Bab Iv.docx

  • Uploaded by: Muhammad Moeharsah SN
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,003
  • Pages: 25
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 02 April 2018 jam 09.00 WIB melakukan studi kasus dengan gangguan persepsi sensori: sensori waham pada Tn “N”, Di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan didapatkan data sebagai berikut. I. Identitas a.

Identitas klien Nama

: Tn “N”

Umur

: 30 Tahun

Jenis Kelamin

: Laki-Laki

Status

: Belum Menikah

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Bugis/Indonesia

Pendidikan

: Tidak selesai SMA

Pekerjaan

: -

Alamat

: Bone Bone

Tanggal masuk

: 18 Oktober 2017

No RM

: 12-39-18

Tanggal Pengkajian

: 2 April 2018

Diagnosa medic

:SkizofreniaDengan Masalah Keperawatan Waham

44

Jam

: 17.39 WIB

b. Identitas penanggung jawab

Nama

: Nn “L”

Pekerjaan

: Mahasiswa

Hubungan dengan klien : Saudara II. ALASAN MASUK Klien menyendiri, sering melamun, tampak/terlihat bingung pembicaraanyang ngelantur, ngomel – ngomel sendiri marah – marah, tidak bisa tidur. Keluhan Utama :Klien menganggap dirinya adalah seorang jenderal TNI (Waham Kebesaran) Masalah Keperawatan : Waham Kebesaran III. FAKTOR PREDISPOSISI Keluarga mengatakan klien pernah mengalami gangguan jiwa saat usia 25 tahun dan sudah 3 kali dirawat di Rumah Sakit Jiwa dengan keluhan yang sama yakni klien sering bicara kacau, marah-marah tanpa sebab, melempar barang-barang dan sering keluyuran. Klien terakhir kali dirawat di Rumah Sakit Khusus DaerahPovinsi Sulawesi Selatan pada bulan September 2012.Klien dibawa pulang oleh keluarga karena sudah dinyatakan sembuh oleh dokter, tetapi pengobatan yang dilakukan kurang berhasil karena jaraknya jauh akibatnya klien tidak rutin kontrol.Klien dibawa ke Rumah Sakit Khusus DaerahProvinsi Sulawesi Selatankarena klien bicara kacau, marah-marah tanpa sebab, melempar gelas dan piring.Keluarga klien mengatakan klien merupakan orang yang mudah tersinggung.

45

IV. PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah

: 120/80 mmHg

Nadi

: 80 x / menit.

Respiratory Rate (RR)

: 20 x / menit.

Suhu

: 36,4 °C.

2. Pengukuran antopometri klien

Tinggi Badan

: 160 cm

Berat Badan

: 56 kg

3. Keadaan Fisik a.

Kepala

: Rambut Tampak panjang, rapi.

b.

Mata

: Tidak fokus, pandangan tajam, kontak mata

kurang. c.

Hidung

: Bersih, dan simetris.

d.

Mulut

: Klien tampak diam.

e.

Muka

: Ekspresi wajah tegang.

f.

Ekstremitas

: Tangan klien kadang-kadang mengepal,

tidak ada cacat pada ekstremitas atas maupun bawah, otot terlihat tegang

46

V. PSIKOSOSIAL 1. Genogram 3 Generasi

?

?

? 55

60

30

255

20

17

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan :?Tidak Diketahui : Meninggal : Klien : Garis Keturunan : Garis Perkawinan ----- : Garis Serumah

47

GI

: Kakek dan nenek klien meninggal dunia karena factor usia

GII

: Kedua orang tua klien masih hidup

GIII

: Klien anak pertama dari 4 bersaudara Klien adalah anak pertama dari 4 bersaudara, tinggal bersama ke

dua orang tuanya dan bersama 3 saudaranya. Semua saudara belum menikah.. Hubungan dengan keluarga baik. 2. Konsep Diri a. Gambaran diri Klien menyukai semua bagian tubuhnya dan bersyukur atas semua yang diciptakan Tuhan. b. Identitas Diri

Klien mengetahui bahwa dirinya adalah seorang Laki-Laki dan menerima dengan ikhlas dia sebagai Laki-Laki.Klien adalah anak pertama dari 4 bersaudara. c. Peran

