BRIKET Hari/Tanggal
: Senin, 27 November 2017
Waktu
: Pukul 08.00 s/d selesai
Tempat
: Workshop Kesehatan Lingkungan
Tujuan
: Agar mahasiswa mampu mengenal
dan mengetahui
pembuatan briket I.
Tinjauan Pustaka Briket (bioarang) merupakan smber energi biomassa yang ramah lingkungan dan biodegradable. Briket arang berfungsi sebagai pengganti bahan bakar minyak, baik itu minyak tanah, maupun elpiji. Biomassa ini merupakan sumber energi masa depan yang tidak akan pernah habis, bahkan jumlahnya akan bertambah, sehingga sangat cocok sebagai sumber bahan bakar rumah tangga (Basriyanta, 2007). Menurut Kurniawan dan Marsono (2008), briket merupakan gumpalan arang yang terbuat dari bahan lunak yang dikeraskan. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat briket arang adalah berat jenis bahan atau berat jenis serbuk arang, kehalusan serbuk, suhu karbonisasi, tekanan pengempaan, dan pencampuran formula bahan baku briket. Proses pembriketan adalah proses pengolahan yang mengalami perlakuan penumbukan, pencampuran bahan baku, pencetakan dengan sistem hidrolik dan pengeringan pada kondisi tertentu, sehingga diperoleh briket yang mempunyai bentuk, ukuran fisik, dan sifat kimia tertentu. Briket adalah bahan bakar padat yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang mempunyai bentuk tertentu. Pemilihan proses pembriketan tentunya harus mengacu pada segmen pasar agar dicapai nilai ekonomi, teknis dan lingkungan yang optimal. Pembriketan bertujuan untuk memperoleh suatu bahan bakar yang berkualitas yang dapat digunakan untuk semua sektor sebagai sumber energi pengganti. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam pembuatan briket antara lain (Himawanto, 2003) adalah :
1. Bahan Baku Briket dapat dibuat dari bermacam-macam bahan baku, seperti ampas tebu, sekam padi, serbuk gergaji, dll. Bahan utama yang harus terdapat di dalam bahan baku adalah selulosa. Semakin tinggi kandungan selulosa semakin baik kualitas briket, briket yang mengandung zat terbang yang terlalu tinggi cenderung mengeluarkan asap dan bau tidak sedap.
2. Bahan Perekat Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses pembuatan briket maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket yang kompak. Teknologi pembriketan secara sederhana didefinisikan sebagai proses densifikasi untuk memperbaiki karakteristik bahan baku. Sifat-sifat penting dari briket yang mempengaruhi kualitas bahan bakar adalah sifat fisik, kimia dan daya tahan briket, sebagai contoh adalah karakteristik densitas, ukuran briket, kandungan air, dan kadar abu. Energi yang terkandung dalam briket
tergantung dari konsentrasi
metana (CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka, semakin besar kandungan energi (nilai kalor) pada briket, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana semakin kecil nilai kalor (Djojonegoro, 1992). Syarat briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar briket juga harus memenuhi kriteria : (1) mudah dinyalakan, (2) emisi gas hasil pembakaran tidak mengandung racun, (3) kedap air dan tidak berjamur bila disimpan dalam waktu yang lama, dan (4) menunjukkan upaya laju pembakaran yang baik. Briket yang baik juga harus memenuhi standard yang telah ditentukan Kualitas briket yang dihasilkan menurut standar mutu Inggris dan Jepang dapat dilihat pada tabel berikut. Sebagai data pembanding, sehingga dapat diketahui kualitas briket yang dihasilkan dalam penelitian ini. Kualitas mutu briket dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kualitas Mutu Briket Arang
Jenis Analisa
Briket Arang Inggris
Kadar Air (%)
3,59
Kadar Abu (%)
5,9
Kerapatan (gr/cm3) Nilai Kalor (kal/gr)
Jepang
Amerika Indonesia 6,2
7,57
3–6
8,3
5,51
0,48
1 – 1,2
1
0,4407
7289
