BAB III STUDI KASUS
A. ASSESMENT 1. Biodata a. Identitas Klien 1) Nama/Nama panggilan 2) Tempat tgl lahir/usia 3) Jenis kelamin 4) Agama 5) Pendidikan 6) Alamat 7) Tgl masuk 8) Tgl pengkajian 9) Diagnosa medik 10) Rencana terapi
: An. R.A : Sampit, 6 November 2013 / 6 tahun : Perempuan : Islam : SD : Jl. Sebabi Sampit Rt. Xx No. xx : 29 Januari 2019 : 20 Februari 2019 : Encepalitis :
b. Identitas Orang tua 1) Ayah a) Nama b) Usia c) Pendidikan d) Pekerjaan/sumber penghasilan e) Agama f) Alamat 2) Ibu a) Nama b) Usia c) Pendidikan d) Pekerjaan/sumber penghasilan e) Agama f) Alamat
: Tn. P : 47 tahun : SMP : Swasta : Islam : Jl. Sebabi Sampit Rt. Xx No. xx : Ny. A : 44 Tahun : SMP : IRT : Islam : Jl. Sebabi Sampit Rt. Xx No. xx
c. Identitas Saudara Kandung No 1. 2. 3.
NAMA Nn. Sa An. Tr An. Rc
USIA 16 tahun 4 tahun 2 tahun
HUBUNGAN Saudara kandung Saudara kandung Saudara kandung
STATUS KESEHATAN Sehat Sehat Sehat
2. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Kesehatan Sekarang Keluhan Utama : Orang tua klien mengatakan “Klien masih lemah dan kesulitan untuk bergerak” Riwayat Keluhan Utama
:
Orang tua klien mengatakan ”Awalnya pada tanggal 25 januari 2019 klien demam disertai menggigil, kejang-kejang kurang lebih 1 jam tanpa adanya jeda dan dibawa ke poliklinik dan sempat diberikan obat paracetamol. Kemudian pada tanggal 28 januari 2019 klien di bawa ke rumah sakit sampit, malamnya klien di rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin, dan pada tanggal 29 januari 2019 klien tiba di RSUD Ulin Banjarmasin sekitar pukul 10.15 WITA dibawa oleh orang tuanya untuk mendapatkan penanganan yang cepat. Klien masuk lewat UGD, kemudian pada tanggal 30 januari 2019 klien masuk ruang PICU karena adanya penurunan kesadaran, dan pada tanggal 18 februari 2019 klien masuk ke ruang anak. Klien sudah sadar namun masih lemah dan tidak bisa berjalan”.
Keluhan Pada Saat Pengkajian
:
Orang tua klien mengatakan ”Anaknya masih lemah dan tidak mampu untuk berbicara dengan orang disekitarnya. Pada tanggal 20 februari 2019 kelompok melakukan pengkajian dengan hasil, klien tampak lemah, dengan kesadaran apatis E4V4M6, T: 36,4oC, R: 22x/menit, P: 89x/menit”.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga Genogram
Keterangan: : Laki-Laki
: Tinggal serumah
: Perempuan
: Klien
: Meninggal 3. Riwayat Imunisasi (Imunisasi Lengkap) N O 1. 2. 3. 4. 5.
Jenis immunisasi BCG DPT (I,II,III) Polio (I,II,III,IV) Campak Hepatitis
Waktu pemberian
Frekuensi
Reaksi setelah pemberian
Frekuensi
4. Riwayat Tumbuh Kembang a. Pertumbuhan Fisik 1) Berat badan
: 18 kg
2) Tinggi badan
: 138 cm
3) Waktu tumbuh gigi dan tanggal: Pada umur 8 bulan
b. Perkembangan Tiap Tahap Usia Anak Saat: 1) Berguling
: 4 bulan
2) Duduk
: 5 bulan
3) Merangkak
: 7 bulan
4) Berdiri
: 11 bulan
5) Berjalan
: 16 bulan
6) Senyum kepada orang lain pertama kali
: 4 bulan
7) Bicara pertama kali
: 14 bulan
8) Berpakaian tanpa bantuan
: 4 tahun
5. Riwayat Nutrisi a. Pemberian ASI Asi ekslusif selama 6 bulan
b. Pemberian Susu Formula 1) Alasan pemberian
:
Klien tidak menggunakan susu formula
2) Jumlah pemberian
:
Tidak ada
3) Cara pemberian Tidak ada
:
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini Usia 0 – 6 bulan 7 – 11 bulan
Jenis Nutrisi ASI ASI dan Bubur susu
Lama Pemberian 6 bulan 4 bulan
6. Riwayat Psikososial Anak tinggal bersama
: Orang tua di rumah sendiri
Lingkungan berada di
: Dalam gang
Rumah dekat dengan
: Sekolah, Lapangan
Kamar klien
: Berpisah dari orang tua
Rumah ada tangga
: Tidak ada
Hubungan antar anggota keluarga
: Sangat baik
Pengasuh anak
: Tidak ada, orang tua yang merawat.
7. Riwayat Spiritual Suport sistem dalam keluarga : Keluarga sangat mendukung kesembuhan klien dengan doa dan tawakal
Kegiatan keagamaan
:
Kegiatan keagamaan seperti sholat
8. Reaksi Hospitalisasi a. Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap Ibu membawa anaknya ke RS karena : Sakit dan membutuhkan penanganan
Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak : Ya, dokter memberitahukan tentang kondisi klien kepada keluarga klien
Perasaan orang tua saat ini : Sangat sedih dan cemas terhadap kondisin klien sekarang
Orang tua selalu berkunjung ke RS : Ya, orang tua klien yang menjaga klien di RS
Yang akan tinggal dengan anak : Orang tua klien sendiri
b. Pemahaman anak dengan sakit dan rawat inap Orang tua klien mengatakan” kondisi sakit yang klien alami sangat serius karena kami telah mengetahui dari semua yang telah dijelaskan oleh dokter, rawat inap adalah tempat anak yang sedang sakit dan membutuhkan penanganan yang khusus dari dokter dan perawat”
9. Aktivitas sehari-hari a. Nutrisi Kondisi 1. Selera makan 2. Jenis makanan
3. Frekuensi makanan 4. Porsi makan
Sebelum Sakit
Saat Sakit
Baik Baik Nasi, tahu, tempe, ayam, Nasi, tempe, tahu, dan ikan bandeng kacang panjang, ayam 3x/hari 3x/hari 3x/hari Bisa menghabiskan 1 piring Mampu menghabiskan nasi setengah porsi yang disediakan oleh RS
b. Cairan Kondisi 1. Jenis minuman 2. Frekuensi minum 3. Kebutuhan cairan 4. Cara pemenuhan
Sebelum Sakit Jus buah, teh, dan air mineral Minimal 1200 ml dalam sehari Minimal 2 liter per hari Perbanyak minum air mineral
Saat Sakit Air mineral minimal 1800 ml dalam sehari Minimal 2 liter per hari Perbanyak minum air mineral
c. Eleminasi (BAB dan BAK) Kondisi 1. Tempat pembuangan 2. Frekuensi (waktu) 3. Konsistensi 4. Kesulitan 5. Obat pencahar
Sebelum Sakit WC BAB 1 kali sehari BAK 4 kali sehari BAB : Lembek BAK : berwarna kuning Tidak Tidak ada
Saat Sakit WC BAB 1 kali sehari BAK 4 kali sehari BAB : Lembek BAK : berwarna kuning Tidak Tidak ada
d. Istirahat / Tidur 1.
