidupan termasuk politik, ekonomi, kebudayaan, sosial dan lingkungan hidup, juga keadilan sosial. Untuk itu, mencari perempuan yang memiliki pendekatan holistik terhadap konsep perdamaian itu. Konsep perdamaian yang utama adalah rasa aman sebagai manusia, yang mungkin merasa terancam dalam kehidupan sehari-hari karena konflik, kemiskinan, ketidakadilan dan penurunan kehormatan Hak Asasi Manusia. Banyak yang telah dilakukan oleh para perempuan yang bekerja untuk perdamaian, diantaranya, promosi dan perlindungan hak asasi manusia, perlindungan anak, perempuan, orang cacat dan kelompok rentan lainnya, penghapusan berbagai bentuk kemiskinan, pemeliharaan berkelanjutan dari lingkungan hidup yang sehat, perjuangan melawan berbagai bentuk kekerasan struktural dan diskriminasi (termasuk patriarki, kasta, kelas, ras dan ethnik), usaha mencapai tatanan sosial ekonomi yang adil, usaha memastikan akses universal terhadap sumber daya, promosi negosiasi perdamaian dan mediasi konflik, pendidikan dan kesehatan, analisis tentang mekanisme yang membahayakan usaha perdamaian, dokumentasi kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia, aksi melawan berbagai bentuk persenjataan, termasuk usaha untuk menghentikan senjata-senjata rakitan masyarakat. Seperti yang dilakukan oleh Lily Djenaan (Manado, Sulut). Perempuan Perdamaian yang dikenal sebagai aktivis yang kerap menentang kekerasan terhadap perempuan ini tengah sibuk berkampanye menentang RUU Pornografi dan mencalonkan diri ke legislatif untuk tingkat propinsi. Demikian pula dengan Dewi Rana Amir (Palu, Sulteng) yang baru saja membentuk Jaringan Perempuan Peduli Perdamaian Kota Palu, saat ini kerap mengadakan diskusi-diskusi di kampung yang sasarannya adalah petani dan masyarakat adat (terutama perempuan), usaha perlindungan hukum terhadap para petani, serta pembangunan Sekolah Alternatif bagi Perempuan Komunitas

Adat Selena Kota Palu. Masih dari tanah Sulawesi, Zohra Andi Baso (Makasar, Sulsel) yang konsisten dengan isu perempuan, saat ini sibuk melakukan kampanye penegakan hak-hak perempuan yang berkaitan dengan masalah kekerasan terhadap perempuan, serta posisi perempuan dalam pemilu 2009 yang akan datang. Sementara Ratna Indraswari Ibrahim (Malang, Jatim) saat ini sedang merencanakan kegiatan untuk menyambut Hari Cacat Internasional, yang kebanyakan anggotanya perempuan yang terabaikan, baik sebagai perempuan maupun sebagai penyandang cacat. Selain itu, ada pula Brigitta Renyaan (Maluku), yang saat ini tengah melakukan sosialisasi hak anak dan perempuan, Ranperda tentang mekanisme penanganan perempuan dan anak korban kekerasan, serta membuka Chilldren & Women Center di Kabupaten Maluku Tenggara. Berkaitan dengan kegiatan "Perempuan & 100 Tahun Kebangkitan Nasional" serta kampanye "16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan" yang akan diadakan pada November 2009 mendatang, para Perempuan Perdamaian tersebut pun memiliki caranya masing-masing. Misalnya dengan mengadakan seminar yang membicarakan peranan perempuan di bidang politik dan lingkungan, membuat dokumentasi aktivis perempuan, malam renungan untuk perempuan, mengkampanyekan program Hari Cacat Internasional, sosialisasi tentang UU No. 23 tahun 2002 dan 2004, serta mengadakan diskusi-diskusi. Konsep perdamaian yang beragam, mendukung HAM dan kesetaraan, telah mengantar para Perempuan Perdamaian untuk mewujudkan perdamaian dengan pendekatan yang lebih menyeluruh dan tidak tersegmentasi. Oleh karena itu, dibutuhkan kerja sama dan keterbukaan informasi antara sesama Perempuan Perdamaian dengan mengadakan koordinasi untuk kegiatan tahun 2009 mendatang. Koordinasi tersebut dapat mewujudkan partisipasi dari berbagai kalangan, baik dari kalangan masyarakat awam sampai para politikus, khususnya bagi para Perempuan Perdamaian Indonesia untuk mempererat komitmen dan saling berbagi informasi.[devlita]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 15

Indonesiaku

Little Singapore in Indonesia

T

arakan adalah nama untuk pulau dan juga ibu kota pulau tersebut yang terletak di Bulungan, Kalimantan Timur , Indonesia. Koordinat geografisnya adalah 3 derajat 18 menit Utara dan 117 derajat 38 menit Timur. Lokasinya bertetangga dengan Sabah, Malaysia. Nama Tarakan berasal dari bahasa Tidung, bahasa yang digunakan oleh etnik Tidung yang bekerja sebagai nelayan. Tarakan terbentuk dari dua kata “Tarak” yang berarti “bertemu” dan “Ngakan” yang berarti “makan”. Maksudnya Tarakan adalah tempat pertemuan dan acara makan-makan bersama bagi suku Tidung. Menurut sejarah, pernah terjadi dua Pertempuran Tarakan di saat Perang Dunia II. Pertempuran Tarakan pertama adalah saat Jepang merebut Indonesia dari Belanda pada tahun 1942, kemudian Pertempuran Tarakan kedua adalah saat Australia dan tentara sekutu merebut kembali Tarakan dari Jepang pada tahun 1945. Beberapa rumah di Tarakan masih mempunyai meriam bekas perang tersebut. Bekas benteng Belanda menjadi kompleks militer. Terdapat monumen untuk mengenang

tentara Australia serta Tugu Perabuan Jepang, di mana tempat persembunyian Jepang menjadi kuburan Jepang. Total terdapat 125 bunker peninggalan Belanda. Pompa angguk perusahaaan minyak Belanda (Royal Dutch Shell)masih tersisa di Tarakan. Pada tahun 2007, Walikota Tarakan, Jusuf SK, mempunyai visi untuk Tarakan sebagai miniature daripada Singapura. Menurut Jusuf, hal ini dimungkinkan sejak jaman otonomi daerah dimana anggaran yang dialokasikan untuk Tarakan meningkat menjadi 200 milyar rupiah dari sebelum otonomi daerah yang hanya 25 milyar rupiah. Awalnya Tarakan hanyalah sebuah kampung kecil yang terbelakang. Pembangunan dimulai dari infrastruktur: menerangi jalan-jalan, memperbagus taman kota, dan membangun pusat kesehatan masyarakat, puskesmas. Tarakan, sejak deregulasi tarif listrik lokal, menjadi kota kedua di Indonesia setelah Batam di Pulau Riau untuk mempunyai listrik berlebih. Tenaga pengajar juga mulai diperdulikan dengan menaikkan gaji mereka dan

17 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 16

memberikan motor untuk transportasi setiapnya. Beberapa sekolah internasional sudah berada di Tarakan, contohnya adalah SMP Negeri 1 yang mempunyai laboratorium termutakhir. Sektor yang paling berpengaruh di Tarakan, selain pemasukan minyak dan gas bumi, adalah sektor jasa. Tarakan adalah pemegang saham terbesar kedua di Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Timur, dengan aset sejumlah 12 trilliun rupiah. Pariwisata Tarakan terpusat pada

fiturnya sebagai kota di Indonesia yang mempunyai daerah konservasi hutan bakau (mangrove) seluas 21 hektar di tengah kota, sekaligus perlindungan bekantan, sebuah spesies primata yang dilindungi. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tarakan, Eri Sugiarto, kawasan tersebut lebih baik dibandingkan Bali maupun Kuching, Malaysia. Lokasi lainnya yang terkenal tentu saja adalah pantai-pantai Tarakan, yang terkenal antara lain adalah Pantai Amal dengan pasir putihnya. Titik berat pada kebersihan sedang diterapkan, dimana jalan-jalan sudah bersih dan terdapat dua jenis kotak sampah: plastik dan organik, layaknya daur ulang. Denda dan aturan ketat diterapkan untuk yang membuang

sampah sembarangan. Hal ini mengingat moto kota ini sendiri adalah “Mantap” yang merupakan singkatan dari “nyaman”, “tertib”, “aman”, maupun “permai”. Pembangunan jalan sejauh 45 km layaknya kawasan Thamrin di Jakarta sedang ditempuh. Bandara Juwata, nama bandara di Tarakan, semakin dikembangkan agar menjadi bandara Internasional. Pelabuhan semakin diperluas untuk mempermudah transportasi melalui air. Target Tarakan adalah wisatawan domestik maupun asing.

