BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR)
Disusun Oleh : M. Badrushshalih Ferani Nusi C Roisca Dyah P. Triyadini Puput Pangesti Herta Vika
M. Zaky Antony Kurniawan Untung Imam S.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMUILMU KESEHATAN JURUSAN KEPERAWATAN PURWOKERTO 2007 DEFINISI Bayi berat badan lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pada tahun 1961 oleh WHO semua bayi yang baru lahir dengan berat lahir kurang dari 2500 gram disebut Low Birth Weight Infants ( BBLR). Berdasarkan pengertian di atas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi 2 golongan: 1. Prematuritas murni. Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan ( NKBSMK). 2. Dismaturitas. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm, term, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan Kecil untuk Masa Kehamilan (NKB KMK). Neonatus Cukup BulanKecil Masa Kehamilan ( NCBKMK ), Neonatus Lebih BulanKecil Masa Kehamilan (NLB KMK ).
ETIOLOGI 1. Faktor Ibu. a. Penyakit Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya: perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut. b. Usia ibu Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multigravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26 – 35 tahun. c. Keadaan sosial ekonomi Keadaan ini sangat berperanan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah.ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah. d. Sebab lain ibu perokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik. 2. Faktor janin. Hidramion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom 3. Faktor lingkungan Tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zatzat racun.
PATOFISIOLOGI Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi
yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.
MANIFESTASI KLINIS 1. Fisik. bayi kecil pergerakan kurang dan masih lemah kepala lebih besar dari pada badan berat badan < 2500 gram 2. Kulit dan kelamin kulit tipis dan transparan lanugo banyak rambut halus dan tipis genitalia belum sempurna 3. Sistem syaraf refleks moro refleks menghisap, menelan, batuk belum sempurna. 4. Sistem muskuloskeletal axifikasi tengkorak sedikit ubunubun dan satura lebar tulang rawan elastis kurang otototot masih hipotonik tungkai abduksi sendi lutut dan kaki fleksi
5. Sistem pernafasan pernafasan belum teratur sering apnoe frekwensi nafas bervariasi
KOMPLIKASI 1. Sindroma distress respiratori idiopatik Terjadi pada 10% bayi kurang bulan. Nampak konsolidasi paru progresif akibat kurangnya surfaktan yang menurunkan tegangan permukaan di alveoli dan mencegah kolaps. Pada waktu atau segera setelah lahir bayi akan mengalami : a) rintihan waktu inspirasi b) napas cuping hidung c) kecepatan respirasi leih dari 70/ menit d) tarikan waktu inspirasi pada sternum ( tulang dada ) Nampak gambaran sinar X dada yang khas bronkogrm udara dan pemeriksaan gas darah menunjukkan : a) kadar oksigen arteri menurun b) konsentrasi CO2 meningkat c) asidosis metabolic Pengobatan dengan oksigen yang dilembabkan, antibiotika, bikarbonas intravena dan makanan intravena. Mungkin diperlukan tekanan jalan positif berkelanjutan menggunakan pipa endotrakea. Akhirnya dibutuhkan pernapasan buatan bila timbul gagal napas dengan pernapasan tekanan positif berkelanjutan. 2. Takipnea selintas pada bayi baru lahir Paru sebagian bayi kurang bulan dan bahkan bayi cukup bulan teteap edematous untuk beberapa jam setelah lahir dan menyebabkan takipnea. Keadaan ini tidak berbahaya, biasanya tidak akan menyebabkan tanda tanda distress respirasi lain dan
membaik kembali 1224 jam setelah lahir. Perdarahan intraventrikular terjadi pada bayi kurang bulan yang biasanya lahir normal. Perdarahan intraventrikular dihubungkan dengan sindroma distress respiratori idiopatik dan nampaknya berhubungan dengan hipoksia pada sindroma distress respirasi idiopatik. Bayi lemas dan mengalami serangan apnea. 3. Fibroplasias retrolental Oksigen konsentrasi tinggi pada daerah arteri berakibat pertumbuhan jaringan serat atau fibrosa di belakang lensa dan pelepasan retina yang menyebabkan kebutaan.hal ini dapat dihindari dengan menggunakan konsentrasi oksigen di bawah 40% ( kecuali bayi yang membutuhkan lebih dari 40 % ). Sebagian besar incubator mempunyai control untuk mencegah konsentrasi oksigen naik melebihi 40% tetapi lebih baik menggunakan pemantau oksigan perkutan yang saat ini mudah didapat untuk memantau tekanan oksigen arteri bayi. 4. Serangan apnea Serangan apnea disebabkan ketidakmampuan fungsional pusat pernapasan atau ada hubungannya dengan hipoglikemia atau perdarahan intracranial. Irama pernapasan bayi tak teratur dan diselingi periode apnea. Dengan menggunakan pemantau apneadan memberikan oksigen pada bayi dengan pemompaan segera bila timbul apnea sebagian besar bayi akan dapat bertahan dai serangan apnea, meskipun apnea ini mungkin berlanjut selama beberapa hari atau minggu. Perangsang pernapasan seperti aminofilin mungkin bermanfaat. 5. Enterokolitis nekrotik Keadaan ini timbul terutama pada bayi kurang bulan dengan riwayat asfiksia. Dapat juga terjadi setelah transfuse tukar. Gejalanya : kembung, muntah, keluar darah dari rectum dan berak cair, syok usus dan usus mungkin mengalami perforasi. Pengobatan diberikan pengobatan gentamisin intravena, kanamisin oral. Hentikan minuman oral
dan berikan pemberian makanan intravena. Mungkin diperlukan pembedahan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.00024.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis ). 2. Hematokrit (Ht) : 43% 61% (peningkatan sampai 65 % atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal /perinatal). 3. Hemoglobin (Hb) : 1520 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan). 4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 12 hari, dan 12 mg/dl pada 35 hari. 5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 46 jam pertama setelah kelahiran ratarata 4050 mg/dl meningkat 6070 mg/dl pada hari ketiga. 6. Pemantauan elektrolit ( Na, K, CI) : biasanya dalam batas normal pada awalnya. 7. Pemeriksaan Analisa gas darah.
