BUDAYA DAN STRUKTUR POLITIK Oleh Uwes Fatoni, M.Ag Sistem politik terdiri dari tradisional, transisi dan modern Sistem politik itu sangat luas namun bila diringkaskan bisa dilihat dari dua sudut pandang yatu kultur (budaya) atau struktur (lembaga). BUDAYA POLITIK Budaya politik adalah pola tingkah laku individu dan orientasinya terhadap kehidupan politik. Budaya politik berbeda dengan peradaban politik yang lebih dititiktekankan pada teknologi. Budaya politik dilihat dari perilaku politik masyarakat antara mendukung atau antipati juga perilaku yang dipengaruhi oleh orientasi umum atau opini publik. Tipe budaya politik 1. Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu bahkan masyarakat belum memiliki kesadaran berpolitik, sekalipun ada menyerahkannya kepada pemimpin lokal seperti suku. 2. Budaya Kaula artinya masyarakat sudah memiliki kesadaran terhadap sistem politik namun tidak berdaya dan tidak mampu berpartisipasi sehingga hanya melihat outputnya saja tanpa bisa memberikan input. 3. Budaya partisipan yaitu budaya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik. 4. budaya politik campuran, maksudnya disetiap bangsa budaya politik itu tidak terpaku kepada satu budaya, sekalipun sekarang banyak negara sudah maju, namun ternyata tidak semuanya berbudaya partisipan, masih ada yang kaula dan parokial. Inilah yang kemudian disebut sebagai budaya politik campuran. Ketika melihat budaya politik di Indonesia kita bisa melihat dari aspek berikut: a. Konfigurasi subkultur. Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang beragam, namun semuanya sudah melebur menjadi satu bangsa sehingga tidak muncul kekhawatiran terjadi konflik. Berbeda dengan india yang subkulturnya sangat beragam bahkan terjadi sekat antar kasta. b. Bersifat Parokial kaula. Karena masyarakat Indonesia mayoritas masih berpendidikan rendah maka budaya politiknya masih bersifat parokial kaula. c. Ikatan primordial, sentimen kedaerahan masih muncul apalagi ketika Otonomi Daerah diberlakukan. d. Paternalisme, artinya masih muncul budaya asal bapak senang (ABS) e. Dilema interaksi modernisme dengan tradisi. Indonesia masih kuat dengan tradisi namun modernisme mulai muncul dan menggeser tradisi tersebut sehingga memunculkan sikap dilematis. STRUKTUR POLITIK Politik adalah Alokasi nilai-nilai yang bersifat otoritatif yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan. Kekuasaan berarti kapasitas dalam menggunakan wewenang, hak dan kekuatan fisik. 1
Ketika berbicara struktur politik maka yang akan diperbincangkan adalah tentang mesin politik sebagai lembaga yang dipakai untuk mencapai tujuan. Berdasarkan jenisnya mesin politik terbagi dua yaitu : 1. Mesin politik Informal - Pengelompokan atas persamaan sosial ekonomi • Golongan petani merupakan kelompok mayoritas (silent majority) • Golongan buruh • Golongan Intelegensia merupakan kelompok vocal majority - Persamaan jenis tujuan seperti golongan agama, militer, usahawan, atau seniman - Kenyataan kehidupan politik rakyat seperti partai politik, tokoh politik, golongan kepentingan dan golongan penekan. 2. Mesin politik formal Mesin politik formal berupa lembaga yang resmi mengatur pemerintahan yaitu yang tergabung dalam trias politika : - Legislatif - Eksekutif - Yudikatif Fungsi Politik 1. Pendidikan politik 2. Mempertemukan kepentingan atau mengakomodasi dan beradaptasi 3. Agregasi kepentingan yaitu menyalurkan pendapat masyarakat kepada penguasa, disini penyalurnya berarti pihak ketiga 4. Seleksi kepemimpinan 5. komunikasi politik yaitu masyarakt mengemukakan langsung pendapatnya kepada penguasa demikian pula sebaliknya.
