Bab 1.docx

  • Uploaded by: Anonymous QAB826Ge
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,377
  • Pages: 6
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Hipertensi adalah penyakit tidak menular penyebab terjadinya penyakit jantung dan stroke (Wolf. 2008). Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama cacat tubuh dan kematian hampir diseluruh dunia (Gardner. 2007). Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan melainkan hanya dapat dikontrol. Seseorang yang telah didiagnosis menderita hipertensi atau mengalami peningkatan tekanan darah yang persisten harus segera mencari pengobatan untuk mengontrol tekanan darah, mencegah terjadinya komplikasi, dan mengurangi atau mengatasi tanda dan gejala yang muncul seperti pusing, sakit kepala, tengkuk terasa pegal, mudah marah, sulit bernapas, pandangan kabur, dan lain-lain (Siburian, 2006).

Hipertensi di definisikan sebagai peningkatan tekanan arteri sistemik yang menetap di atas batas normal yang telah di sepakati, dengan nilai sistolik 140mmHg dan dengan diastol 90 mmHg dan salah satu pencetus terjadinya penyakit jantung, ginjal, dan stroke (Elokdyah, 2007). Hipertensi dapat menimbulkan resiko dan komplikasi yang berat terhadap berbagai penyakit lain, seperti stroke, gagal jantung, kerusakan ginjal, resistensi insulin diabetes millitus, dan hiperfungsi kelenjar tiroid (Ramaiah, 2005).

Badan Kesehatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar. Pada 2025mendatang, diproyeksikan sekitar 29 persen warga dunia terkena hipertensi. Prosentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara berkembang.Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases 2015 dari WHO menyebutkan, ada satu milyar orang terkena hipertensi dan 40 persen berada di Negara berkembang, sedangkan negara maju hanya 35 persen.Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 persen.Sementara kawasan Amerika menempati posisi buncit

1

2

dengan 35 persen.Di kawasan Asia Tenggara, 36 persen orang dewasa menderita hipertensi. Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi (Khancit, 2015).

Hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 kematian diseluruh dunia setiap tahunnya. Hipertensi menyebabkan setidaknya 45% kematian karenapenyakit jantung, dan 51% kematian karena penyakit stroke. Berarti “sang teroris” mulai menyerbu kelompok usia produktif yang merupakan tulang punggung perekonomian. Jika hal ini dibiarkan, bisa jadi semua kelompok usia produktif kita akan mengidap hipertensi. Hipertensi pada usia produktif sebesar 7,14% pada tahun 2011, dan pada tahun 2012 meningkat sebesar7,31%, dan terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2013 sebesar 8,10% (Siantar, 2013).

Data Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan, prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka Belitung (30,9 %), diikuti Kalimantan Selatan (30,8 %), dan Kalimantan Timur (29,6 %) (Depkes RI, 2013). Menurut Kemenkes tahun 2015 di Indonesia, angka penderita hipertensi mencapai 32 persen pada 2015 dengan kisaran usia di atas 25 tahun. Jumlah penderita pria mencapai 42,7 persen, sedangkan 39,2 persen adalah wanita.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan di RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Ruang Flamboyan B ada 15 kasus Hipertensi terhitung pada bulan Oktober dan Desember (Buku Laporan Pasien Ruang flamboyant B RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan). Dan hasil observasi yang dilakukan penulis pada tanggal 3 januari 2019 didapatkan keluhan pusing klien merasakan seperti ditusuk-tusuk dan terasa berat dikepala. Apabila hipertensi yang dialami oleh klien tidak segera diatasi maka aktifitas klien, seperti kebutuhan tidur dan istirahat akan terganggu.

3

Beberapa faktor dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu gaya hidup dengan pola makan yang salah, keturunan, jenis kelamin, latihan fisik, makanan, stimulan (zat-zat yang mempercepat fungsi tubuh) serta stress (Marliani, 2007). Hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, sehingga perlu adanya

pengendalian

hipertensi.Penderita

kondisi

hipertensi

agar perlu

tidak

memicu

mengetahui

kekambuhan

faktor-faktor

yang

meningkatkan (pemicu) kejadian hipertensi, sehingga dapat dilakukan pengelolaan dan pencegahan hipertensi maupun komplikasinya.

