PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PRODUK ANTISEPTIK “TRESKOR” TREMBESI DAUN KELOR
BIDANG KEGIATAN : PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh : Savira Ayu Ningtias (17030234015) Angkatan 2017
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2018
PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKM-GAGASAN TERTULIS 1. Judul Kegiatan
: Produk Antiseptik “Treskor” Trembesi Daun Kelor
2. Bidang Kegiatan
: PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap
: Savira Ayu Ningtias
b. NIM
: 17030234015
c. Jurusan
: Kimia
d. Universitas
: Universitas Negeri Surabaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP
: Jl.Dermo, Benjeng, Gresik
f. Email
:
[email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan
: 1 Orang
5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap dan Gelar
:
b. NIDN
:
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP
:
Menyetujui, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Ketua Pelaksana Kegiatan,
dan Alumni FMIPA,
(Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd)
(Savira Ayu Ningtias)
NIP/NIK. 197107082000031001
NIM. 17030234015
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Dosen Pendamping,
dan Alumni,
(Dr. Ketut Prasetyo, M.A)
(
NIP. 196005121986011003
NIDN.
)
i
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan ............................................................................................... i Daftar Isi .................................................................................................................ii 1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1 1.2 Tujuan ................................................................................................... 1 1.3 Manfaat ................................................................................................. 1 2. GAGASAN .................................................................................................... 2 2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan .................................................... 2 2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan ............................................................ 2 2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan ............................................................ 2 2.4 Pihak-pihak yang Mengimplementasikan Gagasan ............................... 4 2.5 Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan .............................. 5 3. KESIMPULAN ............................................................................................. 6 4. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 6 5. LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim
ii
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya hayati yang sangat melimpah oleh karena itu banyak sekali tumbuhan yang kita jumpai dan masing-masing tumbuhan tersebut past memiliki kegunaan dan manfaat tersendiri, hanya saja kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat Indonesia sehingga tidak dapat mengolahnya menjadi bahan atau obat yang bermanfaat. Kesehatan masyarakat dapat menjadi ukuran untuk mengatahui tingkat kemakmuran dan kesejahteraan suatu negara. Kenyataannya masih banyak masyarakat yang menderita penyakit, salah satunya adalah diare. Diare merupakan penyebab utama kematian bayi dan anak balita di Indonesia. Berdasarkan hasil riset (Kementrian Kesehatan 2007) yang dilakukan oleh kemenkes Badan Litbangkes pada tahun 2007, penyakit diare menjadi penyebab kematian pada bayi (31,4%) dan balita (25,2%). Diare juga menyerang para kalangan remaja, dewasa sampai kalangan jompo. Menurut data statistika Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013 sebanyak 4.128.256 penderita diare. Antibakteri merupakan senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan infeksi pada manusia, hewan, dan tumbuhan serta dapat mengobati berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri. Salah satu taaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri adalah tanaman trembesi. Daun trembesi dan kelor memiliki kandungan flavonoid yang berperan sebagai antibakteri Escherichia coli dan Staphylococcus. Pemilhan daun trembesi dan kelor karena banyak tumbuh disekitar kampus Unesa dan banyaknya sampah dari daun trembesi yang jatuh tanpa dimanfaatkan. Oleh karena itu kami akan memanfaatkan kombinasi daun trembesi dan kelor sebagai sebagai antiseptik alami yang efektif dan efisien sehingga kedepannya mampu mengatasi permasalahan kesehatan khususnya masalah penyakit diare di Indonesia. 1.2
Tujuan Tujuan penulisan program kreativitas mahasiswa ini adalah Produk Antiseptik Alami Treskor (Trembesi Daun Kelor) menjadi solusi permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia sekaligus mendukung SDGs tahun 2030 sehingga terwujudnya kesehatan dan kesejahteraan di masyarakat Indonesia.
