Buli.docx

  • Uploaded by: yulia afriani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buli.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 440
  • Pages: 3
Komplikasi 1. Infeksi sekunder bila tumor mengalami ulserasi 2. Retensi urine bila tumor mengadakan invai ke bladder neck 3. Hydronephrosis oleh karena ureter mengalami oklusi F. Pemeriksaan Diagnostik 1. Pemeriksaan Laboratorium Rutin Ditemukan kelainan hematuria. Anemia dapat dijumpai sbagai tanda adanya perdarahan kronis atau pendesakan sel metastasis kesumsum tulang.Uremia dapat dijumpai bila tumor menyumbat kedua muara ureter baik karena obstruksi tumornya sendiri atau limfadenopati.  Sitologi urine,yaitu pemeriksaan sel-sel urotelium yang terlepas bersama urine.  Cell Survey antigen study,yaitu pemeriksaan lab. Untuk mencari sel antigen terhadap kanker,bahan yang digunakan adalah darah vena.  Flow Cytometri,yaitu :mendeteksi adanya kelainan kromosom sel-sel urtelium. 2. Pemeriksaan Radiologi Dilakukan foto polos abdomen. Pielografi intravena dan foto toraks. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai keadaan traktur urinarius yaitu berupa adanya gangguan fungsi ekresi ginjal,hidronefrosis,hidroureter dan filling defect pada buli-buli dan melihat adanya regional adalah jauh. 3. Sitoskopi dan Biopsi Pada persangkaan adanya tumor buli-buli maka pemeriksaan sistoskopi adalah mutlak dilakukan,bila perlu dapat dilaukan CT-Scan.Pada pemeriksaan sistoskopi dapat dilihat adanya tumor dan sekaligus dapat dilakukan biopsi atau reaksi tumor yang juga merupakan tindakan pengobatan pada tumor tumor superfisial. G. Penatalaksanaan/Pengobatan  Penanganan tumor Kandung Kemih bergantung pada derajat tumornya(didasarkan pada derajat diferensiasi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat invasi local sertaada tidaknya metastase) dan multi sentrisitas tumor (apaka tumor tersebut memiliki banyak pusat).  Usia pasien dan status fisik, mental serta emosional harus dipertimbangkan dalam menentu bentuk terapinya.

a. Reseksi transuretra atau fulgurasi(kauterisasi) dapat dilakukan pada papiloma yang tunggal (tumor epitel benigna). Melenyapkan tumor lewat insisi bedah dengan menggunakan instrument yang dimasukkan melalui uretra. b. Kemoterapi topical Pemberian

medikasi

dengan

konsentrasi

(thiotepa,doxorubisin,mitomisin,ethouglusid

yang

dan

tinggi Bacillus

Calmette Guerin(BCG)) untuk meningkatkan penghancuran jaringan tumor. c. Radiasi Dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi mikroektensi Neoplasma dan viabilitas sel-sel tumor d. Sistektomi Dilakukan pada kanker Kandung Kemih yang invasive atau multifocal. Sistektomi pada Laki-laki :Pengangkatan Kandung Kemih, prostat serta vesikulus serminalis dan jaringan vesikel disekitarnya. Sistektomi pada wanita

:Pengangkatan kandumg kemih,ureter bagin

bawa,uterus,tuba fallopi,ovarium,vagina anterior dan uretra. Pada Tindakan Sistektomi dilakukan Diversi Urine: Untuk mengalihkan aliran urin dari kandung kemih ketempat keluarnya yang baru,biasanya

air

kemih

dialirkan

kesuatu

lubang

didinding

perut

(stoma).Selanjutnya air kemih ikumpulkan dalam suatu kantong. Cara untuk mengalihkan air kemih pada penderita yang kandung kemihnya telah diangkat,digolongkan kedalam 2 kategori: 1. Orthotopic Neobladder Penampung ini dihubungkan dengan uretra.Penderita diajarkan untuk mengosongkan penampung ini dengan cara mengendurkan otot dasar panggul dan meningkatkan tekanan dalam perut,sehingga air kemih mengalir melalui uretra. 2. Continent cutaneous diversion. Penampung ini dihubungkan dengan sebuah lubang didinding perut.Diperlukan kantong luar,karena air kemih tetap berada dalam penampung sebelum dikosongkan oleh penderita dengan cara memasang selang melalui

lubang didinding perut kedalam penampung. Penderita melakukan pengosongan ini secara teratur.

More Documents from "yulia afriani"

Daftar Pustak1.docx
June 2020 7
Endoftalmitis.docx
June 2020 2
Buli.docx
June 2020 2
6. Rawat Inap Baru .docx
December 2019 45
Covernote(24).pdf
November 2019 55