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultra sonografi. 2. Memeriksa kadar gula darah ( true glukose ) dengan dextrostix atau laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi. 3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya. 4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi SMK. 5. Melakukan trachealwashing pada bayi yang diduga akan menderita aspirasi mekonium.
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan dan bila frekwensi lebih dari 60x/ menit dibuat foto thorax.
PENATALAKSANAAN Mengingat belum sempurnanya kerja alatalat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian makanan dan bila perlu oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi. 1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas/ BBLR Bayi prematuritas dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam rahim. Bila bayi dirawat dalam inkubator maka suhu bayi dengan berat badan , 2 kg adalah 35 derajat celcius dan untuk bayi dengan berat badan 22,5 kg adalah 33 34 derajat celcius. Bila inkubator tidak ada bayi dapat dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi air panas, sehingga panas badannya dapat dipertahankan. 2. Nutrisi Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna, lambung kecil, enzim pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 35 gr/kg BB dan kalori 110 kal/kg BB sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung. Refleks menghisap masih lemah,sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi frekwensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang paling utama,sehingga ASI lah yang paling dahulu diberikan. Bila faktor menghisapnya
kurang maka ASI dapat diperas dan diminumkan dengan sendok perlahanlahan atau dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan diberikan sekitar 5060 cc/kg BB/ hari dan terus dinaikkan sampai mencapai sekitar 200 cckg BB/ hari. 3. Menghindari infeksi Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih lemah,kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan anti bodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas ( BBLR). Dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
PENGKAJIAN 1. Aktivitas/ istirahat Bayi sadar mungkin 23 jam beberapa hari pertama tidur sehari ratarata 20 jam. 2. Pernafasan Takipnea sementara dapat dilihat, khususnya setelah kelahiran cesaria atau persentasi bokong. Pola nafas diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen, perhatikan adanya sekret yang mengganggu pernafasan, mengorok, pernafasan cuping hidung. 3. Makanan/ cairan Berat badan ratarata 2500 – 4000 gram ; kurang dari 2500 gr menunjukkan kecil untuk usia gestasi, pemberian nutrisi harus diperhatikan. Bayi dengan dehidrasi harus diberi infus. Beri minum dengan tetes ASI/ sonde karena refleks menelan BBLR belum sempurna,kebutuhan cairan untuk bayi baru lahir 120 150m1/kg BB/ hari. 4. Berat badan Kurang dari 2500 gram
5. Suhu BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan. 6. Integumen Pada BBLR mempunyai adanya tandatanda kulit tampak mengkilat dan kering.
DIAGNOSA KEPERAWATAN Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan maturitas pusat pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Tidak Efektifnya Termoregulasi Pada bayi lahir dengan berat badan bayi rendah dapat terjadi termoregulasi yang tidak efektif hal ini dapat disebabkan karena jaringan lemak pada subkutan yang kurang, sistem termoregulasi yang imatur, masalah tersebut dapat dilakukan tindakan keperawatan dengan cara mempertahankan temperatur pada aksila (36,537,2 derajat Celsius) dengan cara mengkaji temperatur pada aksila tiap 14 jam, mempertahankan suhu lingkungan yang netral, mempertahankan suhu bayi ke dalam inkubator, mempertahankan kestabilan kebutuhan oksigen dengan mengkaji status respiratori. 2. Intoleransi Aktivitas Intoleransi aktivitas ini dapat disebabkan karena prematuritas serta sistem susunan syaraf yang imatur, masalah ini dapat diatasi dengan cara mempertahankan kestabilan oksigen dengan melakukan monitoring pada nadi, mengkondisikan lingkungan yang nyaman, menyediakan monitoring jantung dan paru, mengurangi stimulasi dengan mengkaji selama aktivitas. 3. Resiko Tinggi Gangguan Integritas Kulit
Masalah ini dapat disebabkan karena adanya faktor mekanik, adanya imaturitas pada kulit dan adanya imobilitas, masalah ini dapat dilakukan tindakan keperawatan dengan mengkaji kulit dan membran mukosa tiap 24 jam, mengatur posisi tiap 24 jam, menghindari penggunaan lotion, krem atau powder yang berlebih. 4. Resiko Tinggi Infeksi Resiko tinggi infeksi dapat disebabkan karena sistem imunitas yang masih imatur atau prosedur invasif, masalah ini dapat diatasi dengan mengkaji tanda vital tiap 12 jam, mempertahankan lingkungan dalam suhu normal, memperthankan prinsip aseptik sebelum kontak dengan pasien.
