A. Bagaimana Memulai Usaha Sering kali kita banyak liat banyak pengusaha sukses. Dimana kita tidak tahu bagaimana pengalaman pengusaha tersebut menuju keberhasilan. Jika kita lihat lebih dalam, banyak likaliku menuju kesuksesan tersebut. Lumayan banyak kisah yang mengharukan di balik kesuksesan yang didapati oleh pengusaha tersebut. Ada pengusaha yang memulai usahanya dari nol. Bahkan, smpai menderita kerugian yang hamper menyebabkan gulung tikar. Namun, karena ketekunan, kesabaran, keberanian, dan kepandaiannya dalam menjalankan usaha dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun dan akhimya berhasil. Ada beberapa sebab dan cara untuk memulai usaha. Ada lima cara atau sebab pengusaha untuk memulai usahanya, yaitu: 1. faktor keluarga pengusaha; 2. sengaja terjun menjadi pengusaha; 3. kerja sampingan (iseng); 4. coba-coba; 5. terpaksa. Seseorang yang memulai usaha karena faktor keluarga cukup banyak dijumpai. Artinya, seseorang melakukan usaha karena keluarga mereka sudah mempunyai usaha sebelumnya. Jadi, pengusaha pemula ini meneruskan usaha atau membuka cabang baru. Mulai dari modal, suplai bahan baku, sampai manajemen sang pengusaha pemula tersebut tinggal mengikuti yang sudah ada. Kesuksesan usaha seperti ini cukup banyak terjadi di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Sengaja terjun menjadi pengusaha, artinya dimana seseorang dengan sengaja memulaikan usahanya. Mereka ini biasanya belajar dari kesuksesan orang lain, yaitu mengikuti contoh dari pengusaha yang ada dengan cara bermitra dengan orang lain atau mencari modal sendiri. Pengusaha pemula ini biasanya dilakukan oleh mereka yang berstatus pegawai, namun memiliki jiwa bisnis. Ada beberapa yang meniru ini mencapai kesuksesan. Keberhasilan dan kegagalan orang lain menjadi pedoman dan tuntunan pengusaha ini dalam menjalankan kegiatan usahanya. Selanjutnya adalah melakukan usaha dengan tidak disengaja. Biasanya disebut dengan usaha sampingan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh mereka yang mencoba untuk memproduksi atau pun menjual sesuatu dengan skala yang kecil untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi, usaha ini ternyata terus berkembang. Meningkatnya pesanan ini terus pula direspons oleh pengusaha dengan menambah modal dan jumlah produksinya. Maka, kegiatan yang semula tidak sengaja yang untuk mengisi waktu luang menjadi kegiatan yang memberikan hasil yang luar biasa. Memulai usaha dengan cara coba-coba tidak sedikit dilakukan dan juga menghasilkan keberhasilan. Usaha ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang belum memiliki sesuatu pengalaman, seseorang yang belom dapat pekerjaa, atau seseorang yang baru terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Namun demikian, cukup banyak usaha yang diawali dengan coba-coba ini yang mencapai keberhasilan.
Faktor usaha yang dilakukan dengan terpaksa memang jarang terjadi, namun ada beberapa pengusaha yang berhasil karena keterpaksaan. Mereka biasanya melakukan usaha karena menganggur atau kehilangan pekerjaan. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seseorang untuk memulai usaha, baik secara individu maupun kelompok. Cara memulai usaha yang sering dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mendirikan usaha baru Usaha ini dilakukakn dengan mendirikan perusahaan yang baru. Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha, mulai dari akte notaris sampai ke pengadilan negeri (Departemen Kehakiman), selanjutnya mengurus izin-izin yang dibutuhkan. Selain itu, tugas lainnya adalah mencari lokasi yang tepat dan strategis serta menyediakan alat dan bahan-bahan yang dibutuhkan. 2. Membeli perusahaan Usaha ini dilakukan dengan cara membeli perusahaan yang sudah ada. Pembelian usaha dapat dilakukan terhadap perusahaan sudah tidak berjalan yang masih memiliki badan usaha maupun perusaahan yang masih berjalan. 3. Kerja sama manajemen dengan sistem waralaba (Franchising) Cara ini dilakukan dengan memakai nama dan manajemen perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan perusahaan yang menggunakan disebut franchise. Dukungan manajemen yang diberikan oleh franchisor berupa: -
pemilihan lokasi usaha
-
peralatan yang diperlukan
-
layout ruangan dan gedung
-
bentuk bangunan
-
penentuan atau penyediaan bahan baku atau produk
-
pemilihan karyawan
-
iklan bersama.