Demikianlah tentang Tarakan yang sedang membangun wajahnya. Ketika Presiden SBY berkunjung ke Tarakan, dia mengusulkan julukan “The New Singapore” yang kemudian dikembangkan sebagai “Little Singapore”. Secara geografis, Tarakan memang merupakan kota transit seperti halnya Singapura, tapi sayangnya, pembangunan di Tarakan baru saja dimulai selama tujuh tahun belakangan ini dan Memorandum of Understanding (MoU), sebagai dasar kerjasama dengan Bali, baru saja ditandatangani. Tarakan masih baru dalam memulai usahanya. [vdp]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 17

English Corner

Just a Love eryone has his own opinion about peace, they have their own peace. Maybe, having a war is one of their ways to live in peace. Such as for Palestine and Israel case, maybe Israel thought that by going to war with Palestine, they can have a peaceful life. Consequently they have to kill each other. Perhaps they thought that after winning a war, they can live peacefully. That’s why we have to understand that value of peace is different for each people. But unfortunately, not every that you want is accepted by others.

W

ar is coloring our universe today. People before us said that selfishness is the reason of war. They said killing is war’s job. And they thought that war is not complete without take another human right. War has its own rules, there is no right or wrong in war, there are only victims and defendants. Everyone in the world is scared by war, and they dream of peace. If we want to live peacefully, we just have to realize that peace is not only in theory, value of peace is subjective and peace is love. Everyone is living in curiosity now. There are so many questions in people’s mind; “why do wars still happen today?”, “who is responsible for this war?”, and “what is the solution?” Peace is a lesson that we had learnt before. Peace is something we dream about. But why does war still happen in this world? That question still blows up. And the answer is because war is only a theory in our mind, or maybe in those people are wars like. Dream is not something we have when we sleep, but dream is something that we want to achieve. So, when we dream of living peacefully, we have to change our mind first, that peace is not only a theory. If someone asks “What do you think about peace?”, everyone will have their own answer. For students the answer will be ‘there is no homework and exam anymore’. For a busy person the answer could be ‘peace is stay at home with family and have fun with them’. But if we want to see more, all the answer will give one conclusion that, peace is a condition where we live without interference. Ev-

Love is a four letter word that is so powerful in this world. It is only a simple word but so meaningful to people around the world. Who doesn’t know about love? Who doesn’t have love? The answer is no one. Love can make the impossible to become possible, what a powerful word, isn’t it?. When we are in love someone, every problem has its solution no matter how. That’s a little description about how powerful love is. That’s why we can say that peace is love. If we understand each other, if we tolerate each other, if we respect each other, maybe someday our world will be colored by peace. Peace is something that we learnt before. Since childhood, our parents taught us to live peacefully. And we also learnt that as long as we can, we have to avoid a war. There are some reasons why war still persists, maybe because each of us is different in our objective. Nevertheless God made us to be different and it doesn’t mean that we should fight just because of our differences. God made us different to add color in our lives. A peaceful life is our dream that we have to achieve. Therefore we have to change our mind that peace is not only a theory, not only a lesson either. And we have to realize that everyone has their own opinion about peace so that the value of peace is subjective. At the end, we should remember that peace can be built by love. Rather than asking why war still happen and so on, it’s better if you try to love people surrounding you and try to make a peaceful life. It is only by the simplest way which is to love each other.[‘cha-bie’]

19 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 18

Seputar Kampus

Peresmian Program 3K UUM

U

niversiti Utara Malaysia, tanggal 9 Januari 2009, Pusat Budaya dan Seni (PBS) bekerja sama dengan klub Teater Warna UUM, mengadakan acara peresmian program Karnival Kebudayaan dan Kesenian (3K) 2009 yang bertempat di dataran PKP (Pusat kegiatan Pelajar) UUM. Acara tersebut berlangsung bersamaan dengan pameran IT dan aneka jualan yang tersebar di dataran PKP UUM yang berlangsung selama 6 hari ( 6-11 januari 2009 ). Acara diadakan dengan tujuan untuk memperkenalkan kesenian dan kebudayaan khas daerah melayu salah satunya ialah Malaysia. Seperti yang di canangkan program Negara Malaysia yaitu “Visit Malaysia” ialah membangun potensi-potensi yang berada di wilayah malaysia dan juga memperkenalkan keistimewaan atau ciri khas negaranya ke Negara lain agar Negara lain dapat berkunjung dan menikmati keindahan serta fasilitas yang terdapat di dalam daerah melayu tersebut. Dan acara yang diadakan merupakan salah satu upaya pihak universiti Utara Malaysia khususnya oleh pihak Pusat Budaya dan Seni UUM yang berkolaborasi dengan klub Teater Warna UUM untuk mewujudkan tujuan dari “Visit Malaysia” tersebut. Acara tersebut memang sangat menarik dan bermakna tutur salah seorang pelajar yang mengikuti acara peresmian program 3K, karena banyak persembahan yang dipertunjukkan dalam acara tersebut, salah satunya yaitu persembahan kebudayaan yang dibawakan oleh grup UTAMA dengan gabungan musik caklempong dan juga grup band steel yang ikut memeriahkan acara tersebut dengan mempersembahkan 4 buah lagu untuk menghibur hadirin yang mengikuti acara peresmian program 3K tersebut. Dalam pelaksanaan Acara Peresmian Program 3K tersebut, di hadiri juga oleh tamu istimewa yaitu Naib

Canselor Universiti Utara Malaysia (UUM), Tan Sri Dr Nordin Kardi beserta dengan istri beliau, dan beliau jugalah yang sekaligus meresmikan acara Program Karnival Kebudayaan dan Kesenian 2009. Di dalam pidatonya, beliau menyampaikan manfaat yang penting bagi kita untuk megikuti setiap kegiatan yang diadakan salah satunya program Karnival Kebudayaan dan Kesenian (3K) yang merupakan salah satu tempat untuk menanam semangat supaya kita senantiasa menjadi manusia yang terbaik di setiap kegiatan yang diikuti, dan selalu berusaha untuk mencari segi positif atau manfaat dari setiap kegiatan yang kita terjuni atau yang kita jalani agar nantinya nilai-nilai yang kita perolehi dari kegiatan yang kita ikuti, suatu saat nanti akan berguna di masa depan. Sebelum mengakhiri pidatonya, beliau juga berpesan kepada warga UUM untuk selalu bersikap mandiri atau berdikari dan selalu peka terhadap lingkungan sekitar yang selalu berubah-ubah. Pidato yang disampaikan oleh Naib Canselor UUM, Tan Sri Dr Nordin Kardi tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Pengarah projek 3K yaitu Saiful Amin Mohamad Sopah,beliau menyatakan bahwa acara tersebut merupakan langkah awal atau batu loncatan bagi pelajar untuk memahami dan belajar cara-cara bagaimana kita berorganisasi,karena di sana kita dituntut untuk saling bekerja sama atau bergotong royong untuk mempersiapkan sebuah acara mulai dari persiapan hingga akhir acara dan diharapkan dengan berorganisasi banyak manfaat positif yang akan kita dapatkan dan juga nantinya akan berguna di masa yang akan datang. Disamping itu acara tersebut memang merupakan wadah bagi mahasiswa untuk berkembang menjadi manusia yang terbaik, selain itu diharapkan dari kegiatan tersebut mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan yang luas dalam bidang penyiaran, kebudayaan dan kesenian. [Hari]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 19

