(1)Realitas nilai-nilai religius.
SANG TELADAN Baginda kau telah ajarkan aku seribu nilai. Dari engkau aku tahu tentang hati nurani. Berbakti kepada orang tua dan mengabdi pada ilahi. Kau tebarkan air kesejukan pada ummatmu. Kau ganti kerusakan dengan kedamaian. Kedengkian dengan saling pengertian. Biarpun kau telah tiada. Teladanmu tetap bermakna Akhlakmu terus menjelma. Dan ajaranmu selalu bergema. Di sudut-sudut hati umat beriman. Di jiwa-jiwa yang masih suci. Di kalbu-kalbu yang khauf ilahi. Dan di nafsu-nafsu yang masih terkendali Rasul, shalawat atasmu akan terus teriring. Di setiap getar bibirku. Desah nafasku. Namun semua itu masih terlalu kecil bila di banding bekas akhlak terpujimu. Yang menempel. di sikap umat-umat teladan. (Isyhab,19 April 2007)
SAJADAHKU Sajadahku panjang membentang Higga sampai ke kuburan Sujudku bersimbah di atasnya Menanti saat mengusungku pergi Sajadahku panjang membentang Higga sampai ke kuburan Tasbihku tertanam di pelatarannya Mengharap putaran sang malakul maut Merenggut jiwa yang meranggas rindu Sajadahku panjang membentang Hingga sampai ke kuburan Wudhu'ku menitik melekat kuat Menjadi saksi "Sajadahku pernah Menyapa maut" Di kuburan rasul. (Isyhab, 19 April 2007)
SAJAK-SAJAK EL-ISYHA BD.
AFALA TA’QILUUN
Lihat matamu Perhatikan mulutmu Telingamu,hidungmu Tanganmu,kakimu Dan kelaminmu Adakah dusta Adakah lupa Adakah salah Sudahkah berwudhu’ Sebelum gugur maju Merenggut semua anugrah Membawa kita keneraka nestapa Pahami siapakah engkau Dari mana Akan kemana Pikirkan bagaimana siang Berganti iring dengan malam Berpeluk mesra dengan mati Afala ta’qiluun!
SEMANGAT JUANG
Telah pudar sejarah kebangkitan Kini tiggal puing-puing yang tersisa Menuggu bangun dari keterpurukan cita Islam dulu adalah raksasa dunia Mercusuar setiap peradaban manusia Dan muara semua letupan-letupan sains eropa
Islam menanti geliat putra-putra muda Karena di pundaknya cita-cita tercipta Di tangannya pedang-pedang ijtihad menjelma
Kobarkanlah! Hai para pemuda harapan agama Semangat juang fi sabilillah Bekali jiwa dengan mutira-mutiara ruhiyyah Tuk jadi mujahid agama Hidup mati hanya li ilaikalimatillah
SAJADAHKU
Sajadahku panjang membentang Higga sampai ke kuburan Sujudku bersimbah di atasnya Menanti saat mengusungku pergi
Sajadahku panjang membentang Higga sampai ke kuburan Tasbihku tertanam di pelatarannya Mengharap putaran sang malakul maut Merenggut jiwa yang meranggas rindu
Sajadahku panjang membentang Hingga sampai ke kuburan Wudhu'ku menitik melekat kuat Menjadi saksi "Sajadahku pernah Menyapa maut" Di kuburan rasul. (Isyhab, 19 April 2007)
ENGKAULAH SEGALANYA
Antar aku antar aku Tujuanku adalah engkau
RINDU REDAM
Senyapku terperi Sedangkan kerinduanku Tak terperi
KASIH KASIH KASIHMU PADAKU
Taukah kau Apakah itu malam Malam bukan berarti gelap Malam adalah tempat sunyi Dimana engkau senyap Malam adalah dimana engkau terjaga Disaat belantara arwah menganga Diwaktu semua mahluk melemah Terbuai oleh khayal impian
Malam adalah kala engkau bermesra Dengan kekasihmu mengais rindu Yang mendekam dengan cengkerama Yang berhiaskan mutiara-mutiara tasbih Dan syair keagungan Malam adalah ketika engkau menangis Mengiba belaian kasihNya Kasih kasih kasihMu padaku (Isyhab, Kulon Banon, 2005)
MUNAFIK
Aku lihat ada sajadah didepanmu Tapi mengapa darah mengalir diatasnya Ku lihat ada Tasbih ditanganmu Tapi mengapa debu-debu kemunafikan melumurinya Kulihat ada sorban dipundakmu Tapi mengapa jerit-jerit keangkuhan menggema di dalamnya
Ku lihat ada jubah melingkupi tubuhmu Tapi mengapa aku mendengar suara-suara munafik dari kelonggarannya Kulihat ada takbir pengagungan di kekhusuan shalatmu Tapi mengapa baju-baju kemungkaran Melekat kuat di jiwamu Kulihat ada Allah didasar hatimu Tapi mengapa cinta palsu terpampang besar di sudut-sudut ruang hatimu (ISYHAB,16APRIL 2007)
KEBESARAN TAQWA Selimuti jiwa dengan kebesaran taqwa Pesonanya kan menyebar keseluruh kisi-kisi semesta raya mendatangi istana keagungan-Nya dengan wajah yang penuh kerendahan Mutmainnah pancarkan cahya keagungan melipur lara menghilangkan duka Dan nestapapu berganti ketentraman Oh taqwa pesonamu sungguh menakjubkan Walau sulit dimiliki, dikau tetap dicari Oh taqwa ingin aku menjadi suamimu Menjagamu hingga ajal menjemputku (ISYHAB, 16APRIL 2007)
HANYAKEPADA ENGKAU KU BERSANDAR
Di saat aku sadar Ternyata akulah manusia Yang tak pernh merasakan Ada racun yang bersarang Di jiwaku Racun kebimbangan yang mengganggap ada ketentraman lain yang bisa digapai selain taqwa Racun yang tak terasa telah menjalari seluruh eksistensi ruhku Hingga sulit kuelak pesona-pesona binal atau fatamorgana indah yang menyilaukan Ternyata itulah aku dengan segala kelemahanku hidup dibawah bayang-bayang nafsu yang menggoyang eksistensi ketenangan jiwaku Oh hanya kepada engkau aku bersandar Dengan kasihmu aku mohon belaian rahmat Dengan kekuasaanmu aku mohon pertolongan Perkenankan doaku ya Allah Tariklah aku menuju pintu taubatmu Aku tak kuasa menuju istana kebesaranmu kalau tanpa tuntunan hidayahMu
TETAPLAH DIBAWAH CAHAYA ITU
Tetaplah dibawah cahaya itu Jangan engkau menjauh Sedikitpun Ia akan membimbingmu Menuju terang Melihat awan putih Bukan mendung yang kelam
Tetaplah dibawah pijar itu Diamlah dengan penuh khusu' Jangan engkau pandang yang lain Keabadian adalah ketika engkau tercahayai Oleh pelita kebenaran Dan terbebas dari mengamati Tanda-tanda duniawi
Bersabarlah, jadikan hatimu seteguh gunung himalaya Yang kan kokoh dalam kesendirianmu Walau apaun mengitarimu Beribu-ribu citarasa
Berjuta-juta nuansa Tetaplah dibawah sinar itu Jangan engkau merasa resah Tenaglah! karena kebahagiaan akan menjemputmu(3 Mei 2006)
BILAKAH AMAL KITA DITERIMA
mari kita telanjang meninggalakn seluruh atribut duniawi ada hanya sebagai hamba berusaha jadi yang termulia dihadapanNya untuk apa semua kalau tak berharga pakaian emas berlian pangkat dan jabatan hanyalah kendaraan setelah itu kita tinggalkan kita bersimpuh dengan membawa amal, kebaikan atau kejelekan
mari kita telanjang dengan kesucian jiwa yang tersisa
bilakah amal kita diterima(26 Mei 2006)
JIHAD SESUNGGUHNYA
