BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 3.1
Sejarah PT. Semen Padang PT. Semen Padang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia yang
didirikan pada tanggal 18 Maret 1910 dengan nama NV. Nedherlandsch Portland Cemen Maatchappij (NVNPCM) ). Berdirinya pabrik semen pertama di Indonesia saat itu dipelopori oleh seorang Perwira Belanda berkebangsaan Jerman bernama Sir. Carl Cristopher Lau yang bekerja sama dengan beberapa perusahaan diantaranya Fa. Geproe Ders Veth, Fa. Yarman and Soon, serta beberapa perusahaan swasta lainnya. Pada tahun 1913 pabrik tersebut mulai berproduksi dengan kapasitas 22.900 ton/tahun dan mencapai produksi tertingginya pada tahun 1939 sebesar 170.000 ton/tahun. Pada masa pendudukan Jepang tahun 1942 sampai 1945 NV. Nedherlandsch Portland Cemen Maatchappij (NVNPCM) sempat di ambil alih oleh pemerintah Jepang dibawah manajemen Asano Cement. Namun setelah Indonesia memerdekakan diri pada tanggal 17 Agustus 1945 pabrik diambil-alih karyawan
dan
Nedherlandsch
diserahkan
kepada
pemerintah
Indonesia.
Kemudian
Portland Cemen Maatchappij (NVNPCM) diganti namanya
menjadi Kilang Semen Indarung. Kondisi tersebut tidak berlangsung lama, setelah Agresi Militer Belanda I tahun 1947 Kilang Semen Indarung direbut kembali oleh Pemerintah Belanda dan berganti nama menjadi NV. Padang Portland Cement Maatschappij(NVPPCM).
Setelah keluarnya PP No. 55 tanggal 5 Juli 1958 tentang penentuan perusahaan
perindustrian
dan
pertambangan
milik
Belanda
dikenakan
nasionalisasi, maka NV. Padang Portland Cement Maatschappij (NVPPCM) dinasionalisasikan. Selanjutnya perusahaan tesebut ditangani oleh Badan Pengelola Perusahaan Industri dan Tambang (BAPPIT) Pusat. Pada tahun 1961 status perusahaan diubah menjadi PN (Perusahaan Negara) setelah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 135 tahun 1961. Pada akhirnya, melalui Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1971 Status Semen Padang ditetapkan menjadi PT. Persero dengan Akta Notaris No. 5 tanggal 4 Juli 1972. Selama periode tersebut, perusahaan yang menjadi pelopor industri semen di Indonesia ini mengalami kebangkitan kembali melalui beberapa proses rehabilitasi serta pengembangan kapasitas pabrik. Dalam pengembangannya tercatat beberapa pembangunan dan peningkatan yang dicapai oleh PT. Semen Padang yaitu sebagai berikut: 1.
Rehabiltasi tahap pertama, dimulai pada tahun 1970–1973 dengan kapasitas produksi mencapai 220.000 ton/tahun.
2.
Rehabilitasi tahap ke dua, dimulai pada tahun 1973–1976 dengan kapasitas produksi mencapai 330.000 ton/tahun.
3.
Pembangunan proyek Indarung II dengan teknologi pembuatan semen kering yang bekerja sama dengan F.L Schmidt 7 Co. A/S (Denmark), dimulai pada tahun 1977–1981 dengan kapasitas produksi mencapai 660.000 ton/tahun.
4.
Pembangunan proyek Indarung III A dan proyek Indarung III B, dimulai pada tahun 1981–1988 dengan kapasias produksi mencapai 660.000 ton/tahun.
5.
Pembangunan proyek Indarung III C secara swakelola oleh PT. Semen Padang, dimulai pada tahun 1991–1994 dengan kapasitas produksi mencapai 660.000 ton per tahun. Pada saat ini, proyek Indarung III B dan III C diberi nama Indarung IV dengan kapasitas produksi mencapai 1.320.000 ton/ tahun.
6.
Pembangunan proyek Indarung V, dimulai pada tahun 1996–1998 dengan kapasitas produksi mencapai 3.910.000 ton/tahun.
7.