Pengobatan

pada

hipertensi

hendaknyadilakukan

dengan

pengawasan

medis.Rutinitas padapenderita hipertensi diperlukan untuk terkontrolnyatekanan darah pasien dan menghindarkan darikomplikasi atau penyakit yang lebih berat.Bila tekanan darah tidak dapat diturunkandalam satu bulan, dosis obat dapat disesuaikansampai dosis maksimal atau menambahkan obat adahubungan antara antara riwayat kontrol dengankekambuhan menunjukkan pentingnya rutinitas.kontrol untuk mencegah kekambuhan. golongan lainatau mengganti obat pertama dengan obat golonganlain. Sasaran penurunan tekanan darah adalahkurang dari 140/90 dengan efek samping minimalpenurunan dosis obat dapat dilakukan pada golonganhipertensi ringan yang sudah terkontrol dengan baikselama satu tahun (Sudirman, 2011).

Dampak yang di timbulkan dari hipertensi menurut Juslim (2012) yaitu kerusakan pembuluh darah arteri yang rusak menyebabkan terganggunya aliran darah yang artinya kebutuhan oksigen dan nutrisi pada organ dan jaringan tubuh lain juga akan terganggu. Rusaknya arteri juga menyebabkan beberapa organ yang beresiko mengalami gangguan di antaranya jantung, otak, ginjal, mata, dan tulang. Dampak lain yang di timukan hipertensi menurut Inas (2008) dalam segi ekonomi adalah biaya langsung dan biaya tidak langsung sertadalam segi sosial menurut Syukri (2003) adalah kesempatan berkurang untuk memenuhi kebutuhan afiliasi, berinteraksi dengan sahabat.

4

Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan adalah membantu penderita hipertensi untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat normal dan meningkatkan kualitas kesehatanya secara maksimal dengan cara memberi intervensi

asuhan.

menurunkan

Prinsip

takanan

penatalaksanaan

darah

(Guyton,2007).Penggunaan

obat

dan

hipertensi

mencegah

anti

hipertensi

adalah

terjadinya terbaru

dengan

komplikasi

dari

golongan

Angiotensin II Receptor Blocker (ARB), misal telmisartan dan irbesartan, juga perlu dipertimbangkan untuk menangani kasus Hipertensi.Sangat baik terutama bila dikombinasikan dengan golongan diuretic (Hct). Hal pertama yang harus diperhatikan adalah modifikasi gaya hidup. Faktor kardiovaskuler yang bisa dicegah sebaiknya dihindari, misalnya dengan tidak merokok, mengurangi berat badan bila obesitas, rutin berolahraga, mengontrol kadar lemak dan gula darah serta mengurangi penggunaan garam.

Terapi hipertensi dapat dikelompokkan dalam terapi nonfarmakologi dan farmakologis.Terapi farmakologis menggunakan obat atau senyawa yang dalam kerjanya

mempengaruhitekanan

darah.

Pengobatan

farmakologis

yang

digunakan untuk mengontrol hipertensi adalah ACE inhibitor, Beta-bloker, Calcium

Chanel

Bloker,

Direct

renin

inhibitor,

Dieuretik,Vasodilator(Simadibrata, et.al, 2006 dalam Triyanto, 2014).

Terapi nonfarmakologis merupakan terapi tanpa menggunakan agen obatdalam proses terapinya yang memberikan manfaat relaksasi kepada tubuh. Salah satutindakan non farmakologis yang di harapkan dapat menurunkan tekanan darah

adalah

dengan

terapi

alternatif

komplementer.Terapi

alternatif

komplementer merupakan sebuah kelompok dari bermacam-macam system pengobatan dan perawatan kesehatan atau praktek dan produk yang secara umum tidakmenjadi bagian dari pengobatan konvensional.Salah satu terapi alternatif

komplementer

yaitu

foot

massase.Foot

massaseadalah

pijat

denganmelakukan penekanan pada titik syaraf di kaki untuk memberikan rangsangan bio-elektrik pada organ tubuh tertentu yang dapat memberikan

5

perasaan rileks dan segar karena aliran darah dalam tubuh menjadi lebih lancar (Trionggo, 2013).

