BAB III LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien Nama
: Ny. E
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 35 tahun
Agama
: Islam
Alamat
: Subarang koto baru
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan terakhir
: SMP
Status Perkawinan
: Menikah
Suku Bangsa
: Minang
Tanggal Masuk
: 4 Januari 2019
3.2 Riwayat Psikiatri 1. Status Psikiatri : Autoanamnesa dilakukan pada tanggal 5 Januari 2019 dengan pasien Alloanamnesa dilakukan pada tanggal 4 Januari 2019 dengan suami dan kakak pasien di Bangsal Psikiatri RSUD Muhammad Natsir 2. Keluhan Utama : Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke IGD RSUD Solok diantarkan oleh keluarganya dengan keluhan pasien mengamuk kepada orang dirumahnya dan melemperkan anaknya yang berusia 1 bulan. 3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke IGD RSUD Solok diantarkan oleh keluarganya dengan keluhan pasien mengamuk kepada orang dirumahnya dan melemperkan anaknya yang berusia 1 bulan. Awalnya pasien tidak mempedulikan anaknya saat ± 1 minggu setelah melahirkan pada bulan Desember lalu, kemudian pasien mulai marah-marah tanpa sebab dan tidak bisa menjaga kebersihan dirinya seperti tidak pernah mandi dan tidak bisa mengganti pembalut sendiri. Pasien juga bicara sendiri dan dan mengamuk sampai merusak pintu rumah. Pasien juga tidak mau mengurus anaknya yang baru saja dilahirkan seperti tidak peduli saat anaknya menangis dan pemberian ASI harus dipaksakan oleh keluarga pasien. Pasien pernah
mencoba mencelakai anaknya yang baru saja dilahirkan dengan melemparkannya ke atas.
Sebelumnya selama kehamilan anak ketiga ini pasien rutin melakukan kontrol ke puskesmas dan minum obat sampai kehamilan 7 bulan kemudian pasien tidak minum obat sampai anak ketiga lahir.
Pada tahun 2006 lalu, pasien melahirkan anak pertamanya dengan kehamilan yang normal dan tidak ada keluhan selama kehamilan, pasien rutin minum obat. Setelah melahirkan anak pertama pasien mulai menunjukan tingkah laku yang berbeda dan lebih banyak diam. Pandangan pasien terhadap bayinya benci dan tidak mau menyentuh bayinya namun kemudia pasien kembali mengurus bayinya dan bersikap seperti biasanya. Hal ini juga terjadi lagi pada kehamilan anak kedua pasien.
Pada tahun 2012, ayah pasien meninggal dan tak lama kemudian disusul ibu pasien yang juga meninggal. Semenjak saat itu sikap pasien berubah. Pasien menjadi pendiam dan tidak mau berbaur dengan orang lain. Pasien mengaku sering mendengar suara ibunya yang menyuruhnya untuk sholat. Pasien juga sering melihat bayangan ibunya mengenakan kerudung putih setiap magrib.
Keluhan pertama pasien dirasakan sejak pasien berusia 15 tahun dimana pasien mengatakan bahwa dirinya sering diajak seseorang untuk berjalan-jalan, sering berbicara sendiri dan tidak mau berbaur dengan orang lain.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Psikiatri
-
Pasien sudah dikenal dengan gangguan jiwa sejak 14 tahun yang lalu
-
Pasien pernah berobat di Rumah Sakit Jiwa HB. Sa’anin
-
Pasien pernah putus obat selama 3 bulan
Riwayat Gangguan Medik
-
Pasien tidak pernah mengalami gangguan medis
Penggunaan Zat Psikoaktif dan alkohol
-
Merokok disangkal
-
Alkohol disangkal
-
Narkoba disangkal
5. Riwayat Hidup
Riwayat Pekerjaan :
-
Pasien hanya seorang ibu rumah tangga
Riwayat Perkawinan :
-
Pernikahan pertama pasien pada tahun 2005 dengan suami pertamanya memiliki 2 orang anak
-
Pasien bercerai dengan suami pertamanya pada tahun 2017
-
Pasien menikah lagi pada tahun 2018 dengan suami keduanya dan memiliki 1 orang anak
Riwayat Keluarga
-
Tidak terdapat riwayat gangguan jiwa pada keluarga pasien
3.3 Status Generalisata
Keadaan Umum
: Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis Cooperative
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Nadi
: 88 x / menit
Nafas
: 20 x / menit
Suhu
: 37,1°C
3.4 Pemeriksaan Status Mental 1. Deskripsi Umum
:
Penampilan
: Sesuai Usia
Perilaku
: Tenang
Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
2. Mood & Afek
:
Mood
: Hipertim
Afek
: Menyempit
