Bilangan Biner Benar Salah.docx

  • Uploaded by: Faiq Hibatulloh
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bilangan Biner Benar Salah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,679
  • Pages: 21
BILANGAN BINER

Disusun Oleh: FAIQ HIBATULLOH

111.170.032

ALVIANI PERMATASARI

111.170.037

DANANG AJI P.

111.170.048

LUTHFAN FADHILLA H.

111.170.047

SULAEMAN NURHAKIM

111.170.053

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2019

BILANGAN BINER Kebanyakan orang mengerti bila kita mengatakan bahwa kita mempunyai Sembilan keping uang logam. Angka 9 merupakan bagian dari system bilangan decimal yang kita gunakan setiap hari. Tetapi peralatan elektronika digital menggunakan suatu system bilangan asing yang disebut binner. Computer digital dan system yang berdasarkan mikroprosesor mengguanakan system angka asing lain yang disebut hexsadecimal. Setiap orang yang bekerja dibidang elektronika harus mengetahui bagaimana mengubah bilangan-bilangan dari system bilangan decimal ke bilangan binner, dan bilangan binner ke bilangan decimal yang biasa dipakai. Anda akan dapat juga mengubah system bilangan biner ke bilangan heksa decimal serta system bilangan decimal ke heksa decimal. System computer yang lain menggunakan system bilangan octal. Maka kita harus mengetahui setiap system bilangan.

I.

Digital Digital berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari. Apabila kita hitung jari jemari orang dewasa, maka berjumlah sepuluh (10). Nilai sepuluh tersebut terdiri dari 2 radix, yaitu 1 dan 0, oleh karena itu digital merupakan penggambaran dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan biner). Semua sistem komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya. Dapat disebut juga dengan istilah Bit (Binary Digit). Peralatan canggih,seperti komputer, pada prosesornya memiliki serangkaian perhitungan biner yang rumit. Dalam gambaran yang mudah-mudah saja, proses biner seperti saklarlampu, yang memiliki 2 keadaan, yaitu Off (0) dan On (1). Misalnya ada 20 lampu dan saklar, jika saklar itu dinyalakan dalam posisi A,misalnya,maka ia akan membentuk gambar bunga, dan jika dinyalakan dalam posisi B,ia akan membentuk gambar hati. Begitulah kira-kira biner digital tersebut. Konsep digital ini ternyata juga menjadi gambaran pemahaman suatu keadaan yang saling berlawanan. Pada gambaran saklar lampu yang ditekan pada tombol on, maka ruangan akan tampak terang. Namun apabila saklar lampu yang ditekan pada

tombol off, maka ruangan menjadi gelap. Kondisi alam semesta secara keseluruhan menganut sistem digital ini. Pada belahan bumi katulistiwa, munculnya siang dan malam adalah suatu fenomena yang tidak terbantahkan. Secara psikologis, manusia terbentuk dengan dua sifatnya, yaitu baik dan buruk. Konsep Yin dan Yang ternyata juga bersentuhan dengan konsep digital ini.

II.

Basis / Radik Masing – masing system bilangan dibatasi oleh basis atau radix; yaitu banyaknya angka atau “Digit” yang digunakan. Misalnya system bilangan octal, mempunyai delapan digit yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Sehingga bilangan octal adalah bilangan yang mempunyai radix; r = 8. Digit pada basis bilangan yang paling kanan disebut LSD (Least Significant Digit), yaitu digit yang mempunyai bobot paling kecil. Sedangkan digit yang paling kiri disebut MSD (Most Significant Digit) yaitu digit yang mempunyai bobot paling besar. Karena pada bilangan biner digit nya masing-masing disebut “Bit” (yang berasal dari Binary Digit), maka singkatan atau istilah LSD dapat diganti denganLSB (Least Significant Bit). Dan istilah MSD diganti pula dengan MSB (Most Significant Bit)

III.

Sistem Bilangan System bilangan merupakan suatu kode yang menggunakan symbol untuk besar sesuatu. (Roger, 1990:21). Banyak system bilangan yang bisa digunakan pada piranti digital, dan yang biasa digunakan adalah system-sistem bilangan biner, octal, decimal, dan heksa-desimal. Berikut penjelesan mengenai 4 Sistem Bilangan ini : 1. Desimal Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.

Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).

Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut, misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan :

2. Biner

Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan biner ini ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Liebni pada abad-17 dan dipopulerkan oleh John Von Neumann. Contoh Bilangan Biner 1001, Ini dapat di artikan (Di konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :

System bilangan yang paling mudah diterapkan didalam mesin digital adalah sistem bilangan biner (basis 2) karena system tersebut hanya mengenal dua keadaan dan kemudian di simbolkan dengan dua angka yakni 0 dan 1. Hal ini sesuai dengan dua keadaan system pensaklaran di dalam mesin. (sumarna, 2006:1). System bilangan biner merupakan dasar dari semua system bilangan berbasis digital, dari system bilangan biner dapat dikonversikan menjadi system bilangan oktal dan hexadecimal. System bilangan biner dapat juga disebut sebagai bit atau binary digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1 Byte/bita. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode- kode rancang bangun, seperti ASCII ( American Standard Code for Information Interchange) menggunakan system pengkodean dengan system 1 Byte. Desimal

Biner (8 bit )

0

0000 0000

1

0000 0001

2

0000 0010

3

0000 0011

4

0000 0100

5

0000 0101

6

0000 0110

7

0000 0111

8

0000 1000

9

0000 1001

10

0000 1010

11

0000 1011

12

0000 1100

13

0000 1101

14

0000 1110

15

0000 1111

16

0001 0000

3. Oktal Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Contoh Oktal 1024, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :

4. Hexadecimal Hexadesimal (Basis 16), Hexa berarti 6 dan Desimal berarti 10 adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11), C(12), D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2 unsur yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili angka 11 dan seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15. Contoh Hexadesimal F3D4, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :

IV.

Konversi Bilangan Bilangan ada dua macam, bilangan bulat dan bilanga pecahan. Untuk bilangan

bulat cara untuk mengkonversinya dapat kita lihat pada pokok pembahasannya. Namun, untuk bilangan pecahan dapat dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama mengubah bagian bulat (disebelah kiri tanda koma) dengan cara perkalian dengan basisnya atau dengan cara pembagian berulang. Tahap kedua, mengubah bagian pecahannya (disebelah kanan tanda koma) dengan cara bahwa bilangan pecahan dikalikan berulang-ulang dengan basis tujuan sampai hasil perkalian terakhir sama dengan 0 setelah setelah angka disebelah kiri tanda koma dari hasil kali setiap perkalian diambil. Contoh : Konversikan 98,37510 menjadi basis-2… Penyelesaian : Tahap 1. 9810 98

:

2

=

49,

sisa

0

49

:

2

=

24,

sisa

1

24

:

2

=

12,

sisa

0

12

:

2

=

6,

sisa

0

6

:

2

=

3,

sisa

0

3

:

2

=

1,

sisa

1

1

:

2

=

0,

sisa

1

Hasilnya

:

11000102

MSB duluan yang ditulis.

Tahap 2. 0,375 x 2

=

0,75 dan angka disebelah kiri koma adalah 0

0,75 x 2

=

1,5 dan angka disebelah kiri koma adalah 1

1,5 x 2

=

1,0 dan angka disebelah kiri koma adalah 1

Setelah 1 diambil maka sisanya adalah 0 dan proses perkalian berhenti.

Hasil pengambilan angka di sebelah kiri koma adalah: konversi selurunya adalah

0,011. Sehingga hasil

: 1100010,0112.

Tabel Perbandingan Sistem Bilangan

desimal

oktal

heksadesimal

biner

0

0

0

0

1

1

1

1

2

2

2

10

3

3

3

11

4

4

4

100

5

5

5

101

6

6

6

110

7

7

7

111

8

10

8

1000

9

11

9

1001

10

12

A

1010

11

13

B

1011

12

14

C

1100

13

15

D

1101

14

16

E

1110

15

17

F

1111

16

20

10

10000

17

21

11

10001

18

22

12

10010

19

23

13

10011

20

24

14

10100

a)

Basis-10 (Desimal)

System decimal (basis 10), mempunyai symbol angka (numeric) sebanya 10 buah symbol, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8, dan 9. Nilai suatu bilangan dalam basis 10 dapat dinyatakan sebagai

dengan N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan a = …, -3,-

2,-1,0,1,2,3,… (bilangan bulat yang menyatakan posisi relative N terhadap koma atau satuan). 32510

= 3x102+2x101+5x102

0,6110

= 0x100+6x10-1+1x10-2 = 6x10-1+1x10-2

9407,10810 = 9x103+4x102+7x100+1x10-1+8x10-3 b)

Basis-2 (Biner) Sistem biner (basis-2) mempunyai symbol angka (numeric) sebanyak 2 buah

symbol, yaitu 0, dan 1. Nilai suatu bilangan basis-2 dalam basis10 dapat dinyatakan sebagai dengan N = 0 atau 1; dan a = …, -3, -2, -1,0, 1, 2, 3,… (bilangan bulat dalam decimal yang menyatakan posisi relative N terhadap koma atau satuan). 11012= 1 x 23 + 1 x 22 + 1 x 20 =8+4+1 = 1310 0,101 = 1 x 20 + 1 x 2-1 + 0 x 2-2 + 1 x 2-3 = 0 + 0,5 + 0 + 0,125 = 0,62510 11,01 = 1 x 21 + 1 x 20 + 1 x 2-2 = 2 + 1 + 0,25 = 3,2510 c)

Basis-8 (Oktal)

System octal (basis-8) mempunyai symbol angka (numeric) sebanyak 8 buah symbol, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. Nilai suatu bilangan basis-8 dalam basis-10 dapat dinyatakan sebagai

dengan N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, atau 7; dan a = …, -3, -

2, -1, 0, 1, 2, 3,… (bilangan bulat dalam decimal yang menyatakan posisi relative N terhadap koma atau satuan).

Contoh : 647,358 = 6 x 82 + 4 x 81 + 7 x 80 + 3 x 8-1 + 5 x 8-2 = 384 + 32 + 7 + 0,375 + 0,078125 = 423, 45312510 d)

Basis-16 (Heksa-Desimal)

System Heksa-Desimal (basis-16) mempunyai symbol angka (numeric) sebanyak 16 simbol. Karena angka yang telah dikenal ada 10 maka perlu diciptakan 6 simbol angka lagi yaitu A, B, C, D, E, dan F dengan nilai A16 = 1010; B16 =1110; C16 = 1210; D16 = 1310; E16 = 1410; dan F16 = 1510. Dengan demikian symbol angka-angka untuk sistem heksa - desimal adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, dan F. Nilai suatu bilangan basis-16 dalam basis - 10 dapat dinyatakan sebagai dengan N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 11, 12, 13, 14, atau 15; dan a = …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3,… (bilangan bulat dalam decimal yang menyatakan posisi relative N terhadap koma atau satuan). Contoh : 584AED16 = 5 x 165 + 8 x 164 + 4 x 163 + 10 x 162 + 14 x 161 + 13 x 160 = 5242880 + 524288 + 16384 + 2560 + 224 + 13 = 578634910. E,1A16

= 14 x 160 + 1 x 16-1 + 10 x 16-2

= 14 + 0,0625 + 0,0390625 = 14,0664062510. e)

Konversi (Pengubahan) Bilangan Ada kalanya kita perlu menyatakan suetu bilangan dalam basis yang berbeda atau

mengubah (mengkonversi) suatu bilangan dari suatu basis ke basis yang lain. Misalkan, kemversi bilangan dari basis-2 ke basis-10, konversi dari basis-10 ke basis2, dan sebagai nya. f)

Konversi Desimal (basis-10) ke Biner (basis-2)

Konversi bilangan decimal ke biner dapat dilakukan dengan cara pembagian. Bilangan yang diubah secara berturut – turut dibagi 2, dengan memperhatikan sisa pembagiannya. Sisa pembagian akan bernilai 0 atau 1, yang akan membentuk

bilangan biner dengan sisa yang terakhir menunjukkan MSN nya. Sebagai contoh, untuk mengubah 5210 menjadi bilangan biner diperlukan langkah-langkah berikut : 52 / 2

=

26 sisa 0, LSB

26 / 2

=

13 sisa 0

13 / 2

=

6 sisa 1

6/2

=

3 sisa 0

3/2

=

1 sisa 1

1/2 =

0 sisa 1, MSB

Sehingga, 5210 = 1101002 g)

Konversi Desimal (basis-10) ke Oktal (basis-8)

Konversi bilangan Desimal ke Biner dapat di lakukan dengan pembagian berulang. Cara ini sangat bagus untuk decimal yang kecil maupun yang besar. Cara konversinya adalah membagi bilangan decimal dan hasil baginya secara berulang dengan basis-8 kemudian menuliskan sisanya sehingga diperoleh hasil bagi 0. Hasil Konversinya adalah menuliskan sisa pertama pada posisi yang paling kecil dan sisa terakhir pada posisi yang paling besar. Contohnya : 1)