Klien adalah seorang anak, di rumah sudah terbiasa membantu pekerjaan rumah dan membantu mengangkat atau membereskan yang berantakan, d. Ideal Diri

Klien mengatakan sebagai seorang anak, ingin pulang kerumahnya, klien tampak memakai pakaian sesuai umur dan jenis kelamin

48

e. Harga Diri

Klien mengatakan bahwa dirinya kurang percaya diri dan merasa malu karena orang sakit jiwa oleh tetangga-tetanganya dan penyakit yang diderita saat ini tidak bisa sembuh, klien lebih suka menyendiri di rumah dari pada berkumpul dengan tetangganya. Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah 3. Hubungan Sosial

Selama dirawat di Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, klien mengatakan tidak tertarik berkumpul dengan teman-temannya maupun perawat yang ada ruangan.Klien tidak peduli dengan lingkungan sekitar.Klien terlihat lebih suka sendiri dan tidur di tempat tidurnya. 4. Spiritual (nilai dan keyakinan)

Klien berkeyakinan pada Agama Islam, kegiatan Ibadah seperti sholat dilakukan ketika belum masuk Rumah Sakit.Selama di rawat di Rumah Sakit, klien menyatakan jarang menjalankan Sholat 5 waktu. VI. STATUS MENTAL 1. Penampilan

Kebersihan dan kerapihan klien cukup baik, rapi dan pakaian yang dikenakan juga sesuai. 2. Pembicaraan

Saat diajak berkomunikasi klien bicara Lambat, Intonasi suara kadang meningkat, mudah dimengerti.

49

3. Aktvitas Motorik

Klien sehari-hari banyak menghabiskan waktu di Tempat tidurnya, tampak gelisah dan mondar-mandir.Klien kadang-kadang juga melotot matanya tanpa sebab. 4. Alam Perasaan

Klien merasa sedih kerana menganggap keluarganya cemburu buta kepada dia. 5. Afek

Afek klien labil, emosinya cepat berubah-ubah, kadang senang, sedih dan gelisah. Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan 6. Interaksi Selama Wawancara

Klien kooperatif ketika diajak ngobrol, tapi kontak mata klien kurang, klien mengatakan mudah tersinggung jika mengobrol dengan orang lain. 7. Persepsi

Klien mengalami Halusinasi Pendengar.Klien mendengar suarasuara yang muncul saat sendirian melamun.Isi suara itu adalah suara perempuan dan laki, yang selalu mengata-ngatai dengan bahasa kotor. Klien juga sering mendengar suara musik, suara-suara itu muncul kadang-kadang 1 sampai 3 kali sehari, klien mendengar suara itu saat dia melamun, sendirian dan malam hari. Lama suara-suara itu kurang lebih 3 menit.Saat klien mendengar suara-suara itu klien merasa

50

jengkel, marah dan merasa terganggu. Klien biasanya hanya diam dan mondar mandir agar suara itu bisa hilang. 8. Proses Fikir

Saat berinteraksi klien mampu menjawab apa yang ditanyakan lawan bicara secara berurutan sesuai dengan topik dan sebagian pertanyaan butuh pengulangan untuk jawab, Klien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan pembicaraan yang Lambat dan seolah iya berpikir sebelum menjawab. 9. Isi Pikir

Klien sering curiga dan berprasangka buruk kepada keluarganya dan mengaku bahwa keluarganya itu cemburu buta. 10. Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran

masih

cukup

baik.

Klien

dapat

mengetahui apakah ini pagi, siang, sore atau malam. Klien juga mengetahui kalau saat ini sedang di Rumah Sakit. Klien masih ingat siapa saja yang semalam tidur seruang dengan dia. Klien bisa mengenali Perawat. 11. Memori a. Jangka Panjang : Baik, dapat menceritakan sekolahnya sebelum

berhenti dan masuk Rumah Sakit pada tahun 2001, juga mengingat bahwa sudah berkali-kali masuk di Rumah Sakit ini. b. Jangka Pendek : Baik, dapat menyebutkan nama Perawat yang

merawat dan masih ingat bahwa 2 hari lalu masuk Rumah Sakit.