Pada tahun 2000, Pabrik Indarung I yang menggunakan proses basah resmi tidak beropersi lagi atas pertimbangan keekonomisan serta dampak limbah terhadap lingkungan sekitarnya.
8.
Pada tahun 2007 ditargetkan produksi semen sebanyak 5.600.000 ton.
9.
Pada tahun 2010 ditargetkan produksi semen sebanyak 6.060.000 ton.
10. Pada tahun 2016 ditergetkan produksi semen sebanyak 10.000.000 ton. 11. Pada tahun 2017 Pabrik Indarung VI dengan produksi mencapai 3.000.000 ton. 12. Pada tahun 2018 ditargetkan produksi Limestone sebanyak 9.362.746 ton. Sejak tahun 1995, pemerintah mengalihkan kepemilikan sahamnya di PT. Semen Padang ke PT. Semen Gresik (persero) Tbk. dengan kepemilikan saham PT. Semen Gresik (Persero) Tbk (sekarang PT. Semen Indonesia) sebesar 99,99% dan Koperasi Keluarga Besar Semen Padang dengan saham sebesar 0,001%. PT. Semen Gresik (Persero) Tbk sendiri sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 51,01%. Sedangkan pemegang saham lainnya sebesar 48,09% dimiliki publik.
Sejak tanggal 7 Januari 2013 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, berubah nama menjadi PT. Semen Indonesia sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan di Jakarta 20 Desember 2012 yang juga mendapat persetujuan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Republik Indonesia. Maka sejak saat itu, PT. Semen Padang menjadi salah satu BUMN yang merupakan anak perusahaan PT. Semen Indonesia. Sampai sekarang, PT. Semen Indonesia memiliki empat anak perusahaan yang memiliki basis wilayah yang berbeda-beda, yaitu: PT. Semen Padang yang terletak di Indarung, Sumatera Barat, berbasis pada kawasan barat Indonesia, PT. Semen Gresik yang terletak di Gresik, Jawa Timur, berbasis pada kawasan tengah Indonesia, PT. Semen Tonasa yang terletak di Biringere, Sulawesi Selatan, berbasis pada kawasan timur Indonesia dan Thang Long Cement Joint Stock Company yang terletak di Hanoi, Vietnam berbasis pada kawasan luar Indonesia. 3.2
Data Umum Perusahaan PT. Semen Padang memiliki dua buah kantor kerja dimana kantor utama
terletak di Indarung, Kota Padang. Berada dekat dengan pabrik produksi dan lokasi pertambangan PT. Semen Padang, sedangkan kantor perwakilan berlokasi di daerah Jakarta. 1.
Nama
2.
Alamat a.
Kantor utama
: PT. Semen Padang
: Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang Provinsi Sumatera Barat 25237.
b.
Kantor perwakilan Jakarta : Gedung Graha Irama Lantai XI, Jl. Hr. Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1 dan 2 Jakarta 12950.
3.
4.
Telepon a.
Kantor utama
b.
Kantor perwakilan Jakarta : (021) 5261272
Website
: (0751) 815250
: www.semenpadang.co.id
3.3. Visi dan Misi Perusahaan PT. Semen Padang memiliki cita–cita dan harapan kedepan yang dituangkan kedalam sebuah visi misi perusahaan yang kemudian dijadikan panduan dalam mencapai tujuan bersama. Visi dan misi PT. Semen Padang yaitu sebagai berikut: 3.3.1 Visi PT. Semen Padang Visi dari PT. Semen Padang adalah menjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan berwawasan lingkungan di Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara. 3.3.2 Misi PT. Semen Padang Misi dari PT. Semen Padang dapat diuraikan menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut: 1.
Memproduksi dan memperdagangkan semen serta produk tekait lainnya yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan.
2.
Mengembangkan SDM yang kompeten, profesional dan berintegritas tinggi.
3.
Meningkatkan kemampuan rekayasa dan engineering untuk mengembangkan industri semen nasional.
4.
Memberdayakan,
mengembangkan
dan
mensinergikan
sumber
daya
perusahaan yang berwawasan dan lingkungan. 5.
Meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan dan memberikan yang terbaik kepada stake holder.
3.4
Struktur Organisasi Perusahaan Dalam rangka mewujudkan target dan kelancaran produksi yang optimal
maka dibutuhkan koordinasi terstruktur semua pihak untuk mengontrolunit-unit yang berperan penting di PT. Semen Padang. Pada dasarnya PT. Semen Padang menerapkan struktur organisasi yang dinamis, efisien dan efektif sesuai dengan perkembangan industri serta dalam rangka mencapai pertumbuhan kinerja yang optimal. Departemen Tambang PT. Semen Padang dikepalai oleh seorang Kepala Departemen yang mengawasi lima biro yaitu Biro Penambangan, Biro Pemeliharaan Alat Tambang, Biro Pemeliharaan Alat Berat Tambang, Biro Perencanaan Pengembangan dan Evaluasi Tambang serta Bidang SHE Tambang. Secara tertulis biro yang terdapat dibawah Depertemen Tambang tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber : Arsip PT. Semen Padang bulan September 2018
Gambar 3.1 Struktur Organisasi Departemen Tambang 3.5
Lokasi dan Kesampaian Daerah Lokasi PT. Semen Padang terletak di Kelurahan Indarung, Kecamatan
Lubuk Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat. Perusahaan ini berjarak sekitar 17 km dari pusat Kota Padang. Disini terdapat beberapa fasilitas penting perusahaan berupa kantor, rumah sakit, pabrik pengolahan dan lain-lain. Sedangkan untuk daerah penambangann, berjarak sekitar 4 km dari kantor dan pabriknya. Secara geografis terletak pada 10 04’ 30” LS sampai 10 06’ 30” LS dan 1000 15’ 30” BT sampai 1000 10’ 30” BT. Berbatasan ke arah barat dengan kota Padang, ke arah Timur dengan Kabupaten Solok, ke arah Utara dengan Kabupaten Agam dan ke arah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan. Daerah praktek lapangan industri dilalui oleh jalan utama yang menghubungkan kota Padang dan kota Solok. Lokasi penelitian dapat dicapai dari kota Padang lewat jalan darat beraspal dengan kendaraan roda empat sampai di lokasi kantor operasi
tambang. Lokasi penambangan batu gamping berada di Bukit Karang Putih yang terletak di Desa Karang Putih. Lokasi penambangan batu kapur dapat diakses melalui jalan yang telah dibeton dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Sumber:http://www.bappede.Padang.go.id
Gambar 3.2 Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah Luas wilayah penambangan batu kapur PT. Semen Padang berdasarkan SK yang dikelurkan pemerintah Provinsi Sumatera Barat tanggal 11 mei 2012 No. 013/03.06/V/IUP-OP/2011 sebagai berikut: 1.
IUP 206 Ha (Bukit Karang Putih)
2.
IUP 108 Ha (Bukit Ngalau)
3.
IUP 329 Ha (Bukit Tajarang)
4.
IUP 88,907 Ha (Bukit Atas)
3.6
Keadaan Morfologi dan Geologi
3.6.1 Keadaan Morfologi Berdasarkan Peta Situasi Kemajuan Tambang Batu Gamping di quarry karang putih, morfologi dari lokasi penambangan batu gamping (limestone) PT.
Semen Padang, dikelilingi oleh perbukitan alluvium yang curam dengan elevasi yang beragam mulai dari ketinggian terendah sekitar 153 mdpl sampai dengan elevasi tertinggi yaitu pada 600 mdpl. Pada lokasi tambang Bukit Karang Putih terdapat sebuah aliran sungai kecil yang sekitarnya dapat dijumpai material sedimen. Sedangkan flora yang tumbuh pada lokasi tambang didominasi oleh pohon kelapa yang tersebar luas disekitar lokasi tambang Bukit Karang Putih.