Ubahlah bilangan 136810 ke dalam basis-8 yang setara! Penyelesaian : 1386 / 8

=

171,

sisa 0

171 / 8

=

21,

sisa 3

21 / 8

=

2,

sisa 5

2/8

=

0,

sisa 2

Sisa dituliskan dari bawah : 25308 h)

Konversi Desimal (basis-10) ke Heksa-Desimal (basis-16)

Sama dengan pengubahan Desimal ke biner dan ke octal, decimal ke Heksa-desimal juga dapat di cari dengan menggunakan pembagian berulang. Contoh : 1)

Ubahlah Bilangan 1900610 ke dalam heksa-desimal yang setara! Penyelesaian :

19006 / 16

=1187,sisa 14 = E

1187 / 16

=74,

sisa 3

74 / 16

=4,

sisa 10 = A

4 / 26

=0,

sisa 4

Sisa dituliskan dari bawah : Jadi 1900610 = 4A3E16 i)

Konversi Biner (basis-2) ke Desimal (basis-10) Untuk mengubah dari basis-2 ke basis-10, dapat dinyatakan dengan :

Contoh : = 1 x 23 + 1 x 22 + 1 x 20

11012

=8+4+1 = 1310 j)

Konversi Biner (basis-2) ke Oktal (basis-8)

Pada umumnya untuk mengubah bilangan dari radix yang satu ke radix yang lainnya dapat dilakukan dengan mengubahnya dulu menjadi bilangan decimal( diubah dengan rumus N / bobot bilangan ), setelah itu baru dilakukan perubahan ke system bilangan octal (cara pembagian dengan radix terus-menerus sampai habis). Untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan octal ada cara lain yang lebih mudah yaitu dengan cara mengubah langsung. Hal itu dilakukan dengan mengelompokkan bit – bit bilngan biner tersebut tiga – tiga dimulai dari LSB. Masing – masing kelompok itu kemudian di baca bobot bilangan tersebut sudah merupakan bilangan oktalnya. Contoh : 1)

Ubahlah Bilangan 1101002 ke dalam octal yang setara! Penyelesaian : Cara 1. Bilangan biner diubah menjadi bilangan Desimal, : 1101002

=

( 0 x 20 + 0 x 21 + 1 x 22 + 0 x 23 + 1 x 24 + 1 x 25 )

=

4 + 16 + 32

=

5210

Kemudian 5210 baru diubah ke bilangan ocktal : 52 :

8

=

6, sisa 4

6

8

=

0, sisa 6

:

Sisa dituliskan dari bawah : 648 Cara 2. Dengan mengelompokkan bit-bit bilangan biner tersebut menjadi tiga-tiga . kemudian dapat dilihat nilai nya di table nilai biner ke octal. (110100)2 110100

=

Dapat dituliskan 648

k)

Konversi Biner (basis-2) ke Heksa-Desimal (basis-16)

Mengubah bilangan biner menjadi bilangan heksa-desimal dapat dilakukan dengan mengubah dulu bilangan biner menjadi bilangan decimal biasa, kemudian diubah menjadi bilangan heksa-desimal dengan cara pembagian oleh radix 16, terus – menerus sampai habis. Cara kedua yaitu pengubahan langsung dilakukan dengan mengelompokkan menjadi empat bit dimulai dari LSB. Contoh. 1)

Ubahlah Bilangan 1101002 ke dalam heksa-desimal yang setara! Penyelesaian : Cara 1. Bilangan biner diubah menjadi bilangan Desimal, : 1101002

=( 0 x 20 + 0 x 21 + 1 x 22 + 0 x 23 + 1 x 24 + 1 x 25 )

=4 + 16 + 32 =5210 Kemudian 5210 baru diubah ke bilangan Heksa-desimal : 52 :

16

= 3, sisa 4

3

16

=0, sisa 3

:

Sisa dituliskan dari bawah : 3416

Cara 2. Dengan mengelompokkan bit-bit bilangan biner tersebut menjadi empat . kemudian dapat dilihat nilai nya di table nilai biner . (110100)2

110100 l)

=

Dapat dituliskan 3416

Konversi Oktal (basis-8) ke Biner (basis-2)

Contoh : 1)

Ubahlah Bilangan 648 ke dalam Biner yang setara! Penyelesaian :

a.

