ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT BRONKHITIS
MATA KULIAH
:
DOSEN PENGAMPU
:
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN MAGELANG 2017/2018
1|ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS
DISUSUN OLEH 1. Mifta khul Janah 2. Muhari 3. Yuyun Dwi Nofita 4. Hasna Endah 5. Indra Risandy 6. Mitasari Anggraeni 7. Winda Puspitasari 8. Aghna Maula Robiatinnisa
2|ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS
Skenario Kasus Tn.A adalah seorang pria berumur 78 tahun, yang dibawa ke IGD dengan Ny.I atau istrinya dengan keluhan batuk dan sesak nafas sudah 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan mulai memberat kurang lebih 2 hari yang lalu. Klien juga mengatakan sulit mengeluarkan dahak sebelum masuk rumah sakit. Sebelum klien sering mengalami keluhan yang sama sesak pada tahun 2013, selama sakit klien sering membeli obat di toko obat atau pergi kepuskesmas terdekat. Klien pernah dirawat di rumah sakit pada bulan desember dengan diagnose bronchitis kronis, kemudian sekarang kambuh kembali, klien mengatakan tidak mengetahui penyebab kambuhnya, istri klien mengatakan kambuhnya klien karena klien suka merokok dan suasananya dingin. Pasien mengatakan merokok sejak berumur 18 tahun, menggunakan rokok lintingan yang dibuat sendiri. Dengan mengkonsumsinya 6-8 batang sehari, namun semenjak tahun 2013 klien dinyatakan terkena bronchitis ia mulai mengurangi konsumsi rokoknya menjadi 2-3 batang sehari. Klien mengatakansempat
ingin berhenti merokok namun susah sekali untuk
dihindari.Kalau tidak merokok maka mulutnya terasa asam dan tenggorokannya terasa kering.Klien belum mengetahui bahaya merokok, namun klien sudah menyadari merokok itu menyebabkan batuk. Tn.a bekerja sebagai petani namun sebelumnya ia pernah bekerja dipabrik rokok selama 16 tahun dan berhenti sehingga menjadi petani dengan alasan sudah merasa lelah dengan pekerjaannya sebagai buruh dibagian penyortiran, Tn.a mengatakan semenjak kerja dipabrik rokok sering terkena flu dan batuk dan akhirnya Tn.a memutuskan untuk menjadi petani. Hasil pemeriksaan fisik diperoleh tekanan darah 130/80mmhg, nadi 90x/menit, respirasi 28x/menit dan suhu 360C. Tidak terdapat edema dan sianosis. BB sebelum sakit 58kg,BB setelah sakit 57kg dan TB 163cm.Sebelum sakit klien makan 1xsehari dengan porsi selalu habis, setelah dirawat dirumah sakit klien hanya menghabiskan 3/4porsi. Keadaan umum konjungtiva tidak anemis, turgor kulit baik, membrane mukosa lembab.Pasien batuk dan sesak sering kambuh, batuk berdahak, dengan warna kuning keruh, kental dan sedikit yang dapat dikeluarkan, terlihat klien sesak nafas, didapatkan bunyi ronchi. Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
3|ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS
makanan, cuaca dan obat..terlihat klien hanya diam dan berbicara ketika ia ditanya.klien tidak merasa cemas karena kesembuhan datang dari Allah dan yakin jika akan sembuh. Berdasarkan pemeriksaan kepala tidak terdapat benjolan, mata konjungtiva tidak anemis, seklera an ikterik,pupil isokor, hidung tidak ada polip, telinga tidak ada serument dan pendengaranbaik, mulut mukosa bibir lembab, leher tidak adapembesaran tiroid, paru-paru kanan dan kiri simetris, vocal fremitus lebih berat didada kanan, redup, terdengar ronchi saat inspirasi pada bronkus kanan. Jantung tidakadapembesaran,ictus cordis teraba diintercosta ke 5 dan pekak, tidak ada suara tambahan. Abdomen tidak ada pembesaran organ limpa dann hati, peristaltic usus 12x/menit,bunyi timpani,tidak ada nyeri tekan pada ulu hati. Ekstremitas pada tangan kir terpasang infuse RL 20 tpm. Genitalia tidak terpasang DC Didapatkan hasil pemerisaan penunjang Pemeriksaan Laboratorium (pemeriksaan darah). Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Rentang Normal
Hemoglobin
14,
g/dl
14,0-18,0
Hematocrit
41
%
40-54
Leukosit
12,2
10
4,5-110
Eritrosit
4,73
4,50-6,20
Trombosit
150
150-450
MCV
86,7
Fl
80,0-97.0
Mch
29,4
Pg
6,0-36,0
Mchc
33,9
g/dl
31,0-37,0
Eonnofil
3,8
%
0-4
Basophil
0,372,320,1
%
0-2
Neutrophil
72,3
%
50,0-70,0
Limfosit
20,
%
20,0-60,0
Monosit
10,2
%
Hitung jenis
4|ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS
Laju endapan darah
LED 1 jam x mm
0-15
LED 2 jamx mm
7-20
Pemeriksaan Rontgen Thorak : Pulmo : corak Bronchovaskuler parahilar lebih kasar Kesan : Bronchitis
5|ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS
ASUHAN KEPERAWATAN KMB PENYAKIT BRONCHITIS PADA Tn. A umur 78 tahun
A. PENGKAJIAN a. IDENTITAS PASIEN Nama
: Tn. A
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 78 tahun
Status Perkawinan
: Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Petani
Pendidikan
: SD
Alamat
: Jojogan, RT 02/Rw 01. Mondoretno, Bulu, temanggung.
b. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB Nama
: Ny. I
Jenis kelamin
: Wanita
Umur
: -
Agama
: Islam
Pekerjaan
: -
Alamat
: Jojogan, RT 02/Rw 01. Mondoretno, Bulu, temanggung.
Hub. Dengan Klien
: Istri
c. KELUHAN UTAMA batuk dan sesak nafas sudah 1 minggu
d. RIWAYAT ALERGI Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, obat, dan cuaca 6|ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS
e. KEBIASAAN MEROKOK Tn.A mengatakan merokok sejak berumur 18 tahun, menggunakan rokok lintingan yang dibuat sendiri. Dengan mengkonsumsinya 6-8 batang sehari, namun semenjak tahun 2013 klien dinyatakan terkena bronchitis ia mulai mengurangi konsumsi rokoknya menjadi 2-3 batang sehari. Tn.A mengatakan sempat ingin berhenti merokok namun susah sekali untuk dihindari.
f. MINUMAN KERAS ATAU NARKOBA Tn.Atidak memiliki riwayat penyalahgunaan alcohol maupun obat-obatan terlarang.
g. ALASAN PASIEN MASUK RUMAH SAKIT Tn.A masuk rumah sakit dengan keluhan batuk dan sesak nafas sudah 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan mulai memberat kurang lebih 2 hari yang lalu.Klien juga mengatakan sulit mengeluarkan dahak sebelum masuk rumah sakit.
h. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG Tn.Adatang ke IGD dengan keluhan batuk dan sesak nafas sudah 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, klien mengatakan mulai memberat kurang lebih 2 hari yang lalu.Klien juga mengatakan sulit mengeluarkan dahak sebelum masuk rumah sakit. Sebelum klien sering mengalami keluhan yang sama sesak pada tahun 2013, selama sakit klien sering membeli obat di toko obat atau pergi kepuskesmas terdekat.
i. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Tn.A memiliki riwayatpernah dirawat di rumah sakit pada bulan desember dengan diagnose bronchitis kronis.
j. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA Alm.Ayahnya dan anak kedua Tn.A memiliki riwayat penyakit hipertensi.
7|ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS
B. PEMERIKSAAN FISIK a. Tanda-tanda vital Suhu
:36,2 °C
Nadi
:90x/menit
Respirasi :28 x/menit Tekanan darah b. Tngkat Kesadara
:120/80 mmHg Suhu n
•
Respon buka mata : 4 ( Respon Spontan)
•
Respon motoric
:6
•
Respon Verbal
: 5 (Berorientasi baik )
Jumlah : 15 Kesimpulan : Composmentis c. Data Klinik Usia
: 78 tahun
Tinggi Badan
:163 cm
Berat Badan
: 57 kg
d. Pemeriksaan Kepala a) Rambut = hitam bercampur putih, bersih dan tidak ada jaitan dan tidak ada benjolan b) Mata
= Konjungtiva tidak anemis, sclera anicteric, pupil isokor.
c) Telinga = Bersih tidak ada serumen, pendengaran baik dan bentuknya simetris kanan dan kiri. d) Hidung = Lubang hidung bersih dan tidak ada polip. e) Mulut
= Mukosa bibir lembab.
f) Leher
= leher Tidak ada pembesaran tiroid.
