BAB IV ANALISIS SITUASI 4.1. Profil Lahan Praktik RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan merupakan Rumah Sakit yang dimiliki oleh Provinsi Kalimantan Timur dengan tipe B yang telah terakreditasi paripurna oleh KARS. Berdasarkan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit minimal pelayanan kesehatan untuk Rumah Sakit tipe B yaitu memberikan
pelayanan
medik,
pelayanan
kefarmasian,
pelayanan
keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang klinik, pelayanan penunjang non klinik dan pelayanan rawat inap.
Pembangunan gedung baru RSU Balikpapan, dimulai pada tanggal 31 Maret 1994, di Jl. Letjend. M.T. Haryono Ring Road Balikapan Utara, diatas tanah seluas 24,4 Ha melalui dana LOAN IBRD (4031-IND) tahun 1991/1992 s/d. 1994/1995, APBN dan APBD Tk.I. Pembangunan Rumah Sakit tersebut dipersiapkan menjadi Rumah Sakit Kelas B.
RS Kanudjoso Balikpapan adalah RS kelas B non Pendidikan dengan fasilitas 488 tempat tidur dan 1,227 jumlah pegawai dengan BLUD penuh memfasilitasi bagi Akademik dan STIKES sebagai wadah pembelajaran bagi praktek guna menerapkan praktek pelayanan professional. Tahun 1997, tepatnya pada tanggal 21 April, gedung baru RSU Balikpapan mulai dipergunakan peresmian gedung baru Balikpapan oleh presiden RI Soeharto, pada tgl 19 Agustus 1997 dan diberi nama RSU Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan, sesuai dengan keputusan Mentri Kesehatan RI dengan kapasitas 300 TT pada thn 1998 RSU Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan di akreditasi dengan SK Menkes RI. Seiring dengan perkembangan jaman thn 2011 RSUD Dr. Kanudjoso Djatiwibowo Balikpapan mulai membangun gedung Anggrek Hitam 8 lantai yang
56
57
dilengkapi dengan Helipad dan diresmikan oleh ibu Menteri kesehatan Dr. Andi Nafsiah Walinono Mboi, SpA, M.P.H. pada tgl 22 Maret 2013
Ruang Flamboyan B merupakan Ruang Rawat Inap kelas 3 yang diperuntukkan untuk klien dewasa pria dengan kasus medikal bedah. Jumlah tempat tidur sebanyak 32 yang terbagi dalam 8 ruangan bangsal, dimana satu bangsal terdapat 4 tempat tidur yang dipisahkan oleh skerem satu dengan yang lainnya.
4.2. Analisa
Pengkajian Keperawatan
Pada Pasien
Hipertensi
yang
Mengalami Gangguan Rasa Nyaman. Kejadian penyakit hipertensi di Indonesia semakin meningkat.Penyakit ini disebabkan
oleh
berbagai
faktor
baik
segi
host,
agent
maupun
lingkungannya.Hasil pengkajian terhadap 3 kasus didapatkan data bahwa klien memiliki riwayat hipertensi.Pola hidup yang tidak sehat merupakan salah satu penyebab hipertensi dan perilaku kesehatan yang tidak baik. Penyebab pada Tn. B adalah klien merasakan pusing, tegang dan nyeri ulu hari, ia juga memiliki riwayat tekanan darah tinggi. Pada Tn. S mengatakan pusing, leher tegang, ia juga memiliki riwayat tekanan darah tinggi, Tn. Hmengatakan sakit kepala, badan lemas, pusing, bicara tidak jelas, ia memiliki riwayat hipertensi.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan, seluruh usia klien hipertensi adalah lansia diatas 50 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, prevalensi hipertensi di dunia menurut WHO (2008) hipertensi telah menjangkit 30,4% populasi di dunia dengan perbandingan 56% pada pria dan 44% pada wanita, usia > 50 tahun sebanyak 26 (63,4%) yang mengalami hipertensi dengan tekanan darah 140-159/90-99 mmHg dan 15 (36,6%) dengan tekanan darah 160-179/100109 mmHg (Data sekunder, 2013). Menurut Yulianti S (2006) beberapa faktor penyebab hipertensi yaitu Umur, Jenis Kelamin, Riwayat keluarga, Ras, Obesitas, Obat-obatan, Sensitivitas natrium, dan Kadar kalium
58
rendahsementara Marliani ﴾2007﴿ menyebutkan penyebab hipertensi adalah gaya hidup dengan pola makan yang salah, keturunan, jenis kelamin, latihan fisik, makanan, stimulan (zat-zat yang mempercepat fungsi tubuh) serta stress.