2. 3. 4.
Kondisi Jam tidur a. Siang b. Malam Pola tidur Kebiasaan sebelum tidur Kesulitan tidur
Sebelum Sakit
Saat Sakit
12.00-13.00 WITA 21.15-06.00 WITA Terpenuhi Belajar dan berdoa Tidak ada
11.30-13.15 WITA 20.15-06.00 WITA Terpenuhi Berdoa Tidak ada
Sebelum Sakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Saat Sakit Tidak ada Tidak ada Tidak ada
e. Olah Raga Kondisi 1. Program olah raga 2. Jenis dan frekuensi 3. Kondisi setelah olah raga
f. Personal Hygiene Kondisi 1. Mandi : a. Cara b. Frekuensi c. Alat mandi
menggunakan sabun 3 kali sehari Sabun cair
Diseka 1 kali sehari Sabun
2. Cuci rambut a. Frekuensi b. Cara
3 kali sehari Menggunakan samphoo
1 kali sehari diseka
3. Gunting kuku a. Frekuensi b. Cara
4. Gosok gigi a. Frekuensi b. Cara
Sebelum Sakit
3 kali seminggu Menggunakan kuku
Saat Sakit
Tidak ada gunting Tidak ada
3 kali sehari Menggunakan pasta gigi
Tidak ada Tidak ada
g. Aktivitas / Mobilitas Fisik Kondisi 1. Kegiatan sehari-hari
Sebelum Sakit Sekolah, belajar, bermain 2. Pengaturan jadwal harian Sekolah : 0700-11.00 WITA Belajar dirumah : 18.30-20.00 WITA Bermain : 15.00-16.00 WITA 3. Penggunaan alat bantu Tidak ada aktifitas 4. Kesulitan pergerakan Tidak ada tubuh
Saat Sakit dan Tidak mampu melakukan aktivitas Tidak ada
Tidak ada Ya
h. Rekreasi Kondisi 1. Perasaan saat sekolah 2. Waktu luang
Sebelum Sakit
3. Perasaan setelah rekreasi 4. Waktu senggang keluarga 5. Kegiatan hari libur
Saat Sakit Senang Tidak sekolah Kegiatan seperti belajar dan Tidak ada bermain Senang Tidak ada Liburan Tidak ada Memancing di sungai Tidak ada
10. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum
: Klien terlihat lemah
b. Kesadaran
: Compos Mentis, GCS (E:4 V:5 M:6)
c. Tanda-Tanda Vital : 1) Tekanan darah : - mmHg 2) Denyut nadi
: 89 x/menit
3) Suhu
: 36,6 oC
4) Pernapasan
: 22 x/menit
d. Berat Badan
: 16 kg
e. Tinggi Badan
: 138 cm
f. Kepala Inspeksi Keadaan rambut dan hygiene kepala: 1) Warna rambut
: Hitam
2) Penyebaran
: Merata
3) Mudah rontok
: Tidak
4) Kebersihan rambut
: Berish
Palpasi Benjolan
: Tidak ada
Nyeri tekan
: Tidak ada
Tekstur rambut
: Halus
g. Muka Inspeksi 1) Simetris / tidak
: Simetris
2) Bentuk wajah
: Oval (normal)
3) Gerakan abnormal
: Tidak ada
4) Ekspresi wajah
: Baik
Palpasi 1) Nyeri tekan / tidak Data lain
: Tidak ada
:-
h. Mata Inspeksi 1) Palpebra
: Edema : Tidak Radang : Tidak
2) Sclera
: Icterus : Tidak
3) Conjungtiva
: Radang : Tidak Anemis : Ya
4) Pupil
: Isokor Myosis Refleks pupil terhadap cahaya : Baik
5) Posisi mata
: Tidak simetris
6) Gerakan bola mata
: Tidak normal
7) Penutupan kelopak mata
: normal
8) Keadaan bulu mata
: normal
9) Keadaan visus
: SDE
10) Penglihatan
: Kabur Diplopia
Palpasi 1) Tekanan bola mata Data lain
:-
: tidak ada
: ya : tidak
i. Hidung dan Sinus Inspeksi 1) Posisi hidung
: simetris
2) Bentuk hidung
: normal
3) Keadaan septum
: normal
4) Secret / cairan
: Tidak ada
Data lain
:-
j. Telinga Inspeksi 1) Posisi telinga
: Simetris
2) Ukuran / bentuk telinga
: Normal
3) Aurikel
: Normal
4) Lubang telinga
: Bersih, tidak ada serumen
5) Pemakaian alat bantu
: Tidak
Palpasi Nyeri tekan / tidak
: Tidak ada
Pemeriksaan uji pendengaran 1) Rinne
: Tidak terkaji
2) Weber
: Tidak terkaji
3) Swabach
:Tidak terkaji
4) Pemeriksaan vestibuler
: Tidak terkaji
Data lain
:-
k. Mulut Inspeksi 1) Gigi Keadaan gigi
: Kotor
Karang gigi / karies
: Tidak ada
Pemakaian gigi palsu : Tidak ada 2) Gusi Keadaan gusi
: Normal
3) Lidah Kotor / tidak
: Tidak
4) Bibir Cianosis / pucat / tidak : Tidak Basah / kering / pecah : Basah Mulut berbau / tidak
: ya
Kemampuan bicara
:
Data lain
:-
l. Tenggorokan 1) Warna mukosa
: Merah muda
2) Nyeri tekan
: Tidak ada
3) Nyeri menelan
: Tidak ada
m. Leher Inspeksi 1) Kelenjar thyroid
: Tidak ada pembesaran
Palpasi 1) Kelenjar thyroid
: Tidak teraba
2) Kaku kuduk
: Tidak
3) Kelenjar limfe
: Tidak ada pembesaran
Data lain
:-
n. Thorax dan Pernapasan Inspeksi 1) Bentuk dada
: Simetris
2) Irama pernapasan
: Teratur
3) Pengembangan di waktu bernapas
: Normal
4) Tipe pernapasan
: Bradipnea
Palpasi 1) Vokal fremitus : Tidak ada 2) Massa / nyeri : Tidak ada
Auskultasi 1) Suara napas
: vesikuler
2) Suara tambahan
: ronchi
Perkusi Pekak Data lain
:-
o. Jantung Palpasi Ictus cordis
: Tidak terlihat
Perkusi Pembesaran jantung
: Ada pembesaran jantung
Auskultasi 1) BJ I
: Normal (S1 dan S2)
2) BJ II
: Normal (S1 dan S2)
3) BJ III
: Normal