Keserasian afek
: Tidak serasi
3. Pembicaraan
Bicara
: Tidak nyambung
Volume
: Rendah
Artikulasi
: Tidak jelas
4. Gangguan Persepsi
Derealisasi
: Tidak ada
Depersonalisasi
: Tidak ada
Ilusi
: Tidak ada
Halusinasi
: Visual dan Auditorik
5. Pikiran
Proses pikir
: Asosiasi longgar
Isi Pikir
: Miskin isi pikir
6. Sensorium dan kognisi
Orientasi tempat
: Terganggu
Orientasi waktu
: Tidak terganggu
Orientasi orang
: Tidak terganggu
7. Memori
Jangka panjang
: Terganggu
Jangka sedang
: Tidak terganggu
Jangka pendek
: Tidak terganggu
8. Daya nilai & Tilikan
Nilai Realita
: Terganggu
Nilai Sosial
: Terganggu
Tilikan
: Derajat 4
3.5 Diagnosis Multiaksial
Aksis I
Aksis II
Aksis III : Belum ada diagnosa
Aksis IV : Masalah keluarga
Aksis V
: F.53.9 Gangguan Jiwa Masa Nifas : Belum ada diagnosa
: GAF 50 – 41 ( Gejala berat, disabilitas berat )
3.6 Prognosis
Quo ad vitam
: Dubia
Quo ad functionam
: Dubia
Quo ad sanationam
: Dubia
BAIK
BURUK
Primary support group
Onset usia muda
Menikah
Sering kambuh Faktor pencetus tidak jelas
3.7 Penatalaksanaan -
Inj. Lodomer
3 x 1 amp (IV)
-
Risperidon
2 x 3 mg (P.O)
-
Trihexilpenidil
3 x 2 mg (P.O)
-
Clobazam
1 x 10 mg (P.O)
BAB IV ANALISA KASUS
Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke IGD RSUD Solok diantarkan oleh keluarganya dengan keluhan pasien mengamuk kepada orang dirumahnya dan melemperkan anaknya yang berusia 1 bulan. Awalnya pasien tidak mempedulikan anaknya saat ± 1 minggu setelah melahirkan pada bulan Desember lalu, kemudian pasien mulai marah-marah tanpa sebab dan tidak bisa menjaga kebersihan dirinya seperti tidak pernah mandi dan tidak bisa mengganti pembalut sendiri. Pasien juga bicara sendiri dan mengamuk seperti merusak pintu rumah. Pasien juga tidak mau mengurus anaknya yang baru saja dilahirkan dan pasien pernah mencoba mencelakai anaknya yang baru saja dilahirkan dengan melemparkannya ke atas. Berdasarkan DSM-IV, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan munculnya gejala depresi dan psikosis yang terjadi mempunyai hubungan dengan persalinan. Dan gejala menetap setiap hari selama 2 minggu. Aksis II belum ada diagnosa, aksis III post partum, aksis IV masalah keluarga dan aksis V didapatkan GAF 50-41 (Gejala berat, disabilitas berat) Pasien di rawat di bangsal psikiatri RSUD M. Natsir dan diberikan terapi farmakologi berupa inj. Lodomer 3 x 1 amp (IV), Risperidon 2 x 3 mg (P.O), THP 3 X 2 (P.O), dan Clobazam 1 x 10 mg (P.O).
BAB V KESIMPULAN
Depresi postpartum adalah perasaan sedih akibat berkurangnya kebebasan bagi ibu, penurunan estetika dan perubahan tubuh, berkurangnya interaksi sosial dan kemandirian yang disertai dengan gejala sulit tidur, kurang nafsu makan, cemas, tidak berdaya, kehilangan kontrol, pikiran yang menakutkan mengenai kondisi bayi, kurang memerhatikan bentuk tubuhnya, tidak menyukai bayi dan takut menyentuh bayinya dimana hal ini terjadi selama 2 minggu berturut-turut dan menunjukkan perubahan dari keadaan sebelumnya. Berbeda dengan Baby Blues Syndrome dimana gejalanya relatif ringan dan biasanya berlangsung 2 minggu. Perbedaan dengan syndrome of postpartum distress adalah pada frekuensi, intensitas dan lamanya durasi gejala. Dalam postpartum depression, gejala yang lebih sering, lebih intens dan lebih lama. Penatalaksanaan gangguan depresi pasca persalinan ini dilakukan dengan terapi farmakologi menggunakan anti depresan dan psikoterapi. Tujuan terapi adalah untuk mencapai remisi gejala klinis. Terapi gangguan depresi harus dilakukan dengan kerjasama yang baik antara dokter, pasien, dan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA 1. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock’s comprehensive textbook of psychiatry. 7th edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2000. 2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & sadock’s synopsis of psychiatry: behavioral sciences/clinical psychiatry. 10th edition. New York: Lippincott Williams & Wilkins; 2007. 3. Ryan D. Psychiatric disorders in the postpartum period. BC Med Journal. 2005; 47:100-3.