Berdasarkan data kasus diperoleh bahwa pasien memiliki riwayat hipertensi sejak lama.Sudirman (2011﴿ menjelaskan bahwa pengobatan pada hipertensi hendaknya dilakukan dengan pengawasan medis.Rutinitas pada penderita hipertensi diperlukan untuk terkontrolnya tekanan darah pasien dan menghindarkan dari komplikasi atau penyakit yang lebih berat.Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu bulan, dosis obat dapat disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan obat ada hubungan antara antara riwayat
kontrol
dengan
kekambuhan
menunjukkan
pentingnya
rutinitas.kontrol untuk mencegah kekambuhan. golongan lain atau mengganti obat pertama dengan obat golongan lain. Sasaran penurunan tekanan darah adalah kurang dari 140/90 dengan efek samping minimal penurunan dosis obat dapat dilakukan pada golongan hipertensi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama satu tahun.
Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah membantu penderita hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat normal dan meningkatkan kualitas kesehatanya secara maksimal dengan cara memberi intervensi asuhan. Prinsip penatalaksanaan hipertensi adalah dengan menurunkan takanan darah dan mencegah terjadinya komplikasi (Guyton, 2007).Diagnose keperawatan yang ditemukan pada kasusTn. B sebanyak 3 diagnosa dari 6 diagnosa yang di uraikan dalam NANDA ﴾2014﴿ yaitu gangguan
rasa
nyaman,
intoleransi
aktivitas
dan
defisiensi
pengetahuan.Diagnosa keperawatan yang menjadi fokus utama untuk di bahas dalam
penulisan
karya
ilmiah
ini
adalah
adalah
gangguan
rasa
nyaman.Diagnosa ini diangkap karena klien mengeluh leher terasa tegang dan sakit kepala sehingga merasa tidak nyaman.
59
Terapi nonfarmakologis merupakan terapi tanpa menggunakan agen obat dalam proses terapinya yang memberikan manfaat relaksasi kepada tubuh. Salah satu tindakan non farmakologis yang di harapkan dapat menurunkan tekanan darah adalah dengan terapi alternatif komplementer.Terapi alternatif komplementer merupakan sebuah kelompok dari bermacam-macam system pengobatan dan perawatan kesehatan atau praktek dan produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari pengobatan konvensional.Salah satu terapi alternatif komplementer yaitu Foot Massage.Foot Massage adalah pijat denganmelakukan penekanan pada titik syaraf di kaki, tangan atau bagian tubuh lainnya untuk memberikan rangsangan bio-elektrik pada organ tubuh tertentu yang dapat memberikan perasaan rileks dan segar karena aliran darah dalam tubuh menjadi lebih lancar (Trionggo, 2013).
4.3. Analisa Masalah Keperawatan Pada Pasien Hipertensi yang Mengalami Gangguan Rasa Nyaman Masalah yang ditemukan pada pengkajian klien adalah gangguan rasa nyaman.Gangguan rasa nyaman disebabkan karena meningkatnya tekanan darah dan harus dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi karena terganggunya pola istirahat dan kebutuhan klien.
Kerusakan vaskuler akibat dari hipertensi tampak jelas pada seluruh. Perubahan struktur dalam arteri-arteri kecil dan arteriola menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, bila pembuluh darah menyempit, maka aliran arteri akan terganggu dan pada jaringan yang terganggu akan terjadi penurunan O2 (oksigen) dan peningkatan CO2 (karbondioksida) kemudian terjadi metabolisme anaerob dalam tubuh yang meningkatkan asam laktat dan menstimulasi peka nyeri kapiler pada otak (Price & Wilson, 2006, hlm 583) sensasi nyeri dari ketiga pasien tersebut memiliki skala yang berbeda dan juga memiliki respon tubuh yang berbeda. Gejala hipertensi kambuh atau di saat tekanan darah sangat tinggi bisa menyebabkan sakit kepala. Di saat jantung memompa darah secara berlebihan karena disebabkan darah tidak mengalir dengan baik ke seluruh tubuh termasuk ke kepala maka efek yang akan terjadi
60
ialah sakit kepala. Sakit kepala bisa menandakan jika otak tidak mendapatkan cukup darah dan juga oksigen sebab ada masalah di pembuluh darah yang mengakibatkan darah tidak mengalir dengan baik, sehingga jika masih berlangsung lama bisa menyebabkan sakit kepala berkepanjangan.