8|ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS
e. Pemeriksaan torax a) Paru Inspeksi
= Pengembangan paru kanan dan kiri simetris
Palpasi
= Vokal fremitus lebih berat di dada kanan
Perkusi
= Redup
Auskultasi
= terdengan ronkhi di bronchus kanan saat inspirasi
b) Jantung Inspeksi = tidak ada pembesaran organ jantung Palpasi
= ictus cordis teraba di intercosta ke 5
Perkusi
= pekak
Auskultasi
= tidak ada suara tambahan
1. Abdomen Inspeksi = tidak ada pembesaran organ limfa dan hati Auskultasi
= peristaltic usus 12x menit
Pperkusi
= timpani
Palpasi
= tidak ada nyeritekan di ulu hati
2. Ekstremitas Ekstremitas Atas = Tangan kiri terpasang infus RL 20 tts/menit. Ekstremitasbawah = tidak terdapat lesi, tidak terdapat odema 3. Genitalia Tidak terpasang DC
9|ASUHAN KEPERAWATAN BRONKHITIS
C. POLA FUNGSI KESEHATAN 1. Pola Aktivitas Tn.A terlihat sering berada ditempat tidur saat dirumah dan tambah sesak ketika ketika melakukan aktivitas seperti dari atau ke kamar mandi. Keterangan : 1
= Mandiri
2
= Dibantu sebagian
3
= Perlu bantuan orang lain
4
= perlu alat dan bantuan orang lain
5
= Ketergantungan/tidak mampu
1) Sebelum sakit 2)Kemampuan Perawatan Diri 3) Makan/ Minum 4) Mandi 5) Torleting 6) Berpakaian 7) Mobilitas di tempat tidur 8) Berpindah 9) Ambulasi/ Rom
0
2
3
4
√ √ √ √ √ √ √
2) Selama Sakit Aktivitas
0
1
2
Mandi
V
Berpakaian
V
Mobilitas ditempat
3
4
v
tidur Pindah Makan
v v
10 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
2. Pola Istirahat dan tidur Sebelum sesak dan batuknya kambuh pasien dapat beristirahat selama kurang lebih 7 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang hari. Setelah sesak dan batuknya kambuh istirahat pasien hanya kurang lebih 5 jam dan tidur siang hanya kuang lebih 1 jam. Pasien mengatakan sering terbangun pada malam hari karena sesak dan batuk tersebut.
3. Pola Nutrisi
Tidak ada diet khusus
Nafsu makan
= menurun, Sebelum sakit klien makan 3x sehari
selalu habis 1porsi, namun setelah sakit ini klien hanya menghabiskan ¾ porsi saja.
Berat Badan
= sebelum sakit 58kg dan setelah sakit 57kg (turun
1kg).
4. Pola Eliminasi Sebelum sakit a) b)
a) b)
BAB normal ± 2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning. BAK normal ± 6-8 kali sehari, warna kekuning – kuningan Selama Sakit BAB cair ± 1-2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning, bau khas. BAK cair ± 6-8 kali sehari, bau khas.
5. Pola Management copping 1) Sebelum sakit Pasien mengatakan senang bergaul dengan warga sekitar 2) Selama sakit Pasien terlihat jenuh karena ruang gerak pasien diabatasi.
11 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
6. Pola Kognitif dan Perceptual (Penglihatan, Pendengaran, Pengecapan, Sensasi) 1) Sebelum sakit o Pendengaran pasien sudah agak terganggu karena sudah tua o Penglihatan pasien sudah kabur o Pengecapan pasien masih baik o Sensasi pasien masih baik 2) Selama sakit o Pendengaran pasien sudah agak terganggu karena sudah tua o Penglihatan pasien sudah kabur o Pengecapan pasien kurang baik karena bibir pasien terasa pahit o Sensasi pasien masih baik 7. Pola Reproduksi/Seksualitas Pasangan pasien selalu setia menemaninya dirumah sakit dan merawatnya.
8. Pola nilai dan Kepercayaan Agama pasien islam, selama sakit pasien tetap menjalankan ibadahnya dan selalu berdoa karena hanya Allah yang memberi kesembuhnya.
9. Pola Peran dan hubungan Pekerjaan pasien seorang petani, saat sakit sudah 1 bulan ini tidak bekerja karena sering batuk dan sesak nafas kalau bekerja berlebihan maka pasien akan merasa sesak nafas. Kemampuan keuangan : Keluarga pasien dapat digolongkan dalam kelompok sosial kelas menengah ke bawah.
