BENCANA (DISASTER) LANJUTAN FIQI NURBAYA, SKM MKES
Longsor yang terjadi pada malam hari sering menelan banyak korban jiwa. Mayoritas orang yang tidak sempat menyelamatkan diri
karena longsoran menimpa pada saat mereka masih tidur Bila anda tinggal di daerah rawan longsor, waspadalah
jika terjadi hujan lebat terus-menerus dan kenali gejala longsor
Menurut BNPB, dari tahun 2014 – 2017 bencana tanah
longsor menjadi bencana yang paling mematikan dan banyak menimbulkan korban jiwa. Bahkan longsor kecilpun bisa menyebabkan satu keluarga meninggal dunia. Tercatat 614 kejadian tanah longsor terjadi di Indonesia pada tahun 2017.
TANAH LONGSOR
Tanah longsor salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng Pemicu longsor :
-
Getaran gempa
-
Meletusnya gunung api
-
Curah hujan tinggi
SEBELUM LONGSOR 1. Waspada curah hujan tinggi 2. Kenali dan waspadai tanda-tanda longsor 3. Pahami rencana kesiapsiagaan bencana longsor
LANJUTAN • Siapkan perlengkapan tanggap darurat • Patau informasi mengenai curah hujan dan kemungkinan tanah longsor • Bila da himbauan mengungsi segera lakukan
Terdengar suara runtuhan tanah, lumpur atau pohon
Tanah dan bukit bergetar
Kerikil berjatuhan
Tanda longsor Retakan panjang di lereng
Perubahan warna air sungai
Munculnya mata air baru secara tiba2
DI DALAM RUMAH
SAAT LONGSOR Jangan panik Segera keluar, evakuasi diri dan keluarga
Hindari jalur longsor Lari ke tempat yang lebih tinggi dan aman
DI LUAR RUMAH
Jangan panik Lari ke tempat yang lebih tinggi dan aman Perhatikan sisi tanah yang mengalami longsor
Hindari jalan longsor
SETELAH LONGSOR
Tetap waspada terhadap longsor susulan Periksa kondisi anda dan keluarga, bila mengalami cidera pastikan mendapatkan pertolongan pertama Tetap bertahan di tempat yang aman
Tunggu informasi dari pihak berwenang dan bertindaklah sesuai himbauan Jangan kembali ke rumah sebelum keadaaan benar-benar aman Bila belum ada bantuan, segera hubungi pihak2 terkait penanganan bencana
Tsunami berasal dari bahasa jepang gelombang ombak lautan - Tsu lautan - Nami gelombang ombak Tsunami serangkaian gelombang ombak laut raksasa yang timbul karena adanya perubahan struktur geologis dasar laut dalam volume sangat banyak berpindah tempat secara mendadak
Tsunami di Indonesia rata-rata terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut
TANDA-TANDA TSUNAMI • • • •
Didahului gempa besar dan lama Gelombang lebih dari satu kali Air laut mendadak surut Terdengar suara gemuruh dari air laut • Tercium bau yang tidak biasa, seperti amis/ belerang yang kuat • Hewan berlarian menjauhi pesisir
SEBELUM TSUNAMI (BILA MUNCUL TANDA2 TSUNAMI) • Kenali dan waspadai tanda-tanda tsunami • Jauhi area pantai dan tepian sungai • Ketahui tanda peringatan dini di wilayah anda • Siapkan perlengkapan darurat • Ikuti arahan dari petugas
SAAT TSUNAMI • Lari ke tempat yang tinggi atau tempat evakuasi sementara terdekat • Berjalan kaki saat evakuasi lebih dianjurkan • Ikuti petunjuk evakuasi dari petugas setempat • Hindari area aliran sungai dan jembatan • Tetap bertahan sampai keadaan dinyatakan aman oleh petugas
DI PERJALANAN (KETIKA BERKENDARA) • Segera menepi, kunci dan tinggalkan kendaraan • Lari ke tempat aman dengan berjalan kaki • Tetap bertahan sampai keadaan dinyatakan aman oleh petugas
BILA TERBAWA GELOMBANG TSUNAMI • Carilah benda terapung sebagai tempat berpegangan dan menghemat tenaga
PENTING! PADA SAAT DARURAT, BANGUNAN/ POHON YANG CUKUP TINGGI DAN KOKOH BISA DIJADIKAN ALTERNATIF TEMPAT EAKUASI
SETELAH TSUNAMI • Periksa kondisi anda dan keluarga. Bila mengalami cedera, pastikan mendapatkan pertolongan pertama • Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan benar2 aman • Tunggu informasi dari pihak berwenang dan bertindaklah sesuai himbauan • Waspada runtuhan bangunan dan puing2 yang terbawa arus
Letusan gunung api bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan erupsi.