21 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 20

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 21

Seputar Kampus

Sistem Bus Baru Datangkan keluhan Bagi Mahasiswa

B

UUM - Sintok

anyak terjadi pro dan kontra sejak diberlakukannya sistem poin bus yang baru di Universiti Utara Malaysia ini. Salah satunya keluhan dari beberapa mahasiswa yang selalu menggunakan jasa bus dalam setiap pergerakan di dalam kampus. Nur Hidayah (23) mengatakan bahwa sistem bus yang baru ini menyulitkan mahasiswa yang menggunakan jasa bus dalam waktu yang beredekatan. Dijumpai dalam perjalannya kembali ke Kolej Bukit Kachi 2, dia mengatakan bahwa dia harus menunggu kurang lebih 30 menit agar dapat menaiki bus kembali. Hal ini dikarenakan transaksi poin bus menolak scanning kartu pelajarnya karena baru saja digunakan kurang lebih 10 menit yang lalu. Kenaikan harga poin bus sebanyak 35,6 persen yaitu dari RM 0.40 ke RM 0.55 juga menjadi sesuatu yang hangat diperbincangkan. Beberapa mahasiswa mengeluh, kenaikan harga poin bus tidak sebanding dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak UNIC. Seorang penjaga counter poin bus yang ditemui di Mall Kachi (14/1) mengatakan bahwa kenaikan harga point bus dikarenakan harga minyak dan servis kendaraan yang sudah mulai naik. DItambah

lagi penambahan jumlah armada bus yang baru untuk meningkatkan servis bagi mahasiswa. Supir bus Unic yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa system baru ini diterapkan karena bus UNIC menginginkan system baru yang mempermudah mahasiswa. 2 sistem yang diajukan adalah system poin bus tak terbatas dan sistem sepuluh poin. Unlimited point berarti mahasiswa hanya membayar RM 90.00 untuk dapat menggunakan bus selama satu semester penuh, sedangkan sepuluh poin adalah sama seperti sistem bus yang lama dimana mahasiswa membayar RM 5.50 untuk mendapatkan sepuluh poin bus. Kegagalan scanning dari poin bus mahasiswa yang sering terjadi akhir-akhir ini dikarenakan mahasiswa belum mengaktifkan kembali kartu mahasiswanya. Sedangkan mengenai jangka masa penggunaan kartu sampai saat ini masih dalam tahap perbaikan. Supir bus mengatakan bahwa sistem baru dengan jangka masa penggunaan kartu mahasiswa ini adalah untuk mencegah mahasiswa “berkongsi” kartu mahasiswa ketika menaiki bus, karena hal tersebut merugikan pihak UNIC. [purwaning]

23 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 22

Sorotan Utama

Tentang Konflik Identitas Indonesia-Malaysia Sebagai orang Indonesia, kita selalu berbangga hati menjadi bagian dari sebuah bangsa yang berani melawan kolonialisme, plural, kaya akan tradisi, serta menduduki sebuah rantaian kepulauan yang indah dengan potensi alam yang melimpah. Terlepas dari betapa seringnya kita lupa akan kewajiban kita untuk bersyukur akan limpahan anugerah tersebut, kita adalah bangsa yang pencemburu. Kita cemburu ketika hampir dua juta orang warganegara kita terpaksa bekerja sebagai tenaga kasar, dianggap rendah, dan sebagian diperlakukan secara buruk di negara lain. Kita cemburu ketika dua dari tujuh belas ribu pulau kita diambil negara lain. Kita cemburu ketika tarian-tarian dan lagu-lagu tradisional kita dimainkan dan dinyanyikan di negara lain, dan sebagian dari kita juga cemburu ketika salah seorang artis cantik kita dinikahi oleh seorang artis yang berasal dari negara lain. Kebetulan, negara lain yang selalu menjadi sasaran kecemburuan kita tersebut adalah Malaysia. Negara yang kerap kita tuding sebagai pencuri identitas kita. Namun apakah tudingan kita tersebut memiliki dasar yang jelas? Pertanyaan inilah perlu dijawab. Ketika kita dihadapkan kepada sebuah pertanyaan mengenai identitas, secara spontan kita akan segera mengidentifikasikan diri masing-masing dengan berbagai hal yang bersifat ekslusif, sebagian terikat ruang dan waktu dan sebagian tidak, namun seringkali irasional serta sukar atau bahkan tidak dapat diubah seperti tempat kelahiran, generasi, kelas sosial, keyakinan, bahasa, praktek tradisi, dan ciri-ciri genetis. Berbagai hal, yang pernah kita alami (melalui tindakan melihat, merasakan, memilih, dan melakukan) dan ingat sebagai bagian dari kehidupan kita. Proses “mengalami” dan “mengingat” (dapat juga dikatakan proses belajar atau kognitif) tersebut menghasilkan pola-pola kebiasaan berperilaku yang kemudian membentuk karakter kita. Dengan demikian setiap diri manu-

sia adalah lukisan mosaik yang terhimpun dari ceceran pengalaman-pengalaman, baik indrawi maupun non-indrawi, yang tersimpan dalam ingatan. Dalam konteks yang lebih luas, hal yang sama juga terjadi pada setiap bangsa yang selalu terbentuk dan berkembang berdasarkan pengaruh dari kejadian-kejadian di masa lalu, melalui sebuah proses sejarah. Sejarah semua etnis yang tergabung di dalam rumpun bangsa Melayu Austronesia pada awalnya kurang lebih sama. Etnis-etnis tersebut sama-sama diyakini sebagai keturunan para imigran yang berasal dari Yunnan (daratan Cina bagian selatan, sebelah utara Indocina) yang kemudian berkembang dan mendominasi wilayah tanah genting Kra (Thailand Selatan), semenanjung Malaya, dan kepulauan-kepulauan di Asia Tenggara yang sebelum kedatangan mereka dihuni oleh penduduk dari ras Melanesia (Aborigin). Orang-orang Melayu Austronesia diperkirakan memeluk dinamisme dan animisme, secara umum masih mempraktekkan tribalisme (sistem politik kesukuan), dan tidak mengenal tulisan sebelum datangnya pengaruh India (Hindu dan Buddha) pada abad keempat Masehi. Setelah pengaruh India datang, agama-agama baru, sistem monarki, dan tulisan berhuruf Pallawa diperkenalkan sehingga berkembanglah kerajaan-kerajaan besar seperti Kutai, Kedah Tua, Sriwijaya, dan Majapahit. Pada masa Majapahit muncul istilah “nusantara” dalam kitab Pararaton yang selain menceritakan kisah Ken Arok dan Ken Dedes juga bercerita tentang ikrar Gajah Mada yang terkenal: lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa. Jika telah kalah pulau-pulau seberang, saya makan buah palapa. Memakan buah palapa setelah meraih kemenangan merupakan nazar Gajah Mada yang maknanya pada saat itulah dia akan rela beristirahat. Dengan demikian pada zaman itu istilah “nusantara” mengacu kepada pulau-pulau di luar Jawa yang diproyeksikan sebagai domain kekuasaan politik Majapahit. Sedangkan istilah nusantara yang kita kenal sekarang adalah kata