KECAMUK RASA BERSALAH DI DALAM DADA MENJADIKAN AKU TERSIKSA BAGAI DITUSUK TAJAM SEMBILU DOSAYANG KUPERBUATADALAH NERAKA TAPI MENGAPAANGIN PANAS ITU SERASA TETAP MENYEJUKKAN MENAWARKAN NUANSA INDAH WALAU DIKEDALAMAN JIWA HATI SELALU MENCELA '"TERKUTUKLAH INI" INIKAH SEBUAH PERTEMPURAN YANG SESUNGGUHNYA ANTARA SANG DIRI SEJATI MELAWAN KEKUATAN JAHAT YANG KAN MEMENJARA HATI SUCI DARI BEASYIK MASYUK BERSAMA ILAHI TUHAN PEMBELAI SUKMAYANG PUTIH,YANG LEPAS DARI KEMELEKATAN DUNIAWI DAN GEMELEGAR
HIRUK-PIKUK NAFSU YANG MEMBELATI KEAGUNGAN SANG DIRI SEJATI(PESAREAN 2 MEI 2006)
SIAPAKAH DIA GERANGAN
SIAPAKAH DIAYANG PATUT DITELADANI SAAT INI SAAT DUNIA INI PENUH BARAAPI KEBENCIAN PERANG YANG MELAYANGKAN JIWA-JIWA TEROR YANG MENELAN KORBAN TAK BERSALAH PERPECAHAN YANG MENGEPULKAN ASAP PERPECAHAN
SIAPAKAH DIAYANG HARUS DIIKUTI SAAT INI SAAT DUNIA MERANA SAAT DUNIA SUDAH TAK DIPELIHARA SAAT DUNIA HANYA MENJADI PESTA PORA SEMATA SAAT DUNIA KITA RASATELAH PANAS DENGAN DOSA-DOSA
SIAPAKHA DIAYANG HARUS KITA RENUNGI PERILAKUNYA UCAPANYA BAGAIMANA DIA MEMANDANG DUNIA INI
DUNIAYANG FANA DUNIAYANG PASTI KAN SIRNA DUNIAYANG BISA KITA PETIK HIKMAH DI BALIK DUKA-LARANYA DUNIAYANG BISA JADI COBAAN DIBALIK SUKA CITANYA
SIAPAKAH DIA GERANGAN WAHAI UMAT MANUSIA WAHAI UMAT MUSLIM SEDUNIA SIAPAKAH DIA GERANGAN APAKAH DIA TAK ADA ATAUKAH KITAYANG LUPA
SIAPAKH DIA GERANGAN WAHAI UMAT YANG MNGAKU ISLAM APAKAH DIA TAK ADA ATAUKAH KITAYANG TELAH LUPA
SIAPAKH DIA GERANGAN DIALAH JUNJUNGAN KITA PELITA HATI KITA PENUNTUN JALAN KITA PENEGUH JIWA KITA
PEMBERI KABAR GEMBIRA DENGAN SYURGA LOKA PEMBERI KABAR PERINGATAN DENGAN NERAKAYANG MENYALA-NYALA DIALAH NABI KITA MUHAMMAD SAW(MEI 2006)
INGIN SELALU DISAMPINGMU
AKU INGIN SELALU ADA DI SAMPINGMU SELALU TAK INGIN YANG LAIN SEMAKIN AKU RASAKAN KEINDAHAN TIKAAKU MENAGEKANG EGOKU
MEMANG GODAAN BERMACAM KADANG KUAT MENGHUJAM TAPI CINTAKU PADAMU TAKKAN LEMAHKAN AKU AKU TETAP INGIN SELALU ADA SELALU
OH PARA MALAIKAT
BANTULAH AKU MENSUCIKAN CINTAKU DARI LUMPUR EMOSI MENGKERUHKAN AIR CINTA YANG MENGALIR DARI SANUBARI JIWAKU (Isyhab,2006)
CINTA BENING BUAT YANG MAHA BENING
BENING KUINGIN CINTAKU SEBENING BENING
BAHKAN KEBENINGAN KUINGIN TAK MAMPU MEWAKILI KEBENINGAN BENING CINTAKU ENGKAULAH YANG MAHA BENING KUPERSEMBAHKAN CINTA BENING KEPADAMU WAHAI KEKASIH YANG MAHA BENING SANG MAHA PENERIMA CINTAYANG PENUH KEBENINGAN BENING CINTA
INGIN SELALU MENGHAMBAMU
AKU INGIN SELAALU MENGHAMBAMU SELALU DISETIAP WAKTU TANPA SEDETIK ATAUPUN SEKILAT MASA TERLEWAT AKU INGIN SELALU MENGHAMBAMU
WALAU DIKEADAAN APAPUN SUKA MAUPUN DUKA
AKU INGIN SELALU MENJADI YANG ENGKAU CINTA WALAU AKU KADANG LUPA TENTANG CINTA YANG HARUS AKU BINA
AKU INGIN SELALU ADA DISAMPINGMU SEPENUHNYA TAK ADAYANG LAIN ENGKAULAH YANG SELALU KURINDU
ANTARA CINTAKU DAN CINTAMU
CINTAMU MEMANG PENUH TAK ADA SISA CINTA MANAKAH GERANGAN YANG MELEBIHI CINTAMU CINTAMU SEPENUH CINTA BUKAN CINTAYANG TELAH PENUH BERBEDA DENGAN AKU CINTAKU PADAMU HANYALAH TITIK DI TENGAH LINGKARAN CINTAYANG TAK TERKIRA KEBESARANNYA
CINTAKU TAK SEBERAPA CINTAKU HANYALAH KATA-KATA CINTAKU CEPATLAYU CINTAKU PENUH RAGU CINTAKU AKU MALU MENGATAKANYA KASIH BERIKAN CINTAMU HANYA DENGAN CINTAMU AKU MENCINTAIMU SETULUS HIDAYAH YANG ENGKAU BERIKAN SETULUS ITULAH CINTAKU MEREKAH DITAMAN JIWA (Isyhab,2006)
TRAGEDI DI RUMAH KETAATAN
Kuketuk pintu taubat Telah kudiami rumah ketaatan Kureguki anggur pertemuan Tapi hanya sesaat Api melahap dahsyat Kediaman yang penuh kicau burung nuri Kidung-kidung sepi Yang terasa menyanyat hati Kini tinggal puing-puing
Meninggalkan sisa-sisa tasbih Gema-gema suara ganjil Dan bulu-bulu nuri yang menghitam pekat Mungki simbol hati yang telah mati(lpba,6 mei)
PENANDA DAMAINYAALAM
Aku pernah mampir disini Dunia,tempat persinggahn sementara Berjalan, membuka pintu perasaan Mengisi relung jiwa Titipkan pesan seadanya Pada jiwa manusia Teman yang pernah bersama Ibunda dan sanak keluarga
Ingn kupenuhi Jiw-jiwa itu Dengan manis senyumku Elok ketulusanku Atau sekedar sepatah-kata kelembutanku
Duh gusti Beri aku ilmu
Yang denganya aku bisa lebih tahu Tentang hakekat bumi Tempat aku berpijak Menanam jejak-jejak kebaikan Menabur benih-benih kemesraan Menjadi penanda bagi damainya alam
Aku ingin jadi setitik air Yang kan padamkan sepercik air Dari beribu-ribu kobaran kebencian Ya Alllh jadikan aku air. (Isyhab,20 Ramadhan,….)
PELETUPAWAL KERAGUAN
Engkau awal kenestapaanku Menjeratku dalam kubangan tak menentu Engkau lagu penderitaanku Mendendangkan not-not keraguan Dengan petik kecapi fatamorganamu
Engau telah bawa aku ketepian pantai khayal imaji Melihat langit mimpi Merasakan desir angin kesyahduan
Engkau cermin retakku Engkau membawa pelita warna-warni Yang menguji kewaspadaanku
Engakaulah sang penipu Yang memperlihakan aroma mawar Padahal harum empedu yang membakar
Engkaulah sang penguasa kejahatan Syaitan terkutuk Sang peletup awal keraguanku (Isyhab,Alba b,18/9/05)
PAKAIAN KESEDIHAN
Mendung berarak Awanpun pekat Tak ada burung Tak ada nyanyian Dan cerahpun tenggelam Dalam huJan yang tak kunjung padam
Sunyi
Sepi Hanya ada hati Yang merintih Tertusuk tajam duri Perih tanpa tepi Pilu tanpa hulu
Oh pakain kesedihan Lekatlah selalu Pada badan jiwaku Tabiri nestapa dosa Biar tak tampak Kusta hitam kemunafikan Yang terlahir dari rahim keteledoran (Isyhab,Alba com,14/1/06)
TUHAN AKU INGIN KEMBALI
Telah lama kumenjauh Dari istana keagunganMu Berpaling menjadi menafik Seakan ada istana lain yang lebih megah melebihi istanaMu
aku tertipu oleh kilau pagarnya cemerlang lantainya dan percikan sinar cahaya fatamorgana ilusif menarik mata memandang mengikat hati menutup jiwa dari merasakan keagungan Istana KasihMU
Tuhan Aku ingin kembali (Isyhab, 30/9/05)
DZIKIR ALAM
Langit cakrawala Simpan keagungannya Lambaian awan Pesankan cinta Dunia memuja kemahaperkasanNya Yang tak terkira
Malampun tertegun dengan dzikir angin Buat pemujaan
Dengan deburan ombak samudera Yang menggelora
Rembulan membaca ayat alam Dengan sinarnya yanng benderang Sementara bintang kerlap-Kerlip Seakan isyarat bahwa pencipta masih tetap terjaga (Isyhab,05)
BERI AKU NAFAS DENGAN UDARA CINTA
Tuhan beri aku nafas Dengan udara cinta Titik-titik ketulusan Tanpa koma keangkuhan
Oh betapa jernihnya hati Kala rahmanNya mengalir Ke dasar palung kesucian
Dekapan erat cinta kasih Membuat hidup tak pernah mati Menjadikan getar kerinduan
Tak peranah akan berhenti.