Letusan gunung api diakibatkan oleh aktivitas magma dan pergerakan lempeng tektonik, dimulai dari adanya tekanan kuat dari dalam yang menggerakkan magma ke segala arah
TINGKAT STATUS DAN BAHAYA LETUSAN GUNUNG API • Normal tidak ada aktivitas magma • Waspada adanya aktivitas seismik, kejadian vulkanik dan sedikit perubahan akivitas akibat pergerakan magma, tektonik dan hidrometal • Siaga peningkatan aktivitas seismik dan letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu • Awas letusan dapat terjadi dalam waktu 24 jam
BAHAYA – BAHAYA LETUSAN GUNUNG API
Awan panas Gulungan awan campuran gas, pasir, dan batu hasil letusan bersuhu 200 – 700 °C dan berkecepatan > 70 km?jam
Bom Vulkanik
Hujan Abu
Lontaran batu/ material gunung api dengan diameter > 10 cm dan suhu > 200 °C
Abu/ pasir halus hasil letusan, baik dari awan panas maupun jatuhan piroklastik dan beterbangan mengikuti arah angin
Gas beracun
• gas yang keluar dari rekahan/ lubang kawah, seperti CO2, H2S, HCl, SO2, CO
Lava
• Magma yang mencapai permukaan berbentuk cairan kental dan bersuhu 700 – 1200 °C
Lahar
• Banjir materi letusan yang diakibatkan oleh curah hujan tinggi pada tumpukan material vulkanik di puncak gunung api
TANDA – TANDA LETUSAN • Suhu lereng/sekitar kawah meningkat drastis • Sumber mata air mengering • Sering terjadi gempa tremor • Banyak hewan turun gunung • Sering terdengar suara gemuruh
SIAP SIAGA LETUSAN GUNUNG API (BILA MUNCUL TANDATANDA LETUSAN)
SEBELUM LETUSAN • • • •
Kenali dan waspadai tanda-tanda letusan Tutup pintu dan jendela Matikan peralatan listrik Siapkan perlengkapan darurat • Ikuti petunjuk dari pihak yang berwenang • Bila ada himbauan mengungsi, segera lakukan
SAAT LETUSAN GUNUNG API
DI DALAM RUMAH • Pada tingkatan status AWAS segera mengungsi ke tempat evakuasi • Hindari area berbahaya, seperti lereng gunung dan lembah • Tutup mulut dan hidung dengan masker/ kain basah • Kenakan pakaian tertutup yang melindungi tubuh
DI LUAR RUMAH • Lindungi diri dari materi hasil letusan • Lari ke tempat berlindung yang aman • Hindari area berbahaya, seperti lereng gunung dan lembah • Bila terjadi hujan abu, tutup mulut dan hidung dengan maske/ kain basah
PASCA LETUSAN GUNUNG API • Jika mengungsi, kembalilah ke rumah bila keadaan sudah aman • Bersihkan atap dari timbunan debu vulkanik • Tetap lindungi diri dari abu • Bantu warga disabilitas, lanjut usia atau anak-anak • Hindari wilayah yang terkena hujan abu, jika memungkinkan
ALAM
JENIS BENCANA
NON ALAM
SOSIAL
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Fenomena alam yang luar biasa yang berpotensi merusak atau mengancam kehidupan manusia, kehilangan harta-benda, kehilangan mata
pencaharian, kerusakan lingkungan. Misal : tanah longsor, banjir, gempa-bumi,
letusan gunung api, kebakaran dll;
KERENTANAN (VULNERABILITY) Kondisi atau karakteristik geologis, biologis, hidrologis,
klimatologis,
geografis, sosial,
budaya, politik, ekonomi dan teknologi pada suatu wilayah untuk jangka waktu tertentu yang mengurangi kemampuan mencegah, mencapai kemampuan
kesiapan untuk
dan
mengurangi
menghadapi
dampak
buruk bahaya tertentu ( UU no 23 Th 2007)
LANJUTAN keadaan atau kondisi yang dapat mengurangi kemampuan
masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bahaya atau
ancaman bencana.
KERENTANAN FISIK
JENIS KERENTANAN
KERENTANAN SOSIAL
KERENTANAN MENTAL
BANGUNAN
INFRASTRUKTUR
KONFLIK
WANITA
LANJUT USIA ANAK-ANAK
LINGKUNGAN
KURANG PERCAYA DIRI
Prakiraan atau kemungkinan potensi kerugian yang ditimbulkan oleh bahaya disuatu wilayah dalam kurun waktu tertentu
Kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh perorangan, keluarga dan masyarakat yang membuat mereka mampu mencegah, mengurangi, siap-siaga, menanggapi dengan cepat atau segera pulih dari suatu kedaruratan dan bencana
KONSEP DASAR BENCANA
Pemicu/ Trigger Bahaya/ Hazards
Risiko/ Risk Vulnerability/ Kerentanan & Kapasitas/ Capacity
BENCANA / disaster
Tingkat risiko bencana tinggi apabila ancaman
dan kerentanan juga tinggi padahal kapasitasnya kecil. Misal ancaman 10 kerentanan 10 kapasitas 2 maka risiko bencana sebesar 50. apabila kapasitas meningkat menjadi 10 maka resiko bencana menjadi 10
Kita tidak bisa menghilangkan bencana, tapi kita bisa mengurangi risiko. Kita bisa mengurangi kerusakan dan menyelamatkan lebih banyak nyawa.