Bu Dinar Sap.docx

  • Uploaded by: Dian Putri Listyanti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bu Dinar Sap.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,312
  • Pages: 19
Lampiran 1 SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MENINGKATKAN PRODUKSI ASI

Disusun Oleh: Dinar Wisnu Mulyanti (NIM.P1337420218172)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG Prodi D III Keperawatan Purwokerto 2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MENINGKATKAN PRODUKSI ASI

Topik

: Meningkatkan Produksi ASI

Sub topik

: Meningkatkan Produksi ASI dengan breast care dan pijat oksitosin

Sasaran

: Ibu Post Partum Spontan

Hari/ tanggal

: 10 April 2019 dan 12 April 2019

Waktu

: 25 Menit

Tempat

: Puskesmas Mrebet Purbalingga

Penyuluh

: Dinar Wisnu Mulyanti

A. Tujuan Intruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, diharapkan sasaran dapat meningkatkan produkasi ASI, mampu memahami cara meningkatkan produksi ASI dengan teknik marmet.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mengikuti proses pendidikan kesehatan selama 25 menit sasaran pendidikan kesehatan dapat: 1. Menjelaskan ASI eksklusif 2. Menyebutkan manfaat dari ASI

3. Menyebutkan

masalah

yang

muncul

dalam

menyusui

dan

penanganannya 4. Menyebutkan tanda-tanda penurunan pasokan ASI dan saluran ASI 5. Menjelaskan cara meningkatkan produksi ASI dengan breast care dan pijat oksitosin 6. Menjelaskan tentang menyusui yang baik dan benar

C. Materi ( Terlampir) 1. Pengertian ASI Eksklusif 2. Manfaat ASI 3. Masalah yang Muncul dalam Menyusui dan Penanganannya 4. Tanda-tanda Penurunan Pasokan ASI dan Saluran ASI 5. Cara Meningkatkan Produksi ASI dengan Teknik Marmet 6. Menyusui yang Baik dan Benar

D. Media 1. Leaflet 2. Alat-alat breast care a. Minyak kelapa b. Kapas c. Handuk besar 2 buah d. Peniti 2 buah e. Air hangat dan dingin dalam baskom

f. Waslap 2 buah g. Bengkok h. Meja, Kursi i. BH menyusui

E. Metode 1. Demonstrasi 2. Tanya Jawab

F. Kegiatan Penyuluhan NO

KEGIATAN PENYULUH

TAHAPAN KEGAIATAN

1

Pembukaan / pendahuluan

-

-

-

2

Pelaksanaan/ Penyampaian materi

-

-

Salam Memperkenalk an diri Menjelaskan tujuan penyuluhan Mengondisikan peserta untuk berkonsentrasi Apersepsi materi yang akan disampaikan

KEGIATAN PESERTA - Menjawab salam - Mendengarka - Memperhatikan

WAKTU

2 menit

- Memperhatikan

- Menyimak dan menyampaikan pendapatnya

Memberikan - Mendengarkan 20 menit penjelasan tentang pengertian ASI eksklusif Memberikan - Menyimak dan penjelasan memperhatikan tentang manfaat

-

-

-

-

-

-

3

Evaluasi

-

ASI Memberikan penjelasan tentang tandatanda penurunan pasokan ASI dan saluran ASI Memberikan penjelasan tentang masalah yang mucul dalam menyusui dan penanganannya Memberikan penjelasan tentang cara meningkatkan produksi ASI dengan breast care dan pijat oksitosin Mempraktekkan cara meningkatkan produksi ASI dengan breast care dan pijat oksitosin Memberikan penjelasan tentang menyusui yang baik dan benar Menjawab pertanyaan Memberi pertanyaan mengenai hal – hal yang sudah dijelaskan mengenai cara meningkatkan produksi ASI

Menyimak dan memperhatikan

Menyimak dan memperhatikan

Menyimak dan memperhatikan

Mempraktekk an yang telah dijelaskan

Menyimak dan memperhatikan

Bertanya apabila kurang jelas

- Menjawab - Menjelaskan - Memperhatikan

3

menit

-

-

Memberikan reinforcement atas jawaban yang benar Menyimpulkan Memberi salam penutup

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Menjawab salam

G. Evaluasi 1. Sasaran mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat. 2. Sasaran mampu menjawab pertanyaan yang diajukan. 3. Sasaran mampu menerapkan cara meningkatkan poduksi ASI.

H. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. Edisi Revisi 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Danim, Sudarwan. 2012. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia Mubarak, et al. 2009. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Mengetahui : Pembimbing

Hartati, S.Kep. Ns. MM NIP. 19710318 199803 2 002

Purwokerto, 12 April 2019 Penyuluh,

Dinar Wisnu Mulyanti

Lampiran 1. Materi Pembelajaran

MENINGKATKAN PRODUKSI ASI

A. Pengertian ASI Eksklusif ASI (Air Susu Ibu) merupakan suspensi lemak dan protein dalam larutan karbohidrat mineral untuk meningkatkan pertumbuhan sel dan diferensiasi (Cunningham, 2014). Pemberian ASI secara eksklusif diberikan sejak usia bayi 30 menit post natal (setelah lahir) sampai usia 6 bulan, tanpata bahan cairan tambahan lain.

B. Manfaat ASI 1. ASI memiliki unsur-unsur yang memenuhi semua kebutuhan bayi akan nutrien selama periode sekitar enam bulan. 2. Antibodi dan sel-sel makrofag dalam kolostrum memberikan perlindungan terhadap jenis-jenis infeksi tertentu seperti, diare, infeksi pernafasan, telinga, dan lain sebagainya. 3. Insiden alergi pada bayi yang mendapat ASI lebih rendah dibandingkan yang tidak. 4. ASI merupakan makanan yang higienis, murah, mudah didapatkan dan sudah tersedia bagi bayi. 5. Perkembangan kognitif bayi lebih tinggi.

6. Pemberian ASI menguatkan proses pembentukan ikatan psikologis antara ibu dan anak.

C. Masalah yang Muncul dalam Menyusui dan Penanganannya 1. ASI belum keluar pada hari pertama sehingga bayi dianggap perlu diberikan minuman lain, padahal bayi yang lahir cukup bulan dan sehat mempunyai persediaan kalori dan cairan yang dapat mempertahankannya tanpa minuman selama beberapa hari. 2. Payudara ibu berukuran kecil, ini dianggap kurang menghasilkan ASI padahal ukuran payudara tidak menentukan apakah produksi ASI cukup atau kurang. 3. Puting susu datar atau terbenam. Penanganannya Pijat dengan ibu jari dan telunjuk pada puting susu menuju ke arah yang berlawanan. 4. Puting susu tidak lentur. Penanganannya Lakukan latihan seperti cara mengatasi putting susu yang terbenam. 5. Puting susu ibu lecet, keadaan ini seringkali seorang ibu menghentikan menyusui karena putingnya sakit. Penanganannya Kalau lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi, puting susu diolesi ASI dan biarkan mengering, menggunakan BH yang tidak terlalu ketat, apabila nyeri hebat atau luka makin berat; puting susu yang sakit diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi, selama puting susu yang bersangkutan diistirahatkan; ASI dikeluarkan oleh ibu dengan tangan.

6. Payudara ibu bengkak, ini dapat mempengaruhi sikap ibu dalam pemberian ASI. Penanganannya Bayi disusui sampai payudara harus kosong, gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman, kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak, ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus lebih sering.

D. Tanda-Tanda Penurunan Pasokan ASI dan Saluran ASI Tersumbat Menurut Ambarwati dan Wulandari (2009), ibu menyusui seringkali menghadapi berbagai masalah diantaranya seperti saluran ASI tersumbat dan pasokan ASI menurun yang ditandai dengan : 1. Bayi sering menangis atau menolak menyusu. 2. Bayi yang rewel ketika mendapatkan ASI karena rasa lapar yang tidak terpuaskan ketika memperoleh ASI secara langsung. 3.

Tinja bayi keras.

4. Timbulnya gejala yang bengkak pada bagian payudara disertai dengan rasa sakit, dan kulit disekitarnya cenderung memerah. 5. Berat badan bayi menurun dalam beberapa hari pertama setelah lahir. Bayi dapat kehilangan 5-7% dari berat badan mereka dalam beberapa hari pertama karena tubuh mereka mengeluarkan cairan ekstra.

E. Cara Meningkatkan Produksi ASI dengan Teknik Marmet Menurut Muliani (2014), kombinasi teknik breastcare dan pijat oksitosin dapat digunakan untuk meningkatkan produksi ASI. Adapun persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut : 1. Persiapan alat dan bahan

2.

a.

Minyak kelapa

b.

Kapas

c.

Handuk besar 2 buah

d.

Peniti 2 buah

e.

Air hangat dan dingin dalam baskom Waslap 2 buah

f.

Bengkok

g.

Kursi

h.

Meja

i.