6000 – 7000
6230
6814,11
Sumber: Departemen Kehutanan dan Perkebunan (1994) dalam Bahri, S (2007)
Perekat Tapioka Perekat tepung tapioka umum digunakan sebagai bahan perekat pada briket karena banyak terdapat di pasaran, harganya relatif murah, dan cara membuatnya mudah yaitu cukup mencampurkan tepung tapioka dengan air, lalu didihkan. Selama pemanasan tepung diaduk terus agar tidak menggumpal. Warna tepung yang putih akan berubah menjadi transparan setelah beberapa menit dipanaskan dan terasa lengket di tangan. Pemilihan perekat berdasarkan pada, perekat harus memiliki daya rekat yang baik, perekat harus mudah didapat dalam jumlah banyak dan harganya murah, dan perekat tidak boleh beracun dan berbahaya (Subroto, 2006). Menurut Sudrajat dan Soleh (1994) dalam Capah (2007), perekat tapioka dalam penggunaanya menimbulkan asap yang relatif sedikit dibandingkan bahan perekat lainnya. Perekat tapioka akan menghasilkan briket yang nilainya rendah dalam hal kerapatan, keteguhan tekan, kadar abu dan zat mudah menguap, tetapi akan lebih tinggi dalam hal kadar air, kadar karbon dan nilai kalor. Penggunaan perekat tepung tapioka memiliki keuntungan antara lain menghasilkan kekuatan rekat kering yang tinggi. Namun perekat ini memiliki kelemahan, antara lain ketahanan terhadap air rendah, mudah diserang jamur, bakteri dan binatang pemakan pati. II.
Alat dan Bahan a. Alat: -
Paralon
-
Gergaji
-
Ember
-
Oven / Pembakar serbuk kayu
b. Bahan
III.
-
Tepung Kanji
-
Sampah dari serbuk kayu
Prosedur Kerja 1. Siapkan serbuk kayu, tepung kanji, dan paralon sebagai cetakan briket 2. Potong paralon dengan ukuran 5cm sebanyak 20 biji 3. Masak tepung kanji untuk digunakan sebagai lem perekat 4. Selanjutnya bakar serbuk gergaji sampai berubah warna menjadi hitam 5. Setelah serbuk kayu selesai dibakar, biarkan beberapa saat 6. Lalu campurkan lem kanji ke serbuk kayu yang telah dibakar dengan perbandingan 1 : 7, aduk sampai tercampur rata 7. Setelah itu masukkan serbuk kayu ke dalam paralon sampai terisi penuh, lakukan sampai semua paralon terisi 8. Selanjutnya jemur paralon yang sudah terisi sampai briket terbentuk
IV.
Hasil Dari hasil praktikum briket diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa briket dapat dibakar sehingga hal ini menunjukkan indikator keberhasilan yang baik. Jadi praktikum yang kami laksanakan telah berhasil.
V.
Kesimpulan Kesimpulan yang di dapat dari pembuatan briket arang kayu ini adalah pencampuran perbandingan antara arang dan lem kanji adalah 1 : 7 untuk mendapatkan briket yang halus dan padat, selain itu pengeringan dari briket itu sendiri
harus
diperhatikan
dengan
benar,
pengeringan
pertama
adalah
menggunakan suhu ruangan agar briket tidak mudah pecah. Dari uji pembakaran maka dapat di pada briket yang telah dilakukan fungsi dari briket arang ini adalah sebagai energi alternative pengganti minyak tanah atau sejenisnya. VI.
Saran Sebagai mahasiswa kita harus lebih berhati-hati dalam melaksanakan praktikum kerja, dikarenakan dari praktikum kemaren terdapat satu anggota kami tangan nya yang terbakar, sehingga harus tetap hati-hati dan teliti dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA http://etutm.blogspot.co.id/2015/04/pembuatan-briket-arang-kayu.html http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/28807/Chapter%20II.pdf;jsessionid= A4B4BEC8699D005D619DE71147A6BAB9?sequence=4 http://daunijo.com/praktek-cara-membuat-briket-dari-arang-kayu-apkiran/ https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8 &ved=0ahUKEwiYqfTQpObXAhUDp48KHW52CN0QFggoMAA&url=https%3A%2F%2F jualmesinbriketarang.wordpress.com%2F2016%2F08%2F22%2Fcara-mudah-membuatbriket-arang-berbahan-dasar-serbuk-gergaji%2F&usg=AOvVaw0B-QnOZ736lq71DzorCCO
LAMPIRAN