TINDAKAN LIFE SAVING PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) NO. DOKUMEN SPO.MDGs.21
TANGGAL TERBIT SPO (STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL)
PENGERTIAN
NO. REVISI 0
HALAMAN 1/2
Ditetapkan, DIREKTUR
Pertolongan yang mungkin diberikan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) sebagai tindakan life saving pada kondisi emergensi. Memberikan pelayanan yang tepat dan segera.
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: 775/Menkes/Per/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumih Sakit; 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1051/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit. 1. Tindakan resusitasi pada bayi baru lahir Semua bayi berhak mendapatkan resusitasi sesuai dengan SOP resusitasi bayi lahir kecuali pada keadaan dibawah ini: Berat lahir < 500 gram Bayi dengan anensefalus 2. Pemberian minum dan resusitasi cairan pada bayi berat lahir rendah (BBLR) Bayi dengan berat ≥ 2000 gram tanpa adanya distres pernafasan atau masalah pada saluran gastrointestinalis, boleh segera rawat gabung di ruang rawat gabung dan mendapatkan ASI eksklusif Bayi dengan berat 2000-<2500 gram tanpa adanya distres pernafasan atau masalah pada saluran gastrointestinali, boleh segera rawat gabung di ruang perawatan metode kanguru (PMK) dan mendapatkan ASI eksklusif Bayi dengan berat 1500-2000 gram tanpa adanya distres pernafasan atau masalah pada saluran gastrointestinalis, boleh diberikan ASI atau PASI secara oral ataupun enteral (OGT) sesuai dengan kemampuan pasien dengan pemantauan ketat. Jika toleransi minum bayi tersebut baik dan tidak terdapat hipoglikemia dan hipotermia selama 24 jam, maka bayi boleh
dirawat di ruang perawatan metode kanguru. Bayi dengan berat ≤1500 gram atau usia kehamilan ≤32 minggu harus dipuasakan, dipasang OGT terbuka dan diberikan cairan secara parenteral (Dextrose 10 % cairan pada hari pertama). Pemantauan dilakukan selama minimal 24 jam. Jika selama pemantauan tidak ditemukan distres pernafasan atau masalah pada saluran gastrointestinalis, boleh dicoba minum, sebisa mungkin dengan ASI. PASI boleh diberikan jika tidak tersedia ASI maupun ASI donor. Minum dinaikkan bertahap disesuaikan dengan kondisibayi
TINDAKAN LIFE SAVING PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) NO. DOKUMEN SPO.MDGs.21
PROSEDUR
3.
UNIT TERKAIT
1. 2. 3. 4.
NO. REVISI 0
HALAMAN 2/2
Bayi dengan kondisi dibawah ini dapat dipertimbangankan untuk tidak mendapatkan terapi cairan yaitu ebagai berikut: - Anensefalus - Kondisi fetal lainnya Pemasangan CPAP pada bayi Jika bayi mengalami kondisi distres pernafasan, maka dapat dipertimbangkan pemasangan CPAP sebagai terapi oksigen. Bayi harus dirawat di NICU/SCN dan dipantau secara ketat tanda vitalnya (dengan bantuan monitor) dan analisis gas darah. Jika dalam pemantauan, distres pernafasan tidak membaik. Perlu dipertimbangkan pemasangan ventilator sebagai terapi oksigen yang lebih lanjut. CPAP tidak perlu diberikan pada bayi dengan kondisi sebagai berikut: - Bayi dengan berat lahir ≤1000 gram, kecuali atas permintaan orang tua dikarenakan kondisi khusus misalnya infertilita lama. - Bayi dengan anomali kongenital multipel - Bayi dengan hipoxic ischemic enchepalopaty Instalasi Gawat Darurat; Instalasi Ruang Rawat Inap; Instalasi Peristi dan Persalinan Komprehensif; Instalai Bedah Sentral.