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 23

yang diadopsi oleh Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (Danoedirdja Setiaboedi) dari kitab tersebut pada tahun 1920-an dan telah mengalami pergeseran makna menjadi “nusa di antara”. Wilayah-wilayah yang sebelumnya didominasi oleh kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha kemudian dikuasai oleh kerajaan-kerajaan baru yang menerima pengaruh Islam seperti Kesultanan Aceh di Sumatera, Demak di Jawa, Ternate dan Tidore di Maluku, Kesultanan Malaka di semenanjung Malaya, dan Kesultanan Sulu (Moro) di Filipina Selatan. Setelah kedatangan Islam perdagangan di wilayah-wilayah tersebut berkembang lebih pesat karena meningkatnya permintaan akan hasil bumi (rempah-rempah) untuk dikirim ke Eropa pasca kejatuhan Konstantinopel ke tangan Turki pada abad ke-14. Pusat perdagangan yang terkenal dan paling makmur pada saat itu adalah Malaka, sebuah kesultanan yang didirikan oleh seorang pelarian Majapahit dari Palembang bernama Parameshwara yang kemudian berganti nama menjadi Iskandarsyah setelah masuk Islam. Semenanjung Malaya pada akhirnya menjadi tujuan migrasi bagi orang-orang yang berasal dari berbagai macam etnis seperti Bugis, Jawa, dan Minangkabau untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Migrasi tersebut mengakibatkan terjadinya akulturasi, asimilasi, dan adaptasi budaya sehingga kebudayaan yang terdapat di Semenanjung Malaya tidaklah jauh berbeda dari kebudayaan yang terdapat di wilayah-wilayah seantero Kepulauan Melayu. Adat matrilineal, tarian Reog (Barongan), Zapin, Kuda (Jaran) Kepang, Tari Piring, dan lagu-lagu rakyat seperti Rasa Sayange dan Jalijali tidak lagi dianggap asing di semenanjung. Kurang lebih sama halnya seperti pertunjukan Barongsai yang sudah sangat sering kita saksikan di Indonesia meskipun berasal dari Cina. Setelah penaklukan Portugis terhadap Malaka pada tahun 1511, dimulailah gelombang kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Asia Tenggara. Pada abad kesembilan belas Asia Tenggara

telah terbagi menjadi beberapa koloni yang dikuasai oleh Inggris (Myanmar, Malaya, Singapura, Sarawak, dan Borneo Utara), Belanda (Indonesia), Perancis (Kamboja, Laos, dan Vietnam), Spanyol (Filipina), dan Portugal (Timor Timur). Dari titik inilah sejarah kita berpisah jalan dengan saudara-saudara serumpun kita setelah secara signifikan dalam berbagai hal kita menerima pengaruh dari Belanda sedangkan Malaysia menerima pengaruh Inggris. Perbedaan pengaruh kolonial tersebut masih dapat kita temukan hingga sekarang terutama dalam bidang politik (di mana sistem pemerintahan di Indonesia bercorak sentralistis sementara Malaysia bercorak federal) dan hukum (di mana Indonesia menganut civil law, sedangkan Malaysia menganut common law). Kekuasaan Barat yang telah membawa modernisasi bersamaan dengan penderitaan kepada rakyat jajahan di Asia Tenggara itu akhirnya ditumbangkan oleh serangan Jepang pada tahun 1942. Meskipun wilayah Kepulauan Melayu telah terpecah secara politik selama berabad-abad akibat penjajahan, pernah ada usaha yang dilakukan oleh Soekarno dan Hatta untuk mengusulkan kemerdekaan Hindia Belanda dan wilayah-wilayah yang sekarang dikenal sebagai Malaysia secara bersamaan pada pertemuan mereka dengan Jenderal Terauchi yang saat itu menjabat sebagai Panglima Balatentara Jepang ke-16 di Saigon tahun 1945. Namun usul itu ditolak sehingga para pemimpin kita memilih untuk memerdekakan Hindia Belanda saja tanpa keikusertaan Malaya, Sarawak, dan Borneo Utara demi menghindari

25 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 24

budaya tersebut berasal dari negaranya melalui surat balasan kepada Menbudpar Jero Wacik. Pencaplokan Sipadan-Ligitan? Indonesia kalah di Mahkamah Internasional (International Court of Justice) karena mata uang yang beredar di kedua pulau tersebut adalah ringgit dan seluruh penduduknya adalah warganegara Malaysia dengan demikian Indonesia tidak berhak atas Sipadan dan Ligitan berdasarkan prinsip effective occupation dalam hukum internasional. Ambalat? Masalah itu pun sudah selesai setelah Malaysia membatalkan kontrak eksplorasi migas-nya. Selama ini kita selalu menganggap Malaysia sebagai bangsa yang inferior karena kurang kaya akan warisan budaya, pengecut karena tidak meraih kemerdekaan melalui perang, namun seringkali bertingkah arogan karena merasa lebih kaya. Akan tetapi jika direnungkan baik-baik tidakkah kita juga menunjukkan inferioritas, kepengecutan, dan arogansi semacam itu? Kita inferior karena generasi muda kita sekarang sering merasa lebih percaya diri ketika memplagiat budaya asing sedangkan ketika melihat orang lain memakai blangkon mereka tertawa. Kita pengecut karena kebanyakan dari orang-orang di negara kita hanya bisa berkoar dan mengkritik ini itu namun tidak berani bertindak untuk membuat perubahan bahkan dari diri mereka sendiri. Dan kita arogan karena selalu merasa puas dengan kejayaan di masa lalu ketika bangsa kita masih disegani dan berpengaruh di dunia karena perjuangan kakek-kakek kita demi mencapai kemerdekaan sehingga kita merasa tidak perlu lagi berusaha lebih keras di zaman sekarang. Untuk melangkahkan kaki menuju kelas saja kita masih merasa malas. Dengan kata lain secara umum kita memang tidak lebih baik dari Malaysia. Mungkin inilah saatnya bagi kita semua untuk merubah perspektif kita terhadap Malaysia karena pada kenyataannya kita masih perlu banyak belajar dari negara ini.[akbar]

resiko terjadinya bentrokan dengan pihak Jepang. Pada akhirnya Indonesia pun menerima kedaulatan dari Belanda tahun 1949 (setelah mengalami revolusi yang dimulai sejak 1945) sedangkan Malaysia baru terbentuk pada tahun 1963. Dengan demikian dapatlah kita simpulkan sendiri dengan menggunakan akal sehat bahwa perbedaan identitas di antara orangorang Indonesia dan Malaysia tidaklah bersifat kultural melainkan semata-mata politis. Namun di saat terjadi konflik kecil di antara Indonesia dan Malaysia masyarakat kita dengan serta merta melampiaskan kebencian terhadap negara jiran tersebut melalui berbagai aksi unjuk rasa untuk menuntut pemutusan hubungan diplomatik dan mendesak dikeluarkannya pernyataan perang dari Jakarta kepada Kuala Lumpur. Padahal terjadinya perang di antara Indonesia dan Malaysia tidak akan menguntungkan bagi masing-masing pihak dari segi mana pun. Karena di samping negara tersebut telah menyediakan banyak lapangan pekerjaan bagi warganegara kita, Malaysia adalah mitra dagang terbesar kita yang keempat. Selain itu berperang melawan Malaysia sama artinya dengan mendeklarasikan Selat Malaka, yang selama ini menjadi jalur pelayaran untuk sepertiga volume perdagangan dunia, sebagai zona perang. Maka dapat dibayangkan seburuk apa dampak perang tersebut terhadap Indonesia, Malaysia,dan dunia. Apakah sebenarnya alasan yang selama ini mendasari kebencian kita kepada Malaysia? Klaim terhadap tarian-tarian dan lagu-lagu tradisional Indonesia? Pemerintah Malaysia telah mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak pernah menyatakan telah mengklaim produk-produk Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 25