51

c. Saat Ini : Baik, klien dapat mengingat nama Perawat dan klien juga

ingat menu makanan apa saja yang sudah dimakan tadi serta masih mengingat obat apa yang diberikan oleh Perawat. 12. Tingkat Konsentrasi Dan Berhitung

Klien tidak mampu berkonsentrasi dengan baik, ketika diberikan pertanyaan butuh pengulangan pertanyaan yang diberikan, mampu melakukan penghitungan sederhana misalnya 20+25+25 berapa? menjawab 70. Dengan catatan memerlukan pengulangan pertanyaan 13. Kemampuan Penilaian

Klien mampu mengambil keputusan sederhana misalnya “Apabila klien diminta milih, maka milih makan dulu atau mandi dulu ?” klien menjawab “Saya memilih makan dulu baru mandi, karena setelah makan harus sikat gigi nanti bisa kotor kalau pilih mandi dulu”. 14. Daya Tilik Diri

Klien menyadari, bahwa saat ini mengalami gangguan jiwa dan pernah dirawat di Rumah Sakit ini berulang kali. VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan

Klien makan 3 kali sehari (pagi, siang, sore) habis seporsi dengan menu yang berbeda yang disediakan di Rumah Sakit, makan sendiri tanpa bantuan. 2. Minum

Klien minum kurang lebih 8 gelas perhari, selama dirawat di Rumah Sakit.Klien minum sesuai yang disediakan.

52

3. Buang Air Besar (BAB) / Buang Air Kecil BAK

Klien Buang Air Besar (BAB) 1 kali sehari dan Buang Air Kecil (BAK) 4-6 kali sehari.Klien melakukan sendiri tanpa bantuan. 4. Mandi

Klien mandi 2 kali sehari tiap pagi dan sore dengan memakai sabun, menggosok gigi setiap mandi. 5. Berpakaian

Klien mampu memakai pakaian sendiri tanpa bantuan, berpakaian cukup rapi. 6. Istirahat / Tidur

Klien dapat istirahat cukup dan tidur selama kurang lebih 9-10 jam tiap harinya, pada siang hari Tn ”N” tidur kurang lebih 1-2 jam dan tidur malam dari jam 21.00 wib sampai 05.00 wib. 7. Penggunaan Obat

Klien minum obat 2 kali sehari (pagi dan sore). Klien minum obat sesuai dosis dan anjuran yang telah ditentukan oleh dokter secara rutin dan teratur. VIII. MEKANISME KOPING Jika

klien

mendapatkan

masalah

lebih

memilih

untuk

memendamnya sendiri (menyendiri) dengan alasan malu menceritakan masalahnya kepada orang lain.

53

IX. MASALAH PSIKOLOGIS DAN LINGKUNGAN Klien mengatakan “Saya lebih suka menyendiri dikamar dari pada berkumpul dengan teman-teman saya yang ada diruangan” X. PENGUMPULAN DATA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

15. 16. 17. 18.

19.

Klien mengatakan ia merasa tidak berharga Klien mengatakan ia selalu menyusahkan orang lain dan tidak mandiri dalam hal pekerjaan Klien mengatakan merasa tidak dihargai oleh lingkungan sekitarnya karena tidak ada mau yang mendengar apa yang ia ceritakan Klien mengatakan ia merasa tidak berharga Klien mengatakan ia selalu menyusahkan orang lain dan tidak mandiri dalam hal pekerjaan Klien mengatakan merasa tidak dihargai oleh lingkungan sekitarnya karena tidak ada mau yang mendengar apa yang ia ceritakan Klien mengatakan jika ada masalah dia tidak bisa tenang, bicara sendiri, marah marah pada orang lain Klien mengatakan suka sakit kepala jika keinginannya tidak dipenuhi oleh keluarga Klien mengatakan sulit untuk mengontrol diri Klien tampak bingung Klien tampak membanggakan diri sambal membusungkan dada ketika bercerita bawa dirinya adalah seorang jenderal TNI Klien mondar-mandir Klien mengatakan hal yang berbeda dengan kenyataan secara berulang. Ketika bercerita klien sering menguji orang lain dang mengatakan orang lain bodoh dengan wajah meremehkan orang lain. Klien terlihat menyendiri ketika makan. Klien terlihat acuh dengan lingkungan sekitarnya Kontak mata kurang Klien Nampak mengelus dadanya ketika menceritakan harga dirinyaKlien tampak marah ketika berbicara dengan teman sekamarnya Klien marah-marah tanpa sebab.