KOMUNIKATOR POLITIK Oleh Uwes Fatoni Siapapun yang berada dalam setting politik bisa disebut sebagai komunikator politik. Dalam Pilkada (pemilihan kepala daerah) yang disebut komunikator politik dalam peristiwa politik itu bisa anggota KPUD, kandidat cabup/cawalkot, tim suksesi bahkan masyarakat yang memilih dan tidak memilih sekalipun mereka semua merupakan komunikator politik. Dalam Kaitan materi ini komunikator yang dimaksud adalah komunikator politik yang utama atau komunikator utama dalam politik. Komunikator politik disini adalah orang yang secara tetap dan berkesinambungan melakukan komunikasi politik. Oleh karenanya kemudian komunikator politik ini akan dititiktekankan kepada pemimpin dalam proses politik. Terdapat 3 kategori komunikator politik utama yaitu: 1. Politikus (politics disingkat pols)
2
Politikus adalah orang yang dipilih, ditunjuk ata pejabat karier yang direkrut menjadi pegawai negeri. Politikus terdiri dari 2 jenis a. wakil suatu kelompok/langganan, disebut juga makelar, yaitu orang yang melakukan politik dengan tujuan kepentingan politik kelompoknya. Ini seperti politik dagang sapi. b. Ideolog atau orang yang mengejar tujuan untuk kebajikan lebih luas, bahkan mereka ingin melakukan reformasi atau revolusi sekalian. Para ideolog ini biasanya disebut pesilat lidat yaitu orang yang menawarkan gagasan lebih baik. Politikus bisa dilihat dari 3 hal - orang yang berada di dalam atau di luar jabatan pemerintah - berpandangan nasional atau subnasional (daerah) - berurusan dengan masalah ganda atau tunggal. 2. Profesional (pros) Kelompok profesional ini muncul karena adanya media massa seperti koran atau televisi dan media khusus seperti majalah atau radio. Profesiona disebut juga makelar simbol yaitu orang yang menerjemahkan sikap pengetahuan dan minat suatu komunikast bahasa ke dalam komunitas bahasa lain yang berbeda tetapi menarik dan dapat dimengerti. Komunikator profesional ini dapat dibagi menjadi 2 jenis : a. Jurnalis yaitu karyawan organisasi berita. Jurnalis ini memiliki fungsi : - Mengatur pemimpin pemerintah berbicara satu sama lain. - Menghubungkan pemimpin pemerintah dengan publik umum - Menghubungkan publik umum dengan pemimpin pemerintah. b. Promotor, yaitu orang yang dibayar untuk mengajukan kepentingan langganan tertentu seperti : - Agen publisitas tokoh masyarakat - Personel humas organisasi masyarakat atau swasta. - Sekretaris pers kepresidenan. - Personel periklanan Perbedaan antara jurnalis dengan promotor adalah : • tingkat ketidakbergantungan pekerjaan pada perintah majikan • tergantung pada sumber/khalayak 3. Aktivis politik (voluntary disebut juga vols) Aktivis politik adalah orang yang terjun ke dalam politik hanya part time (waktu senggang) maka disebut juga volunteer atau sukarelawan. Aktivis politik terdiri dari 2 jenis :
3
a. Juru bicara kepentingan terorganisasi. Ia menjadi juru bicara atau penyambung lidah kepentingan organisasi contohnya pemimpin gerakan sosial, hasyim muzadi juru bicara Ormas NU. b. Pemuka pendapat, yaitu orang yang dihormati, diminta petunjuk dan informasi oleh masyarakat berkaitan dengan suatu peristiwa politik. Biasanya pemuka pendapat berfungsi untuk : - Mempengaruhi keputusan orang lain - Meyakinkan orang lain kepada cara berpikir mereka - Meneruskan informasi politikd ari media ke masyarakat. Dari pembahasan tentang komunikator politik di atas kita bisa melihat tugas komunikator yaitu: 1) perwakilan, terdiri dari wakil partai, jurnalis, juru bicara 2) persuasif, terdiri dari ideolog, promotor dan pemuka pendapat. Ketika berbicara tentang kepemimpinan maka kita akan membahas tentang proses kelompok, pengaruh kepribadian, seni meminta kerelaan, pengaruh dan interaksi. Berdasarkan teorinya maka kepemimpinan terbagi kepada 3 hal: 1. Sifat tersendiri, ini sesuai dengan teori orang besar bisa manusia ulung, pahlawan atau pangeran yang menjadi penguasa, contohnya Napoleon, Gandhi. 