English Corner

T

Cognoscenti

here was a guy sitting inertly on a steel chair behind a window. He used to be a robber. The one who could always easily find himself regretfully craving for an already wind-blown conscience every time he ends up playing around with rage and unpleasant past, as those who knew him well might say. And memories are knives, they hurt sometimes. He lived in a meager shanty, a small sanctuary in which in every morning of his meaningful so-called life he was blessed for having the luxury of being oblivious to the spinning universe, and for having a crooked tongue from which spoken hatreds regularly slur upward to somewhere near the sun. That melody of daylight melancholy brought him idleness, enclosed him with

indistinct atmosphere until finally lunar beam completed the sonata with a coda of falling asleep on piles of self-disappointment. Nobody is perfect, as the saying goes, therefore to be perfect is to be nobody. The choice of living a flawless life, hence breathing free from poisonous air of public judgment, made him a person with special talent. A polyglot. Dusty books in their plastic bookshelf, dented rusty steel chair, fluffy pillow with filthy dots all over it, and the grayish cemented bricks surrounding his material presence were the best companies he could ever spoke with for most of the time. They only spoke the language that the guy sadly mastered other than that of his mother’s, the language of silence. Indeed, any attempted verbal communication with those conglomerations of inorganic molecule concludes nothing more than a series of monologue which in turn becomes a sign of chronic frustration, lunacy. The guy was like a submarine that resonated sounds to navigate itself amidst the dimness of unmapped abyss of thoughts. But that sense of alienation, however, could be what a belief really brings. The sky was bleak that day, like how it had usually been to him. It had been many years since he decided not to resume his intractable quarrel with his sworn enemies. The society and its

27 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 26

members alike. Suddenly out of nowhere a longtime fellow, a woman who just got back from the convict republic after winning a kangaroo race, called and asked him to go out for lunch.

was reading it. Somehow it made me feel like I was drowning in a river. So tell me, how was it on the moon? You have sailed there once.” he tried to drive the conversation somewhere else.

“Where?” he muttered with a minimum expression. “The usual place, not far away from the memories.” the woman did not try to hide her excitement. “Sure. When?” he maintained the cave-dweller attitude. “In an hour.” she answered after a while. “You will see me there.” call disconnected. Nothing seemed to be harmful about this meeting. Deep inside, he tacitly admitted that there was a sort of longing he had been suffering for her. And the rendezvous might be a chance for him to scoff at masochism as such. Later that day they sat together having the long-waited conversation, as old friends. “What have you gone through all this time?” she threw a question to the guy in front of her, who apparently had already became a stranger to her. “An experience of being a stoic, laughing at altruisms.” answered he, followed by a little sigh. “You know, from our willingness to give we see the grasp and wave of hands be still with stars falling in between. So much for a lonely man who waits for another watershed to complete his destitution.” he continued.

“It's lonely, and hard to breathe in; it would only suit for short detour. Everything looks blurry, the meticulous details are certain loss.” she sipped her cup of coffee. “Are you describing a fish pond? I'm having one in my head now.” he asked again. “No. It is all about staring at the vast ocean from far above, thus losing sight of how the waves dance or the Kafkaesque perspective upon contours.” she said.

“Those are meant to fall, or else our palms will be gazing at the ordinary ones and waving from below. Isn't misery not about loss, nor being washed out, but rather a matter of waiting? And the hope for the waiting to stop completes it accordingly?” she replied disapprovingly, tried to get herself standing on a different direction. The guy looked away as a gesture of showing her his unwillingness to accepting such statement which was incomparable to the price of his prestige. “I caught an awkward moment last night, a Melbourne Metro Tramways ticket slipped out of my grandfather's book while I

“Do waves dance? I don't think Captain Ahab would agree. And what is with the contours? This whole planet is sitting on a wheelchair, under bluish infinity... I want to quit staring.” he argued provocatively. “Infinity does dance. Go on dear, then what after your eyes are closed?” she felt annoyed. “I'll be seeing myself doing a bit of psychoanalysis on the pillow, living off a twenty-four meter square room of abstract geometry, starting up the revolution.” he said. “And I don't like what Nietzsche said about the dance of infinity; you can never see the mystical samba of Shiva. We're the ones who do it.“ he added. “Do it, merely stare at it; it's just the points we take off from. Either way, it tickles. The sensation is what matters, for me at least.” she tried to control her temper. Both were silent. “Just keep me aware of how deep into the fire you go, would you?” she broke the slight muteness with a question. But, the guy kept silent. And the dialectics ended there.[Akbar]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 27

Pengetahuan

Pupuk Urea Diganti Dengan Rambut Manusia, Mungkinkah?

P

ercayakah anda kalau potongan rambut bisa menjadi pengganti pupuk urea? Mungkin anda semua mencoba meninjau dan memikirkan kembali mengenai pertanyaan tersebut. Apa iya rambut bisa menjadi pupuk urea? Pada umumnya pengertian pupuk yang kita ketahui adalah sesuatu zat yang diberikan pada tumbuhan agar dapat berkembang dengan baik. Pembuatan pupuk yang kita ketahui yaitu dapat dibuat dari bahan organic dan non organic. Ada beberapa tipe dan jenis pupuk yang digunakan dalam memberi nutrisi terhadap tumbuh-tumbuhan. Misalnya saja pupuk organic yang biasa digunakan adalah kompos dan untuk pupuk non organic merupakan kombinasi antara pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era modern saat ini, limbah rambut yang biasa kita lihat di salon ataupun di tempat pangkas rambut yang biasa kita kunjungi ternyata mempunyai manfaat dan kelebihan tersendiri sebagai alternatif pengganti pupuk urea yang beredar saat ini. Dulu masyarakat awam, apabila ingin menanam bunga atau tumbuhtumbuhan biasanya juga menambahkan material yang tidak biasanya kita lihat, yaitu rambut!. Apa yang dilakukan oleh masyarakat awam tersebut memang cenderung aneh dan tidak biasanya kita lihat dan saksikan. Mana mungkin rambut akan bisa memberi nutrisi yang diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan?. Akan tetapi kebiasaan masyarakat awam yang kita anggap tidak biasa ini telah terbukti secara ilmiah pada saat ini. Rambut manusia ternyata mengandung nitrogen kurang lebih 15 %, dan ternyata dapat juga digunakan sebagai sumber nutrisi (nitrogen) bagi tanaman. Hebat bukan? Universitas Mississipi Amerika Serikat dengan penelitiannya tersebut memperoleh hasil bahwa limbah rambut yang telah dicetak berbentuk kubus-kubus kecil lalu dimasukkan ke dalam tanah ternyata mampu menyuplai kebutuhan nitrogen bagi tanaman selada (lettuce), setelah rambut yang di tanam tersebut mengalami penguraian.

Penelitian dan penemuan terbaru dari para peniliti di Universitas Mississipi Amerika Serikat ini memberikan satu lagi penemuan terbaru akan alternatif pengganti pupuk urea yang belakangan ini marak digunakan oleh para masyarakat diseluruh dunia. Dengan adanya penemuan terbaru ini menjadikan ilmu pengetahuan baru bagi kita semua, bahwa pupuk urea yang biasa kita gunakan saat ini bisa juga menjadi alternatif yang bisa diganti dengan limbah rambut yang dulunya kita fikir hanyalah limbah yang tidak berguna dan tidak bermanfaat. Tetapi nyatanya, limbah rambut bisa menjadi alternatif yang murah, efisien, dan lebih efektif bagi kita semua dalam memberi nutrisi tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang kita punya dan juga penemuan ini memberi satu ide baru agar dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk urea yang dihasilkan melalui proses ammonia haber bosch, yang notabene menggunakan gas alam sebagai bahan bakunya.[Nafi Nur Rauf]

29 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 28

Hiburan

Dangdut Dimakan Usia onomatope dari suara permainan tabla (dalam dunia dangdut disebut gendang saja) yang khas dan didominasi oleh bunyi “dang” dan “ndut”. Nama ini sebetulnya adalah sebutan sinis dalam sebuah artikel majalah awal 1970-an bagi bentuk musik melayu yang sangat populer di kalangan masyarakat kelas pekerja saat itu. (Wikipedia) Banyak Argumen yang mengatakan bahwasanya musik dangdut hanya untuk “kalangan bawah”. Do you agree with it? Ke mana “kalangan atasnya”? Mungkin mereka pergi ke aliran musik lain yang mereka anggap lebih “berkelas” dan “modern” dibanding dengan musik dangdut yang berkesan “murahan”, apalagi sangat identik dengan “goyangan” yang agak seksi. It’s ok! Itu hak mereka. Secara tidak sadar terbentuklah “jurang” sosial antara kelas atas dan kelas bawah termasuk dalam hal bermusik. Namun meskipun demikian, ada juga “segelintir” kalangan atas yang suka dengan musik dangdut.

