Bab7 Line Of Balancing.docx

  • Uploaded by: Hengki Suwondo
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab7 Line Of Balancing.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,552
  • Pages: 22
Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

BAB VI LAPORAN PRAKTIKUM KESEIMBANGAN LINTASAN (LINE OF BALANCING) A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Metode keseimbangan lintasan sangat diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan suatu aliran proses produksi, karena dengan menggunakan metode ini perusahaan akan dapat mengevaluasi lintasan produksinya dan memperbaiki lintasan produksi tersebut dengan tujuan untuk memaksimalkan efisiensi kerja guna meningkatkan output produksi dan juga untuk meminimalkan ketidakseimbangan dari lintasan produksi tersebut. Untuk menerapkan metode keseimbangan lintasan ini dibutuhkan data – data antara lain : aliran proses produksi, waktu tiap - tiap proses produksi dan juga jumlah output yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu. Data – data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode bobot posisi dan metode pendekatan wilayah untuk mendapatkan stasiun kerja yang efektif guna meningkatkan efisiensi kerja untuk meminimalkan bottleneck sehingga output produksi dapat meningkat.

2. Landasan Teori a. Line Balancing (Keseimbangan) menurut Elwoos S. Buffa, 1983: Bahwa keseimbangan merupakan persoalan pokok dimana perencanaan hasil produksi yang continous maupun yang bersifat assembly. line balancing adalah bertujuan untuk meminimalkan total idle dalam proses produksi (Biegel, 1981). Dalam konsep ini, elemen-elemen operasi akan digabung-gabung menjadi beberapa stasiun kerja. Tujuan umum penggabungan ini adalah untuk mendapatkan rasio delay / idle (menganggur) yang serendah mungkin (Bedworth, 1997).

b. Faktor – Faktor yang mempengaruhi timbulnya Bottleneck Untuk mewujudkan line balancing pada suatu perusahaan maka faktor - faktor yang mempengaruhi yang mengakibatkan timbulnya kemacetan harus dicegah sedemikian rupa sehingga hasil tiap bagian

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

dalam proses produksi bisa berjalan dengan lancar dalam waktu yang telah ditentukan. Faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Terlambatnya bahan baku 2. Material handling yang kurang sempurna 3. Terjadinya kerusakan mesin 4. Bertumpuknya barang dalam proses pada tingkat proses tertentu 5. Kondisi mesin yang sudah tua 6. Kelemahan dalam merencanakan kapasitas mesin 7. Layout yang kurang baik 8. Kualitas tenaga kerja yang kurang baik 9. Adanya working condition yang kurang baik

c. Presedence Diagram Precedence diagram digunakan sebelum melangkah pada penyelesaian menggunakan

metode

keseimbangan

lintasan. Precedence

diagram sebenarnya merupakan gambaran secara grafis dari urutan operasi kerja, serta ketergantungan pada operasi kerja lainnya yang tujuannya untuk memudahkan pengontrolan dan perencanaan kegiatan yang terkait di dalamnya. (Baroto, 2002), Adapun tanda yang dipakai dalam precedence diagram adalah: 1. Simbol lingkaran dengan huruf atau nomor di dalamnya untuk mempermudah identifikasi asli dari suatu proses operasi. 2. Tanda panah menunjukkan ketergantungan dan urutan proses operasi. Dalm hal ini, operasi yang ada di pangkal panah berarti mendahului operasi kerja yang ada pada ujung anak panah. 3. Angka di atas simbol lingkaran adalah waktu standar yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap proses operasi. d. Metode Yang Digunakan Dalam Line Balancing Ada beberapa metode-metode pemecahan masalah balancing yaitu: 1. Metode Heuristik

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

dalam line

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

Metode yang berdasarkan pengalaman, intuisi atau aturan-aturan empiris untuk memperoleh solusi yang lebih baik daripada solusi yang telah dicapai sebelumnya (Dimyati, 1994). a. Ranked Positional Weight / Hegelson and Birine b.Kilbridge`s and Waste/Region Approach c. Large Candidate Rule d. Al Arcu`s 2. Metode Analis atau Matematis Metode

penggambaran

matematis

dunia

nyata

melalui

simbol-simbol

berupa persamaan dan pertidaksamaan. (Branch and

Bound Method). 3. Metode Simulasi Metode yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari interaksi komponen-komponennya. Karena tidak memerlukan fungsi-fungsi matematis secara eksplisit untuk merelasikan variabelvariabel sistem, maka model-model simulasi ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara matematis. a. CALB (Computer Assembly Line Balancing or Computer Aided Line Balancing) b.ALPACA (Assembly Line Balancing and Control Activity) c. COMSAL (Computer Method or Saumming Operation for Assemble)

B. Tujuan Praktikum Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Mengenal berbagai macam metode dalam menyelesaikan kasu Line Of Balancing(LOB). 2. Dapat mengoptimalkan suatu kasus lintasan prakitan dengan metode – metode yang ada.

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

3. Membandingkan rencana keseimbangan lintasan perakitan yang dibuat atas dasar hasil praktikum sebelumnya dengan implementasinya. 4. Mengeali faktor - faktor yang berpengaruh terhadap implementasinya keseimbangan lintasan perakitan serta kendala implementasinya.

C. Hasil dan Pembahasan 1. Data Percobaan No.

Operasi Kerja

Waktu baku

1

Memasang plat belakang besar (PBB) ke rumah dinamo (RD)

6.77

2.

Memasang plat belakang kecil (PBK) ke rumah dinamo (RD)

7.86

3.

Memasang gear dinam (GD) ke dinamo (D)

6.43

4.

Memasang dinamo assy (D Assy) ke rumah dinamo Assy (RD Assy)

5.29

5.

Memasang roda (Rd) belakang kanan ke as roda (AR)

8.26

6.

Memaang eyelet (Ey) belakang anan ke AR Assy

5.68

7.

Memasang gear besar (GB) ke cahsis (C)

4.76

8.

Memasang Ey-AAR Assy belakang kanan ke GB-C Assy

11.02

9.

Memasang eyelet (Ey) belakang kiri ke AR-GB-C Assy

4.79

10.

Memasang roda (Rd) belakang kiri ke Ey-AR-GB-C Assy

6.43

11.

Memasanh roda (Rd) depankanan ke as roda (AR)

3.66

12.

Memasang eyelet (Ey0 depan kanan ke AR Assy

5.15

13.

Memasang gear kecil (GK) ke chasis (C)

2.95

14.

Memasang Ey-AR Assy depan kanan ke GK-C Assy

9,09

15.

Memasang eyelet (Ey) depan kiri ke AR-GK-C Asssy

5.38

16.

Memasang roda (Rd) depn kiri ke Ey-AR-GK-C Assy

4.4

17.

Memasang gardan (4WD) ke chasis (C)

4.18

18.

Memasang dinamo lengkap Assy (DL Assy) ke C-AR-4WD assy

7.2

19.

Memasang pengunci dinamo (KD) ke DL-C Assy

8.9

20.

Mmasang tuas on-off (T) ke AR-C Assy

3.28

21.

Memasang plat depan (PD) ke AR-C Assy

4.2

22.

Memasang penutup plat depan (KPD) ke T-PD-C Assy

7.48

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

23.

Memasang baterai (B) ke KPD-KD-C Assy

6.83

24.

Memasang pengunci baterai (KB) ke B-C Assy

5.18

25.

Memasang sekrup (S) ke roller (R) belakang kanan

3.37

26.

Memasang R-S Assy ke KBd-C Assy belakang kanan

24.94

27.

Memasang sekrup (S) ke roller (R) belakang kiri

3.91

28.

Memasang R-S Assy ke KBd-C Assy belakang kiri

28.44

29.

Memasang sekrup (S) ke roller (R) depan kanan

2.66

30.

