Bahasa

  • Uploaded by: Renita Sepriyanti
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahasa as PDF for free.

More details

  • Words: 2,354
  • Pages: 11
1.1

Latar Belakang

Penggunaan bahasa yang benar menurut kaidah EYD merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam hal tulis-menulis. Pemilihan kata berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah hubungan sosial, dan kaidah mengarang. Kaidah-kaidah ini saling mendukung sehingga tulisan menjadi lebih berstruktur dan bernilai serta lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Namun pada kenyataannya, masih banyak kesalahan pada penggunaan bahasa yang disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap hakikat penggunaan bahasa yang benar menurut EYD. Kesalahan – kesalahan tersebut meliputi kesalahan ejaan dan kesalahan penggunaan kalimat. Kesalahan penggunaan ejaan maupun kalimat dapat ditemukan di berbagai media cetak, seperti undangan, spanduk, surat dinas, majalah, dan juga selebaran iklan ataupun pengumuman yang sering ditempelkan di berbagai tempat. Pada penulisan makalah ini, penulis memberi perhatian lebih terhadap kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat pada media ruang yang terdapat di universitas jantong hatee rakyat aceh, Universitas Syiah Kuala.

Beragam kesalahan yang dapat ditemukan di berbagai sudut bangunan di Universitas Syiah Kuala menjadi salah satu pembuktian bahwa, bahkan di instansi pendidikan sekalipun, masih banyak ditemukan kesalahan dalam penggunaan bahasa. Salah satu contoh kesalahan ejaan dapat terlihat di Gedung Petronas, Fakultas Kedokteran, Universitas Syiah Kuala. Spanduk yang dipasang di salah satu sudut gedung tersebut menuliskan kata “Jum’at” yang seharusnya ditulis “Jumat”. Kemudian, kesalahan kalimat juga dapat dilihat pada bangunan yang direkonstruksi oleh China, yang terdapat di Fakultas Kelautan, Universitas Syiah Kuala. Pada tulisan tercetak merah di dinding bangunan tersebut ditulis “Sumbangan dari China”. Dilihat dari kesesuaian kalimat, kata “sumbangan” lebih lazim diganti dengan kata “bantuan”.

Dengan latar belakang masalah tersebut, penulis mencoba untuk mengamati kesalahan penggunaan bahasa Indonesia khususnya pada media ruang di Universitas Syiah Kuala. Pada penelitian ini, penulis akan meneliti lebih dalam mengenai kesalahan penggunaan ejaan dan kesalahan penggunaan struktur kalimat. Berdasarkan kenyataan di atas, judul makalah ini adalah, “Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat pada Media Ruang di Unsyiah”.

1.2

Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

(1) Bagaimanakah kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah? (2) Bagaimanakah kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah?

1.3

Tujuan

Tujuan – tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan kesalahan ejaan pada media ruang di Unsyiah; (2) Mendeskripsikan kesalahan kalimat pada media ruang di Unsyiah.

BAB II KAJIAN TEORETIS

2.1 2.1.1

Ejaan Definisi Ejaan

Kurshartanti (2005:83) mengatakan bahwa ejaan adalah kaidah tulis menulis baku yang didasarkan pada penggambaran bunyi. Ejaan tidak hanya mengatur cara menulis huruf,tetapi juga cara

menulis kata dan cara menggunakan tanda baca. Sejalan dengan pendapat ini, Arifin (A. Rohani, 2009) memberi pendapat bahwa ejaan merupakan keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis yang distandarisasikan. yang lazirn mempunyai 3 aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfomis, dan aspek sintaksis yang menyangkut penanda ujaran berupa tanda baca (Kridalaksana, 2008: 54).

2.1.2

Fungsi Ejaan

Menurut Azwardi (2008: 15), ejaan berfungsi sebagai landasan pembakuan tata bahasa, landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, dan juga sebagai alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, secara praktis, ejaan berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami dan mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis.

2.2

Kalimat

2.2.1

Pengertian Kalimat

Sudah terlalu banyak definisi kalimat yang dikemukakan para ahli bahasa. Secara umum, definisidefinisi tersebut mengacu kepada pendeskripsian pengertian kalimat. Gorys Keraf (Nurhadi, 1995:320) memberikan batasan kalimat adalah suatu bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan sedangkan intonasinya menunjukkan bahwa bagian ujaran itu sudah lengkap. Sejalan dengan pendapat ini, Ramlan (Nurhadi, 1995:320) mengemukakan bahwa kalimat ialah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik. Ahli bahasa yang lain juga mendefinisikan kalimat sebagai bagian terkecil ujaran atau teks yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan, kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh suatu kesenyapan yang memustahilkan adanya perpaduan atau asimilasi bunyi. Dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru, dan sementara itu ditentukan pula di dalamnya berbagai tanda baca. (Alwi, 2000:311)