BH khusus untuk menyusui

Langkah-langkah kombinasi teknik breastcare dan pijat oksitosin a. Memasang sampiran/menjaga privasi b. Memasang handuk di bagian perut bawah dan bahu sambil melepas pakaian atas (handuk dipasang dengan peniti) c. Mengompres kedua puting dengan kapas yang dibasahi minyakkelapa selama 2 – 3 menit d. Mengangkat kapas sambil membersihkan puting dengan gerakanmemutar dari dalam ke luar

e. Kemudian dengan kapas baru yang telah dibasahi dengan minyak kelapa, membersihkan daerah tengah puting dari sentral ke luar (bila puting invertet, dilakukan penarikan) f. Membasahi kedua telapak tangan dengan minyak kelapa dan melakukan pengurutan dengan telapak tangan berada diantara kedua payudara dengan gerakan keatas, kesamping, kebawah, kedepan sambil menghentakkan payudara, pengurutan dilakukan sebanyak 20 – 30 kali g. Pengurutan kedua. Tangan kiri menopang payudara kiri dan tangan kanan melakukan pengurutan dengan menggunakan sisi kelingking. Dilakukan sebanyak 20 – 30 kali. Lakukan pada kedua payudara kanan-kiri h. Pengurutan ketiga dengan menggunakan sendi-sendi jari. Posisi tangan mengepal. Tangan kiri menopang payudara dan tangan kanan melakukan pengurutan dari pangkal kea rah puting. Dilakukan sebanyak 20 – 30 kali pada tiap payudara. i. Meletakkan baskom dibawah payudara dan menggunakan waslap yang di basahi air hangat. Mengguyur payudara sebanyak ± 5 kali. Kemudian di lap dengan waslap tersebut, dan bergantian dengan air dingin. Masing-masing 5 kali guyuran (diakhiri dengan air hangat) j. Mengeringkan payudara dengan handuk yang dipasang di bahu

k. Menstimulir puting susu : menarik puting susu dengan pelanpelan memutar puting susu dengan perlahan dengan jari-jari l. Mengurut atau mengusap ringan payudara dengan ringan dengan menggunakan ujung jari m. Ibu duduk, bersandar kedepan, melipat lengan diatas meja di depanya dan meletakan kepalanya diatas lenganya. Payudara tergantung lepas, tanpa baju, handuk dibentangkan diatas pangkuan ibu. Perawat/keluarga menggosok kedua sisi tulang belakang, dengan menggunakan kepalan tinju kedua tangan dan ibu jari menghadap kearah atas atau depan. Perawat/keluarga menekan dengan kuat, membentuk gerakan lingkaran kecil dengan kedua ibu jarinya. Perawat/keluarga menggosok kearah bawah kedua sisi tulang belakang, pada saat yang sama, dari leher kearah tulang belikat, selama 2 atau 3 menit. n. Memakai BH dan pakaian atas pasien dan menganjurkan pada pasien memakai BH yang menopang. F. Menyusui yang Baik dan Benar Seorang ibu perlu mengetahui cara, posisi, langkah-langkah serta lama dan frekuensi menyusui agar dapat menyusui bayinya dengan optimal. 1. Cara menyusui yang baik dan benar Cara menyusui yang baik dan benar adalah memberikan ASI kepada bayi dengan perletakan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Memberi ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat

kondisi ibu senyaman mungkin. Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2, 5 – 3 jam sekali. Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10 – 12 bulan. Pada usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi memberi makan di malam hari (Prawirohardjo, 2009). 2. Menurut Djamaludin (2010), ada beberapa posisi dalam menyusui, diantaranya adalah : a. Posisi sambil duduk 1) Ambil posis duduk yang nyaman. Pangku bayi dengan menempelkan perutnya pada perut ibu. Lalu, sanggah kepalanya tepat pada siku lengan bagian atas. Sementara, bagian lengan dan telapak tangan ibu menahan punggung dan bokongnya. 2) Agar lebih merangsang antusias bayi untuk menyusu, pijat bagian sekitar aerola (daerah sekita puting) ibu hingga mengeluarkan sedikit ASI. Oleskan ASI yang keluar itu pada puting ibu hingga jadi agak basah. Biasanya, bayi akan langsung mengisap ketika mulut menyentuh tetesan ASI di sekitar puting.

3) Tempelkan mulut bayi pada puting ibu. 4) Saat bayi mulai mengisap tataplah matanya dan sentuhla ia sambil mengajaknya bicara. Hal ini merangsang pencaindra dan organ-organ tubuhnya. 5) Biarkan bayi ibu mengisap sepuas-puasnya. Jangan dulu berganti ke sisi payudara yang sedang diisap benar-benar terasa kosong. b.