Memasang R-S Assy ke KBd-C Assy depan kanan

15.57

31.

Memasang sekrup (S) ke roller (R) depan kiri

3.73

32.

Memasang R-S Assy ke KBd-C Assydepan kiri

21.55

33.

Melakukan inspeksi

1.86

34.

Memasang body (Bd) ke KB-C Assy

7.82

35.

Memasang pengunci body (KBd) ke BD-C Assy

5.18

1. Presedence Diagram

Gambar 7.1 Presedence Diagram 2. Perhitungan Perencanaan Keseimbangan Lintasan Perhitungan keseimbangan lintasan dihitung menggunakan beberapa metode yaitu sebagai berikut: a. Metode Ranked Position Weight (RPW) 1) Perhitungan bobot posisi setiap operasi. Tabel 7.1 Perhitungan Bobot (Positional Weight) No. Operasi Kerja

Positional Weight

1

219.28

2.

220.37

3.

218.94

4.

212.51

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

5.

207.22

6.

198.96

7.

193.28

8.

188.52

9.

177.5

10.

172.71

11.

196.91

12.

193.25

13.

188.1

14.

185.15

15.

176.06

16.

170.68

17.

166.28

18.

162.1

19.

154.9

20.

146

21.

142.72

22.

138.52

23.

131.04

24.

124.21

25.

119.03

26.

115.66

27.

90.72

28.

86.81

29.

58.37

30.

55.71

31.

40.14

32.

36.41

33.

14.86

34.

13

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

35.

5.18

2) Mengurutkan Position Weight (Ranked Positional Weight) Tabel 7.2 Ranked Positional Weight No. Operasi Kerja

Position Weight

Rank

2

220,37

1

1

219,28

2

3

218,94

3

4

212,51

4

5

207,22

5

6

198,96

6

11

196,91

7

7

193,28

8

12

193,25

9

8

188,52

10

13

188,1

11

14

185,15

12

9

177,5

13

15

176,06

14

10

172,71

15

16

170,68

16

17.

166.28

17

18.

162.1

18

19.

154.9

19

20.

146

20

21.

142.72

21

22.

138.52

22

23.

131.04

23

24.

124.21

24

25.

119.03

25

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

26.

115.66

26

27.

90.72

27

28.

86.81

28

29.

58.37

29

30.

55.71

30

31.

40.14

31

32.

36.41

32

33.

14.86

33

34.

13

34

35.

5.18

35

3) Pengalokasian Operasi Kerja Tabel 7.3 Pengalokasian Operasi Kerja No. SK

No. Operasi Kerja Waktu Operasi Kerja

Waktu SK Kumulatif

1.

2.

3.

4.

1

6.77

2

7.86

3

6.43

4

5.29

11

3.66

12

5.15

5

8.26

6

5.68

13

2.95

14

9.09

7

4.76

8

11.02

15

5.38

16

4.4

26.35

25.7

24.87

25.18

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

9

4.79

10

6.43

17

4.18

18

7.2

19

8.9

20

3.28

21

4.2

22

7.48

23

6.83

24

5.18

25

3.37

7.

26

24.94

24.49

8.

27

3.91

3.91

9.

28

28.44

28.44

10.

29

2.66

21.96

30

15.57

31

3.73

32

21.55

33

1.86

34

7.82

35

5.18

5.

6.

11.

12.

23.58

22.86

23.41

13

4) Perhitungan Performansi Idel Time = n.Ws – ∑𝑛𝑖=1 𝑊𝑖 = 35x28.44 – 264.2 = 731.2 detik LE =

∑𝑛 𝑖=1 𝑊𝑖 𝑛.𝑊𝑠

x 100% = 26.5%

BD = 100% - LE = 73.5% 7.4 Tabel Perhitungan SI No. SK

Wi

Wimax - Wi

(Wimax – Wi)2

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

1.

26.35

2.09

4.37

2.

25.7

2.74

7.51

3.

24.87

3.59

12.74

4.