1.3
Manfaat
1
1.3.1 Bagi Penulis : merupakan wawasan baru bagi mahasiswa tentang pemanfaatan sumber daya alami sebagai bentuk pengabdian insan akademis. 1.3.2. Bagi masyarakat : dengan adanya antiseptik Treskor dapat membantu meningkatkan taraf kesehatan masyarakat Indonesia. 1.3.3 Bagi Pemerintah : antiseptik Treskor merupakan solusi permasalahan kesehatan yang ada di Indonesia. 2. Gagasan 2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Kementrian Kesehatan 2007) yang dilakukan oleh kemenkes Badan Litbangkes, penyakit diare menjadi penyebab kematian pada bayi (31,4%) dan balita (25,2%). Diare juga menyerang para kalangan remaja, dewasa sampai kalangan jompo. Menurut data statistika Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013 sebanyak 4.128.256 penderita diare. 2.2 Solusi yang Pernah Ditawarkan Pada penelitian (Meiliawati dkk. 2018) pada pembuatan hand sanitizer dari ekstrak daun trembesi, didapatkan hasil bahwa gel dengan konsentrasi 8% lebih efektif dibandingkan gel dengan konsentrasi 10%, tetapi jika dibandingkan dengan kontrol positif, efektivitas gel masih kalah dengan kontrol positif yang sudah beredar luas di masyarakat. 2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan 2.3.1 Konsep Produk Antiseptik Alami Treskor Gagasan yang ditawarkan sejatinya merupakan penggabungan antara daun trembesi dan daun kelor. Pada penelitian (Meiliawati dkk. 2018) pada pembuatan hand sanitizer dari ekstrak daun trembesi didapatkan hasil bahwa gel dengan konsentrasi 8% lebih efektif dibandingkan gel dengan konsentrasi 10%, tetapi jika dibandingkan dengan kontrol positif, efektivitas gel masih kalah dengan kontrol positif yang sudah beredar luas di masyarakat. Sedangkan menurut percobaan yang dilakukan oleh (Veronika 2017) Maserasi daun kelor dengan konsentrasi terendah yaitu 40% sudah mampu mereduksi mikroorganisme yang terdapat pada tangan dan daun selada. Sehingga dengan kombinasi antara daun trembesi dan kolor diharapkan 2
mampu mengoptimalkan efisiensi dan efektivitas antibakteri pada senyawa yang dikandungnya. Hal ini juga didukung dari melimpahnya daun termbesi dan kelor di daerah pedesaan. 2.3.2 senyawa yang terdapat dalam daun trembesi dan daun kelor Daun trembesi mengandung senyawa metabolit sekunder yaitu tanin, selain tanin daun trembesi juga mengandung flavonoid, saponin, steroid, terpenoid, dan glikosida kardiak. Struktur flavonoid memiliki hubungan dengan aktivitasnya sebagai antibakteri (Prasad dkk. 2008). Sedangkan (S.M. Sally dkk. 2014) menyatakan daun kelor memiliki kandungan bahan aktif seperti flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol. Kandungan bahan aktif pada daun kelor dapat berfungsi sebagai antimikrobia Flavonoid dapat merusak membran sitoplasma sehingga menyebabkan kebocoran metabolit penting dan sistem enzim bakteri menjadi tidak aktif. Keadaan ini dapat menyebabkan kematian bakteri karena dimana nukleotida dan asam amino keluar dapat mencegah masuknya bahan-bahan aktif ke dalam sel. Perusakan membran sitoplasma, ion H+ dari senyawa fenol dan turunannya akan menyerang gugus polar (gugus fosfat) yang menyebabkan molekul fosfolipida terurai menjadi gliserol, asam karboksilat, dan asam fosfat. Hal ini menyebabkan fosfolipida tidak mampu mempertahankan bentuk membran sitoplasma sehingga membran sitoplasma bocor dan pertumbuhan bakteri terhambat atau mati (Wesley A. Volk dan Margaret F. Wheeler 1993). Tanin menghambat pertumbuhan bakteri dengan mengkerutkan dinding sel sehingga permeabilitas sel terganggu. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup dan pertumbuhannya terhambat atau mati (Ajizah 2004). Saponin bersifat sebagai antibakteri dengan merusak membran sel. Kerusakan membran sel dapat mengakibatkan substansi penting keluar dari sel dan mencegah bahan-bahan penting untuk masuk kedalam sel. Apabila fungsi membran sel rusak maka dapat menyebabkan kematian sel. Senyawa saponin merupakan senyawa polar yang keberadaannya dalam tumbuhan dapat diekstraksi dengan pelarut polar maupun semipolar (Monalisa dan Dita 2011). 3