4) Bunyi jantung tambahan
: Tidak ada
Data lain
:-
p. Abdomen Inspeksi 1) Membuncit
: Tidak
2) Ada luka / tidak
: Tidak
Palpasi 1) Hepar
: Tidak ada pembesaran hepar
2) Lien
: Tidak ada
3) Nyeri tekan
: Tidak ada
Auskultasi 1) Peristaltik
: 13x /menit
Perkusi 1) Tympani
: Tympani
2) Redup
: Tidak
Data lain
:-
q. Genetalia dan Anus
: Tidak terkaji
r. Ekstremitas Ekstremitas atas 1) Motorik Pergerakan kanan / kiri
: kanan lemah / kiri mampu terbatas
Pergerakan abnormal
: tidak ada
Kekuatan otot kanan / kiri
:2/5
Tonus otot kanan / kiri
: kanan lemah / kiri mampu terbatas
Koordinasi gerak
: Tidak normal
2) Refleks Biceps kanan / kiri
: Normal
Triceps kanan / kiri
: Normal
3) Sensori Nyeri
: Tidak
Rangsang suhu
: Baik
Rasa raba
: Normal
Ekstremitas bawah 1) Motorik Gaya berjalan
: Tidak mampu berjalan
Kekuatan kanan / kiri
:2/5
Tonus otot kanan / kiri
: kanan lemah / kiri mampu terbatas
2) Refleks KPR kanan / kiri
: Normal
APR kanan / kiri
: Normal
Babinsky kanan / kiri
: Normal
3) Sensori Nyeri
: Tidak
Rangsang suhu
: Baik
Rasa raba
: Normal
Data lain
:-
s. Status Neurologi Saraf-saraf kranial 1) Nervus I (Olfacorius / Penghidu) Normal, mampu membedakan bau minyak angin dan parfum 2) Nervus II (Opticus / Penglihatan) Penglihatan kurang mampu melihat jelas dan kurang mampu menatap sesuatu dengan baik 3) Nervus III, IV, VI (Oculomotorius, Trochlearis, Abducens) Kontraksi pupil
: Baik
Gerakan kelopak mata
: Normal
Pergerakan bola mata
: Normal
Pergerakan mata kebawah dan kedalam
: Normal
4) Nervus V (Trigeminus) Sensibilitas / sensori : Normal Refleks dagu
: Baik
Refleks cornea
: Normal
5) Nervus VII (Facialis) Gerakan mimik
: Baik
Pengecapan 2 / 3 lidah bagian depan : Baik 6) Nervus VIII (Acusticus) Fungsi Pendengaran
: Normal
7) Nervus IX dan X (Glosopharingeus dan Vagus) Refleks menelan
: Baik
Refleks muntah
: Baik
Pengecapan 1/3 lidah bagian belakang
: Baik
Suara
: Abnormal
8) Nervus XI (Assesorius) Memalingkan kepala ke kiri dan kanan
: Normal
Mengangkat bahu
: Normal
9) Nervus XII (Hypoglossus) Deviasi lidah
: Normal
Tanda-tanda perangsangan selaput otak 1) Kaku kuduk
: Tidak
2) Kernig sign
:-
3) Refleks brudzinski
:-
4) Refleks lasegu
:-
Data lain
:-
B. ANALISA DATA DATA
PROBLEM
DS : orang tua klien mengatakan “klien masih lemah dan kelulitan untuk bergerak “ DO : 1. klien tampak lemah 2. ADL dibantu keluarga 3. Skala aktivitas : 2 dibantu orang lain 4. Skala kekuatan otot 2 5
Penurunan suplai O2 dan
2 5 5. Gerak : Bebas Terbatas pada tangan ka/ki, Bebas terbatas pada kaki kiri dan terbatas pada kaki kanan 6. Sensitivitas : Normal pada tangan ka/ki dan menurun pada kaki kanan 7. Hasil CT scan: sugestif meningoencphalitis dengan edema cerebri difuse hemisfer kiri tampak SOL intraserebral sinusitis maksilaris bilateral DS: orang tua klien
Kelemahan anggota gerak
mengatakan anak tidak dapat
II,III,IV,VI
nutrisi ke otak
Iskemik pada jaringan serebral
Disfungsi nervous XI asesorius
Hemiparesis kanan
Gangguan neuromuskular
Hambatan Mobilitas Fisik
Gangguan nervus
melihat dengan jelas dan mata tidak mampu menatap sesuatu dengan baik
Penurunan kemampuan mata
MASALAH KEPRAWATAN Hambatan mobilitas fisik
Gangguan persepsi DO :
Penerimaan sensori
1. Berkurangnya
menurun
ketajaman mata 2. Mata tidak menatap lawan bicara 3. Ketertarikan dengan benda berkurang 4. Tampak diam dan tidak bereaksi ketika diberikan ransangan menggunakan benda ataupun mainan.
Gangguan persepsi sensori penglihatan
sensori penglihatan
C. NURSING DIAGNOSIS 1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular ditandai dengan orang tua klien mengatakan “klien masih lemah dan kelulitan untuk bergerak” KU klien tampak lemah,kesadaran composmentis GCS E4 V5 M6 ADL dibantu keluarga, Skala aktivitas : 2 dibantu orang lain Hasil CT scan: sugestif meningoencphalitis dengan edema cerebri difuse hemisfer kiri tampak SOL intraserebral sinusitis maksilaris bilateral Gerak : Bebas Terbatas pada tangan ka/ki, Bebas terbatas pada kaki kiri dan terbatas pada kaki kanan Sensitivitas : Normal pada tangan ka/ki dan menurun pada kaki kanan Skala kekuatan otot 2
5
2
5
2. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan neurologis (meningonsepalitis) ditandai dengan Berkurangnya ketajaman mata, mata tidak menatap lawan bicara, ketertarikan dengan benda berkurang, tampak diam dan tidak bereaksi ketika diberikan ransangan menggunakan benda ataupun mainan.