4. Mengembangkan usaha yang sudah ada Pengusaha melakukan pengembangan atas usaha yang sudah ada sebelumnya, baik penambahan output atau hasil produksi yang lebih besar atau pengembangan berupa cabang baru. Biasanya kegiatan seperti ini dilakukan perusahaan keluarga. Selanjutnya rencana bisnis (Business Plan) juga sangat penting ketika ingin memulai suatu usaha. Rencana akan menjadi a|at bantu atau panduan dalam eksekusi, serta operasionalisasi ide. Rencana yang disusun dengan sistematis dan logis akan menjadi media
untuk mengomunikasikan bisnis yang akan dijalankan dengan calon investornya atau mitra ketika diperlukan dukungan dari pihak lain untuk mengoperasionalkan rencana. Seperti yang dikemukakan Barringer & Ireland (2008: 89) bahwa business plan penting karena dua alasan. Pertama, business plan merupakan dokumen interna| yang membantu bisnis baru untuk menyempurnakan bisnis model dan memperkuat tujuan. Kedua, karena business plan merupakan dokumen penjualan bagi perusahaan yang memberikan mekanisme untuk menggambarkan perusahaan bagi investor, supplier, rekan bisnis, dan SDM potensial. Sebuah rencana itu tidak memiliki manfaat atau harga, tetapi perencanaan itu adalah segalanya. Rencana bisa dijadikan titik tolak untuk memulai sesuatu sehingga dapat berjalan. Oleh karena itu, sebaik apa pun rencana yang sudah disusun tidak akan ada gunanya jika tidak dilakukan dengan baik dan tuntas. Evaluasi terhadap kinerja dari hasil perencanaan akan berguna bagi kelanjutan bisnis pada siklus perencanaan dan eksekusi berikutnya. Rencana bisnis sangat erat hubungannya dengan kewirausahaan (entrepreneur). Wirausahawan yang sukses dan berhasil pasti menjalankan bisnisnya dengan visi dan rencana yang besar. Penyusunan Business Plan penting dilakukan karena tolak ukur ekonomi di real market (pasar yang nyata) sangat sulit ditebak dan selalu berubah-ubah. Tidak pernah dapat diketahui dengan pasti suatu bisnis bisa bertahan atau tidak. Oleh karena itu, dalam mengelola suatu bisnis perlu suatu rencana kerja yang dibuat secara tertulis dan resmi untuk menjalankan perusahaan. Rencana kerja ini ditujukan untuk memegang kendali bisnis sehingga pemilik dan pendiri bisnis dapat memfokuskan diri pada pelaksanaan gagasan utama dari bisnis tersebut. Perencanaan usaha adalah keseluruhan proses tentang hal-hal yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sangat penting, karena perencanaan usaha merupakan pedoman kerja bagi seorang wirausaha. Pada umumnya, perencanaan usaha mengatur tentang proses kegiatan usaha, produksi, pemasaran, penjualan, perluasan usaha, keuangan usaha, pembelian, tenaga kerja, dan penyediaan atau pengadaan peralatan. (Supriyanto, 2009:74) Dengan demikian, Business Plan perlu disusun sebagai salah satu alat legalitas dari sebuah usaha yang akan didirikan. Pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) perlu mengetahui segala sesuatu tentang bisnis yang akan dijalankan sehingga tertarik untuk menjalin kerja sama. Jika ada ketertarikan maka bisnis yang akan dijalankan akan mudah mendapatkan dukungan dari para stakeholder. Beberapa penulis mendefinisikan Business Plan sebagai berikut: 1. Business Plan is a detailed study of the organization’s activities, which highlights where the organization has been, where it is owe and where it might get to in the future, and incorporates an action program to achieve these results (Coulthard et. al, 1999: 3). Business Plan merupakan studi terperinci terhadap aktivitas organisasi yang menggarisbawahi posisi organisasi saat ini, kepemilikan organisasi, posisi organisasi di masa mendatang, serta hubungan setiap aktivitas untuk mencapai tujuan. 