Polifenol menghambat bakteri dengan meracuni protoplasma, menembus dan merusak dinding sel
sehingga menyebabkan kebocoran sel serta dengan
mengendapkan protein sel bakteri pada konsentrasi tinggi sedangkan pada konsentrasi rendah dapat menghambat sintesis enzim. Senyawa polifenol mampu memutuskan ikatan silang peptidoglikan untuk menembus dinding sel. Senyawa polifenol dapat menyebabkan kebocoran nutrien sel dengan merusak ikatan hidrofobik penyusun membran sel seperti protein dan fosfolipid. Kerusakan membran sel dapat menyebabkan aktivitas dan biosintesis enzim spesifik terhambat untuk reaksi metabolisme (Julia Brannen 2002). Keempat senyawa metabolit sekunder pada daun kelor tersebut memiliki sifat antibakteri. Flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol menunjukkan aktivitas antioksidatif dan antimikrobia (Haki 2009). 2.3.3 Produk Antiseptik Alami Treskor Sebagai Upaya Realisasi SDGs 2030 Menuju Kesehatan dan Kesejahteraan yang Lebih baik Goal 3: Good Health and Well Being Target ini bertujuan untuk mengurangi angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu dan memerangi HIV / AIDS, malaria dan penyakit lainnya (United Nations Development Programme, t.t.). Goal 9 : Industry, Innovation and Infrastructure Investasi dalam infrastruktur dan inovasi adalah pendorong penting pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Dengan lebih dari setengah populasi dunia sekarang tinggal di kota-kota, transportasi massal dan energi terbarukan menjadi semakin penting, seperti pertumbuhan industri baru dan teknologi informasi dan komunikasi (United Nations Development Programme, t.t.). 2.4 Pihak-Pihak yang Mengimplementasikan Gagasan Adapun pihak-pihak yang dapat membantu dalam pengimplementasian gagasan antiseptic Treskor adalah sebagai berikut: 2.4.1 Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, melakukan pembantuan dalam masalah riset pengemabangan produk, bantuan bisa berupa pendanaan.
4
2.4.2 Laboratorium Jurusan Kimia, berperan sebagai tempat pengembangan produk. 2.4.3 Perusahaan Industri, berperan dalam produksi dalam skala besar. 2.4.4 Investor, berperan dalam memfasilitasi dan ikut mendorong pengembangan produk antiseptik Treskor. 2.4.5 Masyarakat, mengerti mengenai antiseptic Treskor sebagai antiseptic alami yang terbuat dari daun trembesi dan kelor. 2.5 Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan Langkah-langkah strategis untuk mewujudkan pengembangan produk antisptik Terskor adalah sebagai berikut: 2.5.1 Tahapan rencana jangka pendek (2018-2019) Tahapan pertama yaitu pembuatan antiseptik alami Treskor dapat terlaksana dan teruji secara klinis di laboratorium sehingga dapat digunakan dalam masyarakat luas. Berikut ini merupakan diagram alir dari tahapan rencana jangka pendek: Studi Literatur (2018-2020)
Studi pada para ahli dan pihak terkait (2019) Pembuatan dan pengujian antiseptik alami Treskor (2019) Edukasi dan Implementasi produk di Mastarakat (2020)
2.5.2 Tahapan Rencana jangka panjang (2021-2030) Produk antiseptik alami Treskor dapat mendukung SDG’s di Indonesia pada tahun 2030 yaitu good health and well being. Pada tahun 2030 Indonesia akan menjadi Negara dengan tingkat kesehatan penduduknya yang baik dan dapat menjadi contoh bagi Negara-negara lain. Berikut ini merupakan diagram alir dari tahapan rencana jangka panjang.