54

XI. KLASIFIKASI DATA Data Subjektif 1 a. Klien mengatakan ia merasa tidak berharga b. Klien mengatakan ia selalu menyusahkan orang lain dan tidak mandiri dalam hal pekerjaan c. Klien mengatakan merasa tidak dihargai oleh lingkungan sekitarnya karena tidak ada mau yang mendengar apa yang ia ceritakan d. Klien mengatakan ia merasa tidak berharga e. Klien mengatakan ia selalu menyusahkan orang lain dan tidak mandiri dalam hal pekerjaan f. Klien mengatakan merasa tidak dihargai oleh lingkungan sekitarnya karena tidak ada mau yang mendengar apa yang ia ceritakan g. Klien mengatakan jika ada masalah dia tidak bisa tenang, bicara sendiri, marah h. marah pada orang lain i. Klien mengatakan suka sakit kepala jika keinginannya tidak dipenuhi oleh keluarga Klien mengatakan sulit untuk mengontrol diri

Data Obejektif 2 a. Klien tampak bingung b. Klien tampak membanggakan diri sambal membusungkan dada ketika bercerita bawa dirinya adalah seorang jenderal TNI c. Klien mondar-mandir d. Klien mengatakan hal yang berbeda dengan kenyataan secara berulang e. Ketika bercerita klien sering menguji orang lain dang mengatakan orang lain bodoh dengan wajah meremehkan orang lain Klien terlihat menyendiri ketika makan f. Klien terlihat acuh dengan lingkungan sekitarnya g. Kontak mata kurang h. Klien Nampak mengelus dadanya ketika menceritakan harga dirinyaKlien tampak marah ketika berbicara dengan teman sekamarnya i. Klien marah-marah tanpa sebab. j. Pandangan mata tajam, tidak fokus, kontak mata kurang. k. Nada suara cepat dan tinggi Klien tampak mengomel ketika pada waktu membersihkan bila ada temannya yang tidak mau bekerja

XII. ANALISA DATA NO 1

DATA 2 DS : a. Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang jenderal TNI b. Klien berbicara dari satu kalimat ke kalimat yang lain c. Klien mengatakan bahwa dirinya yang merakit bom molotof d. Klien mengatakan ibunya adalah direktur di RSKD PROV. SULSEL e. Klien mengatakan dirinya pernah dekat dengan banyak artis

MASALAH 3

Gangguan Persepsi Sensori : Waham

DO : a. Klien tampak bingung b. Klien tampak membanggakan diri sambal membusungkan dada ketika bercerita bawa dirinya adalah seorang jenderal TNI c. Klien tampak mondar-mandir

55

1

2 d. Klien tampak mengatakan hal yangberbeda dengan kenyataan secara berulang. e. Ketika bercerita klien sering menguji orang lain dang mengatakan orang lain bodoh dengan wajah meremehkan orang lain DS : a. Klien mengatakan ia merasa tidak berharga b. Klien mengatakan ia selalu menyusahkan orang lain dan tidak mandiri dalam hal pekerjaan c. Klien mengatakan merasa tidak dihargai oleh lingkungan sekitarnya karena tidak ada mau yang mendengar apa yang ia ceritakan DO : a. Klien terlihat menyendiri ketika makan b. Klien terlihat acuh dengan lingkungan sekitarnya c. Kontak mata kurang d. Klien Nampak mengelus dadanya ketika menceritakan harga dirinya DS: a. Klien mengatakan jika ada masalah dia tidak bisa tenang, bicara sendiri, marah – marah pada orang lain a. Klien mengatakan suka sakit kepala jika keinginannya tidak dipenuhi oleh keluarga b. Klien mengatakan sulit untuk mengontrol diri DO: a. Klien tampak marah ketika berbicara dengan teman sekamarnya b. Klien marah-marah tanpa sebab. c. Pandangan mata tajam, tidak fokus, kontak mata kurang. d. Nada suara cepat dan tinggi Klien tampak mengomel ketika pada waktu membersihkan bila ada temannya yang tidak mau bekerja

3

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif

56

XIII. ASPEK MEDIS 1. Diagnosa Medik

: Skizofrenia

2. Terapi Medis

:

a. Terapi farmakologi Nama Obat

Dosis

Warna

Indikasi

Triheksilfenidil

2x2 mg/hari

Putih

Parkinson rileks.