Cara Perawatan Bayi dalam Inkubator Merupakan cara memberikan perawatan pada bayi dengan dimasukkan ke dalam alat yang berfungsi membantu terciptanya suatu lingkungan yang cukup dengan suhu yang normal. Dalam pelaksanaan perawatan di dalam inkubator terdapat dua cara yaitu dengan cara tertutup dan terbuka. Inkubator tertutup: 1. Inkubator harus selalu tertutup dan hanya dibuka dalam keadaan tertentu seperti apnea, dan apabila membuka incubator usahakan suhu bayi tetap hangat dan oksigen harus selalu disediakan. 2. Tindakan perawatan dan pengobatan diberikan melalui hidung. 3. Bayi harus keadaan telanjang (tidak memakai pakaian) untuk memudahkan observasi. 4. Pengaturan panas disesuaikan dengan berat badan dan kondisi tubuh. 5. Pengaturan oksigen selalu diobservasi. 6. Inkubator harus ditempatkan pada ruangan yang hangat kirakira dengan suhu 27 derajat celcius.
Inkubator terbuka: 1. Pemberian inkubator dilakukan dalam keadaan terbuka saat pemberian perawatan pada bayi. 2. Menggunakan lampu pemanas untuk memberikan keseimbangan suhu normal dan kehangatan. 3. Membungkus dengan selimut hangat. 4. Dinding keranjang ditutup dengan kain atau yang lain untuk mencegah aliran udara. 5. Kepala bayi harus ditutup karena banyak panas yang hilang melalui kepala. 6. Pengaturan suhu inkubator disesuaikan dengan berat badan sesuai dengan ketentuan di bawah ini.
Pengaturan suhu inkubator Berat badan lahir (gram) 1500 15012000 20012500 > 2500
024 jam (º C) 3436 3334 33 3233
23 hari (º C) 3335 33 3233 32
47 hari (º C) 3334 3233 32 3132
8 hari (º C) 3233 32 32 32
Keterangan: Apabila suhu kamar 2829 derajat celcius hendaknya diturunkan 1 derajat celcius setiap minggu dan apabila berat badan bayi sudah mencapai 2000 gram bayi boleh dirawat di luar inkubator dengan suhu 27 derajat celcius.
KESIMPULAN Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran kurang dari 2500gr. BUR dapat dibagi 2 golongan yaitu
prematuritas murni dan dismaturitas. Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah sering mengalami masalah sukar bernafas, sukar dalam pemberian minum ,ikterus berat dan infeksi.Bayi juga rentan mengalami hipotermi jika tidak dalam incubator. Bayi ini memerlukan perawatan khusus. Bila fasilitas tempat bayi dilahirkan tidak memadai untuk perawatan bayi, maka bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas khusus untuk bayi yang lahir dengan berat badan rendah. Selama perjalanan ke tempat rujukan pastikan bahwa bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lembut,kering,selimuti dan pakai topi untuk menghindari kehilangan panas. Prognosis BBLR akan baik bila ditangani dengan cepat dan perawatan yang intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Bayi Berat Lahir Rendah (OnLine). Terdapat pada : http://www.keluargasehat.com/keluargaibuisi
Ennis, Sharon Axton. 2003. Pediatric Nursing Care Plans. 2nd Edition. Pearson Education. New Jersey
Faras Handayani. 2006. Berat Badan Lahir Rendah Tak Selalu Dirawat Di Rs (OnLine). Terdapat pada : http://www.tabloidnakita.com/artikel
Hidayat, Alimul A.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Penerbit Salemba Medica: Jakarta
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak I. EGC. Jakarta
Sitohang, Nur Asnah. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah. USU Repository©2006
Sowden, Betz Cicilia. 2002. Keperawatan Pediatric. EGC. Jakarta
Speirs, al.1993. Ilmu Kesehatan anak Untuk Perawat. IKIP Semarang Press.Semarang
Whaley's and Wong. 1996. Clinic Manual of Pediatric Nursing. 4th Edition. Mosby
Company
Zulhaida Lubis. 2003. Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhadap Bayi Yang Dilahirkan
(OnLine).
Terdapat
http://tumoutou.net/702_07134/zulhaida_lubis.htm
pada
: