TUGAS KGD ASKEP STATUS ASMATIKUS
Disusun Oleh : Dian Latifah 344070.16018 TINGKAT III-A
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan inayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini.shalawat serta salam kehadirat nabi Muhamad SAWsehingga saya dapat menyelesaikan asuhan keperawatan status asmatikus. Makalah ini salah satu tugas yang diberikan agar dapat menanmabh pengetahuan mahasiswa dan mahasiswi tentang asuhan keperawatan status asmatikus dalam menyelesaikan makalah saya mengalami banyak hambatan dan kesulitan berkat bimbingan dan dorongan, serta bantuan semua pihak akhirnya makalah ini terselesaikan. Saya sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.kriktik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaannya. Demikan yang saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat khususnya bagi saya yang menenpuh pendidikan dan untuk kita semua
Serang, 11 september 2018
Dian Latifah
DAFTAR ISI
Cover………………………………………………………………………………………………i KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………ii DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang…………………………………………………………………………….1 B. Rumusan masalah…………………………………………………………………………1 C. Tujuan……………………………………………………………………………………..1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep teori asmatikus………………………………………………………………………..2 BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 KonsepAsuhan keperawatan status asmatikus………………………………………………..8 BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN 4.1 Asuhan keperawatan…………………..……………………………………………………..10 BAB V KESIMPULAN Kesimpulan dan saran....................................................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang tidak merespon terapi konvensional. Serangan dapat berlangsung 24 jam. Infeksi, kecemasaan, penggunaan tranquiliser berlebihan, penyalahgunaan nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergic, dan iritan nonspesifikdapat menunjang episode ini. Episode akut mungkin dicetuskan pleh hipersensitivitas terhadap penisilin ( Smeltzer dan bare 2002) Status asmatikus merupakan kedaruratan yang dapat berakibat kematian, oleh karena itu : 1. Apabila terjadi serangan, harus ditanggulangi secara tepat dan diutamakan terhadap usaha menanggulangi sumbatan saluran pernapasan 2. Keadaan tersebut harus dicegah dengan memperhatikan factor-faktor yang merangsang timbulnya serangan ( debu, serbuk, Makanan tertentu, infeksi sauran pernapasaan, stress emosi, obat-obatan tertentu seperti aspirin dan lain-lain). Status asmatikus penyakit saluran udara yang ditandai oleh peradangan saluran napas dan hyperactivity ( meningkat terhadap berbagai pemicu ). Hiperiaktivitas mengarah kesaluran napas karena onset akut kejang oto pada oto polos dari tracheobronchial obstruksi, sehingga mengarah ke lumen menyempit. Selain kejang otot, terdapat pembengkakan mukosa,yang menyebabkan edema. Terakhir kelenjar lendir peningkatan jumlah, hipertropi, dan mengeluarkan lendir tebal. B. Rumusan masalah 1. Apa yang dimaksud dengan status asmatikus? 2. Bagaimana konsep teori status asmatikus ? 3. Bagaimana konsep askep asmatikus ?
4.Bagaimana askep asmatikus ? C. Tujuan 1. Mengetahui definisi penyakit status asmatikus 2. Untuk mengetahui konsep teori status asmatikus 3. Untuk mengetahui konsep askep asmatikus 4.untuk mengetahui askep asmatikus
BAB II PEMBAHASAN 2.1 STATUS ASMATIKUS Status asmatikus adalah kedaruratan medis. Statatus asmatikus adalah serangan asma refraktori akut yang tidak beres terhadap terapi senyawa beta adrenegrig atau teopis intravena.serangan dapat berlangsung lebih dari 24 jam. Infeksi, ansietas, penggunaan tranquilizer brlebihan penyalahgunaan nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergic, da iritan non spesifik dapat menunjang episode ini. Episode akut mungkin dicetuskan oleh hiversensitivitas terhadap penisilin. Pasien memperlihatkan gambaran dramatis ansietas akut, kesulitan bernapas secara nyata, takikardia,dan diaphoresis. Deteriorasi fungsi paru menyebabkan hivopentilasi alveolar yang kemudian terjadi hipoksemia. 2.2 PATHOFISIOLOGI Karakteristik dari asma (Kontriksi otot polos brokial, pembengkakan mukosa bronkial, dan pengentalan sekresi) mengurangi diameter bronkial dan nyata pada status asmatikus. Abnormalitas ventilasi perfusi yang mengakibatkan hipoksemia dan respirasi alkalosis pada awalnya, diikuti oleh respirasi asidosis. Terdapat penurunn PaO2dan respirsi alkalosis dengan penurunan PaCO2dan peningkatan PH. Dengan
meningkatnya
keparahan
status
asmatikus,
turu,mencerminkan respirasi asidosis. 2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Spirometri ( pengukuran kapsitas udara paru) 2. Tes Provokasi ( untuk menunjang adanya hiperaktifitas) 3. Tes kulit ( untuk menunjukan antibody IgE 4. Pemeriksaan radiologi 5. Pemeriksaan sputum 6. Pemeriksaan fungsi paru 7. Pemeriksaan gas darah arteri 8. Pemeriksaan poto thoraks
PaCO2
meningkat
dan
PH
9. Elektrokardiografi Penderita status asmatikus dilakukan penatalaksannan sebagai berikut 1. Pemberian terapi Oksigen dilakukan mengatasi dipneu, sianosis, dan hipoksemia 2. AgonisB2 dilanjutkan dengan pemberian inhalasi nebulasi 1 dosis tiap jam, kemudian dapat diperjarang pemberiannya setiap 4 jam bila sudah ada perbaikan yang jelas 3. Aminopilin diberikan melalui infus / drip dengan dosis 0,5-0,9 mg/kg BB/jam. 4. Kortikosteroid dosis tinggi intravena diberikan setiap 2-8 jam tergantung beratnya keadaan serta kecepatan respon. 5. Hidrokortison 200-400 mg dengan dosis keseluruhan 1-4 gr/24 jam. 6. Dexamethasone/betamethasone 5-10 mg. 2.4 MANISFESTASI KLINIS Manispestasi klinis status asmatikus adalah sama dengan manisfestasi yang terdapat pada asma hebat pernapasan labored, perpanjangan ekshalasi,perbesaran vena leher, mengi, namun, lamanya mengi tidak mengindikasikan keparahan serangan. Dengan makin besarnya obstruksi , meni dapat hilang yang sering kali pertanda bahaya gagal pernapasan. 2.5 PENATALAKSANAAN MEDIS Dalam
lingkungan
kedaruratan,
pasien
mula-mula
diobati
dengan
agonis
beta
(
mismetaproterenol,terbutalin, dan albuterol) dan kartikosteroid, pasien mungkin juga membutuhkan oksigen supplemental dan cairan intravena untuk hidrasi. Terapi oksigen dilakukan melalui dispneu, sianosis, dan hipoksia. Oksigen aliran rendah yang dilembabkan baik dengan masker venture atau kateter hidung diberikan. Aliran oksigen yang diberikan didasrkan pada nilai-nilai gas darah . PaO2dipertahankan antara 65 dan 85 mmhg. Pemberian sedatif merupakan kontra indikasi. Jika tidak terdapat respon terhadap pengobatan berulang,dibutuhkan perawatan di rumah sakit. Fungsi paru yang rendah mengmembutuhkan akibatkan dan menyimoangkan gas darah (respirasi asidosis), mungkin menandakan bahwa pasien menjadi lelah dan akan membutuhkan ventilasi mekanis, adalah kriteria lain yang menandakan kebutuhan akan perawatan dirumah sakit.bising
mengi dan seak napas berat sehingga tidak mampu menyelesaikan satu kalimat dengan sekali napas, atau kesulitan dalm bergerak. Frekuensi napas lebih dari 25x/menit denyut nadi lebih dari 110x/menit arus puncak ekpirasi (APE) kurangdari 50% nilai dugaan atuau nilai tertinggi yang pernah dicapai atau kurang dari 120lt/menit. Menurut brunner dan suddart. 2002. 1. Asma hebat 2. Perpanjangn ekhalsi 3. Pembesaran vena leher 4. Mengi Menurut Corwin 2001. 1. Dispneu berat 2. Retraksi dada 3. Napas cuping hidung 4. Whizing 5. Pernapasan danhkal dan cepat
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN STATUS ASMATIKUS A.Pengkajian 1. Pengkajian primer a. Airway Pada pasien dengan status asmatikus ditemukan adanya penumpukan sputum pada jalan napas. Hal ini menyebabkan penyumbatan jalan napas sehingga status asmatikus memeperlihatkan kondisi pasien yang sesak karena kebutuhan akan oksigen yang diperoleh. b. Breathing Adanya sumbatan pada jalan napas pasien menyebabkan bertambahnya usaha napas pasien untuk untuk memeproleh oksigen yang diperlukan oleh tubuh. Namun pada status asmatikus pasien mengalami naps lemah hingga adanya henti napas. Sehingga ia tidak memungkinkan bahwa usaha ventilasi pasien tidak efektif. Disamping itu adanya bising mengi dan sesak napas berat sehingga pasien tidak mampu menyelesaikan satu kalimat dengan sekali napas, atau kesulitan dalam bergerak. Pada pengkajian ini dapat diperoleh frekuensi napas lebuh dari 25x/menit. Pantau adanya mengi. c. Circulation Pada status asmatikus ini adanya usaha yang kuat untuk memeproleh oksigen maka jantung berkontraksi kuat untuk memenuhi kebutuhan tersebut hal ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi lebih dari 100x/menit.terjadi pula penurunan tekanan darah sisitolik pada waktu inspirasi, pulpus paradoksus, lebih dari 10 mmHg. Arus puncak ekspirasi( APE ) kurang dari 50%nilai dugaan atau nilai tertinggiyang pernah dicapai atau kurang dari 120 lt/menit. Adanya kekurangan oksigen ini dapat menyebabkan sianosis yang dikaji pada tahan circulation ini. d. Disability Pada tahap pengkajian ini diperoleh hasil bahwa pasien dengan status asmatikus mengalami penurunan kesadaran. Disamping itu pasien yang masih dapat berespon hanya
dapat
mengeluarkan
kalimat
yang
terbata-bata
dan
tidak
mampu
menyelesaikan satu kalimat akibat usaha napas yang dilakukannya sehingga dapat menimbulkan kelelahan namun pada penurunan kesadaran semua motorik sensorik.pasien anrespon. 2. Pengkajian sekunder a. Pemeriksaan fisik head to toe b. Pemeriksaan keadaan umum dan kesadaran c. Eliminasi kaji keluran urin, diare, konstipasi d. Makanan/ cairan penambahan BB yang signifikan, pembengkakan ekstermitas edema pada bagian tubuh. e. Nyeri atau kenyamanan nyeri pada satu sisi, ekpres meringis f. Neurosensori Kelemahan : perubahan kesadaran B. Diagnosa 1. Bersihkan jalan napas tidak efektif b.d hipersekresi jalan napas 2. Pola napas tidakefektif b.d depresi pusat pernapasan 3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
BAB IV ASKEP KEPERAWATAN GAWAT DARURAT Kasus Seorang laki-laki berusia 35 tahun bekerja sebagai OB. Ia datang dengan keluhan dada terasa berat dan sesak napas sejak 2 hari sebelum berobat sesaknya sangat mengganggu aktivitas.Ia juga mengeluh adanya batuk berdahak berwarna putih atau kuning. Pasien diketahui memiliki riwayat penyakit asmatikus. Adanya wheezing, RR : 25x/menit. A. Identitas klien Nama
: Tn.H
Umur
:35 Tahun
Jenis kelamin :Laki-laki Pekerjaan
:OB
Pendidikan
:SLTP
Keluhan Utama :sesak napas
A.Airway
Diagnosa
Tindakan Keperawatan
o Bebas Napas
1.bersihan jalan napas pendek/cepat
dan tidakefektifb.d
dangkal/cuping hidung
batuk efektif
hipersekresi jalan napas
Spasme Kesukaran
Ajarkan teknik Monitor
pola
napas bicara
karena
frekuensi,
sesak
kedalaman,
Batuk terdengar produktif
usaha napas) Monitor
tetapi secret sulit dikeluarkan Suara
(
napas
sputum(jumlah,
Wheezing/gargling/ronky
warna, aroma Monitor bunyi napas tambahan Berikan minum hangat Lakukan penghisapan lendir Posisikan semi Fowler/fowler
B.Breathing Penggunaanotot
Diagnosa tidak
observasi
efektif b.d depresi pusat
frekuensi,
bantu 1.pola
pernapasan
Tindakan keperawatan napas
Pengembangan dada tidak pernapasan simetris
irama
2.Gangguan pertukaran
kedalaman
Waktu respirasi memanjang
gas
suara napas
Frekuensi napas :25x/menit
ketidakseimbangan
Irama napas tidak teratur
ventilasi-perfusi
Kedalaman dangkal/dalam Pola napas dispneu Posisi tripod
b.d
Monitor
dan
pola
napas Auskultasi bunyi napas Ajarkan teknik relaksasi
Monitor saturasi oksigen Monitor
nilai
AGD Monitor
hasil
x-ray toraks berikan
posisi
semi fowler Berikan
O2
sesuai kebutuhan
C.Circulation
Diagnosa
Tindakan keperawatan
Keadaan umum sadar penuh
1. kekurangan Volume
Tanpak gelisah
cairan dan elektrolit b.d
perubahan
Kelompak mata cekung
kehilangan
warna kulit
Konjungtiva pucat
cairan aktif
Nyeri dada
volume
awasi
adanya
kaji tanda-tanda dehidrasi
TD:110/70 mmHg
observasi
Nadi:90x/menit
kesiembangan
Turgor kulit buruk
cairan
Warna kulit pale
lakukan teknik
CRT:>2 detik
distraksi
Denyut nadi perifer: Kuat
berikan alagetik
Urin Output/Olyguria atau urin <1cc/kgBB o Udema:anasarka/perifer/asite s o Muntah: o Bab 3x/hari
x/hari
sering
dan
cair
o Perut kembung o Perdarahan : tidak ada
D.Disabality
Diagnosa
Tindakan keperawatan
Kesadaran Composmentis
1.Kerusakn
GCS:E4V5M6
fisik
Kesadaran: penuh/respon
b.d
mobiltas
kaji
kerusakan
karakteristik
sadar muskuloskletal terhadap &neuromuskular
nyeri kaji
suara/respon terhadap nyeri
faktor-
faktor
Kekuatan otot
yang
menyebabkan
5
5
perfusi jaringan
5
5
otakdan
Replek cahaya ada Ukuran pupil<2mm/>6mm
potensial Memonitor
Pupil :Isokor
status neurologi
o Muntah proyektil
secara teratur
o Edema pupil
Mengkaji respon motorikmembe rikan
rasa
nyaman Mengobservasi tingkat kesadaran
E.Exposure
Diagnosa
Tindakan keperawatan
Karakteristik luka
1.nyeri akut/kronis b.d
o Pus+/-
spasme
o Kemerahan
&jaringan,ketidakmamp
o Panas
uan fisik
o Bengkak
karakteristik nyeri Mengajarkan teknik relaksasi
o Perubahan fungsi Ukuran lesi
otot
Mengkaji
x
cm
Mendorong untuk
Nyeri
menggunakan
o Skala nyeri
manajeman nyeri Memonitor adanya nyeri
B.Pengkajian sekunder 1.Tanda-tanda vital TD
:110/70x/menit
Nadi
:100x/menit
RR
:25x/menit
S
:37,5C
2.GCS
: Composmentis E4V5M6
3.pemeriksaan head to toe -kepala
: Tidak ada benjolan, rambut hitam lurus bersih
-Mata
: Simetris, konjungtiva pucat sclera putih kotor, tampak lingkaran hitam dibawah mata
-Telinga
: Simetris, bersih, tidak ada serumen, pendengaran baik
-Hidung
: Terdapat secret, kuning, penciuman kurang baik
-Mulut
: Bibir kering, lidah agak kotor, tidak ada nyeri tekan, gigi lengkap
-Leher
: Pembesaran kelenjar tiroid (-), tidak terdapat benjolan disekitar leher
-Dada
: Tidak simetris. Retraksi dinding dada ada, penggunaan alat bantu pernapasan (+)
-Abdomen
: Pembesaran abdomen(-), tidak ada luka, bising usus 16x/menit, tidak ada nyeri tekan
-Ekstermitas atas/bawah: Simetris kuku pucat, pendek bersih, tidak ada keterbatasan gerak -Genitali
: Normal, tidak ada masalah, tiadak sianosis
4.ANAMNESA KOMPAK - Keluhan
: Sesak napas
- Obat
:albuterol, kartikosteroid, salbutamol,Aminopilin, dexsamethason,
5. HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Ronthgen : Photo Thorax Laboratorium : pemeriksaan sputum, tes provokasi, tes kulit, tes gas darah arteri, EKG CT.SCANT
: pemeriksaan radiologi
6.TERAPI YANG DIBERIKAN Nebulizer, suction, Oksigen 3 L, Inhalasi nebulasi, NaCl, Salbutamol 3x2 tablet 7.ANALISA DATA PENGKAJIAN SEKUNDER NO DATA
ETIOLOGI
1
Penyempitan
DS: Klien mengatakan sesak napas
DO: penyempitan jalan napas, bunyi napas
MASALAH jalan Ketidakefektifan jalan napas
napas
wheezing,
frekuensi
napas
25x/menit, napas cepat dan dangkal
DS: Klien mengeluh sesak napas
Pola
DO: R :25x/menit
efektif
N:100x/menit Oksigen terpasang 3 L
DIAGNOSA 1.bersihan jalan napas tidak efektifb.d hipersekresi napas 2.pola napas tidakefektif b.d depresi pusat pernapasan 3. Gangguan pertukaran gas b.d ketidak seimbangan ventilasi-perfusi
napas
tidak
INTERVENSI No
tujuan dan kriteria
1.
Setelah dilakukan.
1. Ajarkan teknik batuk efektif.
Asuhan keperawatan.
2. Monitor pola napas.
Selama 3x24 jam Dengan kriteria :. 1. Frekuensi pernapasan. dalam batas normal. 2. Irama pernapasan normal 3. Klien mampu mengeluarkan
intervensi
3. Monitor sputum 4. Monitor bunyi napas tambahan 5. Berikan minum hangat 6. Lakukan penghisapan lendir 7. Posisikan semi Fowler
Sputum Secara efektif 4. Tidak ada akumulasi sputum 2. Setelah dilakukan tindakan 3x24 jam
1. Observasi frekuensi, irama
Diharapkan pola napas dapat teratasi.
Dan kedalaman suara napas
Dengan kriteria hasil :.
2. Monitor pola napas
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang tidak merespon terapi konvensional. Serangan dapt berlangsung 24 jam. Infeksi, kecemasaan, penggunaan tranquiliser berlebihan, penyalahgunaan nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergic, dan iritan nonspesifik dapat menunjang episode ini. Episode akut mungkin dicetuskan oleh hipersensitivitas terhadap pensilin ( Smeltzer dan bare 2002). Manisfestasi klinis status adalah asmatikus adalah sama dengan manisfestasi yang terdapat pada asma hebat pernapasan labored, perpanjangn ekhalasi, perbesaran vena leher, mengi, namun lamanya mengi tidak mengindikasikan keparahan serangan. Dengan makin besarnya obstruksi mengi dapat hilang yang sering kalipertanda bahaya gagal pernapasan. B.Saran Saat melaksanakan pengkajian pada klien status asmatikus untuk mempertahankan keluhan yang dirasakan oleh klien, dan yang paling penting adalah terbinanya hubungan saling percaya antara perawat dengan klien dan kelurga klien.dan sebelum membuat perencanaan hendaknya perawat memperhatikan aspek perawatan yaitu bio, psiko, dan spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Bruner,Suddarth.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:EGC Muttaqin, Arif. 2012.Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan.Jakarta : salemba Medika Smeltzet,Bare.2009.Rencana Asuhan Kperawatan Asmatikus.Jakarta:EGC