2.2.2

Unsur Kalimat dan Pola Kalimat Bahasa Indonesia

Dilihat dari segi bentuk pola kalimat bahasa Indonesia dapat dirumuskan sebagai kontruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas dua kata atau lebih. Hubungan struktural antara kata dan kata atau kelompok berbeda-beda. Antara kalimat dan kata terdapat satuan sintaksis, yaitu “klausa” dan “frasa”. Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas predikat dan objek. Sedangkan frasa adalah sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung unsur prediksi. Dilihat dari segi struktur internalnya, kalimat dan klausa terdiri atas unsur predikat atau subjek, baik menyertakan objek, pelengkap, keterangan, maupun tidak, misalnya: ·

Dia cantik S

P

·

Anak itu makan kue S

P

O

Dalam pola kalimat bahasa indonesia, hal yang terpenting adalah unsur kalimat karena merupakan kerangka dari sebuah kalimat. Adapun unsur-unsur dalam kalimat adalah: (1). Subjek/pokok kalimat adalah unsur utama dalam sebuah kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. (2). Predikat dapat berupa benda, kata kerja, ataupun kata sifat akan tetapi prediket dapat diingkarkan dengan kata tidak atau bukan. (3). Objek biasanya berupa nomina atau frasa nomina. Objek berfungsi membentuk kalimat dasar dan menperjelas makna kalimat. (4). Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi dalam sebuah kalimat, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat. (5). Keterangan berfungsi melengkapi dan menjelaskan informasi pesan-pesan kalimat. Keterangan mempunyai fungsi sintaksis yang paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya.

2.3

Kesalahan Berbahasa

Kesalahan dalam berbahasa Indonesia mengandung arti suatu hal yang menyimpang dari kaidahkaidah berbahasa yang benar. Dalam kaitannya dengan hal ini, Safriandi (Gemasastrin, 2009) menulis sebagai berikut.

Dapat dikemukakan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

Secara umum, kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diklasifikasikan dalam tiga katagori, yakni kesalahan struktur, kesalahan diksi, dan kesalahan ejaan. (Azwardi, 2008:68). Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kekeliruan berbahasa tidak terjadi secara sistematis, bukan terjadi karena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan, melainkan karena kegagalan merealisasikan sistem kaidah bahasa yang sebenarnya sudah dikuasai (Safriandi, 2009).

BAB III PEMBAHASAN

2.1

Kesalahan Ejaan

Pada sub bab ini, akan dipaparkan hasil analisis atas kesalahan-kesalahan ejaan dalam menulis kalimat.

(1).

Jum’at, tanggal 18 November 2011.

(Sumber: Gedung Fakultas Teknik) Pada kalimat di atas, kata “Jum’at” mengandung ejaan yang salah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata baku untuk kata tersebut adalah “Jumat”. Jadi, kalimat tersebut seharusnya menjadi, “Jumat, tanggal 18 November 2011.”.

(2).

…mahasiswa Unsyiah untuk mentaati dan mengikuti jadwal.

(Sumber: Gelanggang Mahasiswa)

Pada kalimat di atas, kata “mentaati” mengandung ejaan yang salah. Prefiks meN- berubah menjadi men- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /t/,/d/,/j/, dan /c/. Jadi, kalimat tersebut seharusnya menjadi, “…mahasiswa Unsyiah untuk menaati dan mengikuti jadwal.”.

(3).

Helem harap dibawa masuk ke dalam.

(Sumber: Gedung ICT) Pada kalimat di atas, kata “Helem” mengandung ejaan yang salah karena merupakan makna leksikal yang tidak baku. Agar menjadi makna leksikal yang baku, kata “Helem” harus diganti dengan kata “Helm”. Jadi, kalimat tersebut akan menjadi, “Helm harap dibawa masuk ke dalam.”.

(4).

Semoga Allah swt. meridhoi kita.

(Sumber: Gedung Fakultas Pendidikan Sarjana Ilmu Keperawatan) Pada kalimat di atas, kata “meridhoi” mengandung ejaan yang salah karena tidak sesuai dengan kaidah EYD. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata baku dari kata “ridho” adalah “rida”. Jadi, penulisan kalimat yang benar adalah, “Semoga Allah swt. meridai kita. “.

(5).

Menghargai keberagaman sebagai sebuah kekuatan.

(Sumber: Gedung Fakultas Pendidikan Sarjana Ilmu Keperawatan) Kalimat di atas mengandung kata yang mengalami kesalahan ejaan. Kata “keberagaman” tidak sesuai dengan yang tertera dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata “Ragam” yang diimbuhi prefiks keseharusnya ditulis “Keragaman”, bukan “Keberagaman”.