12 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
D. Pemeriksaan Penunjang Hemoglobin
14,1
Hematocrit
41
Leukosit
12,2
Eritrosit
4,73
Trombosit
150
MCV
86,7
Mch
29,4
Mchc
33,9
Hitung jenis Eonnofil
3,8
Basophil
0,372,320,
Neutrophil
72,3
Limfosit
20,
Monosit
10,2
Laju endapan darah
LED 1 jam x mm LED 2 jamx mm
a. Terapi Injeksi = ceftrlaxone (1g) 3x1 Oral = OBH srup (100ml) 3x1 sdm Vitamin B komplek(tablet) 3x1 Salbutamol 3x2 mg Nabulazer= ventoli 1ampul 3x1/hari
13 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
C. ANALISA DATA No 1.
Data (S)
Problem (P)
DS: Tn. A Mengatakan batuk dan sesak
Etiologi (E)
Ketidakefektifan
Sekresi
yang
kebersihan jalan napas
tertahan
Intoleransi aktivitas
Ketikseimbangan
napas, sulit mengeluarkan dahak dan memiliki kebiasaan merokok
DO: 1. RR= 28x/menit (takipnea) 2. Dahak kuning keruh, kental, sedikit yang dapat dikeluarkan 3. Bunyi ronchi dibronkus kanan saat inspirasi 4. Rongen: Corakan bronkofaskuler parahilar lebih kasar. 5. Perkusi : Vokal fermitus lebih berat dikostakanan 2
DS : pasien mengatakan sering sesak nafas
antara suplai
dan
ketika berjalan dari atau ke kamar
kebutuhan oksigen
mandi dan sering berada di tempat tidur ketika dirumah.(dipsnea) DO : terlihat sering berada ditempat tidur.
14 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
3.
DS :
Ketidak seimbangan
Kurang
asupan
Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
nutrisi kurang dari
makanan
kebutuhan tubuh DO : Pasien hanya menghabiskan ¾ porsi saat makan. Berat badan pasien sebelum sakit 58 kg,
setelah
sakit
berat
badannya
menjadi 57 kg (menurun 1 kg)
D. Diagnosa Keperawatan 1. Ketidakefektifan
kebersihan
jalan
napas
berhubungan
dengan
sekresi
yang
tertahanditandai dengan batuk yang tidak efektif, dipsnea, perubahan frekuensi napas, sputum dalam jumlah yang berlebihan, suaranapas tambahan (ronchi) 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketikseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan pasien mengatakan sering sesak nafas ketika berjalan dari atau ke kamar mandi dan sering berada di tempat tidur ketika dirumah.(dipsnea) sehingga pasien terlihat sering berada ditempat tidur. 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan ditandai dengan pasien mengatakan nafsu makannya berkurang dan terlihat hanya menghabiskan ¾ porsi sehingga berat badannya menurun 1 kg.
15 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
E. INTERVENSI/PERENCANAAN No
Tujuan
Intervensi
TTD
Dx Setelah dilakukan tindakan
1. Monitor pernafasan
keperawatan selama 1x24 jam,
2. Lakukan fisioterapi dada
diharapkan pasien dalam kriteria hasil : 3. Motivasikan pasien untuk a. Frekuensi pernafasan DBN b. Suara nafas tambahan ( ronchi) berkurang
melakukan batuk efektif 4. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
c. Batuk berkurang
5. Auskultasi suara nafas
d. Sesak nafas dapat berkurang
6. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 7. Berikan terapi oksigen 8. Kolaborasi dalam pemberian nebulazzer
2
Setelah dilakukan tindakan
1. Dorong aktivitas kreatif yang
keperawatan selama 1x24jam
tepat.
diharapkan pasien dalam kriteria hasil : 2. Bantu klien memperoleh a. Menunjukan kemampuan untuk menyelesaikan tugas seharihari.
transportasi (dapat mengikuti) aktivitas jika memang diperlukan. 3. Berikan kesempatan keluarga untuk terlibat dalam aktivitas dengan cara yang tepat. 4. Bantu klien meningkatkan motivasi diri dan penguatan. 5. Bantu klien dan keluarga memantau perkembangan klien terhadap pencapaian tujuan (yang diharapkan).
16 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
3.