KUINGIN TERBANG SAJA
Diatas karpet hijau Di sekeliling pusara Aku berada Menunggu ajal tiba
Ratapi dengan enggan hidup Bernafaskan udara kemunafikan Buat letih jiwa dan raga
Kalau hanya dalam sangkar kedustaan Terkurung diruang kehampaan Kuingin terbang saja Mengepak meninggalkan bumi Meraih awan Dan tinggal dikolong-kolong langit Kezuhudan Melihat betapa nestapanya Makhluk bumi Yang hanya hidup berhiaskan sutera Permata kesementaraan
(Isyhab, Pesarean,Selasa/2/06)
DIMANAKAH LETAK BAHAGIA ITU
Ingin kumiliki semua Biar kayaraya diri ini dengan dunia Lalu kuperoleh bahagia
Senyum manis persahabatan Denting tawa keakraban Terukir indah di kanvas kehidupan
Pakaian gemerlapan Bertabur intan permata Hiasi dinding-dinding tubuh Dengan begitu gagahnya
Hunian yang menawan Bagai istana raja Berdiri dengan tahta yang tiada dua
Ingin kumiliki semua Biar kaya raya diri ini dengan dunia Lalu kuperoleh bahagia
Tanpa nestapa Tanpa bara api derita Tanpa duri kepedihan Hidup hanya dalam kegembiraan Tanpa tawanan kesedihan
Tapi mengapa hati tak kunjung berseri Tapi mengapa jiwa belum bersinar cahanya Dan malah burung keletihan menghampiri Bersama angin kemarahan Membawa hawa panas kekecewaan
Dimankah bahagia Didalam hati kumerengkuhnya Dengan kezuhudan tuk tak memiliki Dengan kerelaan tuk menerima yang ada Dan dengan berhentinya hati Dari berhasrat kepada selainNya (Isyhab,kulon banon,selasa/14/2/06)
KU TAK KAN KUASA
Dan matipun adalah nyata
Memusnahkan kenikmatan dunia Menghancurkan Syaraf-syaraf otak manusia Tubuh pun pucat kaku Disaksikan angin yang diam Atau sesama manusia dengan tangis yang tertahan
Dan matipun adalah penyambung bagi kehidupan Mengantar kepintu keabadian Mempersilahkan jiwa-jiwa suci Tuk reguk kenikmatan sejati Atau melempar jiwa-jiwa kotor kejurang neraka yang menganga dengan bahan bakar batu dan manusia
Oh dimanakah nanti Persinggahan terakhirku Disyurga terlalu mulia Apalagi dijurang neraka Mungkin ku tak kan kuasa Dengan siksa api yang menyala-nyala
Duhai yang empunya jagat raya Pemilik syurga dan neraka Hanya Rahman dan RakhimMu yang kupinta Dengan Kasihmu kumohon pengampunan Dengan SayangMu kumohon perlindungan
Duh gusti tempatkan aku dimakam pengampunan Dan perlindunganMu,di sisiMu, di kedudukan yang mulia. Amien.(Isyhab,Kulon Banon,18/5/06)
TAK PERNAH DIINGAT
Kematian begitu dekat Tak ada pemisah Bagai langit dan awan Atau ikan dan lautan Sungguh kematian begitu dekat Tanpa ada batas dengan kehidupan
Kematian adalah tangan panjang Yang membelai lembut nafas jiwa Atau mencabut keras tanaman kelezatan
Kematian. Engkau tak pernah diingat Bersama kiamat engkau dikucilkan Dihati manusia hanya ada dunia Persetan renungkan kematian Hanya menambah kelam pengharapan Tuk hidup abadi dialam kenikmatan
Oh kematian engkau pengingat
Tapi tak pernah diingat Menjemput jiiwa-jiwa manusia Menerbangkannya keangkasa misteri Menjadi penanda ketakkekalan Dan permenungan tiada bertepi Bagi insan yang mengerti hakekat bumi Terminal sementara menuju istana ilahi.(Isyhab, Kulon Banon, 18/5/06)
KEMAMPUAN MANUSIA SEBATAS APA?
Belenggu mencekik leher manusia Harapan yang tiada batas Menjadikannya terkepung Seakan terpenjara Dalam jeruji yang teramat tebal Tiada lagi ruang luas Bagi jiwanya yang tertindas Oleh harapan yang tak biasa Penuh obsesi yang bagai buaya Rakus dan tak terhingga
Oh bagaiman ia bisa rasai tentram jiwa jika segalanya harus ada
sedangkan ia tak mungkin bisa mewujudkannya menjadi sempurna tidakkah ia mengerti "kemampuan manusia sebatas apa"? (Isyhab, Kulon Banon, 28/6/06)
ULURKANLAH TANGAN KASIHMU
Hidup dalam kubangan dosa Ingin bangkit tapi tak bisa Sementara kekhilafanku terus bertambah Tenggelam aku dalam lumpur kedurhakaan Juga rawa-rawa kemunafikan Menjeratku tuk binasa Membekukanku dalam luberan Tanah-tanah kental kealpaan
Duhai sang pencipta Yang tak kan melupakan ciptaanNya Mendengar jerit-rintih hambaNya Yang semakin tak kuasa Mengentaskan jiwa dari lumpur keteledoran Membebani, melemahkan dan membuat Tak berdaya
Lahaula walaquwwata illa billah
Duh gusti! ulurkanlah tangan KasihMu Tariklah tangan hitam hambaMu Dari tumpukan lumpur dosa yang menenggelamkan jiwa ___dari kedudukan_ sebagai hamba yang bertakwa,tercipta tuk selalu manghamba (Isyhab, Kulon Banon, 28/6/06)
YAALLAH BASAHI JIWAKU
Sinar mentari pagi Menghangatkan hati Segar nuansa Penuhi bunga hati Kemana hendak pergi Jiwa layu diinjak masa yang menodai
Duh gusti Aku bungkus jiwa ini Dengan kemilau plastik kemunafikan Wajahku bercahaya Dengan tendensi hitam sebagai sakelarnya
Tuhanku aku bagai bunga layu Yang mati sebelum mekar Aroma wangi tak pernah menyebar Hanya amis yang kian melatar
Allah. KasihMu kutunggui Air cintaMu segarkan Bunga jiwa yang lunglai Cinta KasihMu penyubur Bagi jiwaku yang kering Ya Allah basahi jiwaku (Isyhab, Kulon Banon,05)
BANGUN WAHAI JIWA
Bangun wahai jiwa Tidurmu keterlaluan Lihat temanmu Menunggu kedinginan Ingin pakaian yang menghangatkan
Lihat wahai jiwa Mereka telah gila Memakan daging tanpa keheranan Menaruh api dirumput yang hijau Hingga terbakar oleh keberingasannya Merajam kehidupan Dengan kerikil-kerikil tajam permainan
Bangkit wahai jiwa Beri peringatan Dan tuhanmu agungkanlah Dan pakaimu bersihkanlah Dan perbuatan dosa tinggalkanlah Dan untuk memenuhi perintah tuhanmu besabarlah (Isyhab, Kulon Banon,26/12/05)
BETAPA INDAHNYA DUNIA
sifatMu yang pengasih mendamaikan semesta langit terang bumipun tentram tak ada kegaduhan apalagi perang
hanya ada embun jernih menitik segarkan alam hanya ada jangkrik bernyanyi melukis bait malam hanya ada hati berdzikir merenungi ayat-ayat tuhan
dengan sifat kepengasihanMu betapa indahnya dunia (Isyhab, Kulon Banon,06)
DIMANAKAH LETAK AGAMA
Adakah Allah dihatimu Adakah Allah disyahadatmu Adakah Allah dishalatmu Adakah Allah dipuasamu Adakah Allah dizakatmu Adakah Allah dihajimu
Atau hanya dibibirmu semata Tak pernah kau bawa kesukma Dimanakah Islammu Dimanakah Imanmu
Dan dimanakah Ihsanmu Kalau hanya bicara orang kafirpun bisa Kalau hanya dilidah semua manusia bisa Iman butuh pengakuan dengan hati yang menyakinkan Islam butuh pembuktian dengan laku penuh keikhlasan Ihsan butuh penyerahan dengan jiwa penuh kepasrahan Dimanakah letak agama itu kalau semua hanya dimulut saja (isyhab, Kulon Banon,31/8/06)
LOGIKA TAUBAT
Mohonlah padaNya Pengampunan atas dosa Siapa lagi Kapan lagi Cepatlah sebelum terlambat Nyawamu berapa lama Umurmu seberapa Matipun tak diduga-duga Taubat Itulah kunci Pembuka gedung rahmat Temukan mutiara ridha
Berlian KasihNya Dan cincin emas cintaNya
Kalau bukan Dia Tujuan kita Lalu Apa? Bukankah akhir kita Adalah dikampungNya Bertemu denganNya Terserah Pilih keridhaanNya Atau kemurkaanNya Semoga saja kita jadi kekasihNya Amien. on,6/1/07) EL QIYAMAH KETIKA KESADARAN TIDAK LAGI DIHARGAI
Ketika langit terbelah Dan bumipun menganga Memuntahkan segala isinya Kemanakah engkau disana Tidak satupun pohon naungan yang tersisa
Nestapa kehancuran Mengerumuni dirimu Siapakah yang kau pertauti Untuk mendamaikan hatimu Yang riuh pedih Ialah peristiwa besar Masa raksasa yang mengobar debar Sesaat yang menghimpun sadar Tapi terlambatkah ingatanmu Sungguh merugi, ketika kesadaran tak lagi di hargai (Kulon Banon, 20/9/06)
PERMOHONAN HAMBA`
Engkaulah sumber bahagiaku Kekalkan aku dalam mengingatMu Aku ada karena cintaMu Maka tiadakan aku dengan membawa cintaMu Di sepanjang hidup
Mudahkan aku didalam meniti jalan cintaMu Engkaulah tujuanku Perkenankan aku menjadi pendamping setiaMu Hingga dikemudian aku bersanding disisiMU ( Kulon Banon, 27/11/06)
JALAN CINTA JURUSAN PELABUHAN KEINDAHANMU
Pelita hidupku adalah dari cahaya Cinta-Mu Tetaplah terang dirumah hati Dengan sifat pengasih-Mu Nyalalah selalu memberi pencerahan Dengan sifat penyantun-Mu Duh gusti jangan engkau padamkan Cahaya Cinta itu Biarlah ia tetap menyinari Memberi arah pada jalan duniaku Jalan cinta jurusan pelabuhan Keindahan-Mu ( Kulon Banon, 27/11/06)
DUA REALITAS SATU PERSPEKTIF ATAU DUA PERSEPEKTIF SATU REALITAS
Dalam terang kan kubaca gelap Dalam gelap kan kubaca terang Dalam perang kan kubaca damai Dalam damai kan kubaca perang Dalam derita kan kubaca bahagia Dalam bahagia kan kubaca derita Dalamtangis kubaca tawa Dalam tawa kan kubaca tangis Dalam kegelisahan kan kubaca ketenagan Dalan ketenangan kan kubaca kegelisahan Dalam keterlenaan kan kubaca keterjagaan Dalam keterjagaan kan kubaca keterlenaan
Dalam duka kan kubaca suka Dalam suka kan kubaca duka Dalam sakit kan kubaca sehat Dalam sehat kan kubaca sakit Dalam muda kan kubaca tua Dalam tua kan kbaca muda Dalam sempit kan kubaca sempat Dalam sempat kan kubaca sempit Dalam miskin kan kubaca kaya Dalam kayak an kubaca miskin
Dalam kebodohan kan kubaca kepandaian Dalan kepandaian kan kubaca kebodohan Dalam kelemahan kan kubaca keperkasaan Dalam keperkasaan kan kubaca kelemahan Dalam keminafikan kan kubaca keimanan Dalam keimana kan kubaca kemunafikan Dalam kebohongan kan kubaca keujuran Dalam kejujuran kan kubaca kebohongan Dalam kekerasan kan kubaca kelembutan Dalam kelembutan kan kubaca kekerasan Dalam ketertindasaan kan kubaca kemerdekaan Dalam kemerdekaan kan kubaca ketertidasaan Di dalam kematian kan kubaca kehidupan Didalam kidupan kan kubaca kematian Didalam kefanaan kan kubaca kebakaan Didalam kebakaan kan kubaca kefanaan Didalam ketiaadaan kan kubaca keadaan Didalam keadaan kan kubaca ketiaadaan
Di dalam makhluk kan kubaca khalik Didalam khalik kan kubaca mahkluk Didalam luar kubaca dalam
Didalam dalam kan kubaca luar
Biarlah membaca menjadi aktifitas terbaikku Tuk mencapai hakekat hitam didalam putuih Atau putih didalam hitam Kesalahan didalam kebenaran Atau kebenaran didalam kesalahan Kefasikan didalam kesalehan Atau kesalehan didalam kefasikan Kan kubaca semua isi semesta Biar kucapai hakekat Sang Pencipta (Kulon Ban
JANGAN BERHENTI TERUSLAH BERLANTUN
Teruslah berucap Tapi bukan lagu Allah Allah Dzikir yang tertancap Di kepingan jiwa Mewarnai nafasmu Tidak sekedar berhembus Tanpa makna
Dzikir yang tak terputus Merangkai waktu Dengan berlian makrifat Menghirup udara semesta Dengan kehadiran sang Pencipta
Jangan berhenti Teruslah berlantun Allah Allah Allah……..,
AMPUNI PERSELINGKUHAN HAMBA
Keagungan-Mu mengejawantah Dalam semesta raya Keajaiban didunia Tetumbuhan Hewan Manusia Jin Malaikat Bertasbih menyebut Asma-Mu Bersujud pasrah memohon naungan Pohon Ridha-Mu
Pada buah Khudi kecintaan Kuraih Kepengasihan-Mu Duhai Sang Maha Kasih Cinta-Mu tak terbatas Tak kuasa kata mewadahi Tak mampu diri membalas Sekedar pujian yang bergegas Atau lantunkan Ayat-Ayat-Mu Yang membekas
Duhai yang Maha Kasih Ampuni perselingkuhan hamba Yang tak junjung kembali Bersetia hanya kepada-Mu. (30/3/o7)
KITA SEMUAADALAH SERIGALA
Aku lihat manusia berjubah kebesaran Tapi siapa gerangan dia? Manusiakah? Ah tidak!