(6).

Darussalam-Banda Aceh.

(Sumber: Kantor Biro Rektor Unsyiah) Kalimat di atas mengandung penggunaan kata hubung “-“ yang salah. Tanda hubung “-“ tidak digunakan untuk menghubungkan nama tempat. Untuk menyatakan nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan seharusnya menggunakan tanda koma. Jadi, seharusnya penulisan yang benar adalah, “Darussalam, Banda Aceh”.

(7).

Tanggal 18 s/d 19 November 2011.

(Sumber: Gedung Fakultas Teknik) Kalimat di atas mengandung kesalahan ejaan. Singkatan kata “Sampai dengan” seharusnya dipisahkan dan diakhiri dengan menggunakan tanda titik. Jadi, kalimat tersebut ditulis, “Tanggal 18 s.d. 19 November 2011”.

(8).

Periode Nopember 2011 – Januari 2012.

(Sumber: Gelanggang Mahasiswa) Kata “Nopember” merupakan kata yang tidak baku dan tidak tercantum di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kata yang baku dari kata tersebut adalah “November”. Jadi, seharusnya kalimat tersebut ditulis, “Periode November 2011 – Januari 2012.”.

(9).

Silakan hubungi.

(Sumber: RKU 4) Kata “hubungi” mengandung ejaan yang salah karna tidak diimbuhi dengan prefiks meN-. Imbuhan meNpada kata “menghubungi” mengandung makna “melakukan”. Imbuhan ini dibutuhkan karna kata di depan kata “hubungi” bermakna perintah. Jadi, seharusnya kalimat tersebut ditulis, “Silakan menghubungi.”.

(10). Jln Rawasakti. (Sumber: RKU 4) Singkatan “Jln” pada kalimat di atas mengandung kesalahan ejaan, karena menurut konsep ejaan yang benar, singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Jadi, seharusnya kalimat di atas ditulis, “Jln. Rawasakti”.

(11). Menghadirkan 5 orang. (Sumber: Gedung Tata Boga) Kalimat di atas mengandung penulisan bilangan yang salah, karena menurut konsep ejaan yang benar, lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf, kecuali jika

beberapa bilangan dipakai secara berurutan. Jadi, penulisan yang benar untuk kalimat di atas adalah, “Menghadirkan lima orang”.

(12). Menghadirkan 5 orang oudien. (Sumber: Gedung Tata Boga) Kalimat di atas mengandung ejaan yang salah. Kata “oudien” adalah kata yang tidak baku. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata baku dari kata “oudien” adalah “audien”. Kesalahan pada penulisan angka dapat dilihat pada nomor sebelumnya.

(13). Dapat memperbaiki dan memprogramkan mata kuliah baru. (Sumber: Gedung PKK) Kalimat di atas mengandung kesalahan prefiks. Prefiks meN- berubah menjadi mem- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /p/ dan ketika terjadi pengimbuhan tersebut, fonem /p/ hilang kecuali pada beberapa bentuk dasar yang berasal dari kata asing yang masih mempertahankan keasingannya. Jadi, kalimat tersebut seharusnya ditulis, “Dapat memperbaiki dan memrogramkan mata kuliah baru.”.

(14). Data-data yang harus dilengkapi sebagai berikut; (Sumber: Kantor Biro rektor Unsyiah) Kalimat tersebut mengandung tanda baca yang salah. Kata “sebagai berikut” seharusnya diakhiri dengan tanda titik, bukan tanda titik koma. Jadi, penulisan kalimat yang benar adalah, “Data-data yang harus dilengkapi sebagai berikut.”.

(15). Photocopy kwitansi SPP semester ganjil. (Sumber: Kantor Biro Rektor Unsyiah) Kalimat di atas mengandung unsur serapan yang salah, karena kata “photocopy” merupakan penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal sehingga kata tersebut berubah menjadi “fotokopi”.

(16). …semua pihak yang telah mensukseskannya.

(Sumber: Gedung Fakultas Pendidikan Sarjana Ilmu Keperawatan) Kalimat di atas mengandung kesalahan prefiks. Prefiks meN- berubah menjadi meny- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/. Kata “mensukseskannya” seharusnya menjadi “menyukseskannya”.

(17). Jadi jika anda berminat. (Sumber: Gedung Tata Boga) Kalimat di atas mengandung kesalahan ejaan. Huruf A pada kata “anda” seharusnya menggunakan huruf kapital, karena huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti “Anda”. Jadi, kalimat di atas seharusnya ditulis, “Jadi jika Anda berminat”. (18). Apa bila ada yang kurang jelas. (Sumber: Gedung Tata Boga) Kalimat di atas mengandung ejaan yang salah. Kata “apa bila” seharusnya digabungkan menjadi “apabila”. Jadi, kalimat yang benar adalah, “Apabila ada yang kurang jelas”.