25.18

3.26

10.63

5.

23.58

4.86

23.62

6.

22.86

5.58

31.14

7.

24.94

3.5

12.25

8.

3.91

24.53

601.72

9.

28.44

0

0

10.

21.96

6.48

41.99

11.

23.41

5.03

25.30

12.

13

15.44

238.39

Jumlah

999.66

SI

31.62

SI = √∑(𝑊𝑖𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑖)2 = 31.62 Kmin =

∑ 𝑡𝑖 𝑊𝑠

= 0.26 ≈ 0

b. Metode Largest Candidate Rule (LCR) 1) Pengurutan Operasi Kerja Berdasarkan Waktu Terbesar

Tabel 7.5 Pengurutan Operasi Kerja No. Operasi 28 26 32 30 8 14 19 5

Operasi Pendahulu 27 25 31 29 7 13 18 4

Waktu (detik) 28.44 24.94 21.55 15.57 11.02 9.09 8.9 8.26

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

2 34 22 18 23 1 10 3 6 15 4 35 24 12 9 7 16 21 17 27 31 11 25 20 13 29 33

33 21 17 22 9 5 14 1,2,3 34 23 11 8 6 15 20 10,16 26 30 24 19 12 28 32

7.86 7.82 7.48 7.2 6.83 6.77 6.43 6.43 5.68 5.38 5.29 5.18 5.18 5.15 4.79 4.76 4.4 4.2 4.18 3.91 3.73 3.66 3.37 3.28 2.95 2.66 1.86

2) Pengalokasian Operasi Tabel 7.6 Pengalokasian Operasi Kerja No. SK

No. Operasi Kerja Waktu Operasi Kerja

Waktu SK Kumulatif

1.

2.

1

6.77

2

7.86

3

6.43

4

5.29

11

3.66

12

5.15

5

8.26

26.35

25.7

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

6

5.68

13

2.95

14

9.09

7

4.76

8

11.02

15

5.38

16

4.4

9

4.79

10

6.43

17

4.18

18

7.2

19

8.9

20

3.28

21

4.2

22

7.48

23

6.83

24

5.18

25

3.37

7.

26

24.94

24.49

8.

27

3.91

3.91

9.

28

28.44

28.44

10.

29

2.66

21.96

30

15.57

31

3.73

32

21.55

33

1.86

34

7.82

35

5.18

3.

4.

5.

6.

11.

12.

24.87

25.18

23.58

22.86

23.41

13

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

3) Perhitungan Performansi Idel Time = n.Ws – ∑𝑛𝑖=1 𝑊𝑖 = 35x28.44 – 264.2 = 731.2 detik LE =

∑𝑛 𝑖=1 𝑊𝑖 𝑛.𝑊𝑠

x 100% = 26.5%

BD = 100% - LE = 73.5% Tabel 7.7 Perhitungan SI No. SK

Wi

Wimax - Wi

(Wimax – Wi)2

1.

26.35

2.09

4.37

2.

25.7

2.74

7.51

3.

24.87

3.59

12.74

4.

25.18

3.26

10.63

5.

23.58

4.86

23.62

6.

22.86

5.58

31.14

7.

24.94

3.5

12.25

8.

3.91

24.53

601.72

9.

28.44

0

0

10.

21.96

6.48

41.99

11.

23.41

5.03

25.30

12.

13

15.44

238.39

Jumlah

999.66

SI

31.62

SI = √∑(𝑊𝑖𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑖)2 = 31.62 Kmin =

∑ 𝑡𝑖 𝑊𝑠

= 0.26 ≈ 0

c. Metode Region Approach (RA) 1) Pembagian presedence diagram ke dalam beberapa wilayah (region) secara vertikal.

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

Gambar 7.2 Pembagian Wilayah Presedence Diagram

2) Pengalokasian Operasi. Tabel 7.8 Pengalokasian Operasi Kerja No. SK

No. Operasi Kerja Waktu Operasi Kerja

Waktu SK Kumulatif

1.