Ia adalah perwujudan serigala Sedangkan tubuhnya adalah manusia Manusia menahan Sedangkan ia melepas Ia tak pernah kenyang Makan adalah lagu terindah Bagi perutnya Walau di racik dari irama-irama Tiranik dan lirik-lirik kezaliman Kawan! Serigalakah engkau Atau Aku Mungkin kita semua adalah serigala
TIDAK JIWAKU
Aku rindu dusta Yang membuatmu percaya Kukatakan kau cantik Kukatakan kau bagai bintang Malam takkan indah Kalau kau tak disampingku Lewati semu yang kadung menggebu Dengan pigura kehangatan Kemesraan yang tak terlupa
Hawa kau senandungkan syair Semanagti cinta yang tak kunjung padam Hawa kau hangatkan tubuhku Kau basahi bibirku Kau tentramkan perasaanku Tetapi tidak jiwaku
PUISI UNTUK SAHABAT
Gerbang baru kumasuki Kulihat ada banyak pelangi Hijau, kuning, merah dan hijau
Wahai kawanku Kita berjumpa dan bertenu Untuk mencari sesuatu Yang bisa beri bahagia Di dunia dan juga disana
Kita hanya mencari Sesuatu yang hakiki Bukan yang lain
Harta ataupun wanita Bukan pula kehormatan sementara
Wahai kawan Semoga ada kita selalu bersama Dihati Walau nanti jarak kan memisah Kita kan kan tetap setia, selalu bersaama Dihati, dalam buaian kasih ilahi
MELUKIS JIWA
Kulukis kotor jiwaku Dengan tinta darah Biar jelas adaku Penuh luka dan dusta
Kuukir kerdil batinku Dengan besi empedu Biar tahu diriku Penuh racun dan palsu
Kutulis keruh hatiku Dengan pena doa Biar lekas dosaku Terampuni oleh tuhan yang maha Satu
NURANI
Nuraniku adalah lautku Beningnya hantarkan lekuk palung Muara segala cahaya
Nuraniku adalah angkasaku Ketinggian yang tak tergapai Kilatan tanpa warna Sentuh nadi angin Teteskan embun cinta
Nuraniku adalah luas daratanku Hamparan tanpa batas Tanah yang tak pernah kering Tebarakan bunga seroja Lembutkan bunga hati Yang tumbuh keras Meretas getas
Nuraniku lewati sekat melesat lepas lalui lubang pekat jemput terang raih kidung kemesraan bersama-Nya dengan kebeningan yang suci di rumah keabadian.
MEDITASI KATA-KATA
Terdiam aku dirimba suara Tak bergerak mempropokasi kata Biarlah kata-kataku Bermeditasi diruang jiwa Karena dirimba suara Kata-kata adalah dusta Kata-kata adalah pemangsa Di rimba suara Kata-kata bukanlah cinta Kata-kata tidaklah cermin Bagi kebeningan hati Tetapi desing pekuru yang memberi lubang pada papan ketuhanan.
Bunda! Aku ingin memelukmu Bunda! Wajahmu semakin tua Bunda! Rambutmu kian memutih Dan tubuhmu sepenuh renta
SAJAK MALAM I
Secuil coklat kurasa nikmat Tapi bibir itu juga nikmat Waktu kulumat Apalagi waktu tamat Basah lumuri karet yang kukunyah di kedalaman lidah
Bersama malam ku bertahta dibibir mungilmu Tapi detik jantung mengingatkanku Walau kembali aku menari Diatas keanggunanmu
Lahan batin mungkin Telah terbakar oleh manismu yang menggiurkan
SAJAK MALAM II Ciuman itu terlalu dalam Jauh kedasar Kutemukan rasa yang kasat Di rongga nafsuku
Angin mentertawakan ujung lidahku Yang menari di permkaan pipimu
Suara air pesankan dzikir bersama lagu dengkur yang menggelantur
Hidup dimalam kelam Petik sinar kecapi
Mesrai kidung kehangatan Jerit hati tak terdengar tenggelam oleh irama kesyahduan keanggunanmu
SAJAK MALAM III
Lantai sebagai saksi Kita pernah berpadu membuat empedu Di temani gelap malam Syahdu menyertai petualangan kita Mulai ujung rambut hingga kuku kakimu Kujelajahi Kuresapi titik kelembutanmu tapi aku terganjal oleh kerikil putih yangterbayang di ketajaman matamu
SOPO KUWI
Sobek nurani Cacah hati
Biarkan terserak
Menggores tanpa tepi Memeras tanpa batas Darah dan air mata
Nurani tak berhati Hati tak bernurani Sopo kuwi?
By:Lek Mad
PUISI TENTANG LAGU KESENANGAN
Puisi pernah ajari aku Tentang lagu kesenangan Mesra kerinduan nyaman kebersamaan
lewat puisi aku merekam Wangi tubuhmu Aroma keringatmu Dan desir desah nafasmu
Lewat puisi aku lukis lentik jemarimu
Yang bermain di ketiakku bercampur dengan Lumpur kepalsuan
SYAHWAT
DESIR DERAS MENYAPA MENIUP SADAR RAHASIA KALBU SULIT
AH.AH IBLIS MENGHANTAR SADAR TERLUPA DALAM WAJAH KOMPUTER
AWAN KESUNYIANMU MENGHILANG MENUJU GELAP BOROK KALBUKU ALAH NIKMAT JAHANNAM MEMIKAT BAH. ALLAH NAUNGI AKU
TAMAN LANGIT
Anakku! Jadilah pecinta
Bagai matahari. Cahanya tak terperi. Memancar tanpa tepi.
Bagai bintang. kerlipnya gemilang. Melipat kelabu. Damaikan kalbu.
Bunga kuncup menawan hati. Engkaulah sang pendidik Guru , Bapak kamar Atau apalah………. Memberi isi Pada gelas kristal. Pada cawan menawan. Yang masih kosong Melompong tanpa singgat. Ataupun racun berkarat.
Anakku ! Damailah hatimu Dalam kegundahanmu. Aku mengerti. Engkau butuh Aku. Seorang penabur benih cinta. Di tengah jiwamu yang panas. Tak apalah ! Biar jiwaku terbakar. Bias keangkuhanmu. Ke”Aku”anmu. Atau “Rasa Cuekmu”. Aku Ikhlas!. Asal engkau “Mudeng”. Apa arti “cinta”." Kasih Sayang". Dan ketulusan yang mutlak.
Anakku!. Cinta adalah sumber kebajikan. Dimana kemesraan tercipta. Mawaddah merambah.
Anakku!. Benamkan jiwamu. Pada kobaran “Api Cinta”. Yang akan membakar kebencian. Meluluh lantakkan kedengkian.
Dan Menghantam prasangka.
Anakku!. Hiduplah dalam cinta. Dan Matilah dengan membawa cinta.
Anakku!. Cintailah Allah. Cintailah Rasul. Cintailah Kedua orang tuamu. Cintailah Aku, Pendidikmu. Dan seluruh Manusia. Dan semua Makhluk yang menyemesta.
Anakku!. Damailah dalam “Cintamu”.