M kan goyangannya?

endengar kata dangdut, apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran anda? Lagunya? Musiknya? Atau bah-

Dangdut merupakan salah satu dari genre seni musik yang berkembang di Indonesia. Bentuk musik ini berakar dari musik Melayu pada tahun 1940-an. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer, sekarang masuk pengaruh unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok vokal dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an membuka masuknya pengaruh musik barat yang kuat dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yang kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music. Penyebutan nama "dangdut" merupakan

Sekarang coba kita bandingkan dangdut sekarang dengan 10 tahun lalu. Dulu kiprah dangdut di tanah air sangat diminati oleh semua kalangan. Berpuluh tahun lalu Soneta Group pimpinan senior dangdut H. Rhoma Irama sudah melegenda, karya-karya A. Rafiq, Elvy Sukaesih, Mansyur S, Camelia Malik dan banyak lagi para legendaris pejuang dangdut yang kreatif dan berkualitas. Tapi coba kita lihat sekarang, musik dangdut telah timbul tenggelam dimakan usia, siapa yang akan meneruskan kehidupan dunia dangdut? Katanya kita semua bangga dengan asal mula dangdut. Dengan membusungkan dada kita seraya berkata “musik dangdut berasal dari Indonesia ni!!!”. Tapi apa yang kita lakukan? Cuma sekedar menengok “dia” saja enggan. Lihat “dia” sekarang sudah terbujur kaku tak berdaya di ICU, tinggal menunggu detik-detik kematiannya dan bahkan telah tercoreng oleh ulah masyarakat kita sendiri yang hanya ingin mendapatkan uang sematamata. Citra dangdut telah menjadi buruk dengan goyangan-goyangan “erotis” para penyanyinya. Akan kemanakah kelanjutan ceritanya? Apa yang akan terjadi dengan dangdut? Silahkan anda jawab sendiri. [Robi]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 29

Tulisan Kreatif

Indahnya Birokratisme

D

amai, satu kata yang terlihat jelas jika kita amati dari lukisan hasil karya Pierre Auguste Renoir ini. Raut muka yang melemparkan senyuman di dalam lukisan tersebut tidak hanya digambarkan satu atau dua objeknya saja. Kegembiraan yang di lukiskan dengan guratan tinta minyak pun tak luput dari penggambaran sang maestro tersebut. Dimana sebagian lagi bersenda gurau di satu sudut taman dan sebagian lagi berdansa. Mereka seperti tidak memikirkan kepenatan dunia, yang ada hanya kegembiraan, kesenangan, dan kedamaian di hati mereka masing-masing. Inikah gambaran dari pesta suatu kaum birokrat? Penampilan yang terus dijaga, bahkan sikap layaknya seorang kaum terhormat tidak akan lepas dari capnya sebagai birokrat itu sendiri. Birokrat, sebagian orang pasti memandang miris dengan satu kata tersebut. Ataukah kita ganti saja dengan satu pengistilahan lain, bangsawan. Bagi saya semua sama saja. Birokrat dan bangsawan tetap sangat bertentangan bila disandingkan dengan kata rakyat jelata, kaum buruh, ataupun pegawai kerajaan sekalipun. Bahkan jika mereka disandingkan ke dalam gambar dengan kaum itupun pasti akan merusak suatu komposisi di lukisan itu, komposisi never ending happiness. Rusaknya komposisi itu sudah pasti menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan dalam komposisi tersebut. Di mana satu kebahagiaan suatu kaum digambarkan juga kesengsaraan suatu kaum pada satu bentuk lukisan dalam waktu yang bersamaan. Kesengsaraan yang bisa jadi disebabkan dari kaum tersebut yang tengah sibuk dengan kegembiraan. Saya jadi teringat satu kalimat, bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Kesenangan yang

dihasilkan atas kerja keras sebuah kaum yang ditindas hanya untuk menghasilkan sebuah kefanaan untuk mereka yang hanya menginginkan never ending happiness itu sendiri. Separah itukah? Ada sebagian orang pasti tidak mau, baik tidak mau tahu ataupun tidak mau mencari tahu, tentang kesengsaraan yang diderita suatu kelompok yang disebabkan kelompok lain. Mereka dengan sibuknya mementingkan kepentingan pribadi masing-masing tanpa tahu nasib yang diderita kaum lain. Bukankah itu sudah termasuk keegoisan stadium akut? Sama saja dengan kaum birokrat yang menetapkan suatu kebijaksanaan untuk merampas hak kebebasan suatu kelompok. Setidaknya bagi mereka demi kedamaian dunia, kebohongan yang sekali lagi diumbar mereka hanya untuk dijadikan alasan tolol. Satu hal yang harus digaris bawahi apakah mereka tidak berpikir tentang kedamaian kelompok itu sendiri. Tentu dengan lantangnya mereka teriakkan, SAYA TIDAK (MAU) TAHU!! Jika kita menghadapi suatu pilihan ketika berkendara dan kita dihadapi dengan suatu situasi yang mengharuskan kita memilih dua pilihan, menabrak satu mobil yang berlawanan arah atau menghentikan kendaraan tiba-tiba? Saya dengan cepatnya pasti memilih untuk menghentikan kendaraan. Keselamatan saya harus didahulukan, dan sangat diluar waras manusia jika kita membelokkan tibatiba kearah mobil yang berlawanan arah tersebut. Itu sama saja bunuh diri. Yang penting saya selamat dan saya lebih baik menghentikan mobil yang saya kendarai. Itu yang terlintas dengan singkatnya dikepala saya dengan singkatnya. Tapi jika kita amati dengan penuh pertimbangan, adakah yang harus dikorbankan jika kita menghentikan kendaraan dengan

31 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 30

tiba-tiba? Persetan dengan segala pertimbangan biraan palsu yang dimiliki suatu kelompok yang harus dipikirkan, sekali lagi, setidaknya dan kelompok lain tidak dapat merasakan saya selamat. bahkan hanya untuk mencicipinya? Atau hanya sebuah konspirasi yang diciptakan Well, contoh kasus diatas hanya sebuah ilustrasi hanya demi sebuah kepentingan pribadi yang mungkin saja mengingatkan kita tentang atau kelompok? Setidaknya $ 78.000.000 keegoisan yang ditanamkan dengan alaminya ke- telah dikeluarkan hanya demi sebuah "Bal dalam diri manusia. Egois, satu kata yang selalu Au Moulin de la Galette" yang katanya diumbar dan dipertanyakan. Egois inipun dapat membawa kedamaian dan kesenangan dijadikan pecutan bagi diri sendiri untuk setida- bagi orang yang membelinya dibanding knya meraih apa yang kita inginkan, contohnya memberikan donasi untuk perut-perut yang kesenangan diri. Apakah kita tidak menyadari, lapar di Afrika ataupun kehidupan jandaada bibit pada diri kita. Bibit kebobrokan dari janda korban peperangan. [Febri] kaum birokrat yang selalu kita koarkan. Bibit keegoisan yang selalu tanpa sadar kita siram dan rawat sebaik mungkin. Jika diibaraktan, seperti sebuah kanker yang tanpa kita sadari diri kitalah yang merawat suatu sel jaringan yang kenyataan tidak dapat kita kontrol. Sekarang saya, sebagai penulis, berpikir. Jadi kedamaian itu sebenarnya apa? Apa hanya sebuah kefanaan sementara? Atau hanya kegemMedia Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 31