Bilangan octal diubah ke Desimal =( 4 x 80 + 6 x 81 )

648

=5210 2)

Bilangan Desimal baru biubah ke Biner 52 :

2

=

26,

sisa

0

26 :

2

=

13,

sisa

0

13 :

2

=

6,

sisa

1

6 :

2

=

3,

sisa

0

3 :

2

=

1,

sisa

1

1 :

2

=

0,

sisa

1

Maka didapatkan 648

=

1101002

m) Konversi Oktal (basis-8) ke Desimal (basis-10) Contoh 1)

:

Ubahlah Bilangan 648 ke dalam Desimal yang setara! Penyelesaian : Bilangan octal diubah ke Desimal 648 =5210

=( 4 x 80 + 6 x 81 )

n)

Konversi Oktal (basis-8) ke Heksa-Desimal (basis-16)

Contoh : 1)

Ubahlah Bilangan 648 ke dalam Heksa-Desimal yang setara! Penyelesaian : Bilangan octal diubah ke Desimal ( 4 x 80 + 6 x 81 )

648=

= 5210 Bilangan Desimal ke bilangan Heksa-Desimal 52 :

16

=

3

sisa

4

3

16

=

0

sisa

3

:

Jadi didapatkan o)

648

=

3416

Konversi Heksa-Desimal (basis-16) ke Biner (basis-2)

Contoh

:

Ubahlah Bilangan 3416 ke dalam Biner yang setara! Penyelesaian :

-

Bilangan Heksa-desimal diubah ke Desimal 3416

=( 4 x 160 + 3 x 161 )

=5210 -

Bilangan Desimal biubah ke Biner 52

:

2

=

26,

sisa

0

26

:

2

=

13,

sisa

0

13

:

2

=

6,

sisa

1

6

:

2

=

3,

sisa

0

3

:

2

=

1,

sisa

1

1

:

2

=

0,

sisa

1

Maka didapatkan 3416 = p)

1101002

Konversi Heksa-Desimal (basis-16) ke Oktal (basis-8)

Contoh

:

Ubahlah Bilangan 3416 ke dalam Biner yang setara!

Penyelesaian : 1.

Bilangan Heksa-desimal diubah ke Desimal 3416

=( 4 x 160 + 3 x 161 )

=5210 2.

Bilangan Desimal diubah ke Oktal

6

52

:

8

=

6,

sisa

:

8

=

0,

sisa

6

=

648

Maka didapatkan 3416 q)

Konversi Heksa-Desimal (basis-16) ke Desimal (basis-10)

Contoh 1.

4

:

Ubahlah Bilangan 3416 ke dalam Desimal yang setara! Penyelesaian : 3416

=( 4 x 160 + 3 x 161 )

=5210

V.

KODE YANG MEWAKILI DATA

Data yang disimpan di komputer pada main memory untuk diproses. Sebuah karakter data disimpan dalam main memory menempati posisi 1 byte. Komputer generasi pertama, 1 byte terdiri dari 4 bit, komputer generasi kedua 1 byte terdiri dari 6 bit dan komputer generasi sekarang, kebanyakan 1 byte terdiri dari 8 bit. Suatu karakter yang disimpan di main memory diwakili dengan kombinasi dari digit biner (binary digit atau bit). Dengan sistem bilangan biner yang sudah dibahas sebelumnya, dapat dipergunakan suatu kode biner untuk mewakili suatu karakter. Suatu komputer yang berbeda menggunakan kode biner yang berbeda untuk mewakili suatu karakter. Komputer yang 1 byte terdiri 4 bit, menggunakan kode biner yang berbentuk kombinasi 4 bit, yaitu BCD (Binary Coded Decimal). Komputer yang menggunakan 6 bit untuk 1 byte-nya, menggunakan kode biner yang terdiri dari kombinasi 6 bit, yaitu SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Interchange Code).

Komputer yang 1 byte terdiri dari kombinasi 8 bit, yaitu EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) atau ASCII (American Standad Code for Information Interchange). 1. BCD (Binary Coded Decimal) BCD (Binary Coded Decimal) merupakan kode biner yang digunakan hanya untuk mewakili nilai digit desimal saja, yaitu nilai angka 0 sampai dengan 9. BCD menggunakan kombinasi dari 4 bit, sehingga sebanyak 16 (24=16) kemungkinan kombinasi yang bisa diperoleh dan hanya 10 kombinasi yang dipergunakan. Kode BCD yang orisinil sudah jarang dipergunakan untuk komputer generasi sekarang, karena tidak dapat mewakili huruf atau simbol-simbol karakter khusus. BCD dipergunakan untuk komputer generasi pertama. Cara mengkonversi bilangan Desimal ke kode BCD adalah dengan cara mengkonversikan setiap digit 1 desimal menjadi 2 digit biner. (Perpangkatan 2) Contoh : Konversikan 17010 =…… BCD Penyelesaian : Setiap digit desimal konversikan ke 4 digit biner. 110 = 0001 710= 0111 010 = 0000 Sehingga kita bisa simpulkan bahwa 17010 adalah 000101110000 BCD 2. SBCDIC ( Standard Binary Coded Decimal Interhange Code) SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Interchange Code) merupakan kode biner perkembangan dari BCD. BCD dianggap tanggung, karena masih 6 kombinasi yang tidak dipergunakan, tetapi tidak dapat dipergunakan untuk mewakili karakter yang lainnya. SBCDIC menggunakan kombinasi 6 bit, sehingga lebih banyak kombinasi yang bisa dihasilkan, sebanyak 64 (26=64)