3 Januari 2004 “Taman Langitku” Alba Room “1”.
Ikhlasku Melepasmu
Air mata Tanda kesedihan. Hari Itu. Ehgkau ”Tiada”. Meninggalkan Kami. Anak didikmu. Santri Pondok Kulon Banon
Tangis. Tumpah ruah. Melepasmu. Tak rela seakan. Hati Menjerit. Menerimamu Kembali disisiNya.
Kita.Aku dan teman-temanku. Takkan lupakan “Engkau pernah memberi Air kesegaran Ruhani pada kami”.
Jiwamu tulus. Tutur katamu halus.
Perilakumu lembut. Dan penuh ketulusan.
Yai, Kita memanggilmu Sapaan akrab Penuh pesona penghormatan. Yai. Aduh. Akankah Sapaan kini itu akan hilang. Bersama dekapan Kedamainmu di sana, Yang menantimu.
Yai. Sulit kumenerima Akan kenyataan ini. Tapi aku bukanlah “Ateis” Aku percaya. Penuh Iman. “Bahwa kita akan bertemu. kembali bersama-sama dalam kedamaian abadi, disisiNya”. Semoga. Amien.
10 Januari 2005 “Taman Langit” Alba Room “1”.
Diam
Di diriku Ada sudut Yang tak bersudut-sudut Hati Laksana ruang Tanpa kekang Bisikannya adalah gemerincing kesucian Pernah aku menyapannya Dia bilang “tinggalkan senda gurau” Ah! senda gurau adalah kenikmatan kesyahduan dari diri yang berlumur pergaulan Tapi bukankah diam adalah kelezatan Diam adalah kebersamaan yang tak terjual Diam Hidup hanya dengan melewati Nafsu, deru suara dan kata-kata Diam adalah teman bagi hati Pembawa permenungan yang tiada bertepi Diam dan keheningan Menghantar kita Menyapa kesendirianNya.
Sunyi
Perasaanku mengelabu Saat aku di sini Kesunyian adalah rumah sejatiku Sedangkan engkau hanyalah Persinggahan
Kesunyian adalah taman suci Yang merajam laknat Pilu meresah hingga engkau Taburkan wangi keindahanNya
Syairku adalah kesunyian Dan kesunyian adalah makna yang tak berkata Ia kawan sejati dari penyair cinta Yang menanti cahaya sepi senyap (ISYHAB,2005)
PECINTAADALAH EGO YANG TELAH MATI Aku berbuat begini
Engkau katakan “ begini engkau harus berbuat, bukan begitu” Aku berbuat begitu Engkau katakan “begini engkau harus berbuat, bukan begitu” Tapi walau begitu Aku layani kata-kata itu Aku lelehkan hatiku Ku boyong kata-katamu Dalam perbuatan Karena aku adalah pecinta Sedangkan pecinta adalah ego Yang telah mati
ANTARA ENGKAU DAN AKU
Kalau kau batu Aku adalah air Kalau kau keras Aku adalah lembut Kalau kau melawan Aku adalah sabar Kalau kau cuek
Aku adalah ilhklas Kalau kau marah Aku adalah tenang Kalau kau omong kosong Aku adalah diam Kalau kau terlelap Aku adalah terjaga Kalau kau nafsu Aku adalah hati Kalau kau mati Aku juga mati Tapi mati yang hidup Bukan hidup kembali (Isyhab,2005)
PENJAHAT NAFSU
Kesendirian adalah Hakim adil bagimu Saat engkau sendiri Engkau telah sunyi Hanya ada dirimu Dan hati, hakim adilmu
Mohonlah perlindungan dariny a Karena penjahat nafsu akan Membelatimu taktala engkau terlambat Atau dalam keramaian (Isyhab,2005)
ISYARAT KEBEBASAN
Burung terbanglah Engkau adalah kawan Bagi alam
HAKIKAT EGO
Ego tidurlah Ego tidurlah Engkau bukanlah kehidupan Tapi kematian
CINTA UNTUK CINTA
Cintaku terbalas Cintaku tak terbalas
Pengorbananku terbalas Pengorbananku tak terbalas Sama saja Cinta untuk cinta Bukan untuk terbalas Pengorbanan untuk pengorbanan Bukan untuk terbalas Atau tak terbalas Tanpa pamrih Itulah cinta Itulah pengorbanan
ANUGRAH TUHAN
Mereka adalah anugrah tuhan Satu kehidupan yang mengagumkan Bagai pisau tajam Mentari pagi atau syair yang menawan
Anak-anak Mereka adalah saksi keajaiban Letupan gunung kelincahan Deras hujan ketepatan Dan puncak menara kreatifitas
Namun Mereka adalah kertas kosong Onggok yang melompong Butuh ukiran kebajikan Tangan-tangan tulus Menaruh kasih tanpa pamrih Mata-mata kerinduan Pada jiwanya yang bergolak Tanpa layar atau pengemudi yang menghantar
Mereka adalah manusia kecil di belantara rimba
Lautan tanpa batas Dan hamparan yang tak berutas
Selamatkan mereka Jangan kau berpaling
Wahai kawanku Engkau adalah manusia besar Dihatimu ada fitrah Kasih sayang pada sesama
Mereka satu dunia Akan meledak Kalau kau tak menghiraukan Bom waktu yang mereka tanam Pada jiwa mereka sendiri (Isyhab,Kulon Banon, 2005)
LAGU KESUNYIAN
Di kesendirian Tak ada suara Apalagi nada Hanya angin yang semilir
Menyentuh lembut pori-pori tubuh Menambah dalam cekamnya kesunyian Pada malam yang kelam
Angin begitu baik dikau Menemani aku disaat ragu Pada semua hakikat yang tak menentu Angin adakah pesan untukku Dari langit yang ghaib Tentang kebenaran segala sesuatu Tentang kesucian yang tak kunjung bersatu Atau tentang kesepian yang mengisi hari-hariku
Angin sentuh jiwaku Hingga kurenungi arti sunyi sepiku (Isyhab, Kulon Banon, 2006)
SEBATAS RETORIKA
Di sebuah kamar Aku baca zaman Yang berpelangi kebejatan
Goresan berwarna darah Kerut-kerut yang berduri Bernatal diujung negeri jelita
Mungkinkah tak ada peri Yang beri warna indah Atau seorang pangeran Pembawa air kedamaian Kuharap masih ada Walau hanya sebatas retorika (Isyhab, Kulon Banon, 2006)
SIMBOL DARI KESUCIAN
Kediaman tak terbatas Tanpa utas Berdiam dikediamanku Seakan bisu Tanpa lidah yang berseru Apalagi berseteru Jalan tanpa deru Musik tanpa lagu Kehidupanku
Inikah kematian Atau simbol dari kesucian
PUISI ADALAH DURI
Puisi adalah kata-kata Yang mampu mengubah dunia Puisi adalah bunga Yang mengharumkan suasana Puisi adalah air Yang menyegarkan kehidupan Puisi adalah duri Yang menusuk anak zaman Kala kerdilnya kelewatan
MUNAFIK
Aku lihat ada sajadah didepanmu Tapi mengapa darah mengalir diatasnya Ku lihat ada Tasbih ditanganmu Tapi mengapa debu-debu kemunafikan melumurinya Kulihat ada sorban dipundakmu Tapi mengapa jerit-jerit keangkuhan menggema di dalamnya Ku lihat ada jubah melingkupi tubuhmu
Tapi mengapa aku mendengar suara-suara munafik dari kelonggarannya Kulihat ada takbir pengagungan di kekhusuan shalatmu Tapi mengapa baju-baju kemungkaran Melekat kuat di jiwamu Kulihat ada Allah didasar hatimu Tapi mengapa cinta palsu terpampang besar di sudut-sudut ruang hatimu
LORONG GELAP
Ingin kulewati lorong gelap Menembus pekat Tinggalkan memori yang melekat Kemurnian Kebaruan Dari segala yang kelam Memberi hitam Pada ruh jiwaku
Kesaksian
Suatu masa Ketika aku Bukanlah aku Dengan segala aku Aku yang terpenggal keakuanku Aku yang hanya menjadi Saksi bisu bagi kerdil sejarahku
Pesonamu Seputih awan Hatimu suci memesona Merona merahkan ketakjuban Hingga leleh dalam cahanya keagungan
Sebening embun Hatimu bersih menyejukkan Mendebarkan jantung jiwa Nan berirama kedamaian
Oh hatimu yang mulia Tiada noda dunia Bertahta indah dilubuk ketulusan
Tanpa topeng tebal kemunafikan
Sungguh agung cakrawala hatimu Berpelangikan warna-warni kebaikan Membuat hidup jadi lebih hidup Dengan selaksa energi cinta yang tak berkesudahan
Cairan Dosa
Cairan dosa Simbol dusta Dan kekalahan Simbol nista Dan keteledoran
Mengapa harus ada air Air dosa yang mencair Tapi bukankah kita adalah air Kita adalah anak-anak air Yang terlahir karena air yang mencair
Air yang keluar dari rahim yang suci Tidak sepertiku yang menyiram air dosa
Diatas topeng keshalihan
Duh gusti Mengapa kutakbisa Menahan semburat air Air dosa yang melelahkan Air dosa yang meletihkan Air dosa yang membakar Tanaman putih dari asal kesucian kejadianku
Tak Perlu Media
Cinta tak perlu media Tuk ungkapkan kata-kata Cinta adalah kekaguman Yang bekerja dengan sendirinya Tanpa harus terkapar Dilembah kata-kata Cinta adalah kehalusan Yang lembut dengan kesuciannya Tak usah perlihatkan diri Cinta sudah sejati dengan kerlip bintang Cahaya ilahi
Pagi cinta di pesarehan Dua empat pebruari dua ribu enam.