2.

3.

4.

5.

6.

1

6.77

2

7.86

3

6.43

4

5.29

11

3.66

12

5.15

5

8.26

6

5.68

13

2.95

14

9.09

7

4.76

8

11.02

15

5.38

16

4.4

9

4.79

10

6.43

17

4.18

18

7.2

19

8.9

20

3.28

21

4.2

22

7.48

23

6.83

24

5.18

26.35

25.7

24.87

25.18

23.58

22.86

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

25

3.37

7.

26

24.94

24.49

8.

27

3.91

3.91

9.

28

28.44

28.44

10.

29

2.66

21.96

30

15.57

31

3.73

32

21.55

33

1.86

34

7.82

35

5.18

11.

12.

23.41

13

3) Perhitungan Performansi. Idel Time = n.Ws – ∑𝑛𝑖=1 𝑊𝑖 = 35x28.44 – 264.2 = 731.2 detik LE =

∑𝑛 𝑖=1 𝑊𝑖 𝑛.𝑊𝑠

x 100% = 26.5%

BD = 100% - LE = 73.5% Tabel 7.9 Perhitungan SI No. SK

Wi

Wimax - Wi

(Wimax – Wi)2

1.

26.35

2.09

4.37

2.

25.7

2.74

7.51

3.

24.87

3.59

12.74

4.

25.18

3.26

10.63

5.

23.58

4.86

23.62

6.

22.86

5.58

31.14

7.

24.94

3.5

12.25

8.

3.91

24.53

601.72

9.

28.44

0

0

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

10.

21.96

6.48

41.99

11.

23.41

5.03

25.30

12.

13

15.44

238.39

Jumlah

999.66

SI

31.62

SI = √∑(𝑊𝑖𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑖)2 = 31.62 Kmin =

∑ 𝑡𝑖 𝑊𝑠

= 0.26 ≈ 0

d. Metode Moodie Young (MY) 1) Fase I: Alokasi Operasi Kerja Pada Stasiun Kerja Berdasarkan Metode LCR.

Tabel 7.10 Pengalokasian Operasi Kerja dengan Metode LCR No. SK

No. Operasi Kerja Waktu Operasi Kerja

Waktu SK Kumulatif

1.

2.

3.

4.

1

6.77

2

7.86

3

6.43

4

5.29

11

3.66

12

5.15

5

8.26

6

5.68

13

2.95

14

9.09

7

4.76

8

11.02

15

5.38

26.35

25.7

24.87

25.18

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

16

4.4

9

4.79

10

6.43

17

4.18

18

7.2

19

8.9

20

3.28

21

4.2

22

7.48

23

6.83

24

5.18

25

3.37

7.

26

24.94

24.49

8.

27

3.91

3.91

9.

28

28.44

28.44

10.

29

2.66

21.96

30

15.57

31

3.73

32

21.55

33

1.86

34

7.82

35

5.18

5.

6.

11.

12.

23.58

22.86

23.41

13

2) Fase II: a) Langkah pertama yaitu menghitung waktu total operasi pada masing-masing stasiun kerja. Diketahui pada tabel diatas bahwa nilai Wsmax = 28.44 detik (SK 4) dan Wsmin = 14.86 detik (SK 10). b) Langkah kedua adalah menghitung GOAL, 𝐺𝑂𝐴𝐿 =

𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑚𝑖𝑛 28.44 − 14.86 = = 6.79 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 2

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

c) Langkah ketiga adalah memeriksa waktu operasi kerja dari Wsmax, ternyata waktu operasi kerja tidak ada yang lebih kecil dari GOAL. d) Ulangi langkah kedua, dengan memilih Wsmax yang lain. Diketahui pada tabel bahwa Wsmax lain adalah sebesar 28.39 detik (SK 9) dengan Wsmin sebesar 14.86 detik (SK 10). 𝐺𝑂𝐴𝐿 =

𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑚𝑖𝑛 28.39 − 14.86 = = 6.765 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 2

e) Ulangi langkah ketiga, yakni memeriksa waktu operasi kerja dari Wsmax pada SK 9, dari perhitungan GOAL diatas terdapat waktu operasi kerja yang lebih kecil dari nilai GOAL yaitu pada operasi kerja 24 dengan waktu 5.18 detik. Maka operasi kerja 24 akan dipindahkan ke dalam Stasiun Kerja (SK) dengan Wsmin yakni pada SK 10 yang nilai Ws-nya akan menjadi sebesar 20.04 dan pada SK 9 nilai Ws-nya menjadi sebesar 23.21. f) Ulangi langkah kedua, dengan memilih Wsmax yang lain. Diketahui pada tabel bahwa Wsmax lain adalah sebesar 28.22 detik (SK 3) dengan Wsmin sebesar 20.04 detik (SK 10). 𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑚𝑖𝑛 28.22 − 20.04 = = 4.09 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 2 g) Ulangi langkah ketiga, yakni memeriksa waktu operasi kerja dari 𝐺𝑂𝐴𝐿 =

Wsmax pada SK 3, dari perhitungan GOAL diatas terdapat waktu operasi kerja yang lebih kecil dari nilai GOAL yaitu pada operasi kerja 20 dengan waktu 3.28 detik. Maka operasi kerja 20 akan dipindahkan ke dalam Stasiun Kerja (SK) dengan Wsmin yakni pada SK 10 yang nilai Ws-nya akan menjadi sebesar 23.32 dan pada SK 3 nilai Ws-nya menjadi sebesar 24.94. h) Ulangi langkah kedua, dengan memilih Wsmax yang lain. Diketahui pada tabel bahwa Wsmax lain adalah sebesar 28.21 detik (SK 1) dengan Wsmin sebesar 23.21 detik (SK 9). 𝐺𝑂𝐴𝐿 =

𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑚𝑖𝑛 28.21 − 23.21 = = 2.5 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 2

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

i) Ulangi langkah ketiga, yakni memeriksa waktu operasi kerja dari Wsmax pada SK 1, dari perhitungan GOAL diatas diketahui bahwa tidak ada waktu operasi kerja yang lebih kecil dari nilai GOAL. j) Ulangi langkah kedua, dengan memilih Wsmax yang lain. Diketahui pada tabel bahwa Wsmax lain adalah sebesar 28. 1 detik (SK 5) dengan Wsmin sebesar 23.21 detik (SK 9). 𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑚𝑖𝑛 28.1 − 23.21 = = 2.445 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 2 k) Ulangi langkah ketiga, yakni memeriksa waktu operasi kerja dari 𝐺𝑂𝐴𝐿 =

Wsmax pada SK 5, dari perhitungan GOAL diatas diketahui bahwa tidak ada waktu operasi kerja yang lebih kecil dari nilai GOAL. l) Ulangi langkah kedua, dengan memilih Wsmax yang lain. Diketahui pada tabel bahwa Wsmax lain adalah sebesar 27.69 detik (SK 2) dengan Wsmin sebesar 23.21 detik (SK 9). 𝐺𝑂𝐴𝐿 =

𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑚𝑖𝑛 27.69 − 23.21 = = 2.24 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 2

m) Ulangi langkah ketiga, yakni memeriksa waktu operasi kerja dari Wsmax pada SK 2, dari perhitungan GOAL diatas diketahui bahwa tidak ada waktu operasi kerja yang lebih kecil dari nilai GOAL. n) Ulangi langkah kedua, dengan memilih Wsmax yang lain. Diketahui pada tabel bahwa Wsmax lain adalah sebesar 27 detik (SK 8) dengan Wsmin sebesar 23.21 detik (SK 9). 𝐺𝑂𝐴𝐿 =