D. NURSING CARE PLAN 1. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular Patient Out Comes Intervention Rasionale Implementation Selama +3x24 jam 1. Kaji tingkat 1. Menentukan 1. Mengkaji tingkat kemampuan kemampuan untuk kemampuan tindakan keperawatan, mobilitas klien. memaksimalkan mobilitas klien diharapkan masalah klien dalam dengan melihat hambatan mobilitas melakukan aktivitas kemampuan fisik dapat teratasi fisik. bergerak secara dengan kriteria : penuh dan bebas - Klien/ keluarga dengan hasil klien mengungkapkan tidak mampu mampu beraktivitas bergerak penuh dan ringan dan bertahap bebas secara mandiri (09.00 WITA) - Klien mampu 2. Kaji kekuatan otot 2. mengetahui tingkat 2. Mengkaji kekuatan meningkatkan kemampuan otot otot dengan melihat kemampuan klien. keseimbangan gaya mobilitas fisik berdiri dan berjalan, - Klien mampu dengan hasil klien mempertahankan tidak bisa berdiri kekuatan otot dan dan berjalan sendiri ROM secara tanpa adanya mandiri bantuan orang lain (09.00 WITA) 3. Ubah minimal
Evaluation S : Keluarga mengatakan klien masih tamapak lemah dan seluruh aktivitas masih dibantu oleh keluarga O: 1. Klien tampak lemah pada bagian ekstremitas kanan bawah 2. ADL dibantu total oleh keluarga 3. Keluarga dilibatkan dlaam latihan ROM 4. Skala kekuatan otot 2 5 2
5
posisi 3. menurunkan resiko 3. Mengubah posisi A : Hambatan terjadinya iskemia setiap 2 minimal setiap 2 mobilitas fisik teratasi
jam.
jaringan akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah yang tertekan.
jam dengan memberikaan posisi miring kiri, miring kanan, dengan hasil klien tidak mampu miring kiri, miring kanan tanpa adanya bantuan orang lain (09.15 WITA)
4. Ajarkan klien 4. meminimalkan atrofi 4. Mengajarkan klien latihan (ROM) latihan (ROM) otot, meningkatkan rentang gerak aktif rentang gerak aktif sirkulasi, membantu dan pasif dengan dan pasif, libatkan mencegah melibatkan keluarga keluarga dalam kontraktur. dalam melakukan melakukan tindakan. Dengan tindakan. hasil klien tidak mampu melakukan rentang gerak aktif dan pasif tanpa adanya bantuan orang lain (09.20) minimal 5. Menganjurkan 5. Anjurkan keluarga 5. bantuan diperlukan agar keluarga dalam dalam memenuhi klien tidak memenuhi ADL ADL klien terhambat dalam klien dengan mlakukan aktivitas memenuhi
sebagian P : intervensi dan 6.
lanjutkan 1,2,3,4,5
harian.
kebutuhan aktivitas makan, minum, dan mandi. Dengan hasil kebutuhan ADL klien dapat terpenuhi (09.00 WITA)
6. Kolaborasi dengan 6. peningkatan 6. Kolaborasi dengan ahli fisiotrapi untuk kemampuan dalam ahli fisiotrapi untuk latihan fisik klien. mobilisasi latihan fisik klien ekstremitas dapat dengan dokter ditingkatkan dengan fisioterapi. latihan fisik dari tim (09.00 WITA) fisiotherapis. 2. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan gangguan neurologis (meningonsepalitis) Patient Out Comes
Intervention
Rasionale
Implementation
Evaluation
Selama +3x24 jam 1. Kaji kemampuan 1. Kemampuan melihat 1. Mengkaji S: tindakan keperawatan, melihat klien klien dapat membantu kemampuan melihat Keluarga mengatakan diharapkan masalah menentukan klien dengan anaknya masih tidak gangguan persepsi kebutuhan yang klien mengajaknya mampu untuk melihat sensori penglihatan perlukan berbicara dan suatu objek dengan dapat teratasi dengan merangsangnya baik. kriteria : dengan memberikan - Pantau gejala dari benda atau maianan O : semakin buruknya dengan hasil klien 1. Klien tampak penglihatan tidak mampu untuk tidak menatap
-
-
-
-
-
-
Posisikan diri untuk menguntungkan penglihatan Ingatkan yang lain untuk menggunakan teknik yang menguntungkan penglihatan Gunakan pencahayaan yang cukup untuk aktivitas yang sedang dilakukan Menggunakan alat bantu penglihatan yang lemah Menggunakan layanan pendukung untuk penglihatan yang lemah Menggunakan braille
2. Anjurkan klien untuk memenuhi kebutuhan vitamin klien
3. Kolaborasi dengan dokter dan fisioterapi
berbicara. benda yang ada (09.00) dihadapannya 2. Vitamin 2. Menganjurkan 2. Klien tidak merupakan salah satu keluarga memberikan mampu menatap faktor yang dapat nutrisi vitamin lawan biacarana mengoptimalkan kerja seperti sayur wortel. bola mata (09.00)
3. Dokter dan 3. Kolaborasi dengan 3. Klien tampak fisioterapi dapat dokter spesialis mata menglhat kearah membantu dan fisioterapi mata yang berbeda saat memberikan terapi (09.00) diberikan mainan. yang bisa mengembalikan fungsi A : Gangguan persepsi bola mata. sensori penglihatan belum teratasi P : lanjutkan intervensi 1,2, dan 3.
E. CATATAN PERKEMBANGAN Hari/Tgl/Jam DINAS PAGI Kamis/21-2-2019 09.00 WITA
Diagnosa Hambatan Mobilitas Fisik
Catatan Perkmbangan S : Keluarga klien mengatakan “keadaan klien masih lemah dan seluruh aktivitas masih dibantu oleh keluarga. O : 1. Klien tampak lemah pada bagian ekstremitas kiri bawah 2. Klien tampak tirah baring lama 3. ADL dibantu total oleh keluarga dan alat 4. skala kekuatan otot dalam rentang normal A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-6 I : 1. Mengkaji tingkat kemampuan mobilitas klien dengan melihat kemampuan bergerak secara penuh dan bebas dengan hasil klien tidak mampu bergerak penuh dan bebas (09.00 WITA) 2. Mengkaji kekuatan otot dengan melihat keseimbangan gaya berdiri dan berjalan, dengan hasil klien tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri tanpa adanya bantuan orang lain (09.00 WITA) 3. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam dengan memberikaan posisi miring kiri, miring kanan, dengan hasil klien tidak mampu miring kiri, miring kanan tanpa adanya bantuan orang lain (09.15 WITA) 4. Ajarkan klien latihan (ROM) rentang gerak aktif dan pasif, libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (09.00 WITA) 5. Anjurkan keluarga dalam memenuhi ADL klien dengan melibatkan
Paraf
keluarga dalam melakukan tindakan. Dengan hasil klien tidak mampu melakukan rentang gerak aktif dan pasif tanpa adanya bantuan orang lain (09.00 WITA) 6. Kolaborasi dengan ahli fisiotrapi untuk latihan fisik klien (09.00 WITA) E : 11. 00 WITA 1. keluarga mengungkapkan klien masih lemah dan belum bisa beraktivitas ringan secara mandiri 2. tampak kelemahan pada ekstremitas kanan 3. ADL dibantu orang lain 4. skala otot 2 5 2 DINAS SORE Kamis/21-2-2019 15.00 WITA
Hambatan Mobilitas Fisik
5
S : Keluarga klien mengatakan “keadaan klien masih lemah dan seluruh aktivitas masih dibantu oleh keluarga. O : 1. Klien tampak lemah pada bagian ekstremitas kiri bawah 2. ADL dibantu total oleh keluarga dan alat 3. skala kekuatan otot dalam rentang normal A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 I : 1. Mengkaji tingkat kemampuan mobilitas klien dengan melihat kemampuan bergerak secara penuh dan bebas dengan hasil klien tidak mampu bergerak penuh dan bebas (15.00 WITA) 2. Mengkaji kekuatan otot dengan melihat keseimbangan gaya berdiri
dan berjalan, dengan hasil klien tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri tanpa adanya bantuan orang lain (15.00 WITA) 3. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam dengan memberikaan posisi miring kiri, miring kanan, dengan hasil klien tidak mampu miring kiri, miring kanan tanpa adanya bantuan orang lain (15.15 WITA) 4. Ajarkan klien latihan (ROM) rentang gerak aktif dan pasif, libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (15.20 WITA) 5. Anjurkan keluarga dalam memenuhi ADL klien (15.15 WITA) E : 20. 00 WITA 1. keluarga mengungkapkan klien masih lemah dan belum bisa beraktivitas ringan secara mandiri 2. tampak kelemahan pada ekstremitas kanan 3. ADL dibantu orang lain 4. skala otot 2 5 2 DINAS MALAM Kamis/21-2-2019 22.00 WITA
Hambatan Mobilitas Fisik
5
S : Keluarga klien mengatakan “keadaan klien masih lemah dan seluruh aktivitas masih dibantu oleh keluarga. O : 1. Klien tampak lemah pada bagian ekstremitas kiri bawah 2. ADL dibantu total oleh keluarga dan alat 3. skala kekuatan otot dalam rentang normal A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi 1-5 I : 1. Mengkaji tingkat kemampuan mobilitas klien dengan melihat kemampuan bergerak secara penuh dan bebas dengan hasil klien tidak mampu bergerak penuh dan bebas (21.15 WITA) 2. Mengkaji kekuatan otot dengan melihat keseimbangan gaya berdiri dan berjalan, dengan hasil klien tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri tanpa adanya bantuan orang lain (21.15 WITA) 3. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam dengan memberikaan posisi miring kiri, miring kanan, dengan hasil klien tidak mampu miring kiri, miring kanan tanpa adanya bantuan orang lain (21.20 WITA) 4. Ajarkan klien latihan (ROM) rentang gerak aktif dan pasif, libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (15.20 WITA) 5. Anjurkan keluarga dalam memenuhi ADL klien (15.15 WITA) E : 22. 00 WITA 6. keluarga mengungkapkan klien masih lemah dan belum bisa beraktivitas ringan secara mandiri 7. tampak kelemahan pada ekstremitas kanan 8. ADL dibantu orang lain 9. skala otot 2 5
2
DINAS PAGI Jumat/22-2-2019 15.00 WITA
Hambatan mobilitas fisik
5
S : Keluarga klien mengatakan “keadaan klien masih lemah dan seluruh aktivitas masih dibantu oleh keluarga. O : 1. Klien tampak lemah pada bagian ekstremitas kiri bawah 2. ADL dibantu total oleh keluarga dan alat 3. skala kekuatan otot dalam rentang normal A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 I : 1. Mengkaji tingkat kemampuan mobilitas klien dengan melihat kemampuan bergerak secara penuh dan bebas dengan hasil klien tidak mampu bergerak penuh dan bebas (09.00 WITA) 2. Mengkaji kekuatan otot dengan melihat keseimbangan gaya berdiri dan berjalan, dengan hasil klien tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri tanpa adanya bantuan orang lain (09.00 WITA) 3. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam dengan memberikaan posisi miring kiri, miring kanan, dengan hasil klien tidak mampu miring kiri, miring kanan tanpa adanya bantuan orang lain (09.15 WITA) 4. Ajarkan klien latihan (ROM) rentang gerak aktif dan pasif, libatkan
keluarga dalam melakukan tindakan (09.00 WITA) 5. Anjurkan keluarga dalam memenuhi ADL klien (09.00 WITA) E : 11. 00 WITA 1. keluarga mengungkapkan klien masih lemah dan belum bisa beraktivitas ringan secara mandiri 2. tampak kelemahan pada ekstremitas kanan 3. ADL dibantu keluarga 4. skala otot 2 5 2 DINAS SORE Jumat/22-2-2019 15.00 WITA
Hambatan Mobilitas Fisik
5
S : Keluarga klien mengatakan “keadaan klien masih lemah dan seluruh aktivitas masih dibantu oleh keluarga. O : 1. Klien tampak lemah pada bagian ekstremitas kiri bawah 2. ADL dibantu total oleh keluarga dan alat 3. skala kekuatan otot dalam rentang normal A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 I : 1. Mengkaji tingkat kemampuan mobilitas klien dengan melihat kemampuan bergerak secara penuh dan bebas dengan hasil klien tidak mampu bergerak penuh dan bebas (15.00 WITA)
2. Mengkaji kekuatan otot dengan melihat keseimbangan gaya berdiri dan berjalan, dengan hasil klien tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri tanpa adanya bantuan orang lain (15.00 WITA) 3. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam dengan memberikaan posisi miring kiri, miring kanan, dengan hasil klien tidak mampu miring kiri, miring kanan tanpa adanya bantuan orang lain (15.15 WITA) 4. Ajarkan klien latihan (ROM) rentang gerak aktif dan pasif, libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (15.15 WITA) 5. Anjurkan keluarga dalam memenuhi ADL klien (15.00 WITA) E : 18. 00 WITA 1. keluarga mengungkapkan klien masih lemah dan belum bisa beraktivitas ringan secara mandiri 2. tampak kelemahan pada ekstremitas kanan 3. ADL dibantu orang lain 4. skala otot 2 5 2
5
DINAS MALAM Jumat/22-2-2019 20.00 WITA
Hambatan mobilitas fisik
S : Keluarga klien mengatakan “keadaan klien masih lemah dan seluruh aktivitas masih dibantu oleh keluarga. O : 1. Klien tampak lemah pada bagian ekstremitas kiri bawah 2. ADL dibantu total oleh keluarga dan alat 3. skala kekuatan otot dalam rentang normal A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 I : 1. Mengkaji tingkat kemampuan mobilitas klien dengan melihat kemampuan bergerak secara penuh dan bebas dengan hasil klien tidak mampu bergerak penuh dan bebas (21.15 WITA) 2. Mengkaji kekuatan otot dengan melihat keseimbangan gaya berdiri dan berjalan, dengan hasil klien tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri tanpa adanya bantuan orang lain (21.15 WITA) 3. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam dengan memberikaan posisi miring kiri, miring kanan, dengan hasil klien tidak mampu miring kiri, miring kanan tanpa adanya bantuan orang lain (21.20 WITA) 4. Ajarkan klien latihan (ROM) rentang gerak aktif dan pasif, libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (21.15 WITA) 5. Anjurkan keluarga dalam memenuhi ADL klien (21.15 WITA)
E : 22. 00 WITA 1. keluarga mengungkapkan klien masih lemah dan belum bisa beraktivitas ringan secara mandiri 2. tampak kelemahan pada ekstremitas kanan 3. ADL dibantu orang lain 4. skala otot 2 5 2 DINAS PAGI Sabtu /23-2-2019 09.00 WITA
Hambatan Mobilitas Fisik
5
S : Keluarga klien mengatakan “keadaan klien masih lemah dan seluruh aktivitas masih dibantu oleh keluarga. O : 1. Klien tampak lemah pada bagian ekstremitas kiri bawah 2. ADL dibantu total oleh keluarga dan alat 3. skala kekuatan otot dalam rentang normal A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 I : 1. Mengkaji tingkat kemampuan mobilitas klien dengan melihat kemampuan bergerak secara penuh dan bebas dengan hasil klien tidak mampu bergerak penuh dan bebas (09.00 WITA) 2. Mengkaji kekuatan otot dengan melihat keseimbangan gaya berdiri dan berjalan, dengan hasil klien tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri tanpa adanya bantuan orang lain (09.00 WITA) 3. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam dengan memberikaan posisi
miring kiri, miring kanan, dengan hasil klien tidak mampu miring kiri, miring kanan tanpa adanya bantuan orang lain (09..15 WITA) 4. Ajarkan klien latihan (ROM) rentang gerak aktif dan pasif, libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (09.15 WITA) 5. Anjurkan keluarga dalam memenuhi ADL klien (09.15 WITA)
E : 11. 00 WITA 1. keluarga mengungkapkan klien masih lemah dan belum bisa beraktivitas ringan secara mandiri 2. tampak kelemahan pada ekstremitas kanan 3. ADL dibantu orang lain 4. skala otot 2 5 2 DINAS SORE Sabtu/23-2-2019 15.00 WITA
Hambatan Mobilitas Fisik
5
S : Keluarga klien mengatakan “keadaan klien masih lemah dan seluruh aktivitas masih dibantu oleh keluarga. O : 1. Klien tampak lemah pada bagian ekstremitas kiri bawah 2. ADL dibantu total oleh keluarga dan alat 3. skala kekuatan otot dalam rentang normal A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-5 I :
1. Mengkaji tingkat kemampuan mobilitas klien dengan melihat kemampuan bergerak secara penuh dan bebas dengan hasil klien tidak mampu bergerak penuh dan bebas (15.00 WITA) 2. Mengkaji kekuatan otot dengan melihat keseimbangan gaya berdiri dan berjalan, dengan hasil klien tidak bisa berdiri dan berjalan sendiri tanpa adanya bantuan orang lain (15.00 WITA) 3. Mengubah posisi minimal setiap 2 jam dengan memberikaan posisi miring kiri, miring kanan, dengan hasil klien tidak mampu miring kiri, miring kanan tanpa adanya bantuan orang lain (15.15 WITA) 4. Ajarkan klien latihan (ROM) rentang gerak aktif dan pasif, libatkan keluarga dalam melakukan tindakan (15.15 WITA) 5. Anjurkan keluarga dalam memenuhi ADL klien (15.00 WITA) E : 18. 00 WITA 1. keluarga mengungkapkan klien masih lemah dan belum bisa beraktivitas ringan secara mandiri 2. tampak kelemahan pada ekstremitas kanan 3. ADL dibantu orang lain 4. skala otot 2 5 2
5
DINAS PAGI Kamis/21-2-2019 09.00 WITA
Gangguan persepsi sensori penglihatan
S : Keluarga mengatakan anaknya masih tidak mampu untuk melihat suatu objek dengan baik. O: 1. Klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak menglhat kearah yang berbeda saat diberikan mainan. A : Gangguan persepsi sensori penglihatan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-3 I: 1. Mengkaji kemampuan melihat klien dengan mengajaknya berbicara dan merangsangnya dengan memberikan benda atau maianan dengan hasil klien tidak mampu untuk berbicara. (09.00) 2. Menganjurkan keluarga memberikan nutrisi vitamin seperti sayur wortel. (09.00) 3. Kolaborasi dengan dokter spesialis mata dan fisioterapi mata (09.00)
E : 11.00 WITA 1. Keluarga mengungkapkan klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak tidak memperhatikan kearah yang berbeda saat diberikan mainan. DINAS SORE Kamis/21-2-2019 15.00 WITA
Gangguan persepsi sensori penglihatan
S : Keluarga mengatakan anaknya masih tidak mampu untuk melihat suatu objek dengan baik. O: 1. Klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak menglhat kearah yang berbeda saat diberikan mainan. A : Gangguan persepsi sensori penglihatan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-3 I: 1. Mengkaji kemampuan melihat klien dengan mengajaknya berbicara dan merangsangnya dengan memberikan benda atau maianan dengan hasil klien tidak mampu untuk berbicara. (15.00) 2. Menganjurkan keluarga memberikan nutrisi vitamin seperti sayur wortel. (15.00) 3. Kolaborasi dengan dokter spesialis mata dan fisioterapi mata (15.00) E : 18.00 WITA 1. Keluarga mengungkapkan klien tampak tidak menatap benda yang
ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak tidak memperhatikan kearah yang berbeda saat diberikan mainan. DINAS MALAM Kamis/21-2-2019 22.00 WITA
Gangguan persepsi sensori penglihatan
S : Keluarga mengatakan anaknya masih tidak mampu untuk melihat suatu objek dengan baik. O: 1. Klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak menglhat kearah yang berbeda saat diberikan mainan. A : Gangguan persepsi sensori penglihatan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-3 I: 1. Mengkaji kemampuan melihat klien dengan mengajaknya berbicara dan merangsangnya dengan memberikan benda atau maianan dengan hasil klien tidak mampu untuk berbicara. (21.15) 2. Menganjurkan keluarga memberikan nutrisi vitamin seperti sayur wortel. (21.15) 3. Kolaborasi dengan dokter spesialis mata dan fisioterapi mata (21.15) E : 22.00 WITA 1. Keluarga mengungkapkan klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya
2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak tidak memperhatikan kearah yang berbeda saat diberikan mainan.
