Nama/ Nim : Pedro Anugrah Aswan / 20184040059 Nur Fitria Rohmatul Ummah / 20184040060
Bronkitis Bronkhitis adalah kondisi peradangan pada daerah trakheobronkhial. Peradangan tidak meluas sampai alveoli. Bronkhitis seringkali diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bronkhitis akut mungkin terjadi pada semua usia, namun bronkhitis kronik umumnya hanya dijumpai pada dewasa Bronchitis akut Bronkhitis akut umumnya terjadi pada musim dingin, hujan, kehadiran polutan yang mengiritasi seperti polusi udara dan asap rokok. Penyebab dari bronchitis akut adalah virus seperti rhinovirus, coronavirus, virus influenza, adenovirus dan respiratory synctial virus (RSV). Infeksi bakteri seperti Mycoplasma pneumonia, Chlamydia pneumoniae and Bordetella pertussis. Penatalaksanaan 1. Pengobatan bronkitis akut bersifat simtomatik dan suportif. Istirahat yang culup dan terapi analgesik-antipiretik ringan sering membantu dalam mengurangi malaise, nyeri kepala dan demam. Pasien harus didorong untuk minum cairan untuk mencegah dehidrasi. 2. Aspirin atau acetaminophen (650 mg pada dewasa atau 10–15 mg/kg per dosis pada anak-anak dengan dosis maksimum untuk dewasa <4 g dan 60 mg/kg untuk anak-anak) atau ibuprofen (200–800 mg pada dewasa atau 10 mg/kg per dosis pada anak-anak dengan dosis maksimum untuk dewasa 3.2 g dan 40 mg/kg untuk anak-anak) yang diberikan setiap 4 – 6 jam. 3. Batuk ringan yang persisten dapat diobati dengan dekstrometorfan; batuk yang lebih parah mungkin memerlukan kodein intermiten atau agen sejenisnya. 4. Penggunaan antibiotik rutin dalam pengobatan bronkitis akut tidak disarankan; namun, pada pasien yang menunjukkan demam persisten atau gejala pernapasan lebih dari 4 hingga 6 hari, kemungkinan infeksi bakteri. 5. Bila memungkinkan (yaitu, Streptococcus pneumoniae), diperlukan terapi antibiotik yaitu amoksisilin-klavulanat, golongan makrolida atau fluoroquinolon.
6. Untuk batuk yang menetap > 10 hari diduga adanya keterlibatan Mycobacterium pneumoniae sehingga penggunaan antibiotika disarankan. Untuk anak dengan batuk > 4 minggu harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut terhadap kemungkinan TBC, pertusis atau sinusitis.
Algoritma bronchitis akut
Bronkitis kronis Bronkitis kronis adalah akibat dari beberapa faktor yang berkontribusi, termasuk merokok; paparan debu, asap, dan pencemaran lingkungan kerja; faktor genetik dan infeksi bakteri atau virus. Bronkitis kronis didefinisikan secara klinis sebagai adanya batuk kronis yang produktif dahak berlangsung lebih dari 3 bulan berturut-turut dalam setahun selama 2 tahun berturut-turut tanpa etiologi yang mendasari bronkiektasis atau TBC. Isolat bakteri yang paling umum (dinyatakan dalam persentase biakan total) yang diidentifikasi dari biakan dahak pada pasien yang mengalami eksaserbasi akut bronkitis kronis.
Penatalaksanaan 1. Hindari paparan yang dapat mengiritasi bronkial 2. Bronkodilator oral atau aerosol (misalnya, aerobol albuterol) mungkin bermanfaat bagi beberapa pasien selama eksaserbasi paru akut. Inhalasi kronis dari kombinasi salmeterol / fluticasone telah dikaitkan dengan peningkatan fungsi paru dan kualitas hidup. 3. Long-term inhalation of ipratropium (or tiotropium) mengurangi frekuensi batuk, keparahan batuk, dan volume dahak yang dikeluarkan. 4. Penggunaan antibiotic pada ekserbasi akut bronchitis kronis. Agen harus dipilih yang efektif terhadap kemungkinan patogen, memiliki risiko terendah dan interaksi obat.
Algoritma bronchitis kronis
Keterangan : AECB, acute exacerbation of chronic bronchitis; COPD, chronic obstructive pulmonary disease; CB, chronic bronchitis; TMP/SMX, trimethoprim/sulfamethoxazole.
Antibiotik Oral Biasa Digunakan untuk Pengobatan Pernafasan Akut
Eksaserbasi pada Bronkitis Kronis
Sumber : 1. Harvard Vanguard Medical Associates 2. Dipiro J.T, Wells B.G, Schwinghammer T.L, DiPiro C.V, 2015, Pharmacotherapy Handbook, Ninth Edit, McGraw-Hill Education Companies, England.