2. Konstelasi sifat, pemimpin dalam teori ini memadukan sifat dalan sindrom kepemimpinan, seorang pemimpin muncul karena punya kelebihan tertentu dalam dirinya seperti lebih besar, lebih tinggi, lebih cerdas dll. 3. Situasional, kepemimpinan itu ditentukan oleh waktu, tempat dan keadaan. Situasi menentukan siapa pemimpin dan siapa yang dipimpin. Seorang pemimpin partai tingkat kecamatan dia adalah pemimpin di wilayahnya tapi menjadi yang dipimpin ketika berada di partai tingkat kabupaten. 4. interaksi, artinya kepemimpinan dipengaruhi oleh kepribadian pemimpin dengan kebutuhan atau pengharapan pengikut serta situasi yang melingkupinya. Komunikator politik sebagai pemimpin politik dibahas dalam 6 aspek : a. Sifat kepemimpinan politik - Memimpin dengan titik tekan pada tugas, ini biasanya disebut administrator seperti Bung Hatta. - Memimpin berdasarkan emosi, ini disebut pula solidarity making (pencipta solidaritas) disimbolkan dalam diri Bung Karno yang mampu menyatukan bangsa Indonesia dengan kemampuan retorikanya b. Tipe pemipin - Pemimpin organisasi yaitu pemimpin formal seperti politikus, profesional atau aktivis juru bicara - Pemimpin simbolik yaitu pemimpin nonformal seperti pemuka pendapat. c. Ikatan Komunikasi Ikatan komunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin berdasarkan keuntungan yang diperoleh diantara keduanya. Keuntungan itu bisa berupa : 4
- Keuntungan material seperti harta, tanah dll - Keuntungan solidaritas yaitu kebanggaan karena menjadi anggota organisasi tertentu. - Keuntungan ekspresif yaitu nilai seseorang atau juga keterwakilan pendapat masyarakat oleh seorang pemimpin. d. Citra pemimpin politik yaitu persepsi masyarakat tentang peran politik seseorang seperti pengalamannya dan gaya politik seseorang seperti kejujuran dan intelegensianya. e. Karakter komunikator. Seorang komunikator politik bisa dilihat dari karakter (ciri) yang dibawanya seperti sosioekonominya yang tinggi, gelar akademisnya, posisinya dalam organisasi dll. f. Pemilihan pemimpin. Pemilihan pemimpin dalam komunikasi politik dilakukan dengan pemilihan (umum) seperti presiden, ditunjuk seperti menteri atau diangkat melalui rekrutmen negara (pejabat karier) seperti dirjen. Oleh : Uwes Fatoni, M.Ag Kajian Komunikasi politik biasanya berpusat pada pembahasan tentang Opini publik. Hal ini terjadi karena sasaran komunikasi politik sendiri adalah bagaimana bisa menguasai dan mengarahkan opini publik sehingga bisa memberi manfaat bagi pelaku komunikasi politik (komunikator) Sebelum membahas opini publik terlebih dahulu akan dibahas tentang cara memahami perilaku manusia. Menurut Dan Nimmo perilaku manusia dibagi kepada 3 bagian yaitu: Aksi Diri, yaitu perilaku atau tindakan yang berasal dari kekuatan sendiri, perilaku ini berasal dari faktor psikologis pribadi seseorang. Seperti anak kecil yang senang bermain dengan temantemannya atau ada juga yang senang menyendiri atau pemalu. Interaksi, yaitu perilaku yang muncul karena ada sebab akibat. Perilaku ini berasal dari faktor sosial. Seseorang melakukan kegiatan A karena melihat orang lain berbuat serupa, atau karena dibujuk oleh orang lain. Transaksi, yaitu perilaku yang berdasarkan nilai baik bersifat fisik, sosial atau abstrak. Perilaku seseorang muncul setelah adanya pertimbangan berdasarkan interpretasi. Perilaku ini termasuk kepada interaksionisme simbolik. Kita kaji kembali pengertian dari Komunikasi Politik. Komunikasi biasanya diartikan sebagai pembagian sesuatu diantara manusia, bisa berupa informasi, gagasan, perilaku, pengertian atau pengalaman. Menurut Dan Nimmo Komunikasi diartikan sebagai proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol. Komunikasi dalam pengertian yang dasar bisa dilihat dari pendapat Harold Laswell, yaitu who says what, in which channel, to whom with what effect. Dari pengertian ini diperoleh unsurunsur komunikasi, yaitu komunikator (who), komunikan (whom), pesan (what), media (channel) dan pengaruh (effect). Adapun politik didefinisikan secara beragam. Ada yang mengartikannya sebagai kebijakan umum, ada juga kekuasaan, bahkan ada yang menyamakan politik dengan konflik. Menurut Harold Laswell politik adalah who gets what, when, how artinya siapa mendapatkan apa, kapan dan bagaimana. Menurut Dan Nimmo politik diartikan sebagai kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka dalam kondisi konflik. Akhirnya kita bisa mengetahui apa itu komunikasi politik berdasarkan dua pengertian diatas. Komunikasi politik terdiri dari komunikator politik, komunikan politik, pesan politik, media politik dan efek politik. Komunikator politik itu terdiri dari 3 jenis : a) Politikus, yaitu orang yang terjun dalam dunia politik, baik calon maupun yang memegang jabatan di eksekutif, legislatif dan yudikatif (pols) b) Profesional, yaitu orang yang menginterpretasikan kejadian politik seperti wartawan, atau PR (humas). Kelompok ini dikenal dengan sebutan “profs” c) Aktivis, yaitu orang yang mempunyai kepedulian dengan masalah politik dalam istilah lain voluntary (sukarelawan) yang kemudian disebut “vols” Opini Publik
5
Berbicara tentang opini publik maka kita harus mengkaji dulu definisi opini. Opini adalah tindakan mengungkapkan apa yang dipercayai, dinilai dan diharapkan seseorang dari objek dan situasi tertentu. Opini memiliki beberapa proses yang dikenal dengan konstruksi, yaitu : Konstruksi personal. Opini berupa pengamatan dan interpretasi atas sesuatu secara sendirisendiri dan subjektif. Konstruksi sosial. Konstruksi ini terdiri dari - Opini kelompok. Opini pribadi di atas kemudian diangkat dalam kelompok tertentu. Maka jadilah opini kelompok. - Opini rakyat Opini yang tersistematiskan melalui jalur yang bebas seperti pemilihan umum atau hasil polling. - Opini massa yaitu opini yang berserakan, ini bisa berbentuk budaya atau konsensus. Inilah yang oleh para politikus disebut sebagai opini publik. Konstruksi politik. Ketiga opini hasil konstruksi sosial diatas dihubungkan dengan kegiatan pejabat publik yang mengurus masalah kebijakan umum. Inilah opini publik yang dikaji dalam komunikasi politik.
Oleh Drs. Zaenal Mukarrom, M.Si Komunikasi politik berbeda dengan politik komunikasi Komunikasi politik artinya politik sebagai pesan-pesan komunikasi Politik komunikasi maksudnya mengkaji komunikasi dari aspek politiknya. Politik terdiri dari 1. 2. 3. 4. 5.
Pengaruh Kewenangan Kebijakan Umum Distribusi Kekuasaan Nilai
Komunikasi politik terdiri dari 1. Komunikator politik Personal, kelompok, lembaga, atau negara 2. Komunikan politik Masyarakat lingkup kecil atau masyarakat umum 3. Pesan politik Kampanye, propaganda 4. Media Politik Mimbar, Pers, Elektrotik dll 5. Efek Persuasif dan koersif
Deskripsi Mata Kuliah ini menjelaskan gambaran umum tentang proses komunikasi dalam kegiatan politik. Komunikasi politik dibahas secara khusus karena perbedaan-perbedaan penting dari
6
komunikasi pada umumnya. Karena itu, perkuliahan ini menjelaskan serta memberikan pengetahuan tentang konsep-konsep, proses, model serta dimensi-dimensi komunikasi politik.
Materi Pokok 1. Pengertian Komunikasi Politik 2. Model Komunikasi Politik 3. Perkembangan Pemikiran Komunikasi Politik 4. Komunikator Politik 5. Bahasa Politik 6. Semiotik dan Pragmatik 7. Identifikasi dan Karakteristik Komunikasi Politik 8. Persuasif Politik 9. Media dan Saluran politik 10. Efek Komunikasi Politik 11. Opini Politik 12. Sosialisasi Partisipasi 13. Perubahan Politik
7