Depresi
Hidup sungguh engkau menyerap energiku Mengapa begitu banyak hasrat menekan Hingga buatku tak bisa menahan gejolak dan riak ketakpuasan Oh kalau ini kehidupan Mengapa tak bisa beri ketenagan Apakah kehidupan adalah ketegangan Mngkin kematian jalan peredam Bagi hidup yang tak pernah peluk rembulan
CAHAYA BULAN YANG PUCAT
Di lembah bukit nestapa Kugantunkan pikiran masa depan Sambil menyaksikan cahaya bulan yang pucat Letih diriku angankan legembiraan datang Oh mentari yang sinarnya beri nuansa Lembut sorotnya pancarkan kesyahduan Di pagi ini kuharap bunga-bunga mekar Memberi wangi pada masam hatiku
Atau sekedar beri warna pada hambar jiwaku Semoga gelapku tercahayai oleh sinarnya yang menyejukkan
BUKAN PENYESALAN
Hidup bukanlah penyesalan Tapi getar-getar kenangan Yang harus direnungi Dijadikan pelita Biar hati tersinari Setelah redup oleh ketercewaan
JIWAMU YANG BENING
Bening jiwamu Pancarkan aura tebarkan pesona keanggunanmu bagaikan air tanpa keruh jiwamu segarkan kehidupan pekakan perasaan
kuingin berenang di kedalaman jiwa beningmu temukan mutiara yang pancarkan sinar menerangi hati jadikan putih seputih kapas di musim semi
ARTI JIWA
kurenungi arti jiwa sesungguhnya siapa dia aku adalah jiwa ketika aku terkepas dari raga kembali pada ruh sepenuhnya tanpa beban jasmani dan materipun takada semuanya harus tiada hingga ruh yang ada menetep dalam kedirian hakikat sejati manusia
HAKIKAT NAFAS
semua tertidur menghembuskan nafas mati lewati hari tanpa diri itulah manusia yang dirinya tanpa jiwa
berpekur dalam kesenamgan semata padahal masih banyak sesuatu yang harus dilakukan dengan jiwa yang terjaga memberi dan memberi itulah kehidupan yang harus dijalani bukan hanya menerima hirupan nafas lalu menghembuskannya dengan tanpa merenungi hakikat diberikannya nafas ketika nafas keluar kebajikanpun harus tersebar dan rasakan angin alampun menyegarkan.(April 2006)
TETAPLAH DIBAWAH CAHAYA ITU
tetaplah dibawah cahaya itu Jangan engkau menjauh sedikitpun ia akan membimbingmu menuju terang melihat awan putih bukan mendung yang kelam
tetaplah dibawah pijar itu diamlah dengan penuh khusu' jangan engkau pandang yang lain
keabadian adalah ketika engkau tercahayai oleh pelita kebenaran dan terbebas dari mengamati tanda-tanda duniawi
bersabarlah, jadiakn hatimu seteguh gunung himalaya yang kan kokoh dalam kesendirianmu walau apaun mengitarimu beribu-ribu citarasa berjuta-juta nuansa tetaplah dibawah sinar itu jangan engkau merasa resah tenaglah, karena kebahagiaan akan menjemputmu(3 Mei 2006)
BILAKAH AMAL KITA DITERIMA
mari kita telanjang meninggalakn seluruh atribut duniawi ada hanya sebagai hamba berusaha jadi yang termulia dihadapanNya untuk apa semua kalau tak berharga pakaian
emas berlian pangkat dan jabatan hanyalah kendaraan setelah itu kita tinggalkan kita bersimpuh dengan membawa amal, kebaikan atau kejelekan
mari kita telanjang dengan kesucian jiwa yang tersisa bilakah amal kita diterima(26 Mei 2006)
SEBATAS BAYANG
Yang selalu kurindu Tiada lain adlah dikau Kekasih yang belum kutemui Aku sudah bisa merasakan Walau hanya dalam harapan Engkau sungguh yang kuinginkan Menjadi pendamping jiwaku Pelepas lara atau pembunuh duka Kekasih dimanakah dikau Aku ingin tahu akan adamu Walau hanya dikejauhan masa
Siapakah gerangan Pesonamu yang menaknjubkan Wajahmu dan keanggunan jiwa-ragamu Kekasih hadirlah dalam ruang jiwa ini Walau sesaat sebagai penyembuh asa jiwa Yang kadang memabukkan.(2005)
Aku merindumu bulan Sinarmu yang purnama Mencahayai semesta hati Deburan ombak jiwa Tenang dalam kawasan cinta Yang berlabuh, teguh dan penuh Oh jadikan aku
KESETIAAN BULAN PADAAWAN MENOREHKAN WARNA PUDARKAN KEGELAPAN BEGITUl,AAH DIRIMU SEMENJAK MEMBAWA BUNGA BIRU CINTA KEHATI YANG HAMPA
MISTERI-MISTERI
ALAM PENUH MISTERI AKU SENDIRI MISTERI APALAGI ORANG LAIN PENUH MISTERI SEDANGKAN YANG NYATAADALAH MISTERI BAGAIMAN YANG TIDAK NYATA TUHAN MALAIKAT ALAM GHAIB SEMUANYAADALAH MISTERI MISTERI DILINGKUPI OLEH MISTERI MISTERI MELINGKUPI MISTERI
KEMESTERIAN ITULAH HAKEKAT ADA DAN TIADAKITA MEMANG TANPA MISTERI HIDUP TAK AKAN PENUH MISTERI ITULAH MISTERI YANNG MISTERINYA MEMESTERIKAN MISTERI(1 MEI 2006)
AKU DAN ANGIN
BEGUTI LEMBUT MENERPA TANPA SUARA TAPI BISA DIRASA MENYEJUKKAN SEPOI-SEPOIMU GETARKAN JIWA SUNYIKAN SUNYI DAN TAJAMKAN SUARA-SUARA GANJIL
ANGIN ADAKAH ENGKAU UTUSAN MALAIKAT YANG MEMBERI AROMA MISTIS MENYANGAT PADA DAMAINYA NUANSA DIMALAM YANG SENDIRI TANPA SIAPAATAUPUN APA HANYAAKU DAN KESENDIRIAN BERSAMAANGIN YANG MENAMBAH CEKAMNYA KESUNYIAN(20 MARET 2006)
ARTI SUNYIKU
KURENUNGI ARTI SUNYIKU TERNYATA KESUNYIAN BUKAN BERARTI SEPI KESUNYIAN ADALAH KERAMAIAN YANG TAK TERLIHAT IATEMPAT PESTA PORAYANG TAK TERSURAT PENUH DENGAN GETAR-GETAR DAWAI KESYAHDUAN KERINDUAN DAN GELEGAK SUARAYANG TAK TERPERI KEINGINAN DAN GEMELEGAR HASRAT BERTEMU DI KESUNYIAN AKU BERSUKA RIA MENABUR BENIH-BENIH CINTA DI TENGAH JIWAYANG KADANG GERSANG KERONTANG DAN HANYA HAWA PANAS YANG MENYENGAT DI KESUNYAN AKU SIRAMI KERING JIWKU DENGAN AIR MISTERI DARI LANGIT TUJUH KEHAMPAAN (MUSHOLA, 1 MEI 2006)
PUISI BUAT KAKAK
Kakak kini tiba masa indah Dimana engkau kan jadi ratu Permaisuri suamimu Bersamanya engkau berpadu Menjalin cinta Menuaibahagia
Tenda biru tanda dunia baru Kan hadir dalam hidupmu Berdua engkau bangun kerajaan Dengan dasar ketaqwaan Jadilah wanita idaman Mendampingi dengan penuh kecintaan Lewati hari penuh pesona dengan tabur Bunga ketulusan
Kakak kini tiba masa indah Bersama itu kita berpisah Demi cita yang harus tercipta "kebahagiaan kita"
Biarlah engkau mengepak Menjemput sang pangeran Pujaan hati, dambaan jiwa Mernyertanya dalam suka danduka Tuk raih satu taman Taman syurga nan mempesona
Kakak
Doaku menyertaimu semoga engkau bahagia selalu bersama suamimu dan tetaplah berlagu meski duka menyerbu ya Allah damaikanlah kedua mempelai ini dalam naungan rahmatmu,Amien. (Isyhab,Ahad 29 januari ) Hanya buku dan puisi iniyang bisa aku kadokan sebagai persembahan terakhirku kepada kakak tercinta.
PENJARA SUCI
Di penjara suci Kukalungkan dosa Pada jeruji kekhusuan Biar hidup hati ini Tak terkotori oleh noda
Kadang mata terbuka Mengajak kemana ia suka Mengetuk pintu hati Mencuri ketenangan syurga
Kembali merengkuh amal Inginku
Lepas dari jerat dusta Menjadi narapidana ukhrowi Dipenjarasuci Tempat aku membasuh diri (Isyhab,2/8/05)
USAH KEBIRI JIWA
Kemanakah aku melangkah Dengan kaki yang telah patah Oleh kaetakberdayaan
Walau dengan tertatih Usah kebiri jiwa Dengan pisau keputusasaan
Tetaplah berjalan Tatap masa depan Singsingkan baju lengan Dengan ridha tuhan Siap pugar kelemahan Dengan pernik baja kekuatan (Isyhab,/2/8/05)
TERCIPTA UNTUK MENANTI
Semesta diam terpesona Oleh keanggunaNya
Semesta menatap tanpa pejam Dengan langit tak berawan Menyerap keremangan Berlutut dihadapanNya Tanpa kaki kesombongan
Semesta mereka-reka Adakah kiamat Menghilangakan pertemuan Menghapus bekas perjamuan Meninggalkan kesan yang mendalam
Semesta tercipta untuk menanti keanggunanNya memeluk kesyahduan atau menampar dengan tangan keadilan (Ishab/2/8/05)
RASA ITU
Adakah ruang ini Menjadi saksi Bagi rasa itu Yang telah kita alami
Pernah kita memadu kasih Saling mengadu emosi Hingga pecah hati ini
Adakah engkau memahami Bahwa telah cukup lama kita melangkah Menyebar senyum dan tawa Kadang juga kucurran air mata (Isyhab/2/8/05)
PENANDA DAMAINYAALAM
Aku pernah mampir disini Dunia,tempat persinggahn sementara Berjalan, membuka pintu perasaan Mengisi relung jiwa Titipkan pesan seadanya Pada jiwa manusia
Teman yang pernah bersama Ibunda dan sanak keluarga
Ingn kupenuhi Jiw-jiwa itu Dengan manis senyumku Elok ketulusanku Atau sekedar sepatah-kata kelembutanku
Duh gusti Beri aku ilmu Yang denganya aku bisa lebih tahu Tentang hakekat bumi Tempat aku berpijak Menanam jejak-jejak kebaikan Menabur benih-benih kemesraan Menjadi penanda bagi damainya alam
Aku ingin jadi setitik air Yang kan padamkan sepercik air Dari beribu-ribu kobaran kebencian Ya Alllh jadikan aku air. (Isyhab,20 Ramadhan,….)
