Buku Pedoman Ukm.docx

  • Uploaded by: retno aprilia p
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buku Pedoman Ukm.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 7,460
  • Pages: 32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam Undang-undang Dasar tahun 1945 alinea ke-4 tercantum cita-cita Bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia yang berbunyi : “...melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa...” Untuk mencapai tujuan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Dalam upaya untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut, bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan di berbagai bidang salah satunya adalah pembangunan di bidang kesehatan. Secara umum tujuan pembangunan kesehatan dijelaskan dalam Undang-undang RI no. 23 tahun 1992 bab II pasal 3 tentang kesehatan yang berbunyi : “pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal”. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan daya saing sumberdaya manusia Indonesia.

Provinsi Jawa Barat mempunyai visi pembangunan tahun 2005-2025: “ dengan iman dan takwa, provinsi Jawa Barat Termaju di Indonesia”. Misi pembangunan Provinsi Jawa Barat : 

Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang berbudaya ilmu dan teknologi, produktif dan berdaya saing.



Meningkatkan perekonomian yang berdaya saing dan berbasis potensi daerah.



Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari.



Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik.



Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.

Sedangkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat adalah “ akselelator pencapaian masyarakat Jawa Barat yang mandiri untuk hidup sehat” Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat : 

Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas



Mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan



Meningkatkan sistem surveilance dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit



Menjamin ketersediaan sumber daya manusia dan fasilitas pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau dan berkualitas.

Visi Kota Cimahi tahun 2012-2017 : “ Menuju Cimahi Cerdas” Misi Kota Cimahi : 

Mewujudkan kreativitas dalam segala bidang



Meningkatkan kesetaraan dalam pelayanan publik



Meningkatkan kemampuan dalam menanggapi tantangan, tuntutan dan kondisi masyarakat.



Mempertahankan dinamika perikehidupan dalam pembangunan.



Mewujudkan kesalehan sosial dalam masyarakat yang berakhlak mulia



Melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Memperhatikan visi dan misi Kota Cimahi tersebut, maka ditetapkan visi Dinas

Kesehatan Kota Cimahi yaitu “ Cimahi Sehat Mandiri 2017” sedangkan untuk misi Dinas Kesehatan Kota Cimahi adalah sebagai berikut : 

Meningkatkan aksesibilitas pelayanan kesehatan



Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan



Memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan secara mandiri



Mewujudkan pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi.

Puskesmas Cipageran sebagai unit pelaksana teknis tingkat daerah yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja, dalam melaksanakan pembangunan kesehatan mempunyai visi : “menjadi puskesmas berpelayanan prima menuju Cimahi sehat mandiri 2017”. Misi Puskesmas Cipageran yaitu : 

Memberikan pelayanan yang bermutu, dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan.



Memberdayakan masyarakat dalam upaya peningkatan kemandirian untuk hidup sehat.



Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak yang terkait dengan bidang kesehatan di wilayah Kelurahan Cipageran.

Motto Puskesmas Cipageran Dalam melaksanakan pelayanan, Puskesmas Cipageran mempunyai Motto : “Puskesmas Cipageran Sahabat Masyarakat” S : senyum, salam, sapa, sopan dan santun pedoman hidup kami A : aman dan nyaman bermitra bersama kami H : hangat dan ramah pelayanan kami A : akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas dan terjangkau strategi kami B : berbudaya sehat menjadi keseharian masyarakat kami A : agamis (iman dan takwa) mewarnai keseharian kami T : target puskesmas efektif dan responsif menjadi etos kerja kami Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, hidup dalam lingkungan yang sehat, dan memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu keluarga, kelompok dan masyarakat. Dengan demikian puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan.

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Upaya kesehatan yang

dilaksanakan di Puskesmas Cipageran terdiri dari upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP). Usaha kesehatan masyarakat

merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat. Sedangkan upaya kesehatan perorangan adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan seseorang. Upaya kesehatan tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat essensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan essensial meliputi pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu dan anak dan keluarga berencana, pelayanana gizi dan pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan masyarakat pengembang merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya meemerlukan upaya yang sifatnya inovatif disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masyarakat. Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama di Puskesmas Cipageran meliputi : rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan home care. Selain itu puskesmas Cipageran juga menyelenggarakan manajemen puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanaan keperawatan kesehatan masyarakat serta pelayanan laboratorium untuk menunjang upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas. Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal, maka diperlukan data dan informasi kesehatan umum dan lingkungan sehingga dapat dijadikan sebagai alat untuk memonitoring dan mengevaluasi program-program kesehatan yang telah dilakukan di Puskesmas Cipageran, sehingga mampu menghasilkan luaran puskesmas secara efektif dan efesien.

B. TUJUAN 1. TUJUAN UMUM Sebagai buku panduan penyelenggaraan UKM di puskesmas cipageran

2. TUJUAN KHUSUS 

Tersedianya data umum situasi, sumber daya dan tenaga, serta indikator kegiatan dari setiap program UKM.



Mengetahui data sasaran program UKM Puskesmas Cipageran.



Mengetahui kegiatan pelaksanaan program UKM.

BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. DATA UMUM PUSKESMAS CIPAGERAN 1. DATA GEOGRAFI Puskesmas Cipageran terletak di Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah kerja Puskesmas Cipageran meliputi satu kelurahan yaitu Kelurahan Cipageran dengan jumlah RW 29 yang terdiri dari 148 RT dan

14.106 KK.

Batas geografi Kelurahan Cipageran : Sebelah utara : Desa Jambudipa, Kec. Cisarua Kab Bandung Barat Sebelah Selatan : Kel. Padasuka, Kec. Cimahi Tengah Kota Cimahi Sebelah Barat

: Desa Pakuhaji, Kec. Ngamprah Kab. Bandung Barat

Sebelah Timur

: Kel, Citereup, Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi

Wilayah kerja Puskesmas Cipageran seluas 594,317 Ha, terletak pada ketinggian antara 730-1.040 meter di atas permukaaan laut. Secara geografis terdiri atas lahan pemukiman 80% dan sisanya merupakan lahan pertanian masyarakat. Untuk mencapai puskesmas bisa menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan jarak tempuh rata-rata untuk roda dua sekitar 15 menit sedangkan untuk roda empat berkisar 20 menit. Jarak terjauh wilayah binaan ke puskesmas sekitar 3 km.

2. KONDISI DAERAH Kelurahan Cipageran mempunyai permukaan tanah landai sampai berbukitbukit dengan ketinggian + 850-1.050 meter di atas permukaan laut dengan sebagian besar lahan terbuka hijau dan pemukiman. Kelurahan Cipageran mempunyai kemiringan + 10%, melandai dari utara ke arah selatan daengan sumber air pada umumnya diperoleh dari mata air dan air tanah (sumur gali dan sumur pompa). Keadaan temperatur rata-rata 30^ C dengan curah hujan rata-rata + 500 mm

3. DAERAH RAWAN Kelurahan Cipageran berada di lintas batas dengan Kabupaten Bandung Barat, yang memungkinkan penyebaran penyakit yang berasal dari luar masuk ke dalam wilayah Kelurahan Cipageran ataupun sebaliknya, saehingga dalam penanganannya memerlukan koordinasi lintas daerah. Kondisi daerah rawan di Puskesmas Cipageran dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

01 02 03 04 05 06 07



    

 



08 09 10

 

11 12



13 14 15



16 17 18 19

  

20 21 22 23

 

KLB KERACUNAN

KLB DEMAM BERDARAH

KONFLIK SOSIAL

KEBAKARAN

GUNUNG MELETUS

KECELAKAAN LALU LINTAS

TANAH LONGSOR

ANGIN TOPAN

GEMPA BUMI

BANJIR

RW

KECELAKAAN LAUT

Tabel 1 Daerah rawan bencana di Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran

24



25 26 27 28 29

4. DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN) Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Cipageran tahun 2016 adalah 50.363 jiwa dengan kepadatan penduduk 61 jiwa/Ha.

5. PENGHUNIAN RUMAH DAN BESARNYA KELUARGA Berdasarkan data Kelurahan Cipageran jumlah penduduk di wilayah binaan Puskesmas Cipageran mencapai 49.077 jiwa dengan jumlah KK 14.106 KK. Ratarata setiap keluarga mempunyai anggota keluarga antara 3-4 orang.

6. KELUARGA MISKIN Berdasarkan data RTS (rumah Tangga Sasaran) dari BPS Kota Cimahi tahun 2011, jumlah penduduk miskin yang ada di wilayah binaan Puskesmas Cipageran sebanyak 14.882 jiwa dengan persentase sebesaar 27,11 % dari total penduduk Kelurahan Cipageran. Sedangkan jumlah kuota yang terdaftar dalam PBI (peserta penerima Bantuan/Jamkesmas) sebesar 11.740 jiwa(78,88%) dan sisanya masuk dalam kuota jamkesda sebanyak 3.142 jiwa (21,11%) Tabel 4 Jumlah Penduduk Miskin di Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran Tahun 2014 Punya

Jumlah Jumlah No

Penduduk

Jamkesmas

Ajuan Kartu Jamkesda

(APBN)

(APBD I dan APBD II)

Kelurahan Cipageran

1

Penduduk Miskin

kartu

49.077

Jml

14.882

%

27,11

JML

11.740

%

78.88

Jml

%

3.142

21.11

Sumber Data : Data Validasi Kelurahan Cipageran Th.2014

7. PENDIDIKAN Tingkat pendidikan penduduk di wilayah binaan Puskesmas Cipageran tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pendidikan Belum sekolah Tidak tamat SD/Sederajat Tamat SD / Sederajat SLTP / Sederajat SLTA / Sederajat DI D2 D 3/S 1 S2 S3 jumlah

Jumlah (jiwa) 7.892 5.824 9.812 6.980 11.892 693 1.916 3.529 472 67 49.077

Sumber Data : Database Kependudukan Kota Cimahi 2014

8. SARANA PENDIDIKAN Sarana pendidikan yang ada di kelurahan Cipageran dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 6 Sarana pendidikan yang ada di Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran No

Sekolah Yang Ada

1 Taman Kanak-Kanak (TK) 2 Rodhatul Atfal 2 Sekolah Dasar (SD) 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI) 4 Sekolah Menengah Pertama (SMP ) 5 Madrasah Tsanawiyah (MTs) 6 Sekolah Menengah Atas 7 Madrasah Aliyah 7 Pondok Pesantren (Pontren) Sumber data : Monografi Kelurahan Cipageran th.2014

Jumlah 7 5 5 2 3 1 6 1 2

9.

SOSIAL EKONOMI Tabel 7 Distribusi Mata Pencaharian Pokok Pendudukdi Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran Tahun 2014 Mata Pencaharian Persentase No Jumlah Penduduk (%) 1 Wiraswasta 2.610 13.05 % 2 Karyawan swasta 5.937 29.69 % 3 Karyawan BUMN/BUMD 462 2.31 % 4 PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 2.294 11.47 % 5 Pedagang/Perdagangan 852 4.26 % 6 Bidang Kesehatan 145 0.73 % 7 Buruh /Industri 3.532 17.66 % 8 Kelompok Profesi 590 2.95 % 9 Pertanian 498 2.49 % 10 Tidak bekerja 2.554 12.77 % 11 Lain-lain 521 2.60 % Total

19.995

100 %

Sumber Data : Database Kependudukan Kota Cimahi 2014

Persentase mata pencaharian pokok penduduk di Kelurahan Cipageran sebagian besar sebagai pegawai swasta yaitu 29,69 %.

10. PERAN SERTA MASYARAKAT Peran serta masyarakat dalam pembangunan di bidang kesehatan adalah merupakan upaya kemandirian masyarakat dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Wujud peran serta masyarakat tersebut dapat dilihat dari peran serta aktif langsung dari kader, tokoh masyarakat meliputi aparat RT & RW, Karang Taruna, LSM, dan orang yang berpengaruh di daerah tersebut. Selain dari itu wujud peran serta masyarakat juga dapat dilihat pengembangan upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat baik modern maupun tradisional. Peran serta aktif langsung upaya kesehatan yang bersumber daya masyarakat dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8 Peran Serta Masyarakat di Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran Tahun 2014 Paraji Kelurahan

Cipageran

Jumlah Posyandu

Kader Aktif

Jumlah Posbindu

Jumlah Kader Posbindu

40

261

20

100

Sumber Data : Puskesmas Cipageran Th. 2014

UKGMD

56

Bermitra

Tidak Bermitra

6

0

Tabel 9 Sarana Kesehatan Yang Ada di Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran No

Sarana Kesehatan Yang Ada

Jumlah

1

Puskesmas

1

2

Pustu

1

3

Rumah Sakit Umum

-

4

Rumah Sakit Bersalin

1

5

Dokter Praktek Swasta

10

6

Dokter Spesialis Praktek Swasta

1

7

Bidan Praktek Swasta (BPS)

14

8

Dokter Gigi Praktek Swasta

8

9

Balai Pengobatan Umum

1

10

Apotik

4

11

Toko Obat

2

12

Optik

2

13

Akupuntur

-

14

Pengobatan Tradisional

35

Sumber Data : Puskesmas Cipageran Th. 2014

C. SASARAN KEGIATAN PROGRAM UKM Sasaran kegiatan program UKM puskesmas cipageran dapat dilihat pada table dibawah ini

No 1

Kegiatan KIA

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

GIZI KB TB PARU JIWA UKS UKGMK UKGS KESTRAD IVA PHN

Table Sasaran program UKM Puskesmas Cipageran tahun 2016 Sasaran Bumil Bulin Bufas Bayi Neonates Balita

WUS 30-40 Tahun

Jumlah 1007

3580

832

BAB III TATALAKSANA PELAYANAN

1. PERENCANAAN KEGIATAN UKM

Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh terhadap semua tugas,fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntunan dalam proses pencapaian tujuan puskesmas secara efisien dan efektif.Perencanaan Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen Puskesmas karena semua kegiatan manajemen diatur dan diarahkan olehperencanaan. Dengan perencanaan puskesmas memungkinkan para pengambil keputusan dan pimpinan Puskesmas untuk menggunakan sumber daya puskesmas secara berdaya guna dan berhasil guna.Untuk menjadikan organisasi dan manajemen Puskesmas efektif dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif.Perencanaan Puskesmas adalah fungsi manajemen Puskesmas yang pertama dan menjadi landasan serta titik tolak pelaksanaan fungsifungsi manajemen lainnya.Semua kegiatan dan tindakan manajemen puskesmas didasarkan dan/atau disesuaikan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Ini berarti setelah perencanaan disusun, kemudian struktur organisasi, Tata nilai dan Personalia Puskesmas yang akan melaksanakan tugas organisasi ditentukan (fungsi pengorganisasian). Selanjutnya personalia yang akan bekerja dalam organisasi Puskesmas digerakan dan diarahkan agar mereka bertindak dan bekerja efektif untuk mencapai

tujuan

Puskesmas

yang direncanakan

(fungsi

penggerakan

dan

pelaksanaan) Semua aktivitas personalia dan organisasi Puskesmas diawasi,dipantau, dan dibimbing agar aktivitas tetap berjalan sesuai dengan tujuan dan target kinerja Puskesmas (fungsi pengawasan dan pengendalian). Akhirnya dilakukan penilaian untuk mengetahui dan menganalisis kinerja pegawai dan organisasi Puskesmas. Penilaian meliputi masukan,proses transformasi/konversi yaitu pelaksanaan fungsifungsi manajemen dan pelaksanaan program dan kegiatan 13 serta pelayanan kesehatan Puskesmas. Kemudian hasilnya dibandingkan dengan tujuan dan target kinerja Puskesmas yang telah ditetapkan (fungsi penilaian). Penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dilakukan secara sistematis untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, hal ini meliputi :  Upaya Kesehatan Wajib  Upaya Kesehatan Pengembangan

Kegiatan dalam proses perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat perencanaan puskesmas cipageran meliputi:

A. SURVEY MAWAS DIRI (SMD) Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya fasilitas yang bersifat persuasive dan tidak memerintah yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan , sikap, prilaku, dan kemampuan masyarakat dalam menemukan , merencanakan dan memecahkan asalah.Menggunakan sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat. Pemberdayaan Masyarakat bidang kesehatan akan menghasilkan Kemandirian Masyarakat di bidang Kesehatan dengan demikian pemberdayaan Masyarakat merupakan proses sedangkan kremandirian merupakan hasil. Karenanya kemandirian masyarakat dibidang kesehatan bias diartikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat kemudian merencanakan dan melakukan cara pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada bantuan dari luar. Survey Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/kelurahan dan petugas kesehatan (petugas Puskesmas). 1. Tujuan SMD: 

Dilaksanakannya pengumpulan Data, masalah Kesehatah,lingkungan dan prilaku.



Mengkaji dan Menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku yang paling menonjol di masyarakat.



Menginventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung upaya mengatasi masalah kesehatan.



Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakaat di Desa Siaga.

2. Sasaran SMD Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu (450 rumah) yang dapat menggqambarkan kondisi masalah kesehatan,lingkungan dan perilakupada umumnyadi desa/kelurahan.

3. Lokasi SMD Lokasi SMD Dilaksanakan di desa/kelurahan terpilih. Pelaksana SMD dilaksanakan oleh kader dan tokoh masyarakat atau sekelompok warga masyarakat yang telah ditunjuk pada pertemuan tingkat desa. Waktu SMD dilaksanakan sesuai dengan hasil kesepakatan pertemuan tingkat desa/kelurahan. 4. Cara Pelaksanan : 

Petugas Puskesmas,Bidan di desa dan kadere/kelompok warga yang di tugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :



Pengenalan instrument (daftar pertanyaan ) yang akan dipergunakan dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.



Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya.



Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan cara wawancara yang menggunakandaftar pertanyaan.



Pelaksanaan SMD kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga masyarakat yang telah ditunjuk melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas puskesmas dan Bidan Desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.



Pengelolaan data kader,tokoh masyarakat dan kelompok warga masyarakat yang telah ditunjul menholah data SMD dengan bimbingan petugas puskesmas dan Bidan di desa sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan lingkungan dan perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.

B. MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD) MMD adalah pertemuan seluruh warga desa/kelurahan atau warga masyarakat yang mewakili semua komponen masyarakat di desa/kelurahan untuk membahas hasil survey mawas diri dan merencanakan upaya penanggulangan masalah kesehatan lingkungan danperilaku yang diperoleh dari hasil survey mawas diri. 1. Tujuan MMD : 

Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.



Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui penggerakan dan pemberdayaan masyarakat di desa siaga.



Masyarakat membentuk forum Desa/kelurahan Siaga dan menetapkan poskesdes sebagai koordinator pelaksanaan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.



Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan di wilayahnya



Mempersiapkan pelatihan kader dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader dalam mengembangkan Desa siaga dan operasional poskesdes.



Tempat pertemuan



Tempat pertemuan sebaiknya di desa dengan memilih balai desa atau tempat lain yang bisa menampung kurang lebih 20 – 30 orang peserta.

2. Peserta Pertemuan 

Peserta tingkat kecamatan meliputi camat,TP PKK kecamatan.Kepala puskesmas, Staf



puskesmas,Diknas,departemen Agama.lintas Sektor terkait.

Peserta tingkat Desa meliputi Kepala desa,TP-PKK desa,Sekdes,BPD, Tokoh Agama,Tokoh masyarakat/Guru.

3. Waktu Waktu pertemuan segera setelah SMD atau disesuaikan dengan kesediaan dan kondisi desa/kelurahan yang bersangkutan.agar memungkinkan

semua yang

diundang dapat hadir serta cukup memberikan kesempatan untuk tercapainya tujuan musyawarah masyarakat desa. 4. Pelaksanaan. 

Kepala desa/kelurahan yang mengundang pesereta MMD.



MMd dibuka olehKepala Desa/kelurahan dengan menguraikan maksud dan tujuan musyawarah.



Pengenalan masalah kesehatan oleh masyarakat sendiri melalui curah pendapat dengan menggunakan alat peraga , postr dan lain-lain dipimpin oleh petugas puskesmas atau bidan di desa.



penyajian hasil SMD oleh tokoh masyarakat/kader/kelompok SMD.



Perumusan dan penentuan perioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah (butir c) dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas puskesmas/bidan di desa.



Penyusunan rencana kerja Masyarakat (RKM) dalam rangka Penanggulangan masalah kesehatan,dipimpin oleh kepala Desa/Kelurahan, dilanjutkan denan pembentukan forum Desa Siaga dan penetapan Poskesdes sebagai coordinator UKBM.



Penutup.

C. SURVEY KEPUASAN PELANGGAN Adalah pengukuran secara komprehensif kegiatan tentang identifikasi keebutuhan Masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran dan pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari penyelenggaraan pelayanan publik dengan menggunakan instrument lembar survey kebutuhan masyarakat. 1. Tujuan dari survey kepuasan pelanggan 

Mengetahui kebutuhan masalah atau kebutuhan program puskesmas yang diinginkan masyarakat.



Mengetahui berbagai sunber yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pelaksanaan program puskesmas.



Mempermudah dalam menyusun rencana program yang akan dilaksanakan.

2. Langkah-langkah pelaksanaan survey kebutuhan masyarakat. 

Persiapan yaitu Menentukan instrument survey kepuasan pelanggan berdasarkan permenpan no 16 tahun 2014



Pelaksanaan yaitu penjelasan mengenai cara pengisian survey,pendistribusian, proses pengisian instrument survei, proses pengumpulan hasil survei.



Tindak lanjut yaitu Proses rekapitulasi dan analisis data hasil survei.

D. KOTAK/LEMBAR SARAN Merupakan salah satu fasilitas masyarakat untuk menyampaikan keluhan,kritik dan saran mengenai penyelenggaraan pelayanan puskesmas berupa kotak yang disediuakan . Tujuan untuk mengidentifikasi keluhan atau masukan dari masyarakat terkait pelayanan program puskesmas.

E. MEDIA KOMUNIKASI Media komunikasi yang melibatkan masyarakat yaitu sms.Whatsapp, atau media komunikasi lainnya.

2. PELAKSANAAN KEGIATAN UKM A. Promosi Kesehatan Program Promosi kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui proses pembelajaran dari,oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat.sesuia sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan public yangberwawasan kesehatan.

Kegiatan pokok promosi Kesehatan adalah melaksanakan sosialisasi tahapan dan jadwal rencana kegiatan program kesehatan, Rincian Kegiatan : 

Penyuluhan Kesehatan



Pembinaan PHBS



Pertemuan Pengurus RW Siaga Aktif



Pembinaan RW Siaga(SMD/MMD)



Program Prioritas



Pembinaan SBH



Pembinaan Kader Sekecamatan. Perilaku masyarakat merupakan salah satu faktor yang cukup besar dalam

mempengaruhi derajat kesehatan di suatu wilayah. Sosial budaya, tingkat pendidikan, informasi, sangat mempengaruhi cara pandang/kebiasaan dan perilaku masyarakat terhadap kesehatan. Dalam terwujudnya Indonesia Sehat, masyarakat mempunyai andil yang sangat besar. Masyarakat mempunyai kewajiban dan hak untuk memelihara

kesehatannya.

Agar

tercipta

bangsa

yang

sehat

maka

perlu

memberdayakan masyarakat itu sendiri. Pola perilaku hidup bersih dan sehat hanya bisa dirubah oleh masyarakat itu sendiri. Berdasarkan hasil pemetaan PHBS tatanan rumah tangga tahun 2015 di Kelurahan Cipageran, rumah tangga yang dinyatakan tidak sehat sebanyak 4971 rumah dari jumlah total 9995 rumah tangga yang ada di kelurahan Cipageran atau sebesar 49,73 %, sedangkan rumah tangga yang sehat sebanyak 5024 rumah tangga atau sebanyak 50,27%. Diantara sepuluh indikator PHBS yang cukup rendah pencapaiannya yaitu indikator merokok di dalam rumah. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Kelurahan Cipageran yang mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah. Untuk indikator PHBS lainnya adalah sebagai berikut : persalinan yang ditolong petugas kesehatan sebesar 98,45%, ASI ekslusif 69,9%, balita yang ditimbang di posyandu sebesar 93,71%, rumah tangga yang menggunakan air bersih sebesar 99,98%, perilaku masyarakat terhadap mencuci tangan memakai sabun sebelum beraktivitas tertentu sebesar 99,43%, rumah yang telah memiliki jamban sebanyak 95,40%, sebesar 99,08% rumah tangga bebas dari jentik nyamuk, 99,08% rumah tangga telah membiasakan memakan sayuran setiap hari serta rumah tangga dengan aktivitas sebesar 99,71%.

B. Kesehatan Ibu dan Anak Upaya Kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah dalam proses tumbuh kembang.Prioritas pelayanan KIA adalah meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan anak. Tujuan Program KIA adalah mewujudkan pelayanan berkualitas yang didukung oleh ibu dan keluarga sehingga ibu memiliki kesempatan yang terbaik dalam waktu dan jarak angka kehamilan, melahirkan bayi sehat, yang aman dalam lingkungan kondusif sehat,dengan asuhan antenatal yang adekuat,dengan gizi serta persiapan menyusui yang baik.Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu,bayi, balita, anak usia pra sekolah dan keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja puskesmas serta yang berkunjung ke puskesmas, Pelayanan KIA terdiri dari : 

Pelayanan Kesehatan Asuhan Kebidanan meliuputi :



Pemberian pelayanan Kebidanan dasar dan KIE kepada ibu hamil, termasuk KB berupa pelayanan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas serta perawatan bayi baru lahir.



Memberikan pertolongan pertama penanganan kedaruratan kebidanan dan neonatal serta merujuk ke fasilitas rujukan sesuai kebutuhan.



Memantau cakupan pelayanan kebidanan dasar dan penanganan kedruratan kebidanan neonatal.



Memelihara peran serta masyarakat dalam program KIA yaitu penyuluhan, kelas ibu hamil dan pembentukan kelas pendukung ibu.



Pelayanan kesehatan bagi bayi, balita dan anak prasekolah



Memberikan pelayanan kesehatan neonatal esensial seluruh bayi baru lahir yang meliputi usaha pernafasan spontan,menjaga bayi tetap hangat, menyusui dini dan ekslusif, tatalaksana neonatal sakit.



Memelihara kesehatan kepada seluruh balita dan anak pra sekolah yang meliputi perawatan bayi baru lahir, pemeriksaan kesehatan rutin ,pemberian imunisasi dan upaya perbaikan gizi.



Melaksanakan secara dini pelayanan program Stimulsi,Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)



Melaksanakan Manajemen Terpadu Balita sakit yang dating berobat kefasilitas rawat jalan termasuk pelayanan pra rujukan dan tindak lanjut.

C. KELUARGA BERENCANA Merupakan upaya kesehatan primer yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan kesehatan pasangan usia subur dalam menjalankan fungsinya reproduksi yang berkualitas.Prioritas pelayanan KB dewasa ini adalah meingkatkan derajat kesehatan pasangan usia subur dan keluarganya dalam pengaturan kehamilan, baik jumlah dan waktu kehamilan serta jarak antar kehamilan guna menurunkan angka kelahiran nasional. Tujuan dari program KB adalah Mewujudkan pelayanan yang berkualitas sehingga terwujud pasangan usia subur dalam mengatur jumlah,waktu dan jarak kehamilan guna merencanakan dan mewujudkan suatu keluarga kecil,bahagia dan sejahtera sasaran dari kegitan ini adalah : 

Pasangan Usia Subur



Calon Pasangan Usia Subur



Pasangan Usia Subur dengan wanita yang akan memasuki menopause.



Keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja puskesmas



WUS yang dating pada pelayanan rawat jalan Puskesmas yang dalam fase intervaensi pelayanan KB.

Pelayanan yang dilakukan antara lain : 

Memberikan pelayanan kontrasepsi yang berkualitas dan KIE kepada pasangan usia subur dan keluarganya.



Memberikan pertolongan pertama/penanganan efek samping dan kegagalan metode kontrasepsi serta merujuk ke fasilitas rujukan sesuai dengan kebutuhan.



Memantau cakupan pelayanan kontrasepsi dan kegagalan metode kontrasepsi.



Memberikan kualitas pelayanan KBsecara berkelanjutan.



Menumbuhkan,mengoptimalkan dan memelihara peran serta masyarakat dalam upaya KB berupa penyuluhan



Memberikan pelayanan kesehatan pasangan usia subur,serta anggota keluarga lain dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan fungsi reproduksinya.



Melaksanakan manajemen terpadu pelayanan kontrasepsi yang dating berobat ke fasilitas rawat jalan termasuk pra rujukan dan tindak lanjutan.

D. KESEHATAN LINGKUNGAN Program kesehatan lingkungan adalah salah satu upaya program pokok kegiatan puskesmas yang berupaya untuk menciptakan lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungan untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia Ada 5 upaya dasar yang dilakukan di bidang kesling antara lain : Penyehatan sumber air bersih (SAB) Kegiatan meliputi upaya penyehatan air bersih yaitu : memeriksa kualitas air, inspeksi sanitasi, pembinaan kelompok 

Penyehatan lingkungan pemukiman



Sarana sanitasi yang di pantau meliputi jamban, SPAL dan pengelolaan sampah (TPS)



Penyehatan Tempat-Tempat Umum (TTU)



Penyehatan tempat-tempat umum meliputi, hotel dan tempat penginapan lai, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, salon dan pangkas rambut.Dilakukan upaya pembinaan, industri, rumah sakit sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan perkantoran.



Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)



Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat penyehatan makanan dan minuman, kesiap siagaan dan penanggulangan KLB, keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan.



Pemantauan jentik Nyamuk dan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)



Petugas sanitasi puskesmas melakukan pemeriksaan terhadap tempat yang mungkin menjadi perindukan nyamuk.



Konsultasi kesling Klinik Sanitasi.



Pemberian konsultasi klinik Gratis kepada masyarakat/pasien yang menderita penyakit yang berhubungan dengan lingkungan seperti ; diare, kecacingan, penyakit kulit,TB paru dan lainnya.



Kegiatan utama yang harus dilakukan puskesmas meliputi:



Penyehatan Air



Penyehatan Makann dan Minuman



Pengawasan dan embuangan sampah dan limbah



Pengawasan pembuangan kotoran manusia



Penyehatan Pemukiman



Pengawasan Sanitasi tempat umum



Pengamanan Pestisida



Klinik sanitasi.

1. ANALISIS LINGKUNGAN Keadaan lingkungan di Kelurahan Cipageran yang sangat erat kaitannya dengan kesehatan meliputi akses jangkauan terhadap air bersih, penggunaan jamban keluarga, penyehatan perumahan dan SPAL.

2. PENYEHATAN RUMAH Tabel Jumlah Rumah Berdasarkan Jenis di Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran Tahun 2015 No 1 2 3

Jenis Rumah Permanen Semi permanen Panggung/tdk permanen

TOTAL Sumber Data :Puskesmas Cipageran Th. 2015

Jumlah

Persentase (%)

8744 457 163

93,3 4,8 1,7

9364

100

3. JAMBAN KELUARGA Tabel 11 Rumah Yang Memiliki Jamban Keluarga di Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran Tahun 2015 Jumlah

Persentase (%)

Septic tank

8938

96,2

plengsengan Cemplung WC septiktank MCK septictank Non Septictank Dialirkan ke sungai Wc tanpa septictank MCK tanpa septictank

57 61 8672 148 352 6 290 56

Total

9290

No 1

2

Jenis Kloset

3,8

100%

4.

SARANA PEMBUANGAN AIR LIMBAH (SPAL) Tabel 12 Jumlah KK Yang menggunakan SPAL di Wilayah Binaan Puskesmas Cipageran No 1

Kategori SPAL Menggunakan SPAL : Selokan Diresapkan < 10m dari SAB Diresapkan > 10m dari SAB Ke selokan tertutup untuk diolah

2

Jumlah 6916

Persentase (%) 98,8%

1095 1482 120

Tidak ada SPAL

115

1,2%

Total

9728

100%

Sumber Data : Puskesmas Cipageran Th. 2015 Untuk sarana pembuangan limbah rumah tangga yang memenuhi syarat di wilayah Puskesmas Cipageran sebesar 87,56% sementara untuk rumah tangga yang tidak memenuhi syarat dalam pembuangan air limbah sebesar 12,4%. 5. TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN (TPM) Tabel 13 tempat pengelolaan makanan dan minuman (TPM) di wilayah Puskesmas Cipageran tahun 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

URAIAN Rumah makan Restoran Warung makan Jasa boga/catering Snack bar Kantin Makanan jajanan Warung Pedagang kaki lima Pedagag keliling Industri makanan dan minuman Kelompok pengrajin makanan Industri rumah tangga pangan Toko penjual makanan Makanan jajanan sekolah Depot air minum isi ulang (DAMIU)