𝑊𝑠𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑠𝑚𝑖𝑛 27 − 23.21 = = 1.895 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2 2

o) Ulangi langkah ketiga, yakni memeriksa waktu operasi kerja dari Wsmax pada SK 8, dari perhitungan GOAL diatas diketahui bahwa tidak ada waktu operasi kerja yang lebih kecil dari nilai GOAL. p) Untuk langkah kedua pada Wsmax Stasiun Kerja (SK) 6, karena sudah dipastikan melalui perhitungan Wsmax sebelumnya yang nilai waktu operasi kerjanya lebih besar dari nilai GOAL-nya yang hanya sebesar 1.84 detik, maka stasiun kerja 6 ini nilai GOAL-nya

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

dipastikan tidak lebih dari 2 detik dan waktu operasi kerja pada stasiun kerja 6 ini tidak ada yang lebih kecil dari nilai GOAL. q) Untuk langkah kedua pada Wsmax Stasiun Kerja (SK) 7 juga sama, karena sudah dipastikan melalui perhitungan Wsmax sebelumnya yang nilai waktu operasi kerjanya lebih besar dari nilai GOAL-nya, maka stasiun kerja 7 ini nilai GOAL-nya dipastikan tidak lebih besar dari waktu kerja. r) Jadi dapat diketahui alokasi operasi pada stasiun kerja dengan menggunakan metode LCR mengalami perubahan, yang berarti bahwa hasil alokasi operasi dengan menggunakan metode MY berbeda dengan hasil alokasi operasi dengan menggunakan metode LCR. Tabel 7.11 Pengalokasian Operasi Kerja dengan Metode MY No. SK

No. Operasi Kerja Waktu Operasi Kerja

Waktu SK Kumulatif

1.

2.

3.

4.

1

6.77

2

7.86

3

6.43

4

5.29

11

3.66

12

5.15

5

8.26

6

5.68

13

2.95

14

9.09

7

4.76

8

11.02

15

5.38

16

4.4

9

4.79

26.35

25.7

24.87

25.18

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

10

6.43

17

4.18

18

7.2

19

8.9

20

3.28

21

4.2

22

7.48

23

6.83

24

5.18

25

3.37

7.

26

24.94

24.49

8.

27

3.91

3.91

9.

28

28.44

28.44

10.

29

2.66

21.96

30

15.57

31

3.73

32

21.55

33

1.86

34

7.82

35

5.18

5.

6.

11.

12.

23.58

22.86

23.41

13

3) Perhitungan Performansi Metode MY Idel Time = n.Ws – ∑𝑛𝑖=1 𝑊𝑖 = 35x28.44 – 264.2 = 731.2 detik LE =

∑𝑛 𝑖=1 𝑊𝑖 𝑛.𝑊𝑠

x 100% = 26.5%

BD = 100% - LE = 73.5% Tabel 7.9 Perhitungan SI No. SK

Wi

Wimax - Wi

(Wimax – Wi)2

1.

26.35

2.09

4.37

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Laporan Praktikum Sispro II – Line of Balancing – AA

2.

25.7

2.74

7.51

3.

24.87

3.59

12.74

4.

25.18

3.26

10.63

5.

23.58

4.86

23.62

6.

22.86

5.58

31.14

7.

24.94

3.5

12.25

8.

3.91

24.53

601.72

9.

28.44

0

0

10.

21.96

6.48

41.99

11.

23.41

5.03

25.30

12.

13

15.44

238.39

Jumlah

999.66

SI

31.62

SI = √∑(𝑊𝑖𝑚𝑎𝑥 − 𝑊𝑖)2 = 31.62 Kmin =

∑ 𝑡𝑖 𝑊𝑠

= 0.26 ≈ 0

D. Kesimpulan

Jurusan Teknik Industri – Institut Sains dan Teknologi AKPRIND

Related Documents

Bab7 Line Of Balancing.docx
December 2019 17
Bab7
June 2020 10
Bab7.pdf
December 2019 60
Sejarah Bab7
May 2020 4
Bab7 T1
June 2020 8
Bab7-dua Tahapan Dakwah
October 2019 35

More Documents from "Iskandar Musa"