CINTAYANG SESUNGGUHNYA
Cinta memang buta Menutup mata dari kenyataan Mengubur cahaya menuai gelap Merenda ketaklogisan Melemahkan kekuatan
Inikah cinta Yang membalutku dengan keterpasungan Menawanku dengan jerat keraguan Inikah cinta dunia Yang menyesatkaku Kelmbah antah b3erantah Berputar-putar dalam lingkaran tak pasti
Benarkah ini cinta Mengapa tak membahagiakan Genbira sesaat lalu kembali dalam keterasingan Kenestapaan yang tak bertepi
Inikah cinta yang sesungguhnya?
SEMUANYAADA
Ada sampah disitu Suci tak tersentuh Ada pakaian berantakan Begitu anggun mempesona Ada noda didinding Menyemburatkan keindahan Ada kegaduhan oh kegembiraan Ada darah tercecer Alamat takdir tuhan bertengger
Semuanya ada
Tak ada yang tak ada Hingga aku Yang kini jadi batu (Isyhab/13/2/06)
BERI AKU NAFAS DENGAN UDARA CINTA
Tuhan beri aku nafas Dengan udara cinta Titik-titik ketulusan Tanpa koma keangkuhan
Oh betapa jernihnya hati Kala rahmanNya mengalir Ke dasar palung kesucian
Dekapan erat cinta kasih Membuat hidup tak pernah mati Menjadikan getar kerinduan Tak peranah akan berhenti.
KUINGIN TERBANG SAJA
Diatas karpet hijau Di sekeliling pusara Aku berada Menunggu ajal tiba
Ratapi dengan enggan hidup Bernafaskan udara kemunafikan Buat letih jiwa dan raga
Kalau hanya dalam sangkar kedustaan Terkurung diruang kehampaan Kuingin terbang saja Mengepak meninggalkan bumi Meraih awan Dan tinggal dikolong-kolong langit Kezuhudan Melihat betapa nestapanya Makhluk bumi Yang hanya hidup berhiaskan sutera Permata kesementaraan (Isyhab, Pesarean,Selasa/2/06)
DIMANAKAH LETAK BAHAGIA ITU
Ingin kumiliki semua Biar kayaraya diri ini dengan dunia Lalu kuperoleh bahagia
Senyum manis persahabatan Denting tawa keakraban Terukir indah di kanvas kehidupan
Pakaian gemerlapan Bertabur intan permata Hiasi dinding-dinding tubuh Dengan begitu gagahnya
Hunian yang menawan Bagai istana raja Berdiri dengan tahta yang tiada dua
Ingin kumiliki semua Biar kaya raya diri ini dengan dunia Lalu kuperoleh bahagia Tanpa nestapa
Tanpa bara api derita Tanpa duri kepedihan Hidup hanya dalam kegembiraan Tanpa tawanan kesedihan
Tapi mengapa hati tak kunjung berseri Tapi mengapa jiwa belum bersinar cahanya Dan malah burung keletihan menghampiri Bersama angin kemarahan Membawa hawa panas kekecewaan
Dimankah bahagia Didalam hati kumerengkuhnya Dengan kezuhudan tuk tak memiliki Dengan kerelaan tuk menerima yang ada Dan dengan berhentinya hati Dari berhasrat kepada selainNya (Isyhab,kulon banon,selasa/14/2/06)
WAJAH CINTAYANG BERSERI-SERI
Saat-saat kupetik bunga Saat itulsah cinta merekah Saat-saat kusentuh dia
Saat itulah bahagia menjelma
Hanya dalam rasa Bisa ungkap makna Dari kisah asmara Yang dibalut tanpa dusta Dengan jiwa ketulusan
Begitu hidup Terangnya menyilaukan Seakan tanpa hitam mencekam Engkau hadir bagai pelita Memberi sinar jiwa yang buta Tuk songsong fajar pagi Dengan wajah cinta yang berseri-seri.
BENING MATAMU
Sejuk matamu Mendamaikan kalbu
sorot mata tajammu tulus mempesona ada ketentraman tika kutenggelam dalam lautan mata beningmu oh matamu yang indah cermin kesahajaan kehidupan tanpa pamrih dan jejak-jejak perilaku para nabi (Isyhab,Mushola/5/06.)
KU TAK KAN KUASA
Dan matipun adalah nyata Memusnahkan kenikmatan dunia Menghancurkan Syaraf-syaraf otak manusia Tubuh pun pucat kaku Disaksikan angin yang diam Atau sesama manusia dengan tangis yang tertahan
Dan matipun adalah penyambung bagi kehidupan Mengantar kepintu keabadian Mempersilahkan jiwa-jiwa suci Tuk reguk kenikmatan sejati
Atau melempar jiwa-jiwa kotor kejurang neraka yang menganga dengan bahan bakar batu dan manusia
Oh dimanakah nanti Persinggahan terakhirku Disyurga terlalu mulia Apalagi dijurang neraka Mungkin ku tak kan kuasa Dengan siksa api yang menyala-nyala
Duhai yang empunya jagat raya Pemilik syurga dan neraka Hanya Rahman dan RakhimMu yang kupinta Dengan Kasihmu kumohon pengampunan Dengan SayangMu kumohon perlindungan Duh gusti tempatkan aku dimakam pengampunan Dan perlindunganMu,di sisiMu, di kedudukan yang mulia. Amien.(Isyhab,Kulon Banon,18/5/06)
TAK PERNAH DIINGAT
Kematian begitu dekat Tak ada pemisah Bagai langit dan awan Atau ikan dan lautan Sungguh kematian begitu dekat
Tanpa ada batas dengan kehidupan
Kematian adalah tangan panjang Yang membelai lembut nafas jiwa Atau mencabut keras tanaman kelezatan
Kematian. Engkau tak pernah diingat Bersama kiamat engkau dikucilkan Dihati manusia hanya ada dunia Persetan renungkan kematian Hanya menambah kelam pengharapan Tuk hidup abadi dialam kenikmatan
Oh kematian engkau pengingat Tapi tak pernah diingat Menjemput jiiwa-jiwa manusia Menerbangkannya keangkasa misteri Menjadi penanda ketakkekalan Dan permenungan tiada bertepi Bagi insan yang mengerti hakekat bumi Terminal sementara menuju istana ilahi.(Isyhab, Kulon Banon, 18/5/06)
KEMAMPUAN MANUSIA SEBATAS APA?
