Berfikir Membangun Usaha Baru, pengambilan alihan usaha dan penggabungan usaha
Kelompok : 4 Dea Ananda Dian Juwita Egie Octafiranti Fadilla Liza Elfira Prity Delima India Restu Hifziati Ummi Winda Yusma
Sub Pokok Bahasan Membuat usaha baru Definisi akuisisi dan merger
Tujuan akuisisi dan merger Klasifikasi akuisisi dan merger Kelebihan dan kekurangan akuisisi dan merger Penyebab kegagalan dan akuisisi dan merger
MEMBUAT USAHA BARU
SUMBER IDE USAHA BARU Menurut penelitian di Amerika yang dilakukan oleh NFIB Foundation (1990), sumber ide untuk bisnis baru adalah sebagai berikut :
Dari pekerjaan terdahulu (43%) Hobi / Minat pribadi (18%) Adanya kesempatan / peluang (10%) Saran orang lain (8%) Pendidikan / Kursus (6%) Teman / Saudara (6%) Bisnis keluarga (6%) Lain-lain (3%)
Longenecker, et. all, (2001) mengungkapkan beberapa sumber ide awal pendirian usaha baru, perusahaan. Sumber ide awal tersebut dapat berasal
dari: 1. Pengalaman pribadi Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi konsep bisnis dalam lokasi berbeda. 2. Minat Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis. Misalnya, seorang murid yang suka berolahraga ski mungkin dapat memulai bisnis
penyewaan alat-alat ski. Dengan demikian, ia mendapatkan penghasilan dari kegiatan yang dia senangi.
3. Penemuan secara tidak sengaja Penemuan secara tidak sengaja melibatkan sesuatu yang disebut serendipitas (kemampuan menemukan sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan secara tidak sengaja. 4. Relasi atau bisnis keluarga Ada pepatah bisnis adalah menjaga hubungan dan memperbanyak relasi. Relasi adakalanya kerjasama yang akan memunculkan ide melakukan usaha baik secara bersama maupun mandiri. Jika orang tua melakukan bisnis suka tidak suka, mau tidak mau, anak dan keluarga akan merasakan susah-enaknya berbisnis.
Sekali waktu anak dan anggota keluarga akan menemukan ide bisnis yang kadang apabila diterapkan akan berjalan.
5. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis baru akan lebih dapat menerima ide baru
dari berbagai sumber. Majalah dan tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal. Salah satu cara membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas wirausaha lain
Hermas Puspito dari ELC Digital Company mengungkapkan, ada lima poin yang harus Anda lakukan untuk Memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru, yaitu : • Jaringan • Persiapan mental • Modal • Marketing • Mulailah sekarang
1. Jaringan
Memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru harus mempunyai relasi yang luas dan banyak. “Kita tidak bisa memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru kalau tidak bisa melakukan networking,” katanya dalam Entrepreneurship Festival, di Jakarta. Memperbanyak jaringan menjadi sangat penting bagi memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru. Setiap orang dapat menjadi potensi sebagai konsumen atau bekerja sama dalam memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru.
2. Persiapan mental • Banyak orang yang takut memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru, ini karena dalam pikirannya sudah tertanam mental takut gagal atau bingung memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru. Ada juga orang yang memiliki mental jika ingin memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru harus memiliki rencana bisnis usaha yang sempurna. • Rencana bisnis usaha diperlukan, namun tidak harus sempurna karena dapat disempurnakan ketika bisnis telah berjalan. Seorang pengusaha harus memiliki mental fokus dan disiplin. Dua hal ini diperlukan untuk memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru yang telah dipersiapkan.
3. Modal
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru. Banyak orang ingin memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru, namun tak mempunyai modal sehingga tidak jalan. Padahal, untuk memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru bisa dilakukan tanpa modal atau modal kecil.
4. Marketing Seorang pengusaha harus mengetahui kelebihan produk yang membedakan dengan barang sejenis. Setelah itu, dipadukan dengan promosi yang menarik sehingga dapat menarik orang untuk membeli produk. Marketing juga dapat dipadukan dengan networking, sehingga menjadi komunikasi marketing yang terintegrasi.
5. Mulailah sekarang • Keempat langkah tadi tidak akan jalan jika tidak dimulai sekarang. Dalam memulai & Membuka Bisnis Usaha Baru seorang pengusaha harus terus mengembangkan diri dengan membaca buku dan mendatangi seminar-seminar pengusaha untuk memotivasi diri.