DINAS PAGI Jumat/22-2-2019 15.00 WITA
Gangguan persepsi sensori penglihatan
S : Keluarga mengatakan anaknya masih tidak mampu untuk melihat suatu objek dengan baik. O: 1. Klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak menglhat kearah yang berbeda saat diberikan mainan. A : Gangguan persepsi sensori penglihatan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-3 I: 1. Mengkaji kemampuan melihat klien dengan mengajaknya berbicara dan merangsangnya dengan memberikan benda atau maianan dengan hasil klien tidak mampu untuk berbicara. (09.00) 2. Menganjurkan keluarga memberikan nutrisi vitamin seperti sayur wortel. (09.00) 3. Kolaborasi dengan dokter spesialis mata dan fisioterapi mata (09.00) E : 11.00 WITA 1. Keluarga mengungkapkan klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya
2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak menglhat kearah yang berbeda saat diberikan mainan.
DINAS SORE Jumat/22-2-2019 15.00 WITA
Gangguan persepsi sensori penglihatan
S : Keluarga mengatakan anaknya masih tidak mampu untuk melihat suatu objek dengan baik. O: 1. Klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak menglhat kearah yang berbeda saat diberikan mainan. A : Gangguan persepsi sensori penglihatan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-3 I: 1. Mengkaji kemampuan melihat klien dengan mengajaknya berbicara dan merangsangnya dengan memberikan benda atau maianan dengan hasil klien tidak mampu untuk berbicara. (15.00) 2. Menganjurkan keluarga memberikan nutrisi vitamin seperti sayur wortel. (15.00) 3. Kolaborasi dengan dokter spesialis mata dan fisioterapi mata (15.00) E : 18.00 WITA 1. Keluarga mengungkapkan klien tampak tidak menatap benda yang
ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak tidak memperhatikan kearah yang berbeda saat diberikan mainan. DINAS MALAM Jumat/22-2-2019 20.00 WITA
Gangguan persepsi sensori penglihatan
S : Keluarga mengatakan anaknya masih tidak mampu untuk melihat suatu objek dengan baik. O: 1. Klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak menglhat kearah yang berbeda saat diberikan mainan. A : Gangguan persepsi sensori penglihatan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-3 I: 1. Mengkaji kemampuan melihat klien dengan mengajaknya berbicara dan merangsangnya dengan memberikan benda atau maianan dengan hasil klien tidak mampu untuk berbicara. (21.15) 2. Menganjurkan keluarga memberikan nutrisi vitamin seperti sayur wortel. (21.15) 3. Kolaborasi dengan dokter spesialis mata dan fisioterapi mata (21.15) E : 22.00 WITA 1. Keluarga mengungkapkan klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya
2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak tidak memperhatikan kearah yang berbeda saat diberikan mainan.
DINAS PAGI Sabtu /23-2-2019 09.00 WITA
Gangguan persepsi sensori penglihatan
S : Keluarga mengatakan anaknya masih tidak mampu untuk melihat suatu objek dengan baik. O: 1. Klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak menglhat kearah yang berbeda saat diberikan mainan. A : Gangguan persepsi sensori penglihatan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-3 I: 1. Mengkaji kemampuan melihat klien dengan mengajaknya berbicara dan merangsangnya dengan memberikan benda atau maianan dengan hasil klien tidak mampu untuk berbicara. (09.00) 2. Menganjurkan keluarga memberikan nutrisi vitamin seperti sayur wortel. (09.00) 3. Kolaborasi dengan dokter spesialis mata dan fisioterapi mata (09.00) E : 11.00 WITA 1. Keluarga mengungkapkan klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya
2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana Klien tampak tidak memperhatikan kearah yang berbeda saat diberikan mainan
DINAS SORE Sabtu/23-2-2019 15.00 WITA
Gangguan persepsi sensori penglihatan
S : Keluarga mengatakan anaknya masih tidak mampu untuk melihat suatu objek dengan baik. O: 1. Klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana 3. Klien tampak menglhat kearah yang berbeda saat diberikan mainan. A : Gangguan persepsi sensori penglihatan belum teratasi P : Lanjutkan intervensi 1-3 I:
1. Mengkaji kemampuan melihat klien dengan mengajaknya berbicara dan merangsangnya dengan memberikan benda atau maianan dengan hasil klien tidak mampu untuk berbicara. (15.00) 2. Menganjurkan keluarga memberikan nutrisi vitamin seperti sayur wortel. (15.00) 3. Kolaborasi dengan dokter spesialis mata dan fisioterapi mata (15.00) E : 18.00 WITA
1. Keluarga mengungkapkan klien tampak tidak menatap benda yang ada dihadapannya 2. Klien tidak mampu menatap lawan biacarana Klien tampak tidak memperhatikan kearah yang berbeda saat diberikan mainan
BAB IV PEMBAHASAN