JUMLAH 13 2 33 8 0 2 0 64 115 127 0 2 40 4 45 18

6. TEMPAT-TEMPAT UMUM Tabel 14 Tempat-tempat umum di wilayah Puskesmas Cipageran tahun 2015 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

URAIAN Hotel berbintang Hotel melati Kolam renang/pemandian umum Bioskop Gedung pertunjukan/olah raga Tempat hiburan Masjid Pondok pesantren Gereja Kelenteng/pure Rumah sakit Sekolah TK SD SLTP SMA SLB Salon kecantikan Tempat pemangkas rambut Panti ijat Pasar Pusat perbelanjaan Pangkalan sado Terminal Objek wisata Industri Perkantoran Stasiun kereta api

JUMLAH 0 0 2 0 0 0 79 2 0 0 0 26 17 7 5 8 2 3 14 0 0 0 0 0 2 9 4 0

E. GIZI Merupakan kegiatan untuk mengupayakan peningkatan setatus gizi masyarakat dengan penjelasan berkoordinasi dari berbagai peserta peserta kesehatan serta di lakukannya peserta aktif masyarakat. Tujuan dari program gizi adalah menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi. Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok- kelompok yang beresiko menderita kelainan gizi antara lain : 1. Bayi, anak balita, pra sekolah, dan anak usia sekolah. 2. Wanita usia subur (WUS) termasuk calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui dan usia lanjut. 3. Semua penduduk rawan gizi. 4. Semua anak dan dewasa mempunyai masalah gizi. 5. Pekerja penghasilan rendah. 6. Kegiatan Program Upaya Perbaikan Gizi Puskesmas Meliputi : 7. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga. 8. Upaya Perbaikan Institusi.

9. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi yang terdiri dari : 

Pencegahan dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium.



Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Besi.



Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kekurangn Gizi Mikro lain.



Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Gizi Lebih.



Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi.

F. Kesehatan Jiwa Masalah kesehatan jiwa masyarakat dewasa ini semakin meningkat, yaitu dengan semakin meningkatnya tindak kekerasan, tingginya kenakalan remaja, meningkatnya penyalah gunaan NAPZA meningkatkan tauran dan pengangguran merupakan indikasi keadaan masyarakat yang sakit untuk penanganan masalah ini, masyarakat perlu mendapatkan informasi yang luas tentang kesehatan jiwa baik dalam permasalahan maupun pencegahan dan penanganannya kesehatan jiwa masyarakat merupakan suatu orientasi kesehatan jiwa yang mencakup semua kegiatan yang di laksanakan di masyarakat. Tujuan dari program ini adalah terwujudnya derajad kesehatan jiwa yang optimal bagi seluruh masyarakat. Sasaran program ini adalah semua pasien yang memperoleh pelayanan kesehatan yang diduga dan atau terdignosis gangguan jiwa. Kegiatan program kesehatan jiwa adalah : 

Penyuluhan.



Pelayanan pengobatan.

G. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT Kegiatan yang dilakukan meliputi. Kegiatan Dalam gedung : 

Melakukan pemeriksaan dan tatalaksana penderita TB Paru, Kusta, Pneumonia dan diare, HIV. Serta melakukan penjaringan suspek TB,IVD,IMS,Kusta, HIV dan Malaria.



Melakukan Pemeriksaan dan tatalaksana penderita penyakit tidak menular,



Melakukan

pemeriksaan

dan

tatalaksana

penderita

PES,

Leptpspirosis,

Frambusia, Malaria. 

Melakukan rujukan diagnosis dan rujukan kasus yang tidak dapat ditangani di puskesmas.



Pengambilan obat dan pengawasan menelan obat.



Pelayanan konseling.



Membuat catatan dan pelaporan kegiatan.



Melakukan Sistem Kewaspadaan Dini KLB.



Kegiatan Luar Gedung:



Melakukan pencarian kasus penderita secara aktif.



Melakukan pelacakan kasus mangkir



Pemeriksaan jentik secara berkala dirumah-rumah atau tempat-tempat umum.



Penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada dikelurahan setempat.



Melakukan koordinasi lintas sector dan tokoh masyarakat dalam rangka pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular.



Melaksanakan fogging.



Melakukan pelacakan dalam penanggulangan KLB.



Program TB Paru Pengobatan penderita TB Paru dengan metoda DOTS Pemeriksaan kontak penderita TB



Program Kusta Penemuan tersangka penderita kusta



Pengobatan penderita kusta Pemeriksaan kontak penderita kusta



Program Pelayanan Imunisasi Imunisasi DPT 1 pada bayi Pendataan Drop Out DPT 3 - Campak Imunisasi HB 1 < 7 hari Imunisasi campak pada bayi Imunisasi DT pada anak kelas 1 SD Imunisasi TT pada anak SD kelas 2 dan 3



Program Diare Penemuan kasus diare di puskesmas dan oleh kader Penanganan kasus diare dengan oral rehidrasi di puskesmas dan oleh kader



Program ISPA Penemuan kasus pneumonia dan pneumonia berat oleh puskesmas dan kader Penanganan kasus pneumonia dan pneumonia berat Penanganan / rujukan kasus pneumonia berat / dengan tanda bahaya



Program DBD Pemantuan jentik berkala Penyelidikan epidemiologi



Program IMS & HIV-AIDS Mengobati kasus IMS Screening awal dan Penanganan kasus HIV-AIDS

H. UKS Dalam undang-undang no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan fasal 79 menyatakan bahwa”Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik belajar, tumbuh dan berkembang secara harmoni dan setinggi-tingginya menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Tujuan Usaha Kesehatan sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang

sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang

harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Sadaran Pembinaan dan pengembangan UKS meliputi: Sasaran Primer: Peserta didik Sasaran Sekunder :guru,pamong belajar/tutor,komite sekolah/orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan, serta TP UKS disetiap jenjang. Sasaran Tertier : Lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah sampai pada sekolah lanjutantingkat atas, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan agama beserta lingkungannya. Ruang lingkup dan kegiatan UKS adalah ruang lingkup yng tercermin dalam Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Sekolah (TRIAS UKS) yaitu sebagai berikut: 

Penyelenggaraan pendidikan kesehatan, yang meliputi aspek;



Pemberian pengetahuan dan keterampilan tentang prinsif-prinsif hidup sehat.



Penanaman prilaku /kebiasaan hidup sehatdan daya tangkal pengaruh buruk dari luar.



Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.



Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di sekolah antara lain dalam bentuk:



Pelayanan kesehatan



Pemeriksaan,penjaringan kesehatan pesereta didik.



Pengobatan ringan dan pengobatan P3K maupun P3P.