Chlorpromazine

2x100 mg/hari

Orange

Haloperidol

2x1,5 mg/hari

Pink

Penenang dosis tinggi. Obat halusinasi.

Efek Samping Mengantuk Lemas Mengantuk Mata kabur Tremor

b. Terapi Non-farmakologi :Klien pernah mendapatkan terapi Elektro Convulsion Therapy (ECT) XIV. POHON MASALAH GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM

Gambar : Pohon Masalah Diagnosis Ganguaan Proses Pikir : Waham Resiko Kerusakan Komunikasi Verbal

Perubahan Proses Pikir : Waham

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Kronis

57

XV. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan Persepsi : Waham 2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah 3. Koping Individu Tidak Efektif

XVI. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Tabel 2.1 PERENCANAAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1 Waham

Tujuan (Tuk/Tum) 2 TUM : Klien secara bertahap mampu berhubungan dengan realitas atau kenyataan. TUK 1 : Klien dapat membina hubungan saling percaya.

Kriteria Evaluasi 1.

3 Ekspresi wajah bersahabat, menunjukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, menjawab salam, klien mau duduk bedampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapinya, tidak menunjukkan tanda-tanda kecuriaan, mau menerima bantuan perawat.

Intervensi

Rasional

4 1.1. Bina hubungan saling percaya dengan mengemukakan prinsip komunikasi terapeutik : a. Mengucapkan salam terapeutik. Sapa klien dengan ramah, baik verbal ataupun nonverbal. b. Berjabat tangan dengan klien. c. Perkenalkan diri dengan sopan. d. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien. e. Jelaskan tujuan pertemuan. f. Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien

5 Hubungan saling percaya merupakan dasar untuk memperlancar interaksi yang selanjutnya aka dilakukan. Tindakan akan membina klien dalam berinteraksi secara baik dan benar, sehingga klien bersedia mengungkapkan isi hatinya.

58

1

2

3

4 apa adanya. g. Beri perhatian kepada klien dan perhatiakan kebutuhan dasar klien. 1.2. Jangan membantah dan mendukung waham klien. a. Katakan bahwa perawat menerima keyakinan klien. b. Katakana bahwa perawat tidak mendukung keyakinan klien.

TUK 2 : Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimilikinya.

Kriteria Evaluasi : a. Klien dapat mempertahankan aktivitas seharihari. b. Klien dapat mengontrol wahamnya.

5

Meningkatkan orientasi klien terhadap realita serta meningktakan rasa percaya klien pada perawat.

1.3. Yakinkan klien bahwa ia dalam keadaan aman dan terlindungi. a. “Anda berada ditempat terlindung”. b. Gunakan keterbukaan dan kejujuran dan jangan meninggalkan klien dalam keadaan sendiri.

Suasana lingkungan yang bersahabat turut mendukung komunikasi terapeutik.

1.4. Observasi apakah waham menganggu aktivitas sehari-hari dan perawatan diri klien.

Mengetahui penyebab waham curiga dan intervensi yang selanjutnya akan dilakukan oleh klien.

1.1. Berikan pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis. 1.2. Diskusikan bersama dengan klien mengenai kemampuan yang dimilikinya dahulu

Penguatan (reinforcement) positif dapat meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh klien 59 diri dan harga klien.

XVII. Catatan Tindakan Keperawatan No. Dx

Hari/Tanggal

jam 3

1

2

Dx.1

Senin,2 April 2018

TUK 1

jam 09.00 Wib09.55 Wib

Implementasi/hasil 4 a.

Membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien b. Menyapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal “ Selamat pagi” sambil tersenyum” c. Memperkenalkan diri dengan sopan “Nama saya Nn.”M”, saya mahasiswa AKPER MOU yang akan bertugas disini selama 1 minggu, nama Tn siapa ? (klien berada di balik teralis sambil berjabat tangan dengan jlien jaraknya + 75 cm) Menjelaskan tujuan berinteraksi “Tn N karena saya disini + 1 minggu jadi kita sekarang sampai seterusnya bisa ngobrolngobrol Tn. “N” Tidak apa-apa khan ?kita ngobrol usah lamalama buat hari ini. Gimana, Tn “N” bersedia ngobrol dengan saya hari ini ? Jadi kalau Tn. “N” ataupun teman lainnya butuh bantuan saya,saya akan berusaha membantu, saya setiap paginya ada disini sampai jam 2” c. Kontak mata (+) selama berinteraksi d. Menerima klien apa adanya c. Menunjukkan sikap perhatian pada klien dan memperhatikan kebutuhan klien

60

1

2

Dx.1 TUK 2

Selasa, 3 April 2018 jam 10.00 Wib-10.30 Wib

Dx.1 TUK 3

Rabu 4 April 2018 Jam 11.00- 11.30 Wib

Dx 1 TUK 3

Kamis 5 April 2018 Jam 11.00- 11.30 Wib

3

4 Menghindari orang lain, mudah tersinggung tak bisa membedakan yang nyata, isi pembicaraan tidak sesuai

Klien menolak interaksi hari ini dengan alasan malas.

a.

Membantu klien mengenal cara mengontrol waham b. Mengucapkan salam terapeutik “Selamat Siang Tn. “N” c. Mengingatkan kontrak” siang Tn.”N” masih ingat yang kita bicarakan kemaren kan?” Mengkaji cara klien mengatasi waham katanya kemaren N bisa buat bom, Tn.”N” yang pintar sendiri, terus gimana, Apa yang Tn.”N” lakukan ?” d. Memberi reinforcement karena mau mengungkapkan perasaan e. Membuat kontrak untuk besok” Tn.”N”, Nn. “M” tahu Tn.”N” pintar, tapi apa yang Nn. “M” bilang, kita tidak boleh membicarakan yang tidak sesuai dengan yang sesungguhnya Tn.”N” ingatkan….” Tn.”N”Besok kita masih ngobrol tentang masalah Tn.”N”ini ya… terimakasih ya sudah mau cerita f. Membuat kontrak untuk besok” Tn.”N”, Nn. “M” tahu Tn.”N” pintar, tapi apa yang Nn. “M” bilang, kita tidak boleh berbicara yang tidak sesuai dengan yang sesungguhnya Tn.”N” ingatkan….” Tn.”N”Besok kita masih ngobrol tentang masalah Tn.”N”ini ya…

61

1

2

Dx 1

Jum’at

TUK 3

6 April 2018 08.00-09.00

3

4 g. Membuat kontrak untuk besok” Tn.”N”, Nn. “M” tahu Tn.”N” pintar, tapi apa yang Nn. “M” bilang, kita tidak boleh membicarakan yang tidak sesuai dengan yang sesungguhnya Tn.”N” ingatkan….” Tn.”N”Besok kita masih ngobrol tentang masalah Tn.”N”ini ya… terimakasih ya sudah mau cerita sama Nn.”M”, berarti N mau berbagi keluhan dengan Nn.”M”, besok ya kita bahas lagi punya kemampuan lain kan ?” a. Memberi motivasi untuk meningkatkan kemampuan jahitan Tn.”N”rapi. Kemampuan Tn.”N” itu kan bagus bisa menghasilkan sesuatu yang berguna, karya Tn.”N” dipakai orang, Tn.”N” harus bangga.”