Sumber: Arsip PT. Semen Padang
Gambar 3.3 Peta Kemajuan Tambang di Quarry Karang Putih 3.6.2 Keadaan Geologi Berdasarkan Peta Geologi Permukaan Bukit Karang Putih, pada lokasi penambangan quarry batu kapur di dominasi oleh singkapan gamping putih abuabu, kristalin hingga sekitar 70% dari total lokasi penambangan, sekitar 15% adalah batu lempung, argilit, tufa feldspar dan sisanya terdiri dari kalsedonit, basalt, andesit, granit dan lain lain. Pada daerah tersebut juga terjadi intrusi batuan beku dapat diketahui dari adanya beberapa jenis batuan beku seperti batu basal,
andesit yang merupakan batuan beku luar serta granit yang merupakan batuan beku dalam.
Sumber: Arsip PT. Semen Padang
Gambar 3.4 Peta Geologi Permukaan Bukit Karang Putih 3.7
Karakteristik dan Kandungan Unsur Kimia Batu gamping Tambang Quarry Karang Putih PT. Semen Padang Karakteristik ataupun ciri khas dari batu gamping tambang quarry
Karang Putih PT. Semen Padang adalah sebagia berikut ini: Warna
: Putih/bening, abu-abu muda sampai tua
Kekerasan
: 3-5 skala mohs
Belahan
: Bentuk sempurna
Pecahan
: Kaca hingga bentuk earhly
Sifat dalam
: Dari yang keras liat hingga brittle
Density Insitu : 2,65 ton/m3 Density Loose : 1,6 ton/m3 Sedangkan untuk analisa kandungan unsur kimia (mineral) yang terdapat pada batugamping tambang quarry Karang Putih PT. Semen Padang adalah sebagai berikut:
3.8
CaO
: 52 %
Ca2
: 28 %
SiO2 (Silika)
: 6%
H2O
: 4,4 %
MgO
: 3%
FeO
: 0,7 %
Mineral Ikutan
: TiO2 (Rutil), Al2O3 (Korondum), FeO2O3(Hematit)
Fasilitas Departemen Tambang PT. Semen Padang Departemen Tambang PT. Semen Padang memiliki beberapa fasilitas
yang berada pada kawasan penambangan batu gamping Karang Putih, yaitu sebagai berikut: 3.8.1 Fasilitas Bangunan Fasilitas bangunan merupakan prasarana yang dijadikan sebagai penunjang berjalannya aktivitas pada penambangan di PT. Semen Padang, bentuk bangunan tersebut dapat dilihat pada lampiran A. 3.8.2 Alat Berat Loading dan Hauling Alat berat merupakan alat bantu yang digunakan manusia untuk meringankan pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan dengan tenaga manusia.
Alat berat Loading dan Hauling ini bertujuan untuk melancarkan kegiatan produksi dalam kegiatan gali dan muat bahan tambang tersebut. Berikut ini adalah tabel alat berat PT. Semen Padang yaitu: Tabel 3.1 Alat Berat PT. Semen Padang Unit Dumptruck
Excavator
Breaker
Buldozer
Wheel Loader Motor Grader
Tipe Unit Jumlah Kegunaan DK = Dumptruk Komatsu (HD 8 Sebagai alat ang785) => DK11,12,14,15,16,17,18,19 kut dari excavator =110 ton 4 ke crusher DC = Dumptruk Caterpilar (777C =>DC7,8, =80 ton 777 D =>DC9,10, =100 ton) EH = Excavator Hitachi (EX 4 Sebagai alat gali 2500 => EH6, =15 cuyd EX 3500 => EH5 =17 cuyd) EK = Excavator Komatsu (PC 1800 => EK4 = 9 cuyd) 1 EC= Excavator Caterpillar => EC03 Alat untuk meEC = Excavator Caterpilar mecah batuan (245 BE => EC02) 1 BC
=
Buldozer
Caterpillar
(BC12,13) BK = Buldozer Komatsu (BK11) LC = Loader Caterpillar (LC05,06) LK= Loader Komatsu (LK14,15) GC = Grader Caterpillar (GC02,03)
2
Alat Dorong
1 2 2 2
Sebagai alat muat Alat Pemelihara Jalan Tambang
(sumber : Hasil Papan Informasi Penggunaan Alat Berat PT Semen Padang, 2018)
3.8.3 Alat Transportasi Pendukung Alat transportasi pendukung merupakan alat yang digunakan sebagai pengangkut pekerja tambang maupun segala bahan yang berguna untuk melangsungkan pekerjaan penambangan batu gamping PT. Semen Padang, Alat transportasi ini dapat dilihat pada lampiran A.