2. It is a written statement setting forth the business’s mission and objectives, its operational and financial details, its ownership and management structure and how it hopes to achieve its objectives (Megginson & Byrd, 2002). Business Plan adalah suatu pernyataan tertulis yang dimana menguraikan misi dan tujuan bisnis, rincian operasional dan keuangannya, kepemilikan dan struktur manajemennya, serta bagaimana cara untuk mencapai tujuan bisnisnya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Business Plan adalah segala sesuatu untuk melakukan suatu usaha yang akan dijalankan, menetapkan tujuan bisnis serta cara-cara yang perlu dilakukan untuk meraih tujuan tersebut. Business Plan adalah dokumen yang disediakan oleh wirausahawan berupa perincian tentang masa lalu, keadaan sekarang dan kecenderungan masa depan dari sebuah perusahaan. Isinya mencakup analisis
tentang manajerial, produk, karyawan, keadaan fisik bangunan, sumber permodalan, informasi tentang perkembangan perusahaan dan posisi pasar perusahaan. Business Plan juga berisi tentang perincian laba, neraca, dan proyeksi aliran kas untuk masa yang akan datang. Selain itu, memuat ide dan pandangan dari anggota tim manajemen. Hal ini menvangkut strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. Business Plan dibuat dalam bentuk jangka pendek ataupun jangka panjang. Business Plan merupakan rencana perjalanan atau roadmap yang akan diikuti oleh wirausaha. Joseph G Hadzima (dosen senior dari MIT Sloan School) pada pemaparannya di GIST Jakarta tahun 2012 mengemukakan alasan membuat business plan adalah sebagai berikut: 1. Pemahaman atas bisnis sendiri. Dengan menyusun Business Plan yang baik, ternyata seseorang entrepreneur “dipaksa” untuk memahami bisnisnya sendiri sebelum membuat orang lain paham dan tertarik dengan bisnis tersebut. 2. Kebutuhan akan pendanaan. Pendanaan atau investasi memerlukan sebuah dokumen tertulis untuk bisa dicermati oleh pihak yang ingin berinvestasi. Pihak tersebut secara langsung terkadang membuat keputusan berdasarkan Business Plan yang mereka baca. 3. Kemitraan strategis Calon mitra membutuhkan sesuatu yang bisa mereka teliti sehingga mereka dapat membuat keputusan tepat dan tidak menyesal di kemudian hari. Dalam hal ini salinan Business Plan bisa disarankan. 4. Penjelasan kepada pemasok atau pelanggan Bagi para pemasok dan pelanggan, Business Plan dapat mencerminkan tingkat keseriusan dalam berbisnis. Mereka tidak mungkin berbisnis dengan perusahaan yang terkesan mengabaikan perencanaan masa depannya sendiri karena apa yang terjadi akan berpengaruh pada mereka kelak. 5. Upaya menarik sosok penting Figur penting seperti Venture Capitalist (VC), mentor, dan sebagainya biasanya merupakan sekumpulan orang sibuk dengan waktu yang terbatas untuk sekadar berbincang mengenai bisnis seseorang. Business Plan memudahkan mereka untuk memahami pandangan, visi dan misi bisnis, dan lain sebagainya. Sedangkan kegunaan dari Business Plan adalah untuk: 1. Mengetahui apa saja yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis. 2. Membuat fokus pada tujuan. 3. Membantu menghadapi persaingan dengan kompetitor. 4. Menentukan bisnis apa yang cocok dengan kita atau bisnis apa yang sesungguhnya ingin kita jalankan, karena seringkali kita mempunyai keterbatasan waktu, tenaga, pemikiran, modal, dan kemampuan. 5. Memudahkan kita mengetahui bagaimana cara menghasilkan pendapatan (income) dari bisnis tersebut. 6. Mengetahui berapa biaya yang akan dikeluarkan untuk bisnis tersebut (biaya awal pendirian maupun operasional). 7. Mengetahuti tingkat keuntungan (profit) dari bisnis tersebut.
Sumber: 1. Kasmir. “Kewirausahaan”. 2011. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
2. Yudi Pramudiana, Risris Rismayanti, Fitri Rahmawati. “Bagaimana Memulai dan Menjalankan Bisnis Baru”. 2016. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 3. Supriyanto. 2009. Business Plan Sebagai Langkah Awal Memulai Usaha. Jurnal Ekononomi dan Pendidikan, Vol 6 (1) : 73-83.