Kasus pada An. R terjadi akibat adanya virus yang menyerang ke selaput otak sehingga mengganggu persarafan dan perkembangan jaringan yang ada disekelilingnya. Orang tua klien mengatakan ”Awalnya pada tanggal 25 januari 2019 klien demam disertai menggigil, kejang-kejang kurang lebih 1 jam tanpa adanya jeda dan dibawa ke poliklinik dan sempat diberikan obat paracetamol. Kemudian pada tanggal 28 januari 2019 klien di bawa ke rumah sakit sampit, malamnya klien di rujuk ke RSUD Ulin Banjarmasin, dan pada tanggal 29 januari 2019 klien tiba di RSUD Ulin Banjarmasin sekitar pukul 10.15 WITA dibawa oleh orang tuanya untuk mendapatkan penanganan yang cepat. Klien masuk lewat UGD, kemudian pada tanggal 30 januari 2019 klien masuk ruang PICU karena adanya penurunan kesadaran, dan pada tanggal 18 februari 2019 klien masuk ke ruang anak. Klien sudah sadar namun masih lemah dan tidak bisa berjalan”. Hal yang biasa ditunjukkan ketika seseorang mengalami meningoensepalitis yaitu a. Aktivitas / Istirahat, perasaan tidak enak (malaise). Keterbatasan yang di timbulkan oleh kondisisnya. Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter. Kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak. Tekanan darah meningkat, nadi menurun, dan tekanan nadi berat (berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh pada pusat vasomotor). Takikardi, disritmia (pada fase akut). Adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis, beberapa
penyakit congenital. Adanya inkontinesia / retensi. Anoreksia,
muntah. Turgor kulit jelek, membrane mukosa kering. Kehilangan nafsu makan. Kesulitan menelan (pada periode akut). Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada periode akut). Status mental / tingkat kesadaran: letargi sampai kebingungan yang berat hingga koma, delusi dan halusinasi/psikosis organic. Apaksia/kesulitan dalam berkomunikasi. Mata (ukuran/reaksi pupil): unisokor atau tidak berespon terhadap cahaya (peningkatan TIK), nistagmus (boal mata bergerak – gerak terus menerus). Ptosis (kelopak mata atas jatuh). Karakteristik fasial (wajah): perubahan pada fungsi motorik dan sensorik (saraf cranial V dan VII terkena). Spastik; hemiparese atau hemiplegia. Sakit kepala (mungkin merupakan gejal pertama dan biasanya berat). Parestesia, rasa kaku pada semua persarafan yang terkena, kehilangan sensasi (kerusakan pada saraf cranial). Ganguan dalam penglihatan, seperti diplopia (fase awal dari beberapa infeksi. Ketulian atau mungkin hipersensitif terhadap kebisingan. Adanya halusinasi penciuman atau sentuhan. Tampak terus terjaga, perilaku distraksi / gelisah. Menangis, mengadu, atau mengeluh
Sakit kepala (berdenyut dengan hebat,frontal) mungkin akan diperburuk oleh ketegangan, leher / punggung kaku, nyeri pada gerakan ocular, fotosensitivitas, sakit tenggorok nyeri. Peningkatan kerja pernapasan, perubahan mental (letargi sampai koma) dan gelisah. Suhu meningkat, diaphoresis, menggigil. Adanya ras, purpura menyeluruh, perdarahan subkutan. Kelemahan secara umum : tonus otot flaksid atau spastik, paralisi atau paresis. Adanya riwayat infeksi saluran nafas atas/infeksi lain, meliputi; mastoiditis, telinga tengah, sinus, abses gigi; infeksi pelvis, abdomen atau kulit; fungsi lumbal, pembedahan, fraktur pada tengkorak/cedera kepala, anemia sel sabit. Kasus pada An. R, klien mengalami gangguan penglihatan, gangguan tumbuh kembang dan hambatan mobilitas fisik disertai kelemahan pada ektermitas kanan akibat virus yang menyerang bagian otak sehingga menyebabkan hemiprase. Sehingga, anak akan mengalami keterlambatan tumbuh kembang. Diagnosa yang biasanya muncul pada kasus ini, Resiko tinggi infeksi b/d desiminata hematogen dari pathogen, statis cairan tubuh, penekanan respons inflamasi (akibat obat) dan pemajanan orang lain terhadap patogen. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan : serebral b/d edema serebral yang mengubah/menghentikan aliran darah arteri/vena,hipovolemia dan masalah pertukaran pada tingkat seluler (asidosis). Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d akumulasi sekret, kemampuan batuk menurun akibat penurunan kesadaran Ganguan mobilitas fisik b/d kerusakan neuromuskuler, persepsi atau kognitif, nyeri, tirah baring dan penurunan kekuatan/ketahanan otot. Ansietas / ketakutan / kecemasan b/d krisis situasi, transmisi interpersonal dan keikutsertaan merasakan ancaman kematian / perubahan dalam status kesehatan (keterlibatan otak). Pada kasus ini diagnosa yang timbul yaitu hambatan mobilitas fisik dan gangguan persepsi penglihatan dikarenakan klien telah dirawat selama lebih dari satu bulan sehingga banyak diagnosa yang telah teratasi namun, selesai masih ada beberapa masalah yang perlu diselesaikan. Masalah tumbuh kembang yang harusnya diberikan agar anak dapat bertumbuh seperti anak seusianya meskipun dalam keadaan sakit.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN Ensefalitis adalah inflamasi pada parenkim otak. Ensefalitis merupakan salah satu infeksi sistem saraf pusat yang dapat disebabkan oleh virus, bakteri, jamur atau protozoa. Ensefalitis pada anak umumnya disebabkan oleh virus dan penyebab penting morbiditas dan mortalitas pada anak. . Masalah keperawatan yang muncul dalam laporan ini adalah : 1. Hambatan Mobilitas Fisik 2. Gangguan Persepsi Sensori Penglihatan B. SARAN 1. Bagi Instansi Rumah Sakit Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan acuan yang diperlukan dalam meningkatkan pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan anak khususnya pada pasien dengan ensepalitis 2. Bagi Instansi Akademik
Laporan ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan anak
dengan
ensepalitis yang dapat digunakan sebagai acuan bagi praktek mahasiswa keperawatan. 3. Bagi Keluarga Laporan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk memperoleh pengetahuan tentang penatalaksaan ensepalitis beserta pencegahannya. 4. Bagi Pembaca Laporan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk menambah wawasan serta pengetahuan tentang ensepalitis .