Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah menuturkan dalam kitabnya yang indah, Al-Wabilush Shayyib: فمن أراد هللا به خيرا فتح له باب الذل واالنكسار ودوام اللجأ إلى هللا تعالى واالفتقار إليه ورؤية عيوب نفسه وجهلها وعدوانها ومشاهدة فضل ربه وإحسانه ورحمته فالعارف سائر إلى هللا تعالى بين هذين الجناحين ال.وجوده وبره وغناه وحمده يمكنه أن يسير إال بهما فمتى فاته واحد منهما فهو كالطير الذي فقد أحد جناحيه. “Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya, maka Allah akan 1. bukakan untuknya pintu perendahan diri, 2. perasaan tidak berdaya, 3. selalu bersandar hatinya kepada Allah Ta’ala dan 4. terus-menerus merasa perlu kepada-Nya. Ia 5. memeriksa aib-aib dirinya, kebodohan dan kezalimannya yang ada padanya. Di samping itu, ia menyaksikan dan 6. menyadari betapa luas karunia, ihsan, rahmat, kedermawanan, dan kebaikan Rabbnya serta kekayaan dan keterpujian diri-Nya. Oleh karena itu, 7. orang yang benar-benar mengenal (Allah) akan meniti jalannya menuju kepada Allah di antara kedua sayap (sikap) ini. Dia tidak mungkin meniti jalan hidupnya (dengan baik) kecuali dengan keduanya. Ketika salah satu dari kedua belah sayap itu hilang, maka dia bagaikan seekor burung yang kehilangan salah satu sayapnya”