Posisi sambil berbaring Menyusui dengan posisi berbaring, pada dasarnya hampir sama dengan sambil duduk. Para ibu yang melahirkan dengan metode Caesar, akan lebih nyaman bila mengambil posisi berbaring miring saat pertama kali menyusui. Untuk aktivitas menyusui di rumah pun, posisi berbaring dapat dijadikan alternative bagi ibu. 1) Ibu berbaring miring menghadap bayi yang posisi tidurnya juga dimiringkan menghadap ibu. Sejajarkan dan tempelkan mulutnya dengan puting ibu. Lekatkan tubuhnya pada tubuh ibu. Kemudian, tahan bagian punggung dan bokongnya dengan tangan ibu. Ketika ia mulai mengisap, lakukan komunikasi dan sentuhan-sentuhan lembut padanya 2) Seiring

bertambah

usia

bayi

dan

perkembangan

gerakangerakan tubuhnya, bias any bayi akan mengekplorasi variasivariasi menyusui yang dirasakan nyaman bagi dirinya.

c. Posisi sambil berdiri Penjelasan tentang posisi menyusui sambil duduk, dapat diterapkan untuk posisi berdiri. Namun, bagi para pemula menyusui dengan posisi berdiri harus dilakukan ekstra hati-hati. Jika tidak, akan membahayakan bagi bayi. Misalnya, bayi lepas dari pengkuan. Menyusui sambil berdiri juga mensyaratkan enegi ibu yang cukup besar untuk mengendongnya cukup lama. 3. Lama dan frekuensi menyusui Bayi memiliki jadwal menyusu yang harus diketahui oleh ibu, biasanya bila bayi merasa lapar, ia akan menangis minta disusui. Bayi sebaiknya diberi selang waktu dua jam dari minumnya yang terakhir. Jika bayi menangis terus menerus berilah dot dan sebotol air hangat. Selanjutnya gendong dan usap-usaplah punggungnya hingga tertidur pulas. Sebaiknya dalam menyusui bayi tidak dijadwal, sehingga tindakan menyusui bayi dilakukan di setiap saat bayi membutuhkan, karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena sebab lain (kencing, kepanasan/kedinginan atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur menyusui dan akan mempunyai pola

tertentu setelah 1-2 minggu kemudian. Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya. Dengan menyusui tanpa jadwal, sesuai kebutuhan bayi akan mencegah timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada

malam

hari

akan

memicu

produksi

ASI.

Menjaga

keseimbangan besarnya kedua peyudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Berusahalah untuk menyusui sampai payudara terasa kosong. Agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui, dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Selama masa menyusui sebaiknya ibu menggunaka BH yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak terlalu ketat (Sulistyawati, 2009).

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E. R., dan Diah, W. (2009). Asuhan kebidanan nifas.Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. Anggraini, Y. (2010). Asuhan kebidanan masa nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama. Cunningham, F., Kenneth, J. L ., Steven, L. B., John, C. H., Dwight, J. R., & Catherine, Y. S. (2010). Obstetri Williams, ed. 23, vol. 1. Terjemahan oleh: Brahm U. Pendit, dkk. 2014. Jakarta: EGC. Djamaludin, N. (2010). Panduan pintar merawat bayi dan balita. Jakarta : PT Wahyu Media. Handayani, Esti., & Pujiastuti, Wahyu. (2016). Asuhan holistik masa nifas dan menyusui. Yogyakarta: Transmedika. Muliani, R. H. (2014). Perbedaan produksi ASI sebelum dan sesudah dilakukan kombinasi metode massase depan (breast care) dan massase belakang (pijat oksitosin) pada ibu menyusui 0-3 bulan di wilayah kerja puskesmas Kesamiran kabupaten Tegal. (online), (perpusnwu.web.id/ karyailmiah/ documents/3685.pdf diakses tanggal 30 November 2017). Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). Buku pintar ASI eksklusif. Yogyakarta: DIVA Press

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka. Rahayu Rani, Andriyani Annisa. (2014). Metode Memperbanyak Produksi ASI Pada Ibu Post Sectio Caesarea Dengan Tehnik Marmet Dan Breast Care Di Rsud Karanganyar, (online). Vol. XI No. 2, (http://www.jurnal.stikesaisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/78, diakses tanggal 28 November 2017). Sulistyawati, A. (2009). Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Yogyakarta : CV. Andi Offset.

Related Documents


More Documents from ""