Bulan Basaha

  • Uploaded by: H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Jabbar
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bulan Basaha as PDF for free.

More details

  • Words: 613
  • Pages: 2
Mutiara Ramadhan Haluan

BULAN BASAHA Oleh : H.Mas’oed Abidin Telah berapa hari bulan Ramadhan kita lalui. Bila kita ingat pesan Nabi bahwa ; “innama summiya ramadhana li annahu yarmidhu z-Zunuba”, artinya “sesungguhnya telah diberi nama “ramadhan” karena pada bulan itu dibakar dosa-dosa”. Tidak dimungkiri, bahwa setiap diri (manusia) dibukakan kesempatan di dalam bulan Ramadhan ini untuk membakar dosa-dosa yang telah terlakukan sebelumnya. Siapakah di antara manusia yang terlepas dari dosa. Adakalanya dosa datang tanpa kesengajaan. Seperti mengumpat, membeberkan aib orang lain. Ada juga dosa yang dibuat dengan sadar. Seumpama sumpah palsu, menipu, korupsi, kolusi, hingga mengganggu ketenteraman orang banyak. Baik itu bertalian dengan tindakan merusak ekonomi, dan berdampak terganggunya keamanan atau rusaknya lingkungan. Ada dosa karena sengaja menundanuda melaksanakan perintah Allah. Seperti lalai ibadah, lalai shalat, lalai zakat, yang disebut “hablum minallah” itu. Banyak dosa yang mengundang dosa yang lebih besar. Pada mulanya berawal dari rasa tersinggung, marah, kemudian berlanjut dengan perasaan benci bahkan memusuhi sesama. Jangan dianggap dosa hanya yang besar tampak kepermukaan saja, malah yang tersembunyi didalam diri, yang kita sendiri hanya yang tahu. Semua kondisi seperti itu, pada bulan Ramadhan yang mulia ini dibukakan peluang oleh Allah Yang Maha Rahman dan Rahim untuk mendapatkan “keampunan” bagi setiap hambaNya yang beriman dan bersungguh-sungguh mengharapkan keampunanNya itu. Di sinilah makna besar dari bulan Ramadhan, yang sedang kita lalui ini. Nabi Muhammad SAW menyatakan; “man shama Ramadhana imaanan wahtisaaban ghufira lahuu mataqaddama”maksudnya “siapa yang mempuasakan Ramadhan dengan iman dan perhitungan (menjaga segala aturan-aturan puasa) niscaya Allah akan ampuni dosa-dosanya terdahulu”. Kuncinya adalah “melaksanakan puasa” yang diwajibkan pada bulan Ramadhan dengan pekerti baik dan sempurna. Sungguh berat peringatan dari Rasulullah SAW; “barangsiapa yang sengaja menanggalkan (baca: membatalkan atau membukakan) puasanya se hari saja di bulan Ramadhan tanpa ada halangan (baca: rukhsah yang membenarkan untuk tidak berpuasa), maka

tidak akan ada waktu baginya (baca: pengganti puasa sehari yang sengaja dibatalkannya), walaupun dianya berpuasa setahun penuh”. (Al Hadist). Masyarakat umumnya di Minangkabau (Sumatera Barat) menilai suatu aib besar bila ditemui ada seorang Minangkabau yang tidak ikut puasa di “bulan basaha” yang artinya bulan menahan haus dan lapar, menahan nafsu amarah, menahan perasaan yang diawali dengan ba-saha (=ber-sahur, makan sahur sebelum fajar) sebagai persyaratan ibadah puasa (shaum). Kekokohan masyarakat seperti ini wajib selalu dipelihara untuk dijadikan modal utama memasuki zaman globalisasi dikawasan Asean ini yang pasti akan berbenteng kepada tamaddun (adat budaya dan agama) itu. Ramadhan datang setiap tahun membawa berkat dan rahmat untuk umat manusia (terutama muslim-mukmin), dalam menjelaskan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyebutkan; “Ramadhan awwalu-hu rahmah, awsathu-hu maghfirah, akhiru-hu ‘itqun minan-naar,”(Al Hadist). Artinya di bulan Ramadhan ini tersedia Rahmat yang berisi keampunan. Dan manakala Ramadhan ditempuh dengan sungguh hati mengikut sunnah Rasulullah, niscaya akan terlepas dari azab neraka. Namun, semua nilai Ramadhan itu berkurang artinya, bilamana mata hati tertutup dari melihat dhu’afa (fakir-miskin) yang papa dengan nasib, tidak punya sesuatu untuk di nikmati, diperberat oleh kepahitan hidup dan himpitan ekonomi, dibebani pikulan krisis moneter global karena pukulan spekulan. Do’a si fakir miskin sangat mustajab. Karena itu, siapa yang tak peduli terhadap nasib si miskin, sesungguhnya bukanlah golonganku, kata Nabi Muhammad SAW. Keagungan Ramadhan sebagai bulan turunnya Al Quran, menyediakan di dalamnya satu malam rahmah yakni “malam lailatul-qadri” yang memiliki keutamaan melebihi seribu bulan (QS.97:1-5). Berdo’a kepada Allah di bulan ini akan “maqbul” terutama di saat sedang berpuasa, atau pada saat mustajab di waktu sahur dan berbuka puasa, sebagaimana disabdakan Nabi Muhammad SAW ; “inna lis-shaaimi ‘indal fithri-hi da’watan maa turaddu”, artinya,“Do’a orang berpuasa ketika sedang berbuka tidak ditolak,”(Hadist dari Ibnu Umar Radhiallahu “anhuma). Ramadhan adalah bulan paling mustajab tempat bermunajah kepada Allah, saat taubatan nashuha dengan lidah basah membaca istighfar, mengharapkan ampunan dan maghfirah dari Allah. Na’udzubillahi min Dzalik. Wassalam, Buya H.Masoed Abidin [email protected]

Related Documents

Bulan Basaha
June 2020 27
5 Bulan Basaha
October 2019 32
Basaha
November 2019 15
Bulan
December 2019 49
Bulan Bulan Islam
December 2019 46
Bulan Rejab
May 2020 28

More Documents from ""