Penanganan hipertensi dilakukan melalui tindakan farmakologis dan non farmakologis.Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah membantupenderita hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat normal dan meningkatkan kualitas kesehatanya secara maksimal dengan cara memberi intervensi asuhan. Prinsip penatalaksanaan hipertensi adalah dengan menurunkan takanan darah dan mencegah terjadinya komplikasi (Guyton, 2007).
Rencana intervensi yang akan dilakukan pada diagnosa gagguan rasa nyaman yang dialami oleh ketiga klien pada tiga kasus tersebut ditekankan pada NIC : terapi relaksasai dengan intervensigambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi
serta
jenis
relaksasi
yang
tersedia
(misalnya
music,
meditasi,bernafas dengan ritme, rileksasi rahang dan relaksasi foot massage) dan informasikan tim kesehatan lain/anggota keluarga mengenai strategi nonfarmakologi yang sedang digunakan untuk mendorong pendekatan preventf terkait dengan gangguan rasa nyaman, NOC :.kesejahteraan fisik, relaksasi otot, posisi nyaman perawatan pribadi dan kebersihan.
Praktek keperawatan yang diaplikasikan kepada klien merupakan upaya peningkatan kesehatan dan pengobatan.Upaya peningkatan kesehatan dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan terkait hipertensi sedangkan upaya pengobatan dilakukan untuk menangani berbagai keluhan dan masalah keperawatan yang timbul diantaranya berupa sakit kepala, kepala terasa berat, cemas dan peningkatan tekanan darah.Impelementasi yang ajarkan adalah metode non farmakologi untuk menurunkan gangguan rasa nyaman dan informasikan tim kesehatan lain/anggota keluarga mengenai strategi
nonfarmakologi
yang
sedang
digunakan
untuk
mendorong
61
pendekatan preventif terkait dengan terapi relaksasi.Metode non farmakologi yang dimaksudkan adalah dengan mengkombinasikan Foot Massage yang bertujuan untuk memberikan relaksasi perasaan tenang pada pasien dan menurunkan tekanan darah klien.
Wahyuni(2014) terapipijat kaki melancarkan sirkulasi darah di dalam seluruh tubuh, menjaga kesehatan agar tetap prima, membantu mengurangi rasa sakitdankelelahan,melancarkanproduksi hormon endorfin yang berfungsi untuk rileksasi tubuh sehingga tekanan darah menurun.Hal tersebut juga dijelaskan oleh Dalimartha (2008) teknik pemijatan berdampak terhadap lencarnya sirkulasi darah, menyeimbangkan aliran energy didalam tubuh serta mengendurkan ketegangan otot.
Penelitian Levi Tina Sari (2014) dengan judul penelitian pengaruh terapi pijat refleksi terhadap penurunan tekanan darah pada lanjut usia dengan hipertensi dengan hasil penelitian analisa data yang telah dilakukan di dapatkan hasil sebagai berikut:Tekanan darah sistole sebelum dilakukan perlakuan mempunyai rata-rata sebesar 172,60mmHg, Tekanan darah sistole sesudah dilakukan perlakuan mempunyai rata-rata sebesar 148,00 mmHg, Perbedaan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah perlakuan mempunyai hasil yang signifikan sebesar p > 0,0001
Peranan kalium dalam mekanisme penurunan tekanan darah yaitu menyebabkan vasodilatasi yang dapat melebarkan pembuluh darah sehingga darah dapat mengalir dengan lebih lancar.Selain itu juga dapat menghambat kerja
dari
enzim
angiotensin
(angiotensin
converting
enzym
inhibitor).Pemberian ACE- inhibitor memberikan hasil yang baik pada pengobatan disfungsi sistolik pada penyakit jantung hipertensif.Penyataan tersebut sejalan dengan hasil intervensi didapatkan pada ketiga kasus pada saat pengkajian adalah pada kasus 1 TD 180/90 mmHg, pada kasus 2 TD 190/90 mmHg dan kasus 3 TD 220/100 mmHg.