Definisi Akuisisi dan Merger
Akuisisi
Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).
Akuisisi Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris), secara harfiah akuisisi mempunyai makna membeli atau mendapatkan sesuatu/obyek untuk ditambahkan pada sesuatu/obyek yang telah dimiliki sebelumnya. Dalam teminologi bisnis, akuisisi dapat diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau aset suatu perusahaan oleh perusaahaan lain (Muhammad Aji, 2010).
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 27 Tahun 1988
Mendefinisikan merger sebagai perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua perseroan atau lebih untuk menggabungkan diri dengan perseroan lain yang telah ada dan selanjutnya perseroan yang menggabungkan diri menjadi bubar.
Merger Merger berasal dari bahasa latin “mergerer” yang berarti (1) bergabung, bersama, menyatu, berkombinasi (2) menyebabkan hilangnya identitas karena terserap atau tertelan sesuatu. Merger merupakan kombinasi dari dua perusahaan atau lebih untuk membentuk sebuah perusahaan baru (Scott C. Whitaker, 2012)
merger
Merger atau amalgamation , merupakan penggabungan bersama dua atau lebih perusahaan menjadi satu bisnis menurut basis yang disetujui semua pihak oleh manajemen perusahaan dan pemegang saham. Merger merupakan satu bentuk pertumbuhan eksternalm(external growth ) yang meliputi perusahaan-perusahaan yang melakukan ekspansi horisontal, vertikal atau konglomerasi (Christopher, 2006: 373).
Tujuan Akuisisi dan Merger
Motif dan teori yang melatar belakangi perusahaan untuk melakukan aktivitas merger dan akuisisi menurut Weston dan Copeland (1997) yaitu sebagai berikut:
Adanya manajemen yang tidak efisien
Penyusunan kembali Insentif Manajerial
Kutukan bagi pemenang
Untuk menciptakan adanya sinergi operasi
Masalah keagenan dan Manajerialisme
Kekuatan Pasar
Menciptakan sinergi keuangan
Informasi dan pemberian tanda
Pertimbangan Pajak
Penyusunan kembali strategis
Penilaian Terlalu rendah sehingga menciptakan keuntungan bagi perusahaan pengakuisisi
Redistribusi
Sedangkan menurut Agus Sartono (2001) Alasan perusahaan melakukan merger dan akuisisi adalah sebagai berikut: 1. Economies of Scale Dengan M&A perusahaan dapat mencapai skala operasi yang ekonomis. Skala ekonomis disini adalah skala operasi dengan biaya rata-rata terendah. Dengan melakukan M&A duplikasi fasilitas operasi dapat dihilangkan, serta dapat memberikan pemasaran yang lebih efisien, sistem akuntansi yang lebih baik 2. Memperbaiki Manajemen Akibat dari pengelolaan perusahaan yang tidak efisien maka profitabilitas perusahaan akan menjadi rendah
3. Penghematan Pajak Perusahaan sering mendapatkan potensi untuk menghemat pajak, tetapi karena perusahaan tidak memperoleh laba maka perusahaan tidak dapat memafaatkannya. Maka perusahaan memutuskan untuk menggabungkan usaha dengan perusahaan lain yang memperoleh laba, dengan ini pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan menjadi lebih kecil.
4. Diversifikasi / Risk Reduction Diversifikasi menjadi mudah dengan M&A dimana perusahaan tidak perlu memulai lagi dari awal untuk mempunyai lini usaha baru. Dengan diversifikasi maka risiko yang dihadapi atas suatu saham dapat dikompensasikan oleh saham lain dengan demikian risiko secara keseluruhan menjadi lebih kecil.
5. Meningkatkan Corporate Growth Rate Melalaui M&A perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhannya. Hal ini sangat dimungkinkan dengan adanya penguasaan jaringan pemasaran yang lebih luas, manajemen yang lebih baik dan efisien.
Klasifikasi Akuisisi dan Merger Tipe Akuisisi • Menurut Van Horne dan Wachowicz (2005) Akuisisi dibedakan menjadi dua yaitu :
Akuisisi Strategis
Akuisisi Keuangan
Akuisisi Strategis
Akuisisi strategis terjadi ketika sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain sebagai bagian dari strategi keseluruhan perusahaan. Hasil dari akuisisi jenis ini adalah keunggulan biaya
Akuisisi Keuangan
Akuisisi Keuangan merupakan suatu tindakan akuisisi terhadap satu atau beberapa perusahaan tertentu yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan finansial
Klasifikasi merger
Secara umum
1. 2. 3. 4.
Merger Horisontal Merger Vertikal Merger Kongeneric Merger Konglomerat
Berdasarkan prosesnya
1. Friendly Merger 2. Hostile Merger
Secara umum Merger Horisontal
Merger Vertikal
Merger horisontal terjadi bila suatu perusahaan menggabungkan diri dengan perusahaan yang ada pada satu jenis usaha yang sama
Merger vertikal terjadi bila sebuah perusahaan melakukan penggabungan dengan perusahaan yang masih memiliki keterkaitan dengan usahanya
Merger Kongeneric
Merger Konglomerat
Merger Kongeneric adalah penggabungan dua usaha yang sejenis tetapi mempunyai produk yang berbeda
Merger Konglomerat yaitu penggabungan usaha dari dua atau lebih industri yang sama sekali tidak terkait
Berdasarkan prosesnya Friendly Merger
Hostile Merger
Merger yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana kedua pihak sepakat untuk melakukan penggabungan dan percaya bahwa penggabungan ini akan membawa manfaat bagi kedua belah pihak
ketika kedua belah pihak tidak mencapai kata sepakat dalam penggabungan usaha dimana perusahaan target merasa harga yang ditawarkan terlalu rendah dan juga dimungkinkan dengan ketakutan para manajer akan kehilangan jabatan ketika terjadi penggabungan usaha
Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi dan Marger
Kelebihan Akuisisi 1. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
2. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
3. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).
4. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi
Kekurangan Akuisi 1. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi.
Kelebihan Merger Pengambil alihan melalui merger lebih sederhana serta lebih murah dibandingkan bentuk pengambilalihan yang lain
Kekurangan Merger Dibandingkan akuisisi, waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan merger cenderung lebih lama karena dalam merger harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan, yang tentunya akan memakan waktu lama dalam perundingan untuk menyakinkan mereka tentang manfaat dari merger ini.
Penyebab Kegagalan akuisisi dan marger
Berdasarkan studi Society for Human Resources Management Foundation dan Towers Perrin pada tahun 2000 (Rei, 2004) ada 7 penghalang utama dalam mencapai hasil dari merger atau akuisisi yang diharapkan, yaitu:
Ketidakmampuan mempertahankan kinerja keuangan Menurunnya produktivitas Perbedaan budaya antar-organisasi yang terlibat merger
Hilang/mundurnya para karyawan andalan Persaingan atau pertentangan gaya/ego antaranggota manajemen Ketidakmampuan melakukan manajemen perubahan Lemahnya komunikasi dan ketidakjelasan tujuan merger atau sinergi
Penyebab kegagalan akuisisi dan merger lainnya
1. Apabila penggabungan usaha tidak dibatasi dalam jenis dan skala usahanya, maka cenderung dapat menimbulkan free fight liberalism , yang pada akhirnya bermuara pada struktur pasar baru yang monopolistis. 2. Sentralisasi pengambilan keputusan dapat dimanfaatkan untuk melakukan manipulasi pelaporan hasil usaha, pelaporan kekayaan perusahaan maupun manipulasi melalui transfer pricing. Cara ini sering disebut conglomerate game.
3. Dengan adanya sentralisasi pengambilan keputusan, maka kepentingan tiap perusahaan anak disubordinasikan pada kepentingan perusahaan induk yang pada gilirannya dapat berdampak negatif dan destruktif, seperti peluang yang semakin besar dan mudah untuk membentuk semacam trust dan kartel. Kondisi ini juga memungkinkan terbentuknya community of interest diantara konglomerat yang tidak sejalan dengan kepentingan nasional.
4. Kecenderungan timbulnya praktik reprocity yakni penciptaan kondisi yang memungkinkan kesepakatan sejumlah perusahaan yang tergabung, untuk saling membeli barang dan jasa yang dihasilkan masing-masing perusahaan tersebut tanpa mempertimbangkan keadaan pasaran, sehingga membatasi atau meniadakan akses pasar bagi pesaing. Apabila kondisi ini semakin berkembang maka dapat menimbulkan ketimpangan ekonomi terutama terdesaknya usaha-usaha kecil dan menengah.
5. Integrasi Horisontal dengan tujuan mengurangi jumlah pesaing maupun vertikal dengan tujuan membatasi kemampuan pesaing melalui penguasaan sejumlah mata rantai produksi dari hulu sampai hilir dapat berdampak kepada melemahnya mekanisme pasar yang menjurus kepada monopoli