62

XVIII. Catatan Perkembangan No. Dx

Hari/ Tanggal

Jam

Evaluasi / SOAP

1 Dx.1 TUK 1

2 Senin,2 April 2018 jam 09.00 Wib09.55 Wib

3

Dx.1 TUK 2

Selasa, 3 April 2018 jam 10.00 Wib-10.30 Wib

4 S :“Selamat pagi pak” nama saya :Nasir” O : Klien menatap perawat dan menjabat tangan perawat kontak mata (+) selama interaksi A: Klien menunjukkan penerimaan terhadap kedatangan perawat P :Lanjutkan ke tujuan khusus 2 Dx. 1 S : Membalas salam “ Pagi juga Nn.”M”Klien mengatakan waham itu yang dengar suara dan seperti lihat bayangan kan Nn.”M”?” O : Klien terus mendengar dan memperhatikan yang dijelaskan.Kontak mata (+) A : Klien telah mengenal waham P : Intervensi dilanjutkan ke tujuan khusus selanjutnya (Tuk 3)

Dx.1 TUK 3

Rabu 4 April 2018 Jam 11.00- 11.30 Wib Kamis 5 April 2018 Jam 11.00- 11.30 Wib

Dx 1 TUK 3

Dx 1 TUK 3

Jum’at 6 April 2018 08.00-09.00

Klien menolak interaksi hari ini malas

dengan alasan

S :Membalas salam “Siang juga Nn.”M”Iya, Nn.”M”, kita ngobrol tentang wahamkan ?”Iya Nn.”M”,kemarenkanTn.”N” yang buat bom. Nn.”M” bukan tidak percaya sama Tn. “N” kan dulu suka belajar kimia saat tahu masalah merakit bom O : Klien terdiam mendengarkan apa yang dijelaskan dan tertunduk A : Klien mengenal mengontrol waham P : Intervensi dilanjutkan masih TIK 3 S :“Hallo juga Nn.”M” Sarapan tadi abis tidurnya nyenyak ga ada ?Iya, Tn.”N” bisa menjahit ini celana yang Tn.”N” pakai Tn.”N” yang jahit rapi kan, adakantong didalam biar orang ga tau Nn.”M” O : Klien terdiam berfikir dan menganggukkan kepala klien tersenyum setelah diberi pujian A : Klien dapat mengontrol wahamnya P : Lanjutkan atau beri inforcement (+), lanjutkan intervensi lain

63

B. Pembahasan Pada pembahasan ini penelitiakan membahas perbandingan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yang ditemukan pada pelaksanaan Asuhan

Keperawatan

Pada

Klien

Tn.

“N”

Yang

Mengalami

SkizofreniaDengan Masalah Waham kebesaranDi Ruang SawitRumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 2-6 April 2018 yang disajikan untuk menjawab tujuan khusus.Pembahasan ini disusun sesuai dengan

tujuan

khusus

yaitu

Pengkajian,

Diagnosis

Keperawatan,

Perencanaan, Tindakan, dan Evaluasi. 1. Pengkajian Berdasarkan teori Mooerhead Sue dkk, dalam North America Nursing

Diagnosa

Asociation(Nanda)Nursing

Intervention

Classification(NIC) Nursing Outcomes Classification (NOC)Edisi5 & 6, tahun 2017 mengemukakan bahwa pada pengkajian Waham yang dikaji yaituIdentitas klien dan keluarga, factor predisposisi, pemeriksaan fisik, psikososial, hubungan social, spiritual, status mental, kebutuhan persiapan

pulang,

mekanisme

koping,

masalah

psikososial

dan

lingkungan. Sedangkan berdasarkan kasus dari hasil pengkajian penelitian pada klien Tn. “N” ditemukan keluhan utama adalahsering ketawa sendiri denganRiwayatKesehatan sekarang yaituKlien

sering mengulang dan

mempertahankan kata-kata yang tidak sesuai dengan kenyataan . klien pernah mengalami hal yang sama pada tahun 2017. Serta dilakukan pengkajian pada riwayat keluarga, pengalaman di masa lalu dan pola

64

kegiatan sehari – hari. Dari hasil perbandingan antara teori dengan kasus maka ditemukan kesenjangan.Dimana keluhan utama pada teori tidak jelas dan keluhan utama pada kasus adalah sering ketawa sendiri. 2. Diagnosa Keperawatan Dalam penelitian penulis memprioritaskan masalah Diagnosa Keperawatan gangguan proses pikir. berada dalam urutan yang utama. Sehingga hanya masalah gangguan proses pikir yang akan dibahas pada pembahasan Diagnosis Keperawatan ini. Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Mooerhead Sue dkk, dalam North America Nursing Diagnosa Asociation (Nanda) Nursing Intervention Classification (NIC) Nursing Outcomes Classification (NOC)Edisi 5 & 6 tahun 2015tentang Diagnosa Keperawatan pada wahamyaitu : 1. Gangguan proses pikir berhubungan dengan stres 2. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan menilai diri negatif (mis: tidak berguna, tidak tertolong). 3. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan satatus mental. Sedangkan pada kasus ditemukan Diagnosa Keperawatan pada Tn. N adalah sebagai berikut : 1.