(19). Sebagai institusi akademik mempsiapkan SDM. (Sumber: Gedung Tata Boga) Kalimat di atas mengandung kesalahan prefiks. Prefiks meN- berubah menjadi meny- jika diimbuhkan pada bentuk dasar yang berfonem awal /s/. jadi, kata “mempsiapkan” seharusnya diganti menjadi “menyiapkan”. Jadi, kalimat yang benar adalah, “Sebagai institusi akademik menyiapkan SDM”.

(20). Bank Mandiri sebagai Bank Anda. (Sumber: Bank Mandiri Unsyiah) Kalimat di atas mengandung kesalahan penggunaan huruf kapital. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama sebuah badan yang tidak diikuti nama badan tersebut. “Bank Anda” seharusnya ditulis “bank Anda”. Jadi, kalimat tersebut seharusnya ditulis, “Bank Mandiri sebagai Bank Anda”.

2.2

Kesalahan Kalimat

Pada sub bab ini, akan dipaparkan hasil analisis atas kesalahan-kesalahan dalam menulis kalimat.

(1).

Sumbangan dari china.

(Sumber: Fakultas Kelautan) Dalam prinsip pemilihan kata, kata yang digunakan dalam sebuah kalimat harus bersifat netral. Kata “sumbangan” merupakan pilihan kata yang tidak tepat karena cenderung merujuk pada situasi yang tidak formal. Kata “sumbangan” lebih tepat diganti menjadi kata “bantuan”. Jadi kalimat tersebut sebaiknya ditulis, “Bantuan dari China”. (2). Selambat-lambatnya sehari sebelum jadwal pendaftaran. (Sumber: Kantor Biro Rektor Unsyiah) Kata “selambat-lambatnya” merupakan kata yang tidak cermat dalam pemilihan kata. Kata “selambatlambatnya” lebih tepat diganti dengan kata “paling lambat”. Jadi, kalimat tersebut sebaiknya ditulis, “Selambat-lambatnya sehari sebelum jadwal pendaftaran”.

(3).

Tempat sekretariat BEM FKIP Unsyiah.

(Sumber: RKU 4) Kalimat tersebut tidak efektif dan terkesan tidak utuh. Seharusnya kata “tempat” dilengkapi menjadi, “bertempat di” sehingga kalimat tersebut menjadi “Bertempat di sekretariat BEM FKIP Unsyiah”.

BAB IV PENUTUP

3.1

Simpulan

Berdasarkan data yang dianalisis di atas, kesalahan ejaan dan kalimat tampak seperti hal yang lumrah terjadi bukan hanya di tempat-tempat umum, melainkan juga di lembaga pendidikan seperti universitas. Data di atas hanya sebagian kecil dari begitu banyaknya kesalahan yang terdapat di Universitas Syiah Kuala. Kesalahan berbahasa terjadi secara sistematis kerena belum dikuasainya sistem kaidah bahasa yang bersangkutan. Kesalahan ejaan umumnya mencakup kesalahan tanda baca,

kesalahan penggunaan kata baku, dan kesalahan prefiks. Sedangkan kesalahan kalimat mencakup kesalahan struktur dan kesalahan prinsip pemilihan kata. Kesalahan-kesalahan akan terlihat jelas apabila kita menganalisis dan mengembalikannya atau mengacu pada sistem kaidah yang berlaku. Berbahasa tidak hanya terhenti pada aspek makna (pokoknya dimengerti). Namun, sebagai bahasa ilmu, aspek gramatikal merupakan suatu hal yang tidak boleh dikesampingkan.jadi, setiap kalimat yang dibangun harus memenuhi syarat gramatikal.

3.2

Saran

Berdasarkan penelitian ini, perlu adanya peningkatan pemahaman penulisan yang sesuai dengan kaidah EYD pada media ruang di Unsyiah. Sebagai instansi pendidikan yang berfungsi sebagai sarana transfer ilmu yang baik dan benar, seharusnya kesalahan-kesalahan seperti di atas harus diminimalisir agar terciptanya ragam kebahasaan yang efektif, mudah dipahami, dan benar dilihat dari struktur serta ejaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Azwardi. 2008. Menulis Ilmiah: Materi Kuliah Bahasa Indonesia Umum untuk Mahasiswa. Banda Aceh:Unsyiah.

Related Documents

Bahasa
November 2019 57
Bahasa
October 2019 58
Bahasa
June 2020 32
Bahasa
November 2019 76

More Documents from "Uni"