Belenggu mencekik leher manusia Harapan yang tiada batas Menjadikannya terkepung Seakan terpenjara Dalam jeruji yang teramat tebal Tiada lagi ruang luas Bagi jiwanya yang tertindas Oleh harapan yang tak biasa Penuh obsesi yang bagai buaya Rakus dan tak terhingga
Oh bagaiman ia bisa rasai tentram jiwa jika segalanya harus ada sedangkan ia tak mungkin bisa mewujudkannya menjadi sempurna tidakkah ia mengerti "kemampuan manusia sebatas apa"? (Isyhab, Kulon Banon, 28/6/06)
ULURKANLAH TANGAN KASIHMU
Hidup dalam kubangan dosa Ingin bangkit tapi tak bisa
Sementara kekhilafanku terus bertambah Tenggelam aku dalam lumpur kedurhakaan Juga rawa-rawa kemunafikan Menjeratku tuk binasa Membekukanku dalam luberan Tanah-tanah kental kealpaan
Duhai sang pencipta Yang tak kan melupakan ciptaanNya Mendengar jerit-rintih hambaNya Yang semakin tak kuasa Mengentaskan jiwa dari lumpur keteledoran Membebani, melemahkan dan membuat Tak berdaya Lahaula walaquwwata illa billah
Duh gusti! ulurkanlah tangan KasihMu Tariklah tangan hitam hambaMu Dari tumpukan lumpur dosa yang menenggelamkan jiwa ___dari kedudukan_ sebagai hamba yang bertakwa,tercipta tuk selalu manghamba (Isyhab, Kulon Banon, 28/6/06)
YAALLAH BASAHI JIWAKU
Sinar mentari pagi Menghangatkan hati Segar nuansa Penuhi bunga hati Kemana hendak pergi Jiwa layu diinjak masa yang menodai
Duh gusti Aku bungkus jiwa ini Dengan kemilau plastik kemunafikan Wajahku bercahaya Dengan tendensi hitam sebagai sakelarnya
Tuhanku aku bagai bunga layu Yang mati sebelum mekar Aroma wangi tak pernah menyebar Hanya amis yang kian melatar
Allah. KasihMu kutunggui Air cintaMu segarkan Bunga jiwa yang lunglai
Cinta KasihMu penyubur Bagi jiwaku yang kering Ya Allah basahi jiwaku (Isyhab, Kulon Banon,05)
DUKA LARA
Duka lara Meruwat cakrawala Pasang awan Pada langit yang cemerlang
Duka lara Begitu dalam Lahirkan nestapa Dengan tangis yang tak bertuan
Duka lara Begitu indahnya Kian molek dengan kosmetik kesabaran Kian anggun dengan pakaian kepasrahan
Duka lara adalah nestapa yang indah Durinya menggetarkan jiwa yang kalut
Ketajamannya melembutkan hati yang kerut (Isyhab, Kulon Banon,26/12/05)
BANGUN WAHAI JIWA
Bangun wahai jiwa Tidurmu keterlaluan Lihat temanmu Menunggu kedinginan Ingin pakaian yang menghangatkan
Lihat wahai jiwa Mereka telah gila Memakan daging tanpa keheranan Menaruh api dirumput yang hijau Hingga terbakar oleh keberingasannya Merajam kehidupan Dengan kerikil-kerikil tajam permainan
Bangkit wahai jiwa
Beri peringatan Dan tuhanmu agungkanlah Dan pakaimu bersihkanlah Dan perbuatan dosa tinggalkanlah Dan untuk memenuhi perintah tuhanmu besabarlah (Isyhab, Kulon Banon,26/12/05)
BETAPA INDAHNYA DUNIA
sifatMu yang pengasih mendamaikan semesta langit terang bumipun tentram tak ada kegaduhan apalagi perang hanya ada embun jernih menitik segarkan alam hanya ada jangkrik bernyanyi melukis bait malam hanya ada hati berdzikir merenungi ayat-ayat tuhan
dengan sifat kepengasihanMu betapa indahnya dunia
(Isyhab, Kulon Banon,06)
DIMANAKAH LETAK AGAMA
Adakah Allah dihatimu Adakah Allah disyahadatmu Adakah Allah dishalatmu Adakah Allah dipuasamu Adakah Allah dizakatmu Adakah Allah dihajimu
Atau hanya dibibirmu semata Tak pernah kau bawa kesukma Dimanakah Islammu Dimanakah Imanmu Dan dimanakah Ihsanmu Kalau hanya bicara orang kafirpun bisa Kalau hanya dilidah semua manusia bisa Iman butuh pengakuan dengan hati yang menyakinkan Islam butuh pembuktian dengan laku penuh keikhlasan Ihsan butuh penyerahan dengan jiwa penuh kepasrahan Dimanakah letak agama itu kalau semua hanya dimulut saja (isyhab, Kulon Banon,31/8/06)
AGUSTUS 2006
Lebanon hancur Roket, rudal, senjata api Menghujani tanah bangsa ini Israel, negeri zionis Makhluk penakluk yang keji Menewaskan hampir seribu lima ratus jiwa Rata-rata mereka adalah manusia yang tak berdosa Anak-anak manis, bayi-bayi mungil Wanita-wanita pendidik Menjadi tumbal keganasan mereka Hanya karena dua tentara Diculik pejuang hizbullah Israel berang, melancarkan serangan Bak kaum barabar Ataupun kanibal yang inginka n Daging terpanggang, darah keluar
Dibulan agustus tahun 2006 kusaksikan sejarah kelam peradaban alqur’an telah lebih dahulu merekam Hasrat jahat yang tak kan pernah padam
Bagsa yahudi tak kan pernah relakan Umat islam berdiri khusyu’ menghadap tuhan
Kulukis tinta kelabu hati Diatas kanvas malam Kadang merah darah Mewarnai petang yang buram Membentuk noktah-noktah kepedihan
Kuharap cahaya terang datang Menyinari semesta hati Sirnakan gelap penderitaan Lenyapkan titik hitam penyesalan Beri nafas hidup sejati Berhembus dengan tarikan kesucian Keluar daridorongan ketaqwaan Berhenti hanya dalam naungan rahmat tuhan
IBU
Ibu Kasihmu putih Bagai awan diangkasa Menembus cakrwala jiwa Tinggalkan bunga-bunga cinta ditaman hati
Semerbak aroma ketulusanmu Tebarkan pesona Dijiwa yang masih belia Meneguhkan pohon kepasrahan Mendidikku, menjadikan aku manusia
Engkaulah wakil tuhan dibumi Pengganti kebaikanNya yang tak bertepi Pemelihara cintaNya yang tanpa pamrih Sentuhan tangan kasihmu Merubah jiwaku menjadi dewasa Lembut tutur katamu Mengajari aku bagaimana berbicara Dan keikhlasan pengabdianmu
Membuatku mengerti apa artinya penciptaan (Kulon Banon, 17/8/060
LOGIKA TAUBAT
Mohonlah padaNya Pengampunan atas dosa Siapa lagi Kapan lagi Cepatlah sebelum terlambat Nyawamu berapa lama Umurmu seberapa Matipun tak diduga-duga Taubat Itulah kunci Pembuka gedung rahmat Temukan mutiara ridha Berlian KasihNya Dan cincin emas cintaNya
Kalau bukan Dia Tujuan kita Lalu Apa? Bukankah akhir kita
Adalah dikampungNya Bertemu denganNya Terserah Pilih keridhaanNya Atau kemurkaanNya Semoga saja kita jadi kekasihNya Amien.
INDAHNYA BEKERJA
Lelah Setelah bekerja Sekujur tubuh kelu Tulang-tulang linu Bagai besi beku Aku terbujur kaku
Tak kuat Menahan pegal rasa Tapi nikmat juga Keletihan setelah berusaha Berat beban tak terasa Menguap bersama suka cita
Seperti petani Tetesan keringat Diterik mentari Adalah embun perjuangan Meniti jalan hidup Mengharap sinar perak Bercahanya di kediaman jiwa Dan anak-anakpun bersorak-sorai " Bapak belikan boneka" Senyum tipis merekah dimana-mana Indah. Suka-cita. Itulah bekerja (Kulon Banon,10/9/06)
on,6/1/07) KEMENYATUAN
Bergerak dengan cinta Dengan semangat kasih Hidup dan menghidupi Menumbuhkan bunga-bunga indah Kedamaian Menebarkan aroma kesturi keharmonisan
Jiwaku kan berpeluk dengan jiwamu
diIstana cinta yang dihiasi denagan dinding pegertian dan alas permadani kerendahan
oh kemenyatuan terlahir dari rahim cinta yang tulus begitu indah nan memesona anak-anak bumi beriang-girang menyaksikan dirimu membumbung ke Arasy Tuhan. (Kulon Banon/8/2/07)
MENJAGA JANJI
Berpesanlah pada jiwa Untuk selalu menjaga Janji setia Pada awal mula penciptaan Dialam yang masih maya "bukankah aku Tuhanmu" "Benar Engkau adalah Tuhanku"
Dan jiwapun terlahir Kepangkuan dunia
Menempuh dua jalan Kebaikan atau keburukan
Dalam payah yang menduri Jiwa tetap mendaki Di Pintu Rahman-Nya Jiwa beraja' Duh Gusti "bukaklah" Agar aku masuk Dalam Istana Kepengasihan-Mu (17/02/07)
Hujan rintik deras Gema alam membahana Menyanyikan lagu bumi Tanah menyerap iramanya Laut melahap nadanya Dan duniapun bergirang Kehidupan terus berjalan Bersama bising alam Yang menumbuhkan Buanga-bunga harapan Juga duri-duri ketakutan
Hujan! Semoga turunmu Membawa keberkahan (23/2/07)
Langit kelabu Awan tebal yang muram Menyelimuti negri Tanpa henti Seakan mengabadi Tuhan curahi jiwa ini Dengan timah cobaan Menyesakkan dada Memilukan hati.
Oh! Adakah Cinta-Mu tersisa
Membelai mesra jiwa yang penuh dosa Kami anak-anak manusia mungkin telah lupa Akan kenikmatan-Mu yang tak terhingga Kami anak-anak manusia mungkin telah lalai Akan kewajiban menjaga Hamparan berkah-Mu yang melimpah.
Mungkinkah kealpaan kami Menghadirkan rentetan pilu Mungkinkah kelalaian kami Mengharuskan jiwa diliputi nestapa Engkaulah Tuhan Pencipta segala Rangkaian besi musibah yang menimpa kami Anak-anak negri pertiwi Bisa jadi peletup kesadaran hati Agar kami membenahi diri Menata kata-kata
Merapikan kinerja Membersihkan hati Menggali nilai-nilai ilahi
Dentuman ujian berkali-kali Yang menerjang bangsa tercinta Bisa jadi teguran Sang Pencipta Agar kami meluruskan pekerti Mendasari kehidupan Dengan kecintaan kepada alam Menafasi kehidupan Dengan udara keseimbangan.
Sungguh indah musibah Yang mampu meneguhkan jiwa Mempadukan hati yang mendua Memasrahkan diri
Untuk kembali kepada-Nya Atau sekedar berdoa " semoga Tuhan ganti rugi Kehilangan harta benda hamba". (04:00, Senin 8 April 2007) 0100090000037c00000002001c00000000000400000003010800050000 000b0200000000050000000c022506330a040000002e0118001c000000f b02c4ff0000000000009001000000000740001254696d6573204e657720 526f6d616e0000000000000000000000000000000000040000002d0100 00040000000201010005000000090200000002040000002e011a000d00 0000320a3600170a0100040000000000320a270620af1b00040000002e0 118001c000000fb021000070000000000bc02000000b20102022253797 374656d000000000000000000001a00000001000000f8523705e404000 0040000002d010100030000000000
BIODATA PENULIS Ahmad isyhabuddin ihsan ( isyhab el ihsan ), lahir di Demak, Jawa Tengah, 3 Maret 1983. Sekarang sedang sekolah di Lembaga Pengembangan Bahasa Arab (LPBA), Kajen, Pati. Pernah mengelola majalah dinding di pesantren sendiri dan aktif menulis puisi, artikel, cerpen dll. Alamat: Pondok Pesantren Kulon Banon, Kajen, Margoyoso, Pati, Jateng 59154, Tlp. (0295) 452074, Hp: 085865877934. Nomor Rekening: 3322-0553.