1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang diolah dari biji kopi yang telah dipanggang atau dibakar terlebih dahulu. Minuman ini dapat disajikan dingin maupun panas. Hingga saat ini hampir semua orang di dunia mengenal bahkan menyukai kopi sebagai minuman untuk bersantai. Perkembangan kopi di Indonesia sendiri dimulai pada tahun 1696 menggunakan jenis kopi arabika yang didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Kopi memegang peranan penting bagi sumber penghasilan rakyat Indonesia dan sumber pendapatan devisa negara, karena Indonesia merupakan salah satu Negara pengekspor kopi terbesar di dunia. Di Indonesia, kopi dikonsumsi oleh kalangan bawah hingga kalangan atas dan dari usia muda hingga lanjut usia. Banyak sekali orang di Indonesia yang sering mengkonsumsi kopi seperti para pelajar, guru, buruh hingga pekerja kantoran dan lainnya. Kopi biasanya dikonsumsi pada saat ingin beraktivitas dan bersantai. Sehingga banyak perusahaan kedai kopi yang berlomba-lomba untuk membuka kedai kopi dan menawarkan varian rasa andalannya, seperti Starbucks, Paris Van Java Coffee dan perusahan kedai kopi yang besar maupun kecil lainnya Pada awalnya berkumpul di warung kopi hanyalah sebatas aktivitas untuk mengisi waktu luang dan beristirahat. Namun perkembangannya ngopi menjadi sebuah gaya hidup yang terus berkembang . Di kota bandung sendiri sangat banyak warung kopi kecil di pinggir jalan yang menjadi tempat nongkrong bagi banyak orang dari berbagai golongan termasuk sebagian besar mahasiswa universitas kristen maranatha Usaha warung kopi merupakan salah satu usaha yang tidak memerlukan modal yang besar usaha ini juga sangat mudah dijalankan, pasti Anda pernah melihat penjualpenjual kopi sederhana yang biasanya mereka berjualan di pinggir jalan atau ditempattempat tongkrongan anak muda meskipun sederhana tetapi keuntungan yang mereka dapatkan terbilang lumayan besar apalagi jika membukanya 24 jam non stop. Warung kopi pinggir jalan di sekitar kampus maranatha kebanyakan masih menggunakan fasilitas dan tempat yang kurang bersih ini menjadi sebuah masalah yang membuat warung kopi pinggir jalan kuang berkembang dan kalah bersaing dengan banyak kedai kopi lainnya
1.2 Pembahasan masalah Berdasarkan latar belakang yang ada diatas, Saya menyimpulkan masalah yang teridentifikasi sebagai berikut :
1. Mayoritas peminum kopi memilih tempat minum kopi yang bersih dan higenis 2. Kurangnya pengetahuan tentang pengembangan usaha oleh pemilik warung kopi pinggiran jalan 3. kurangnya varian menu di warung kopi pinggir jalan 4. Fasilitas yang kurang memadai pada warung kopi pinggir jalan
1.3 Rumusan masalah Penelitian ini akan berfokus pada pengembangan usaha warung kopi pinggir jalan yang bermutu sehingga dapat membuat usaha kecil tersebut berkembang . Fokus penelitian tersebut akan ditinjau lebih dalam pada pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana cara mengembangkan usahan warung kopi pinggir jalan ? Bagaimana merubah penilaian negative masyarakat tentang warung kopi pinggir jalan ? Bagaimana cara membuat pelanggan betah dan nyaman di warungkopi pinggir jalan ?
1.4 Tujuan Mengembangkan usaha warung kopi pinggiran jalan dengan menerapkan strategi pemasaran warung kopi sseperti saving modal usaha dan menambahkan modal usaha untuk pengembangan usaha tersebut Menjadikan warung kopi lebih bersih sehinga menarik minat masyarakan untuk dating dan menyingkirkan pandangan tentang warung kopi pinggiran jalan yang kotor Menambah berbagai fasilitas dengan biaya yang tidak mahal tetapi dapat membuat pelanggan betah 1.5 Metode penelitian Penelitian ini menggunakan metode lapangan . Informan untuk penelitian ini berjumlah 7 orang yang terbagi 3 informan pengelola warung kopi, dan 4 informan konsumen warung kopi. Kriteria untuk menentukan informan yaitu : 1. Informan adalah mereka
yang sengaja dipilih untuk penelitian ini. Peneliti juga percaya bahwa melalui pengamatan sendiri, atau atas rekomendasi dari pemilik warung kopi, mereka telah sering berkunjung ke warung kopi tersebut seakan-akan aktivitas ini seperti rutinitas, dan 2. Informan yang akan lebih menjadi prioritas adalah mereka yang bersedia terlibat dan mampu untuk menggambarkan pengalaman-pengalaman mereka.