Pencegahan penyakit (imunisasi,PSN,PHBS,PKBS)



Penyuluhan Kesehatan



Pengawasan Warung sekolah dan perbaikan gizi.



Pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi. Dan hal lainnya berhubungan dengan pelayanan kesehatan.



Rujukan kesehatan ke Puskesmas.



UKGS



Pemeriksaan berkala.



Pembinaan lingkungan

Kehidupan Sekolah Sehat, baik fisik, mental,social

maupun lingkungan yang meliputi: 

Pelaksanaan 7 K (kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketrertiban, keamanan, kerindangan, kekeluargaan).



Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan



Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah (guru, peserta didik, pegawai sekolah, komite sekolah,dan masyarakat sekitar.

I. UKGS Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) merupakan bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melaksanakan usaha kesehatan gigi dan mulut secara berencana pada para siswa terutama siswa sekolah Tingkat dasar (STD) dalam suatu kurun waktu tertentu dan diselenggarakan secara berkesinambungan melalui paket UKS yaitu paket minimal, paket srandar dan paket optimal (Depkes RI 1996) menurut Depkes (1983 cit Priyono,1995) UKGS merupakan sarana utama dalam rangka meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak-anak sekolah. Melalui UKGS dapat ditanamkan sikap yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut lewat kegiatan penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang dilakukan serta tindakan dan perawatan yang ada. Kegiatan UKGS meliputi : 1.

Kegiatan promotif Upaya promotif dilakukan dengan pelatihan guru dan petugas kesehatan dalam bidang kesehatan giii serta pendidikan/ penyuluhan kesehatan gigi dan mulut yang di lakukan oleh guru.

2.

Kegiatan preventif Upaya preventif meliputi sikat gigi masal minimal untuk kelas I,II, dan III dan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/ bulan dan penjaringan kesehatan gigi dan mulut.

J. Lansia Upaya pemerintah dalam rangka mengusahakan masa tua yang berbahagia dan masa tua yang berguana, sehingga para lanjut usia tidak menjadi beban bagi masyarakat yang mecakup upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam penanganan masalah usia lanjut, perlu di lakukan pendekatan yang tepat, koordinasi dan keterpaduan. Tujuan dan kegiatan ini adalah meningkatkan derajat kesehatan usia lanjut dan mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guana dalam kehidupan keluarga dan masyarakat dalam mencapai mutu kehidupan lanjut usia yang optimal.

Kegiatan yang di lakukan adalah : 1. Pelayanan kesehatan lanjut usia secara holistik. 2. Penyuluhan kesehatan usia lanjut. 3. Pemeriksaan dan pembuinaan kesehatan oleh Puskesmas melalui posyandu lansia. 4. Keperawatan Kesehatan Dasar. 5. Penyuluhan yang berkaitan dengan masalah kesehatan 6. Pelayanan Posbindu. K. Perkesmas Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan salah satu upaya puskesmas yang mendukung peningkatan drajat kesehatan masyarakat dengan memadu ilmu/ praktik keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran serta sktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif serta berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya. Kegiatan pelayanan puskesmas dapat di laksanakan di dalam dan diluar gedung puskesmas. Di dalam gedung, perawat melakukan asuhan keperawatan bagi individu yang datang ke puskesmas sedangkat kegiatan di luar gedung, perawat dapat melakukan asuhan keperawatan.

L. Kesehatan Mata / pencegahan kebutaan 

Penemuan kasus di masyarakat



Penemuan kasus penyakit mata di puskesmas



Penemuan kasus buta katarak pada usia >45 tahun



Pelayanan rujukan ke rumah sakit

M. Kesehatan Olahraga 

Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kader



Pembinaan kelompok potensial / klub dalam kesehatan olahraga



Pemeriksaan kesegaran jasmani

N. Bina Kesehatan Tradisional 

Pembinaan TOGA dan pemanfaatannya pada sasaran masyarakat



Pembinaan pengobat tradisional yang menggunakan tanaman obat



Pembinaan pengobat tradisional dengan keterampilan



Pembinaan pengobat tradisional lainnya

3. EVALUASI KEGIATAN UKM Adalah suatu proses untuk menilai tercapai atau tidaknya target kegiatan sehingga menimbulkan peluang inovasi dan menentukan usulan kebutuhan masyarakat. Hasil kegiatan di lakukan dalam bentuk monotoring program UKM sebulan sekali. Setiap 3 bulan sekali melakukan evalusai indikator kinerja. 4. KOORDINASI LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang di lakukan antara beberapa program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas program yang di terapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program terkait yang ada di puskesmas. Tujuan khusus kerja sama lintas program adalah masyarakat dalam menemukan, merencanakan dan memecahkan masalah menggunakan sumber daya atau potensi yang mereka miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh masyarakat serta LSM yang ada dan hidup di masyarakat. Pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan akan menghasilkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan dengan demikian pemberdayaan masyarakat merupakan proses, sedangkan kemandirian merupakan hasil, karenanya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan bisa di artikan sebagai kemampuan untuk dapat mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di masyarakat, kemudian merncanakan dan melakukan cara pemecahannya dengan memangfaatkan potensi setempat tanpa tergantung pada bantuan dari luar. Survai mawas diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan yang di lakukan oleh kader dan tokoh masyarakat setempat di bawah bimbingan kepala Desa/ Kelurahan dan petugas kesehatan (petugas kesehatan, bidan di Desa). 5. PERAN LINTAS SEKTOR DAN LINTAS PROGRAM Peran lintas program dan lintas sector dapat dilihat pada table dibawah ini

No

Pihak terkait

6

Promkes

7

Kesling

8

Bidan Wilayah

Table Peran lintas sector dan lintas program Peranan Pihak Terkait -Penyuluhan -Penyuluhan Kesehatan -Penyuluhan PHBS Pendatan Posy UKGM Pembinaan Posyandu Penetapan strata Posyandu -Penyuluhan Kesehatan lingkungan -Cakupan jamban keluarga -TTU -Penggerakan masyarakat -Penyuluhan KIA-KB -Pembinaan PosyanduPembinaan UKGM -Pemetaan PHBS -Pendataan strata posyandu -Pembinaan kader Kesehatan

Keterangan

LINTAS SEKTOR NO. 1.

LINTAS SEKTOR TERKAIT CAMAT CIMAHI UTARA

2.

POLSEK

3.

KORAMIL

4.

LURAH

5.

SEKOLAH

6.

PKK

7.