3.9 Kegiatan Umum Perusahaan Penambangan di PT Semen Padang menggunakan metode tambang quarry di bukit karang putih dengan ketinggian jenjang bervariasi yaitu 9 meter s/d 15 meter. Alur kegiatan PT Semen Padang dilakukan dengan cara sebagai berikut : PERINTISAN
LAND CLEARING
BLASTING
DRILLING
LOADING
HAULING
CONVEYING
CRUSHING
Gambar 3.5 Alur Kegiatan Penembangan di PT Semen Padang 3.9.1 Perintisan (pioneering) Perintisan adalah pembuatan jalan masuk untuk pembukaan daerah penambangan baru (front baru) sampai bisa menempatkan peralatan. Biasanya meliputi penebangan pohon dan pembersihan semak belikar.
3.9.2 Pembabatan (Land Clearing) Pembabatan merupakan pekerjaan pengembangan yang bertujuan untuk membersihkan daerah penambangan yang baru dari vegetasi tumbuhan pada areal tertentu, Biasanya kegiatan tersebut meliputi aktivitas penebangan pohon dan pembuangan. 3.9.3 Pengupasan (stripping) Pengupasan merupakan tahap untuk mengupas lapisan penutup atau overburden (OB) pada batu kapur dengan excavator sebagai alat gali dan muat lalu dump truck sebagai alat angkut. Karena OB banyak mengandung silika, maka juga bisa dimanfaatkan untuk produksi 3.9.4 Pembersihan Areal Drilling (Dozing) Aktifitas membersihkan areal drilling (dozing) meliputi: 1. Penentuan kebutuhan lubang bor untuk permintaan produksi. 2. Menentukan lokasi pemboran untuk lubang ledak sesuai dengan desain kemajuan lereng tambang. 3. Membersihkan area drilling yang sudah dipastikan dengan bulldozer. 4. Membuat titik lubang bor untuk petunjuk operator pemboran. Aktifitas pembersihan area drilling (dozing) dilakukan sebagai persiapan untuk peledakan.
Gambar 3.6 Aktivitas Permbersihan Area Drilling (Dozing) 3.9.5 Pengeboran (Drilling) Drilling merupakan kegiatan pembuatan lubang ledak sebagai tempat meletakkan bahan peledak pada tahap peledakan nanti. Kegiatan pemboran ini menggunakan alat bor merk Furukawa yang diameter mata bor nya berukuran 5 inch. Kedalaman lubang bor ini sesuai dengan yang ditentukan pada perencanaan tambang (lebih kurang 7 – 12 m). Tahap-tahap kegiatan pemboran yaitu: 1. Penentuan lokasi atau front batu kapur yang akan dibordengan cara menganalisa dari kemajuan lereng lokasi penambangan. 2. Pembersihan front area yang akan dibor dengan menggunakan alat bulldozer. 3. Penentuan dan pengukuran posisi titik bor berdasarkan spacing dan burdennya dengan cara membentangkan alat ukur (meteran) dan memberi tanda titik–titik tersebut menggunakan cat semprot supaya memudahkan operator alat bor dalam penempatan mata bornya.
4. Pemeriksaan kelayakan berbagai komponen alat bor memeriksa compressor, mata bor, carbulator, lampu, dan lain sebagainya. 5. Mobilisasi alat bor ke lokasi atau front area yang akan dibor 6. Penempatan mata bor pada titik – titik yang sudah ditandai. 7. Mendirikan menara (rig) 8. Menurunkan batang bor dan mulai melakukan pemboran. 9. Penggantian mata bor berikutnya untuk mencapai kedalaman yang telah ditentukan. 10. Menurunkan menara (rig). 11. Pemindahan alat bor ke titik bor berikutnya. Proses pemboran atau drilling yang umumnya di terapkan akan membentuk pola pemboran zig- zag. Dengan spasi dan burden umumnya 6 x 5 m.