33 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 32

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 33

Kegiatan PPI

Dauroh Kuala Nerang

S

Kuala Nerang, 29-30 januari 2009

uasana sepi dan sunyi di sekitar wilayah kamus UUM masih terasa begitu hangat hingga di akhir liburan. Suasana sepi seperti ini dikarenakan adanya libur mid semester yang berlangsung dari tanggal 23 januari sampai 30 januari 2009. kebanyakan dari mahasiswa UUM memanfaatkan waktu liburan ini untuk pulang ke rumah ataupun mengunjungi tempat tempat menarik di wilayah Malaysia maupun Thailand. Tetapi, ada yang berbeda di akhir liburan tersebut yaitu ada tanggal 29 januari 2009. Suasana yang terasa berbeda itu terjadi di Masjid Sultanah Bahiyah UUM, dimana di sana terdapat puluhan anak Indonesia yang berkumpul dan membawa perlengkapan. Alasan mereka berkumpul yaitu untuk mengikuti acara Biro Kerohanian PPI-UUM. Biro Kerohanian PPIUUM mengadakan acara kerohanian yang berlangsung di Kuala Nerang (29-30 januari 2009). Sebelum acara berlangsung, para peserta berkumpul di Masjid pukul 16.00 dan menjalankan shalat ashar terlebih dahulu. Setelah itu semua peserta dibagi menjadi 3 grup untuk menaiki mobil yang telah disediakan panitia. Sesampainya disana para peserta di sambut dengan baik dan hangat oleh tuan rumah. Untuk acara tersebut, semua peserta kegiatan tersebut tinggal dirumah seorang dokter yang berasal dari Indonesia dan merupakan mantan aktivis ketika di Indonesia. Pak Nirwan dan Ibu Titi yang merupakan tuan rumah acara tersebut telah menyiapkan berbagai suguhan. Acara tersebut di mulai dengan shalat maghrib berjamaah, mengaji, shalat isya berjamaah, dan diskusi. Acara diskusi malam ini dimulai dengan sambutan dari

ketua kegiatan ini (Juwita Qadarsih), selanjutnya sambutan dari ketua biro kerohanian (Luthfia Kartika Sari) dan juga membuka acara Dauroh Kuala Nerang. Bapak Nirwan selaku tuan rumah juga memberikan sambutannya. Setelah semua sambutan, tibalah saatnya penyampaian materi diskusi oleh Bang Farhan yang merupakan Mahasiswa Master di UUM yang juga merupakan mantan aktivis dakwah UI. Materi yang disampaikan Bang Farhan berjudul “Becoming a Muslim Super Student”. Beliau menyampaikan cara untuk menjadi Mahasiswa muslim yang Super. Pukul 01.00 acara diskusi selesai. Semua peserta beristirahat. Pukul 4.30, semua peserta melakukan shalat tahajud berjamaah. Setelah itu Muhasabah yang disampaikan Bang Agung. Dilanjutkan

35 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 34

dengan shalat subuh berjamaah, mengaji, senam, jalan pagi dan sarapan. Pukul 10.00, Acara Outbond dimulai dengan pembagian grup (Grup 1-3 cewek dan Grup 4-5 cowok). Banyak permainan yang dilakukan dalam acara OutBond ini diantaranya Spider Web, Futsal, perang air dan sebagainya. Dari acara ini didapatkan 2 pemenang; Grup 1 (cewek) dan grup 5 (cowok).

Acara tersebut ditutup dengan pembagian hadiah, kata penutup dan makan bersama. Sedikit Informasi bahwa selama acara berlangsung, makanan yang disediakan merupakan masakan khas Indonesia seperti gado-gado, tempe bacem, bakso dan lainnya. Selain itu, sebelum semua peserta pulang ke UUM, mereka mengabadikan momen Indah di Kuala Nerang. Acara yang banyak memberikan manfaat inipun berakhir dengan penuh sukacita. Lelah bermain Outbond, semua peserta [Inres] kembali kerumah untuk makan siang dan bersiapsiap untuk Shalat Jum’at. Setelah semua rangkaian acara selesai, tibalah saatnya acara penutupan.

Kegiatan PPI



Garuda Cup

UKM

- Kuala Lumpur, 23-25 Januari 2009 Berada di grup A yang disebut sebagai grup neraka ternyata tidak membuat teman-teman dari PPI-UUM gentar. Mereka malah berhasil masuk ke babak selanjutnya. Di grup A ini mereka berhadapan dengan teman-teman dari UKM, USM, dan Da’arul aman. Pada pertandingan pertama, PPI-UUM dikalahkan UKM dengan skor 0-3. Ternyata kekalahan dengan UKM membuat PPI-UUM bangkit, di pertandingan kedua bang adam bermain bagus dan memcetak 3 gol membuat PPIUUM berhasil mengalahkan USM dengan skor 3-0. Kemenangan ini membuat PPI-UUM percaya diri dan bang adam kembali bermain bagus ini ditandai dengan 2 gol nya yang akhirnya mengalahkan Da’arul aman dengan skor 3-0 (1 gol Dani).

Di perempat final, PPI-UUM kembali bermain bagus tetapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak pada PPI-UUM. Mereka berhasil di kalahkan

oleh Sunway dengan skor 1-0, golnya dicetak pada menit akhir pertandingan. Sunway yang mengalahkan PPI-UUM memang sebuah tim yang kuat, mereka berhasil masuk final dan menghadapi UIA di Final garuda cup. Final garuda cup ini adalah sebuah pertandingan yang seru karena sebelumnya masing-masing TIM berhasil mengalahkan lawan-lawan tangguh seperti UKM dan UTM semuanya di kalahkan dengan skor telak. Ternyata Tim yang paling tangguh adalah Sunway, mereka berhasil mengalahkan UIA dengan skor 3-2. Kekalahan memang harus di rasakan oleh PPI-UUM, tetapi dengan kekalahan itulah kita harus kembali belajar mengetahui kekurangan dari apa yang kita miliki. Kekalahan adalah sebuah pelajaran yang memang berharga, mungkin suatu saat nanti Tim sepak bola PPI-UUM akan menjadi Juara. Kita do’akan saja. [Rimansyah]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 35

English Corner

The Challenges of ICT in Indonesia The largest country in ASEAN is Indonesia. Indonesia has a large number of population. But, this country has not optimized using their resources and commodities. This is including Information and Communication Technology area. Nowadays Information and Communication technology has grown up, it becomes a “what people that must to have and to know”. By the way, you know what is ICT? ICT is the study of the use of computers, Internet, video, and other technology as a subject at school (Oxford Dictionary 7th edition). ICTs are basically information handling tools — a varied set of goods, applications, and services that are used to produce, store, process, distribute and exchange information, they include the “old” ICTs of radio, television and telephone, and the “new” ICTs of computers, satellites and wireless technology and the Internet (GOVERNMENT ACHIEVEMENT AND CHALLENGES REGARDING THE ENHANCEMENT OF ICT ACCESSIBILITY FOR PWD’S IN INDONESIA). So now, my beloved country begins to make the society know and learn the ICT. But, there are some challenges that face my country in adopting ICT. As I mentioned above, the first challenge that face my country in adopting ICT is Economic Crisis. This condition forces the government to prioritize on short term programs to help improve the economy of the general population through social security net, aids to poor students to decrease drop-out rate, improvement of teacher’s welfare, etc. so This is the biggest obstacle faced by Indonesia regarding ICT. This condition also brings my beloved country to postpone the various programs that had been planned including the program to support ICT development, such as Nusantara 21 and etc. This condition also makes the people to prioritize their spending on primary needs such as food and clothing, so that the needs to use ICT to get access to information become the last

choice. (ICT and Education in Indonesia - Harina Yuhetty) The second is Infrastructure. Indonesia has poor condition of the infrastructure. This condition affects the ease to get access to information and makes the connection with the availability of infrastructure; it makes access to information costly, which in turn makes the use of ICT low, so this condition makes the internet becomes expensive one. The third is General public awareness and knowledge of ICT low. The public ICT literacy is still very low, this is include the literacy of ICT among teachers and students are low. Especially who lived in the perimeters or remote area, they cannot get the ICT literacy, so they do not know the ICT, and how to use ICT. In conclusion, Information and Communication technology has grown up, it becomes a “what people that must to have and to know”. So now, Indonesia begins to make the society know and learn the ICT. But there are some challenges that face Indonesia in adopting ICT, the first and the biggest challenge is Economic Crisis. This condition brings the government to postpone the various programs that had been planned including the program to support ICT development, such as Nusantara 21 and etc. The second is Infrastructure. Indonesia has poor condition of the infrastructure. This condition affects the ease to get access to information. The third is General public awareness and knowledge of ICT low. The public ICT literacy is still very low, this is include the literacy of ICT among teachers and students are low. I hope my beloved country can make the public know, learn and expand the ICT especially for whom that lived in the perimeters or remote area. “Jaya terus Indonesia-ku”[Rimansyah]