62
Hasil tekanan darah pada ketiga pasien adalah mengalami Hipertensi. Setelah diberikan intervensi foot massagediperoleh hasil pada kasus 1 ada penurunan dengan TD 150/84 mmHg, pada kasus 2 ada penurunan dengan TD 167/88 mmHg dan pada kasus 3 juga ada penurunan dengan TD 170/84 mmHg.Ratarata pada ketiga kasus tersebut adalah klien mengalami penurunan tekanan darah lebih dari 10 mmHg.Penelitian Giri Udani (2016)didapatkan hasil tekanan darah sebelum pijat refleksi adalah 151 mmHg dan setelah pijat refleksi selama selama 15 menit rata-rata sistolik 140 mmHg atau terjadi penurunan 9 mmHg mmHg dan diastolik sebelum pijat tekanan darah i 88 mmHg dan setelah pijat refleksi menjadi 80 mmHg atau terjadi penurunan 8 mmHg.Perbedaan waktu antara penelitian sebelumnya dengan penelitian ini tidak terlalu jauh dimana pada penelitian ini terjadi penurunan rata-rata sistolik 10 mmHg dan diastolic juga 10 mmHg.
4.4. Analisis Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani, 2006).Tanda dan gejala hipertensi, terjadinya sakit kepala, pusing atau migren, gangguan penglihatan, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mudah marah, cemas dan sulit tidur (Noegroho, 2001). Menurut Gunawan (2011), hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistole dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan sistole diatas 140 mmHg, diastole diatas 90 mmHg).
Terapi nonfarmakologis merupakan terapi tanpa menggunakan agen obatdalam proses terapinya yang memberikan manfaat relaksasi kepada tubuh. Salah satutindakan non farmakologis yang di harapkan dapat menurunkan
tekanan
darah
adalah
dengan
terapi
alternatif
komplementer.Terapi alternatif komplementer merupakan sebuah kelompok dari bermacam-macam system pengobatan dan perawatan kesehatan atau praktek dan produk yang secara umum tidakmenjadi bagian dari pengobatan
63
konvensional.Salah
satu
terapi
alternatif
komplementer
yaitu
Foot
Massage.Foot Massage adalah pijat denganmelakukan penekanan pada titik syaraf di kaki, tangan atau bagian tubuh lainnya untuk memberikan rangsangan bio-elektrik pada organ tubuh tertentu yang dapat memberikan perasaan rileks dan segar karena aliran darah dalam tubuh menjadi lebih lancar (Trionggo, 2013).
Wijayakusuma (2006) yang menyatakan bahwa Foot Massage dapat memberikan rangsangan relaksasi yang mampu memperlancar aliran darah dan cairan tubuh pada bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan titik syaraf kaki yang dipijat. Sirkulasi darah yang lancar akan memberikan efek relaksasi sehingga tubuh mengalami kondisi seimbang.Menurut Tarigan (2009), salah satu cara terbaik untuk menurunkan tekanan darah adalah dengan terapi pijat dan menurunkan kenyamanan nyeri. Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa terapi pijat yang dilakukan secara teratur bisa menurunkan nyeri, menurunkan kadar hormon stress cortisol, menurunkan sumber depresi dan kecemasan, sehingga tekanan darah akan terus turun dan fungsi tubuh semakin membaik.
Wahyuni (2014) terapipijat kaki melancarkan sirkulasi darah di dalam seluruh tubuh, menjaga kesehatan agar tetap prima, membantu mengurangi rasa sakitdankelelahan,melancarkanproduksi hormon endorfin yang berfungsi untuk rileksasi tubuh sehingga tekanan darah menurun.Hal tersebut juga dijelaskan oleh Dalimartha (2008) teknik pemijatan berdampak terhadap lencarnya sirkulasi darah, menyeimbangkan aliran energy didalam tubuh serta mengendurkan ketegangan otot.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, setelah dilakukan pemijatan seluruh responden mengatakan bahwa mereka merasa nyenyak saat tidur.Hal ini disebabkan karena rangsangan yang diberikan mampu memperlancar aliran darah dan cairan tubuh.Hasilnya, sirkulasi penyaluran nutrisi dan oksigen ke sel-sel tubuh menjadi lancar tanpaada hambatan. Sirkulasi darah
64
yang lancar akan memberikan efek dilakukan relaksasi dan kesegaran pada seluruh anggota tubuh sehingga tubuh mengalami kondisi seimbang.