Setelah dilakukan tindakan
1. Berikan pilihan makanan sambil
keperawatan selama 1x24jam
menawarkan bimbingan terhadap
diharapkan pasien dalam kriteria hasil :
pilihan (makanan) yang lebih sehat
a. Hasrat atau keinginan untuk
2. Tanyakan pasien apa makanan
makan
yang disukai untuk dipesan
b. Memberikan rangsangan untuk
3. Atur makanan sesuai dengan
makan
kesenangan pasien 4. Kolaborasi dengan ahli gizi
F. IMPLEMENTASI/PELAKSANAAN No
Hari/
DX
tanggal/jam
1
Implementasi
O= Memonitor pernafasan
Respon
RR 28x/menit,
N= Melakukanakukan fisioterapi
takipnea, terdapat
dada
suara tambahan
E= Motivasikan pasien untuk
ronchi.
melakukan batuk efektif
TTD
Pasien kooperatif saat
C= Berkolaborasi dengan dokter
dilakukan fisioterapi
dalam pemberian obat oral :
dada.
oral OBH srup (100ml) 3x1
Pasien bisa
sdm
melakukan
VitBkomplek(tablet) 3x1
management batuk
Salbutamol 3x2 mg
efektif, dengan meletakan tangan
O= Mengauskultasi suara nafas.
disilang didada dan
N= Memposisikan pasien untuk
nafas dalam lalu
memaksimalkan ventilasi.
hitungan ketiga
E= memberikan terapi oksigen
membatukan.
sesuai dosis.
Suara nafas pasien
C= Berkolaborasi dengan dokter
masih ronchi dan
dalam pemberian terapi nebulazzer
masih sesak.
17 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
sesuai dosis.
Pasien kooperatif
Pasien diposisikan semi fowler, lebih merasa nyaman dan mengurangi sesak.
Pasien merasa lebih nyaman
2
1. Mendorong aktivitas kreatif
1.
yangtepat. 2. Membantu klien memperoleh
2.
Pasien mengatakan
transportasi (dapat mengikuti)
lebih nyaman untuk
aktivitas jika memang
beraktivitas karena
diperlukan Pasien didampingi
dibantu dan
oleh keluarga ketika beraktivitas
didampingi oleh
seperti ke kamar mandi.
keluarga.
3. Memberikan kesempatan
3.
keluarga untuk terlibat dalam
Keluarga kooperatif saat diberitahu.
aktivitas dengan cara yang tepat. menganjurkan keluarga untuk mendampingi dan membantu pasien saat beraktivtas. 4. Membantu klien meningkatkan motivasi diri dan penguatan.
4.
Pasien terlihat tenang dan percaya diri.
memberikan motivasi bahwa klien dapat beraktivitas seperti biasa karena adanya keluarga yang selalu membantu dan mendampingi.
18 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
5. Membantu klien dan keluarga
5.
Pasien kooperatif.
memantau perkembangan klien terhadap pencapaian tujuan (yang diharapkan) dengan menanyai pasien ketika aktivitas dibantu apakah pasien masih merasakan sesak napas. 1. Memberikan pilihan
1. Pasien kooperatif saat
makanan sambil
diberikan
menawarkan bimbingan
pemahaman.
terhadap pilihan (makanan)
2. Pasien kooperatif
yang lebih sehat. Dengan
3. Pasien memilih
memberikan arahan kepada
makannan yang
pasien makanan yang baik
disukainya.
dan sehat.
2. Menanyakan pasien apa makanan yang disukai untuk dipesan.
3. Mengatur makanan sesuai dengan kesenangan pasien. Dengan membuat jadwal makanan yang disukai pasien.
4. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pembeerian nutrisi yang baik dan benar.
19 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
G. EVALUASI No
Tanggal
Evaluasi
TTD
S = Pasien mengatakan sesaknya sudah agak berkurang, dan sudah mulai bisa mengeluarkan dahaknya. O = RR 25x/menit. A = Masalah sebagian teratasi. P = Lanjutkan intervensi dalam pemberian obat oral dan pertahankan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak. S = Pasien mengatakan sesak napasnya berkurang ketika beraktivitas berat dengan adanya bantuan dari keluarga. O = Pasien sudah tidak tampak keletihan saat beraktivitas. A = Masalah intoleransi aktivitas sebagian teratasi P = Lanjutkan intervensi dalam mendampingi pasien saat beraktivitas S = Pasien mengatakan nafsu makannya jadi lebih meningkat, dengan makanan yang divariasikan. O = terlihat mampu menghabiskan 1 porsi. A = Masalah kekurang nutrisi sebagian teratasi. P = Lanjutkan intervensi dengan menfariasikan makanan, agar nafsu makannya meningkat dan berkolaborasi dengan ahli gizi.
20 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S
21 | A S U H A N K E P E R A W A T A N B R O N K H I T I S