37 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 36

Pengetahuan

D a m a i k a n

D a m a i k a n

H a t i

D u n i a

D

i dunia ini, manusia seringkali kehilangan arah. Mereka seperti tiba-tiba saja hilang fokus, merasa stress, dan akhirnya tak lagi bisa membedakan hitam dengan putih. Ini bisa terjadi di mana dan kapan saja. Seorang agamis berkata, lebih dari 83% kemungkinan ini terjadi dikarenakan oleh faktor internal, hati. Hati adalah karakter. Jika ia bersih karakter pemiliknya akan bagus, dan begitu juga sebaliknya. Tulisan ini akan membahas tentang obat hati yang mudah diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari seperti bersabar, mencoba untuk selalu ikhlas dalam berbuat, dan berdamai dengan Tuhan. Hal yang paling sulit di dunia ini adalah memaafkan orang lain, yang paling mudah adalah meninggalkan shalat dan melepaskan kesabaran yang tertahan. Janganlah biarkan amarah menguasai diri, karena yuridiksi manusia hanya sebatas sebelum amarah itu lepas. Sesudahnya manusia akan menjadi budak amarah yang tak lagi punya kuasa atas dirinya. Seorang ulama pernah berkata bahwa manusia akan melalui 4 waktu dalam hidupnya, waktu mendapat nikmat, waktu mendapat ujian, waktu menaati perintah Tuhan, dan waktu menjalankan maksiat. Manusia hendaknya menyadarkan dirinya bahwa waktu yang sulit itu akan berlalu dan akan datang suatu kondisi yang berlawanan dari yang dialami saat itu.

Setiap manusia pernah merasakan titik tidak

tenang saat mengerjakan sesuatu. Khawatir akan hasilnya, mau cepat selesai, dan stress yang meningkat drastis adalah hal-hal yang biasa menghantui di saat-saat seeperti itu. Penyelesaiannya mudah, tapi jangan dimudahkan. Ikhlas lah dalam mengerjakan apapun. Ingat lah semua hal yang berlaku di alam semesta sudah ada skenarionya. Jangan lah takut akan kerugian yang timbul setelah memberikan sesuatu yang dimiliki. Tuhan telah berjanji, apapun yang telah diberikan atau dikeluarkan oleh seseorang akan kembali lagi padanya dalam jumlah yang berlipat, yang berasal dari tempat yang hanya Tuhan lah yang mengetahuinya. Berdamai dengan Tuhan bukan karena sebelumnya sudah memiliki masalah dengan-Nya. Pendeknya, manusia harus melaksanakan perintah Tuhannya dan menjauhi larangan-Nya. Katakanlah, pada saat sendiri, manusia seringkali merasa tak tenang, takut, dan hal-hal lain yang membuat dirinya merasa tak tenang. Percayalah, telah dan sedari dulu ada Tuhan yang selalu menjaga semua ciptaannya. Dengan begitu, manusia bisa mengaplikasikan sisa energinya pada hal-hal yang lebih penting. Dengan selalu bersabar, mencoba untuk selalu ikhlas dalam berbuat, dan berdamai dengan Tuhan, manusia akan dapat melewati hari-harinya dengan tentram dan koheren. Semoga tulisan ini bisa membantu para pembaca setia untk menenangkan hati untuk selanjutnya mencipatkan suatu kondisi lingkungan yang tenteram. [Eko Aditya Wiratma]

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 37

Hiburan Judul Buku : Dari Soekarno Sampai SBY: Intrik dan Lobi Politik Para Penguasa

G

ISBN

: 978-979-22-4095-5

Penulis

: Prof. Dr. Tjipta Lesmana, M.A

Penerbit

: Gramedia Pustaka Utama

Bahasa

: Indonesia

Halaman

: 426

aya bahasa yang lugas, tajam, dan kaya akan data berdasarkan wawancara mendalam dengan lebih dari 20 informan terpercaya dan terdekat dari presiden pertama hingga saat ini mencoba menguak tipe komunikasi politik presiden Indonesia menjadikan buku karya penulis Prof. DR. Tjipta Lesmana, M.A memang layak dibaca. Bacaan yang ringan dan kaya pengetahuan mengenai berbagai gaya kepemimpinan dan komunikasi politik yang dilakukan oleh presiden pertama Republik Indonesia yaitu Soekarno hingga presiden saat ini yaitu Susilo Bambang Yudhoyono menjadi satu kelebihan tersendiri bagi buku ini.

Bambang Yudhoyono. Sedangkan tipe terakhir yaitu gaya laissez faire dimiliki oleh presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarno Putri. Tipe terakhir ini memiliki cirri pemimpin mempersilahkan bawahannya dalam mengambil keputusan dan mendelegasikan tugas secara sepenuhnya kepada bawahannya. Di setiap tipe kepemimpinan ini mempunyai berbagai karakterisitik dan kelebihan serta kekurangan. Di dalam buku inilah kelebihan dan kekurangan dari masing-masing gaya kepemimpinan tersebut dikupas. Didalam buku ini juga menerangkan tipe kultur kepemimpinan yang dimiliki oleh para presiden di Indonesia. Edward. T. Hall mengklasifikasikannya menjadi 3 tipe yaitu high, medium, dan low context. Tipe high context ini dimiliki oleh presiden Soeharto, medium context dimiliki oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati Soekarno Putri, dan untuk low context dimiliki oleh Presiden Soekarno, Abdurrahman Wahid, B.J Habibie.

Kurt lewin mengidentifikasi 3 (tiga) tipe kepemimpinan yaitu otoritarian, demokratik, dan gaya laissez faire (persaingan bebas). Dari ketiga tipe kepemimpinan ini, sang penulis mengklasifikasikan para presiden Indonesia sesuai dengan tipe masing-masing. Dalam kepemimpinan otoritarian memiliki ciri sang pemimpin mengatakan apa yang diinginkannya, dan bagaimana mengimplementasikan keinginannya tanpa meminta pendapat dan masukan Mengenal tipikal para presiden yang dari bawahannya, dan bawahan harus melak- memimpin negeri kita membuat buku ini mesanakannya. Tipe kepemimpinan ini dimiliki narik untuk dibaca, buku ini juga perlu dibaca oleh presiden soekarno dan presiden soeharto. oleh siapapun yang tertarik pada politik, terUntuk tipe yang kedua yaitu demokratik me- masuk para ilmuwan dan mahasiswa dalam miliki ciri pemimpin selalu mengajak beberapa bidang ilmu politik. Apabila anda ingin tahu perwakilan bawahan dalam pengambilan proses seluk beluk dunia politik dan kehidupan politik keputusan. Namun, keputusan akhir tetap bera- para pemimpin di negeri kita, buku ini wajib da di bawah tangannya. Kepemimpinan tipe ini menjadi bacaan anda. [Nafi Nur Rauf] dimiliki oleh presiden B. J. Habibie dan Susilo 39 Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 38

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 39

Media Komunitas Pelajar Indonesia UUM, hal 40

Related Documents

Bulletin Ke 4
June 2020 25
Bulletin Ke 2
June 2020 16
Bulletin Ke 5
June 2020 17
Bulletin Ke 1
June 2020 19
Bulletin 10-4-09
June 2020 4

More Documents from ""

Bulletin Ke 2
June 2020 16
Bulletin Ke 4
June 2020 25
Time Line Bejana
June 2020 15
Bulletin Ke 5
June 2020 17
Bulletin Ke 1
June 2020 19