4.5. Alternatif Pemecahan yang Dapat dilakukan Untuk alteranatif foot Massage dapat dengan Massage punggung. Massage punggung adalah tipe massage yang melibatkan gerakan yang panjang, perlahan dan halus.Berdasarkan beberapa riset menunjukkan Massage punggung
memiliki
kemampuan
untuk
menghasilkan
respon
relaksasi.Gosokan punggung sederhana selama 3-5 menit dapat meningkatkan kenyamanan dan relaksasi, serta memiliki efek positif pada parameter kardiovaskuler seperti tekanan darah, frekuensi denyut jantung, dan frekuensi pernafasan.Massage punggung bermanfaat melancarkan peredaran darah. Kelebihan Massage punggung daripada terapi lain adalah dengan Massagepunggung selama 3-5 menit dapat memberikan efek relaksasi pada tubuh, selain itu Massage punggung juga dapat merangsang pengeluaran hormon endhorpin, hormon ini dapat memberikan efek tenang pada pasien dan terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah sehingga pembuluh darah pun menjadi rileks dan akan terjadi penurunan tekanan darah (Labyak & Smeltzer, 1997 dalam Kozier & erb ﴾2002).
65
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Keluhan utama klien yang mengalami hipertensi memperlihatkan tandatanda pusing, sakit kepala,leher terasa tegang, tekanan darah tinggi, gelisah, lemas dan cemas.Diagnosa keperawatan yang dapat di tegakkan dan prioritas adalah gangguan rasa nyaman, Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan dalam manajemen gangguan rasa nyaman selain teknik relaksasi napas dalam, dapat juga diberikan foot massage ataupun modifikasi dari keduanya dalam mencapai tujuan penurunan gangguan rasa nyaman. Teknik foot massagedilakukan selama 12 menit pada tiaptiap ekstremitas, kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah.Evaluasi yang didapat dari Tn. B, setelah diberikan pijat refleksi foot massageklien lebih merasa rileks, pusing berkurang. 2. Intervensi inovasi adalah Foot Massageyang dilakukan pada saat mengalami gangguan rasa nyaman dengan rata-rata skala sedang setelah dilakukan Foot Massagerata-rata gangguan rasa nyaman turun menjadi skala ringan dan tekanan sistolik menurun rata-rata 20 mmHg dan diastole rata-rata turun 10 mmHg. Hasilnya menunjukkan adanya pengaruh Foot Massageterhadap gangguan rasa nyaman dan tekanan darah dan tanda-tanda vital lain serta keadaan umum klien.
5.2. Saran 1.
Perkembangan IlmuKeperawatan Intervensi keperawatan yang meliputi terapi relaksasi menunjukkan adanya penurunan masalah gangguan rasa nyaman pada pasien hipertensi. Penulis memiliki keterbatasan dalam hal jumlah klien dan waktu aplikasi perawatan 65
66
terapi relaksasi dengan foot Massage yang terlalu singkat yakni hanya 3 hari,oleh
karena
itu
penelitian-penelitian
selanjutnya
perlu
adanya
pengembangan tentang jumlah klien dan durasi yang lebih lama dalam perawatan sehingga keakuratan hasil data lebih terjamin. 2. PelayananKeperawatan Perawat berperan dalam merawat klien dengan gangguan rasa nyaman pada pasien hipertensi. Perawatan kesehatan yang diberikan pada klien, tidak hanya berpaku di layanan rumah sakit, tetapi juga dapat dilakukan di berbagai layanan kesehatan baik yang berbasis komunitas maupun berbasis rumah sakit. Oleh karena itu, perawat sebagai pemberi layanan kesehatan juga perlu mempelajari terapi relaksasi dengan foot Massage yang merupakan salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi gangguan rasa nyaman pada pasien hipertensi. 3. Institusi Rumah Sakit Hasil karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi masukan pada pihak Rumah Sakit
sebagai
institusi
pelayanan
kesehatan
dalam
melakukan
penatalaksanaan pasien dengan hipertensi.Petugas Rumah Sakit khususnya perawat dapat melakukan tugasnya dalam melakukan upaya promotif, preventif, serta rehabilitatif klien dengan hipertensi. Perawat di Rumah Sakit diharapkan dapat lebih peka dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pada klien terutama masalah gangguan rasa nyaman dan mampu melakukan intervensi mandiri keperawatan yang tepat sebelum memberikan terapi yang lainyang juga memiliki efek samping jika digunakan terus menerus. Oleh karena itu diharapkan pihak Rumah Sakit dapat menyediakan tenaga perawat yang sebanding dengan jumlah klien. Selain itu, diharapkan ditata laksanaan penurunan tekanan darah dan gangguan rasa nyaman telah di coba diaplikasikan di institusi pelayanan kesehatan dan menghasilkan perubahan pada klien, sehingga sebaiknya dibuatkan Standar prosedur Operasional dalam mengaplikasikan pemberian foot Massage tersebut.
85