kombinasi kode, yaitu 10 kode untuk digit angka, 26 kode untuk huruf alphabetik dan sisanya karakter-karakter khusus yang dipilih. Posisi bit di SBCDIC dibagi menjadi 2 zone, yaitu 2 bit pertama (diberi nama bit A dan bit B) disebut dengan alpha bit position dan 4 bit berikutnya (diberi nama bit 8, bit 4, bit 2 dan bit 1) disebut dengan numeric bit position. 3. EBCDIC (Extended Binary Coded Decimal Interchange Code) EBCDIC singkatan dari Extended Binary Coded Decimal Interchange Code terdiri dari kombinasi 8 bit yang memungkinkan untuk mewakili karakter sebanyak 256 (28=256) kombinasi karakter. Pada EBCDIC, high order bits atau 4-bit pertama disebut dengan zone bits dan low order bits atau 4 bit kedua disebut dengan numeric bits.

VI.

Kesimpulan Dari makalah yang kami susun dapat disimpulkan bahwa :

1. Dalam rangkaian logika system bilangan yang sering digunakan adalah biner, octal, decimal, dan Heksa-desimal. 2. Banyaknya digit atau suku angka yang di pergunakan dalam system bilangan disebut Radix. 3. System bilangan Biner terdiri dari 2 angka yaitu 0 dan 1. 4. System bilangan Oktal terdiri dari 8 angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7. 5. System bilangan Desimal terdiri dari 10 angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. 6. Sistem bilangan Heksa-Desimal terdiri dari 16 angka yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E dan F. 7. Pada umumnya mengubah bilangan decimal menjadi radix lain dapat dilakukan dengan cara pembagian terus-menerus. 8. Untuk mengubah bilangan dari satu ke radix yang lain dapat dilakukan melalui perubahan ke decimal dulu, baru kemudia diubah ke system bilangan yang di kehendaki.

9. Untuk mengubah bilangan biner ke bilangan lainnya, dapat juga dengen mengelompokkan bit-bit bilangan biner di mulai dari LSB, dengan pengelompokan tiga-tiga untuk octal, dan empat-empat untuk Heksa-desimal.

VII.

Pertanyaan dan Jabawan 1. Digital berasal dari kata Digitus 2. Bit merupakan singkatan dari Binary Technology. 3. istilah LSD dapat diganti dengan LSB 4. MSD diganti pula dengan MSB (Most Significant Bit) 5. Benarkah Basis-8 disebut juga Binary 6. System bilangan Biner terdiri dari 2 angka yaitu 0 dan 1. 7. Banyaknya digit atau suku angka yang di pergunakan dalam system bilangan disebut Radix. 8. EBCDIC singkatan dari Extended Binary Coded Decimal International Code 9. SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Interchange Code 10. BCD (Binary Coded Digit)

JAWABAN 1. Benar 2. Salah 3. Benar 4. Benar 5. Salah 6. Benar 7. Benar 8. Salah 9. Benar 10. Salah

DAFTAR PUSTAKA

http://milakarmiati.blogspot.com/2014/01/makalah-bilangan-biner.html

diakses

pada

tanggal 12 februari 2019 http://syahroel50.blogspot.com/2013/12/makalah-sistem-bilangan-biner.html diakses pada tanggal 12 februari 2019 https://www.ketutrare.com/2018/07/perkalian-bilangan-biner.html diakses pada tanggal 12 februari 2019

Related Documents

Benar
May 2020 56
Denny-biner
June 2020 21
Pohon Biner
June 2020 23
Matematika Biner
November 2019 30

More Documents from "Eko Kurniawan Khannedy"