BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Demam merupakan keadaan yang sering ditemui sehari-hari dalam kehidupan terutama pada anak-anak yang tubuhnya masih rentan terhadap penyakit. Demam ditandai dengan meningkatnya suhu diatas ambang normal. Peningkatan suhu tubuh dapat digolongkan menjadi dua, yaitu peningkatan suhu tubuh yang tergolong normal (fisiologis) dan peningkatan suhu tubuh yang abnormal (patologis). Demam merupakan kasus tersering yang menyebabkan orang tua membawa anak ke pelayanan kesehatan dan terkadang membuat orang tua panik. Ada hal-hal yang harus mendapat perhatian khusus sehubungan dengan demam pada anak, yaitu pada kasus kejang demam. Anak yang mengalami kejang demam merupakan masalah penting yang harus diketahui untuk melakukan tindakan yang tepat agar tidak membawa dampak yang serius (Lusia, 2015). Kejang demam (febris convulsion/stuip/step) yaitu kejang yang timbul pada waktu demam yang tidak disebabkan oleh proses di dalam kepala (otak : seperti meningitis atau radang selaput otak, ensefilitis atau radang otak ) tetapi diluar kepala misalnya karena adanya infeksi di saluran pernafasan, telinga atau infeksi di saluran pencernaan, biasanya dialami anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Kejang demam adalah serangan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh ( suhu rectal diatas 380 C) (Sujono Riyadi, 2013). Menurut Riyadi (2013) kondisi yang menyebabkan kejang demam antara lain infeksi yang mengenai jaringan ekstrakranial seperrti tonsillitis, otitis media akut,
1
bronchitis. Adapun menurut IDAI (2015) penyebab terjadinya kejang demam antara lain obat-obatan, ketidakseimbangan kimiawi seperti hiperkalemia, hipokalemia dan asidosis, demam patologis otak, eklampsia (ibu yang mengalami hipertensi prenatal, toksimea gravidarum). WHO memperkirakan terdapat lebih dari 21,65 juta penderita kejang demam dan lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal dunia. Insiden terjadinya kejang demam diperkirakan mencapai 4-5% dari jumlah penduduk di Amerika Serikat, Amerika Selatan dan Eropa Barat. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan kejadian kejang demam yang ada di Asia seperti di Jepang dilaporkan sekitar 6-9% kejadian kejang demam, di India mencapai 5-10% kejadian kejang demam. Sedangkan di Indonesia kejadian kejang demam mencapai 2-4% (Ervina, 2013). Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kepulauan Riau tahun 2016, didapatkan 10 penyakit – penyakit yang sering rawat inap di rumah sakit diantaranya diare dan penyakit gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu, demam berdarah dengue, demam typhoid dan paratifoid, penyulit kehamilan dan dyspepsia, hipertensi esensial, cidera intracranial, infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan pneumonia. Biasanya penyakit yang menyertai kejang demam memiliki manisfestasi klinis demam (Profil Kesehatan kepulauan Riau, 2016). Di Kota Tanjungpinang khususnya di Ruang Anggrek RSUD Kota Tanjungpinang, setiap bulan kasus kejang demam berada dalam 10 besar penyakit yang ada dan kejang demam berada pada urutan ke 6, dengan persentase 6,75%. Data bulan Januari 2018 sampai Mei 2018 total klien tercatat 296 klien yang dirawat di ruang Anggrek RSUD Kota Tanjungpinang dan 20 klien menderita kejang demam.
2
Berdasarkan dari data tersebut diatas, penulis tertarik untuk lebih mengetahui penatalaksanaan asuhan keperawatan pada anak dengan diagnose kejang demam. B. RUANG LINGKUP Penulis membatasi masalah tentang “asuhan keperawatan pada klien An.D dengan Kejang Demam di Ruang Anggrek RSUD Kota Tanjungpinang”. C. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan umum Untuk mendapatkan pengalaman dan menerapkan asuhan keperawatan anak dengan kejang demam 2. Tujuan khusus a. Melakukan pengkajian pada An.D dengan kejang demam. b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada An.D dengan kejang demam. c Menyusun rencana asuhan keperawatan pada An.D dengan dengan kejang demam. d. Melakukan implementasi pada An.D dengan kejang demam. e. Melakukan evaluasi pada An.D dengan kejang demam. f. Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada An.d dengan kejang demam.
3
D. METODE PENULISAN 1. Metode Penulisan Penulis menggunakan metode studi perpustakaan dan studi observasi yaitu menggunakan metode deskriptif dengan penerapan proses keperawatan pada klien dengan kasus kejang demam. 2. Tehnik Pengumpulan Data a. Tehnik wawancara b. Tehnik observasi c. Tehnik dokumentasi 3. Sumber Data a. Data Primer Adalah data yang diperoleh dari klien melalui proses pengkajian dan observasi. b. Data Sekunder Adalah data yang diperoleh dari keluarga klien dan status pasien, 4. Lokasi dan waktu a. Lokasi Ruang Anggrek RSUD Kota Tanjungpinang. b. Waktu Waktu pelaksanaan pada tanggal 16-18 mei 2018.
4