5
Persiapan (2021)
Studi pada para ahli dan pihak terkait kerjasama dan perencanaan produksi masal (2021-2023) Produksi masal dalam skala besar (20232030) Pengontrolan (2030-n)
3. Kesimpulan Permasalahan kesehatan di Indonesia akibat penyakit yang disebabkan karena diare menyebabkan angka kematian bayi dan balita semakin besar. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh kemenkes Badan Litbangkes pada tahun 2007, penyakit diare menjadi penyebab kematian pada bayi (31,4%) dan balita (25,2%). Diare juga menyerang para kalangan remaja, dewasa sampai kalangan jompo. Menurut data statistika Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2013 sebanyak 4.128.256 penderita diare. Sedangkan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan di masyarakat indonesia dapat dimulai dari hal yang paling kecil, yaitu menjaga kebersihan lingkungan, mencuci tangan sebelum makan menggunakan antiseptik untuk membunuh kuman. Edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan antiseptik alami Treskor juga diperlukan. Selain untuk membunuh kuman, bahan yang digunakan merupakan bahan alami yang berasal dari kombinasi daun trembesi dan kelor. Dengan diterapkannya antiseptik alami Treskor diharapkan mampu mencegah penyakit diare yang membahayakan. Hal ini sejalan dengan SGDs Indonesia 2030 mengenai good health and well being. Dengan ini diharapkan mutu kesehatan masyarakat indonesia di tahun 2030 semakin baik. DAFTAR PUSTAKA Ajizah, Aulia. 2004. “SENSITIVITAS SALMONELLA TYPHIMURIUM TERHADAP EKSTRAK DAUN PSIDIUM GUAJAVA L.” 1 (1): 8. Haki, Mohandis. 2009. “AKTIVITAS ENZIM SGPT PADA MENCIT YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA,” 40. 6
Julia Brannen. 2002. Memadu Metode Penelitian: Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Ofset. Kementrian Kesehatan. 2007. “Riset Kesehatan Dasar.” 2007. https://www.infodokterku.com/index.php/en/98-daftar-isi-content/data/datakesehatan/210-data-angka-diare-di-indonesia. Meiliawati, Nur Aini Ayu, Naulita Pramanti, Lutfia Zein Amalia, Gaby Abellia Fairuz, Rizky Indra Puspito, dan Dwi Retnoningrum. 2018. “HAND SANITIZER EKSTRAK DAUN TREMBESI (Albizia saman (Jacq.)” 7 (1): 7. Monalisa, dan Dita. 2011. “Uji daya antibakteri ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber L.) terhadap S.aureus dan Salmonella typhi.” Jurnal Bioma IX(2): 1–7. Prasad, R Naveen, S Viswanathan, J Renuka Devi, Vijayashree Nayak, V C Swetha, N Parathasarathy, dan Johanna Rajkumar. 2008. “Preliminary Phytochemical Screening and Antimicrobial Activity of Samanea Saman” Vol. 2(10): 3. S.M. Sally, H.L. Anna, M.O. Ajunwa, dan J.U. Ewansiha. 2014. “Harvesting time and temperature relationship with antimikrobial activity of Moringa oleifera Lam (dum stick).” Peak Journal of Medicine Plant Research 2(3): 33–37. United Nations Development Programme. t.t. “Sustainable Development Goals.” United Nations Development Programme (blog). http://www.undp.org/content/undp/en/home/sustainable-development-goals/. Veronika, Martha. 2017. “EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN KELOR (Moringaoleifera) SEBAGAI BIO-SANITIZER TANGAN DAN DAUN SELADA (Lactuca sativa),” 16. Wesley A. Volk, dan Margaret F. Wheeler. 1993. Mikrobiologi dasar Jilid 2. Diterjemahkan oleh Markham. Jakarta: Erlangga.
7
LAMPIRAN1.Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing Biodata Ketua A. Identitas Diri 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Lengkap Jenis Kelamin Program Studi NIM Tempat dan Tanggal Lahir Email No. Telepon/Hp
Savira Ayu Ningtias Perempuan S1 Kimia 17030234015 Gresik, 16 Juli 1998
[email protected] -
B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun MasukLulus
SD SDN Dermo 2004-2010
SMP SMPN 1 Benjeng 2011-2013
SMA MAN 2 Gresik IPA 2014-2017
C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Ilmiah/Seminar D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Hibah dana penelitian dari dikti. Surabaya, 24 Maret 2019 Pengusul (Savira Ayu Ningtias) NIM. 17030234015
Lampiran2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas Alokasi Program Bidang Uraian Tugas No Nama/NIM Waktu Studi Ilmu (jam/minggu) - Merumuskan ide, menyusun ide, Savira Ayu 1 S-1 5 jam / menggandakan Ningtias/ MIPA . Kimia minggu proposal 17030234015 - Menyusun laporan
ii
Lampiran3.SuratPernyataanKetuaTim KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SURAT PERNYATAAN KETUA KEGIATAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Mochammad Lutfhi Hamdani
NIM
: 17030234015
Program Studi
: S1-Kimia
Fakultas
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GT saya dengan judul: PRODUK ANTISEPTIK “TRESKOR” TREMBESI DAUN KELOR yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Surabaya, 26 November 2018 Mengetahui,
Yang menyatakan,
Pembantu Rektor III, Unesa
(Dr. KetutPrasetyo, M.S.)
Mochammad Lutfhi Hamdani
NIP. 196005121980011003
NIM.17030234041