Masalah-masalah yang berhubungandengan stress seperti hipertensi, sakitkepala, insomnia

dapat

dapatmenurunkan

dikurangi tekanan

ataudiobati darah

sistolik

dengan

relaksasi,

dandiastolik

pada

relaksasi penderita

hipertensi(Subandi, 2003). Banyak terapi alternative untuk penyakit tekanan darah tinggiberfokus pada teknik relaksasi salah satunya terapi relaksasi aromaterapi

mawar

dalam

menurunantekanan

darah.Manfaat

dari

aromaterapidapat menumbuhkan perasaan tenang(rileks) pada jasmani, pikiran, dan rohani(soothing the physical, mind andspiritual), dapat menciptakan suasanayang damai, serta dapat menjauhkan dariperasaan cemas dan gelisah (Jaelani,2009).Sedangkan efek farmakologismawar diantaranya melancarkan sirkulasidarah, anti radang, menghilangkanbengkak, dan menetralisir racun (AriefHariana, 2009).

1.2. Rumusan Masalah Prevalensi hipertensi mengalami peningkatan setiap tahun dan menyebabkan 9,4% kematian setiap tahunnya. Salah satu keluhan khas pada pasien hipertensiadalah gganguan kenyamaman nyeri.Apabila gangguan kenyamanan yang dialami oleh klien tidak segera diatasi maka aktifitas klien, seperti kebutuhan tidur dan istirahat akan terganggu. Manajemen yang dilakukan dalam upaya mengatasi gangguan kenyamanan nyeri selama ini dibagi menjadi tindakan farmakologi dan nonfarmakologi. Salah satu upaya control nyeri dalam prinsip pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien nyeri adalah dengan melakukan stimulus kutaneus berupa massage. massagesecara langsung dapat meningkatkan aliran vena di kulit serta meningkakan aliran balik vena dan hal ini akan membantu secara efisien melancarkan peredaran darah. Sejauh ini belum pernah dilakukan secara spesifik manajemen nyeri pada pasien hipertensi dengan menggunakan foot massageoleh sebab itu peneliti tertarik untuk melakukan penerapan foot massage dalam manajemen gangguan nyaman pada pasien hipertensi

6

1.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penulisan Karya Ilmiah Akhir-Ners (KIA-N) ini bertujuan untuk melakukan analisa terhadap kasus kelolaan hipertensi dengan penggunaan metode foot massagedalam penurunan tekanan darah dan manajeman gangguan nyaman pada penderita Hipertensi Di Ruang Flamboyan B RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. 2. Tujuan Khusus a.

Menganalisis kasus kelolaan pada klien dengan hipertensi yang mengalami gangguan nyaman.

b.

Menganalisis intervensi evidence-based practice (EBP) foot massage dalam mengatasi intensitas nyeri yang diterapkan secara kontinyu pada pasien kelolaan dengan Hipertensi

1.4. Manfaat Penelitian 1. Perkembangan Ilmu keperawatan Penulisan KIAN diharapkan dapat menjadi salah satu tambahan dalam praktik keperawatan berdasarkan pada intervensi keperawatan dalam mengatatasi gangguan rasa nyaman pada pasien hipertensi melalui penggunaan terapi relaksasi dengan konsep penelitian yang telah diteliti sebelumnya, sehingga ilmu keperawatan dalam mengatasi gangguan rasa nyaman pada pada pasien hipertensi dapat berkembang 2. Pelayanan Keperawatan Penulisan KIAN ini diharapkan dapat menjadi salah satu inovasi dalam intervensi keperawatan dalam mengatasi gangguan rasa nyaman pada pada pasien hipertensi di pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87

More Documents from "Indrastika Wulandari"