KADER KESEHATAN

PERAN DI BIDANG KESEHATAN Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat Mengkoordinasikan penerapan Perda dan Perkada Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan di Kelurahan (Pasal 225 UU 23/2014) Sebagai ketua Pokjanal Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Berkoordinasi dalam penanganan kecelakaan, kejadian kekerasan/kejadian lain yang memerlukan pemeriksaan/penangnan kesehatan. Berkoordinasi dalam pembuatan Visum et repertum Berkoordinasi dalam kegiatan penyuluhan dan penanganan Napza Berkoordinasi dalam pengamanan obat dan makanan kadaluarsa Berkoordinasi dalam penanggulangan bencana Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Sebagai ujung tombak pelaksanaan Sishankamrata (Sistem pertahanan keamanan rakyat semesta) Berkoordinasi dalam masalah keamanan dan penanggulangan bencana(Siaga bencana) Leading sektor dalam kegiatan KB Kes yaitu Manunggal KB Kes dan Safari KB. Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait Melaksanakan pembinaan terhadap organisaasi kemasyarakatan yang ada di wilayah kelurahan Melakukan pembinaan kesejahteraan sosial kemasyarakatan termasuk kesehatan masyarakat. Melakukan pembinaan kebersiahn, keindahan dan pelestarian lingkungan hidup bagi masyarakat Sebagai penanggung jawab/Koordinator pelaksanaan PSN Membuat Surat Keputusan (SK) tentang penetapan Posyandu,Posbindu dll Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Bekerjasama dalam pelaksanaan kegiatan usaha kesehatan sekolah Berkoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan Bias,TTD,penjaringan, penyuluhan kesehatan dll Berkoordinasi dalam inspeksi TTU di instansi pendidikan Bersama –sama melakukan PSN Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Membina dan menggerakkan kader-kader kesehatan di wilayah kelurahan Sebagai anggota Pokjanal Sebagai pelaksana kegiatan TNI manunggal KB Kes Menggali , menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat , khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai keluarga sejahtera Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Melaksanakan kegiatan – kegiatan program kesehatan yang ada di lingkup RW Membantu suksesnya program2 di bidang kesehatan di lingkup RW Sebgai penggerak peran serta masyarakat Sebagai penyuluh kesehatan di masyarakat Pendampingan bumil resti Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan

8.

KETUA RW

9.

TOKOH MASYARAKAT

9.

TIM REAKSI CEPAT

10.

MUI/TOKOH AGAMA

11.

KETUA POKJA SIAGA SEHAT KELURAHAN

12.

YAYASAN PELITA

13.

PLKB

14.

LPMK

15.

BPM

pelayanan kesehatan. Melaksanakan SMD Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Berkoordinasi dalam penagnganan kasus Jiwa dan penangulangan siaga bencana Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Membantu dalam sosialisasi tentang Imunisasi bayi dan Catin. Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Merumuskan, mengkoordinasikan pelaksanaan program kelurahan siaga sehat mulai dari tingkat forum Rw sampai tingkat kelurahan Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Bekerjasama dalam penanggulangan penurunan angka perokok Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Koordinasi dalam hal program Keluarga Berencana Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Penampungan dan penyaluran aspirasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan Penumbuhkembangkan dan penggerak prakarsa, partisipasi serta swadaya gotong royong masyarakat. Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan Koordinasi pelayanan KIA dan KB di luar gedung, pencatatan dan pelaporan Pembinaan kesehatan di wilayah sekitar BPM

6. INDIKATOR PROGRAM Indikator capaian program UKM puskesmas cipageran dapat dilihat pada table dibawah ini NO

INDIKATOR KINERJA PROGRAM

TARGET (%)

1

Kunjungan ibu hamil pertama kali dengan mendapat pelayanan sesuai standar kebidanan (K1)

95

2

Kunjungan ibu hamil keempat kali telah mendapat pelayanan sesuai standar kebidanan (K4) (SPM)

95

3

Persalinan oleh tenaga kesehatan (SPM)

90

4

Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk

80

5

Kunjungan neonatus (bayi baru lahir umur 0 - 28 hari)

90

6

Kunjungan bayi (umur 29 hari - 11 bulan) (SPM)

95

7

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang ditangani

95

8

Komplikasi Kebidanan yang ditangani

80

9

Neonatus dengan komplikasi yang ditangani

80

10

Pelayanan Nifas

90

11

Cakupan peserta aktif KB (SPM)

75

12

Persentase posbindu yang menjalankan deteksi dini pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular

80

13

Deteksi dini Ca Cervix pada Wanita Usia Subur

10

14

Tempat Umum yang memenuhi syarat

15

Akses KK terhadap air minum yang berkualitas

67

16

Akses KK menggunakan jamban sehat

71

17

Jumlah Kelurahan yang melaksanakan sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)

100

18

Dokter kecil

10

19

Sekolah UKS

100

20

Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih/guru UKS/ dokter kecil (SPM)

100

21

Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut di sekolah

45

22

terlaksananya pengawasan terhadap obat tradisional

55

23

Cakupan Pembinaan Rumah Tangga ber-PHBS

75

24

Cakupan Pembinaan PHBS Pendidikan

45

25

Cakupan Pembinaan PHBS Pelayanan Kesehatan

30

79.33

26

Cakupan Pembinaan PHBS Perkantoran

30

27

Cakupan Pembinaan PHBS Tempat-Tempat Umum

30

28

Cakupan desa / RW siaga aktif (SPM)

100

29

Posyandu purnama dan mandiri

64

30

Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD)

60

31

Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada bayi USIA 6-24 bln dari keluarga miskin (SPM)

100

32

Pemberian kapsul vitamin A

90

33

Terlaksananya Bulan Penimbangan Balita (BPB)

34

Prevalensi gizi buruk pada balita

<1

35

Persentase balita yang ditimbang berat badannya

85

36

Persentase ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang mendapat Makanan Tambahan

45

37

Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan;

38

Persentase remaja puteri mendapat TTD;

11

39

Persentase balita mempunyai buku KIA/KMS;

65

40

Persentase balita ditimbang yang naik berat badannya;

70

41 42

Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya (T); Persentase balita ditimbang yang tidak naik berat badannya dua kali berturut-turut (2T);

98.26

6.75

20 20

43

Persentase balita di Bawah Garis Merah (BGM);

5

44

Persentase ibu hamil anemia.

5

45

Balita gizi buruk mendapat perawatan

100

46

Cakupan Fe 1

91

47

Cakupan Fe 3

91

48

Keluarga mengkonsumsi garam beryodium

92

49

Fokus fogging

100

50

Penemuan kasus BTA + (SPM)

40

51

85 100

53

Kesembuhan penderita TBC BTA positif Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani (SPM) Cakupan diare yang ditangani (SPM)

54

Penderita DBD yang ditangani (SPM)

100

55

Kelurahan UCI (SPM)

100

56

Prevalensi kasus HIV

<0.5%

57

ODHA yang diberi bantuan nutrisi

100

58

Persentase ODHA yang menerima antiretroviral terapi (ARV)

90

52

100

Related Documents


More Documents from "Andre Suito"