Gangguan Persepsi Sensori : Waham

2.

Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

3.

Koping Individu Tidak Efektif Pada teori di temukan Diagnose Keperawatan, gangguan proses

piker berhubungan dengan stress, harga diri rendah kronis berhubungan

65

dengan menilai diri negative, isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental, sedangkan berdasarkan kasus yang ditemukan dari hasil pengkajian peneliti pada klien Tn. “N” diagnosa yang ditemukan adalah.Gangguan persepsi sensori karena saat dilakukan pengkajian didapatkan data subjektif : Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang jenderal TNI, Klien mengatakan bahwa dirinya yang merakit bom molotofdan data objektif : klien tampak bingung. Gangguan konsep diri : harga diri rendah karena saat di lakukan pengkajian di dapatkan data subyektif dan data obyektif : klien mengatakan ia merasa tidak berharga dank klien terlihat acuh dengan lingkungan sekitarnya. Koping individu tidak efektif karena pada saat di lakukan pengkajian di dapatkan data subyektifdan data obyektif : klien mengatakan jika ada masalah dia tidak bisa tenang, bicara sendiri, marah marah pada orang lain danklien tampak marah marah tanpa sebab. 3. Perencanaan Berdasarkan

teori

yang

dikemukakan

oleh

buku

Asuhan

Keperawatan berdasarkan diagnosa medis dan North America Nursing Diagnosa Asociation (Nanda) Nursing Intervention Classification(NIC) Nursing Outcomes Classification (NOC)jilid 3tahun 2016Intervensi Keperawatan pada diagnosegangguan proses pikir. antara lain sebagai berikut: a. Gangguan Persepsi Sensori : WahamKebesaranmeliputi : 1) Bina hubungan saling percayadengan mengemukakan prinsip komunikasi terapeutik

66

2) Jangan membantah dan mendukung waham klien 3) Yakinkan klien bahwa ia dalam keadaan aman dan terlindungi 4) Observasi apakah waham menganggu aktivitas sehari hari. Dari hasil perbandingan antara teori dengan kasus maka ditemukan kesenjangan. Ada beberapa intervensi/ perencanaan yang ada pada teori tetapi tidak direncanakan pada kasus seperti pada perencanaan teori terdapat 18 intervensi untuk diagnosa gangguan proses piker, sedangkan pada kasus hanya dilakukan 10 intervensi. Yang di sajikan dalam bentuk strategi pelaksanaan (SP). 4. Implementasi Pada pelaksanaan tindakan Asuhan Keperawatan, di sajikan dalam bentuk strategi pelaksanaan(SP) yang di berikan untuk pasien. Strategi pelaksanaan(SP) ini berjalan dengan lancar karena klien kooperatif. Pada pelaksanaan intervensi ada beberapa poin yang harus di lakukan tetapi langsung di sajikan dalam bentuk strategi pelaksanaan sehingga bentuk pelaksanaannya dalam bentuk wacana/percakapan. 5. Evaluasi Setelah peneliti melakukan Implementasi Keperawatan yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perawatan pada klien Tn. “N” saat dirawat, maka diperoleh Evaluasi Keperawatan pada masalah Gangguan Persepsi Sensori :Waham Kebesaranyaitu masalah teratasi pada tanggat 6 april 2018 dengan di dapatkan data subyektif : klien mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang pemimpin ataupun utusan

67

allah. Dan data obyektif : klien sudah tidak mengulang dan mempertahankan kata-kata yang tidak sesuai dengan kenyataan.

68

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Bab Iv.docx
December 2019 21
4. Bab V.docx
December 2019 23
Bab V.docx
December 2019 22
6. Daftar Pustaka.docx
December 2019 30
Sampul.docx
December 2019 8