Gambar 3.7 Aktivitas Drilling
3.9.6 Peledakan (Blasting) Peledakan (blasting) dilakukan untuk memberaikan material batu kapur dari bongkahannya menjadi ukuran yang lebih kecil lagi. Kegiatan peledakan diawali dengan mengisi bahan peledak ke dalam lubang bor (charging) selanjutnya setiap lubang dirangkai dengan pola tertentu untuk diledakkan. Di beberapa area penambangan PT Semen Padang, batu kapurnya memiliki tingkat kekerasan yang tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses peledakan pada area batu kapur yang akan ditambang. Setelah semua lubang ledak selesai dibor, anggota bordak akan melakukan inspeksi daerah pemboran untuk mengetahui jumlah lubang bor serta pola yang digunakan sebelum dilakukanlah proses peledakan yang terdapat pada informasi aktivitas peledakan. Peledakan ini bertujuan untuk memberaikan, membongkar atau memecahkan batuan yang awalnya berdimensi besar untuk diperkecil sehingga akan mempermudah proses pemuatan, pengangkutan dan proses reduksi ukuran material (crushing).
Gambar 3.8 Informasi Aktivitas peledakan
Aktifitas perangkaian peledakan dilakukan dalam waktu ±1 jam yang berawal dari priming, charging, stemming, dan blasting. Efek-efek yang akan timbul dari kegiatan peledakan harus sangat diperhatikan seperti flying rock, debu dan getaran (ground vibration) yang dapat mengganggu kestabilan lereng maupun pemukiman atau bangunan-bangunan yang ada di sekitar area penambangan. Agar tidak menimbulkan bahaya maka jarak aman dari kegiatan peledakan ialah 300 m untuk alat dan 500 m untuk manusia.
Gambar 3.9 Aktivitas Perangkaian Peledakan
Gambar 3.10 Aktivitas Pengisian Bahan Peledak (Charging)
Gambar 3.11 Pengisian material penutup (stemming) 3.9.7 Pemuatan (loading) Pemuatan atau yang biasa disebut loading adalah pengambilan material, baik yang merupakan hasil peledakan maupun batuan yang memiliki tingkat
kekerasan rendah sehingga tidak di perlukan lagi adanya peledakan kemudian di pindahkan kedalam alat angkut, alat muat yang tersedia di lapangan bukit karang putih terdapat 3 unit excavator merek hitachi yaitu EH 4, EH5, dan EH 6.
Gambar 3.12 Kegiatan Loading 3.9.8 Pengankutan (hauling) Kegiatan pengangkutan atau yang biasa disebut hauling adalah kegiatan mengangkut material, baik merupakan hasil peledakan maupun material yang tidak membutuhkan peledakan langsung ke hopper crusher. Alat muat berupa dump truck yang terdapat pada PT Semen Padang bermerek komatsu yag dilambangkan dengan DK dan caterpillar yang dilambangkan dengan DC. Batu yang di angkut ialah batu yang berukuran cukup besar namun ukurannya tidak melebihi kapasitas bucket excavator.
Gambar 3.13 Kegiatan Hauling 3.9.9 Peremukan (crushing) Peremukan atau crushing bertujuan untuk menghancurkan atau mengubah atau mereduksi (mesh) batuan kapur ataupun batuan silika dengan menggunakan crusher dan mosher sesuai dengan permintaan pabrik. Material yang telah di remukkan dibawa ke storage PT Semen Padang dengan menggunakan belt conveyor.
Gambar 3.14 limestone crusher 3B
3.9.10 Transportasi Bahan Galian ke Storage (conveying) Alur pengiriman batu kapur dan silika dari area penambangan ke storage pabrik PT Semen Padang dilakukan dengan belt conveyor.
Sumber : CBM-PAT Departemen Tambang PT Semen Padang
Gambar 3.15 Jalur Pengiriman Batu Kapur dan Silika Conveyor System merupakan bagian dari peralatan handling material yang berfungsi untuk memindahkan material dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Sistem conveyor sangat berguna untuk aplikasi yang melibatkan transportasi atau pemindahan material yang bulky dan berat.