BAB II TINJAUAN TEORI
A. Infeksi Saluran Reproduksi 1. Definisi Infeksi Saluran Reproduksi Infeksi
saluran
reproduksi
berkembangbiaknya kuman
penyebab
(ISR)
adalah
infeksi
masuk
kedalam
dan
saluran
reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa bakteri, jamur, virus dan parasit. ISR melalui hubungan seksual (IMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Perempuan lebih mudah terkena ISR dibandingkan laki-laki, karena saluran reproduksi perempuan lebih dekat ke anus dan saluran kencing. ISR pada perempuan juga sering tidak diketahui, karena gejalanya kurang jelas dibandingkan laki-laki.
2. Klasifikasi Infeksi Saluran Reproduksi (ISR) adalah terminologi umum yang digunakan untuk tiga jenis infeksi pada saluran reproduksi: a. ISR endogen adalah jenis ISR yang paling umum di dunia. Timbul akibat pertumbuhan tidak normal, organisme yang seharusnya tumbuh normal didalam vagina, antara lain vaginosis bakteri dan kandidiasis yang mudah disembuhkan. ISR endogen juga dihubungkan dengan persalinan prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR). b. ISR iatrogenik atau yang berhubungan dengan prosedur medis adalah infeksi yang disebabkan masuknya mikroorganisme kedalam saluran reproduksi melalui prosedur medis yang kurang atau tidak steril, antara lain induksi haid, aborsi, pemasangan AKDR, peristiwa persalinan atau apabila infeksi sudah ada dalam slauran reproduksi bagian bawah menyebar melalui mulut rahim hingga ke saluran reproduksi bagian atas. Gejala yang mungkin timbul, antara lain rasa sakit disekitar panggul, demam tinggi secara tiba-tiba, menggigil, haid
tidak teratur, cairan vagina yang tidak normal dan timbul rasa sakit saat berhubungan seksual. c. Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah sebagian ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi. Beberapa di antaranya dapat diobati akan tetapi banyak pula yang tidak dapat diobati seperti HIV/AIDS. IMS dapat menyerang laki-laki maupun perempuan, dan juga dapat ditularkan dari seorang ibu kepada anaknya selama kehamilan dan persalinan.
3. Etiologi Infeksi saluran Reproduksi (ISR) merupakan infeksi pada alat kelamin, yang terjadi tanpa hubungan seksual. Seperti infeksi yang disebabkan kesalahan dalam prosedur medis. ISR yang ditularkan tidak melalui hubungan seksual. Diantaranya: a. overgrowth/ pertumbuhan yang luar biasa. b. Kuman/jamur dalam vagina yang a-patogen seperti basil dadorline, stafilokokus, streptokokus, dan jamur kandida c. Alergi seperti pembalut, cairan pembersih vagina. d. Pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim/IUD pada pasangan usia subur.
Selain itu, infeksi saluran reproduksi yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan pasangan yang telah terinfeksi a. Bakteri 1) Gonore disebabkan oleh Neisseria Gonnorheae. 2) Infeksi genital non spesifik/uretritis non spesifik . Merupakan infeksi traktur geital yang disebabkan oleh penyebab yang tidak spesifik. Paling banyak disebabkan oleh Chlamydia Trachomatis dan ureaplasma uereallyticum. 3) Sifilis/ raja singa . infeksi yang disebabkan oleh treponema pallidum.
4) ulkus mole/ Chancroid adalan infeksi genital akut yang disebabkan oleh Haemophylus ducreyi. 5) Granuloma Inguinale/ Donovanosis disebabkan oleh bakteri Calymmatobacterium granulomatis. b. Virus 1) Herpes Genitalis disebabkan oleh herpes virus simplex (HVS). 2) Kondiloma Akuminata/ Jengger Ayam disebabkan oleh Human Papiloma Virus (HPV). c. Parasit 1) Trikomoniasus disebabkan oleh Trichomonas vagnalis. d. Jamur 1) Kandidosis Vaginalis disebabkan oleh jamur candida, apatogen tetapi dapat menjadi patogen
4. Faktor Risiko a. Hubungan seks yang tidak sehat 1) Berganti-ganti pasangan seksual 2) Seks tanpa pengaman, misal kondom 3) Mengenal seks sejak dini tanpa edukasi yang baik 4) Pernah berhubungan seksual dengan PSK tanpa pelindung 5) Pernah berhubngan seksual dengan ODHA. b. Kurang memperhaikan kebersihan dan kesehatan alat genital c. Memakai celana dalam yang tidak menyerap air/keringat, sehingga menjadi lembab yang memmicu timbulnya bakteri. d. Riwayat menderita ulkus kelamin, GO
5. Manisfestasi Klinis a. Gejala umum 1) Rasa sakit atau gatal di kelamin 2) Muncul benjolan, bintik atau luka disekitar kelamin 3) Keluar cairan yang tidak biasa dan bau dari alat kelamin 4) Terjadinya pembengkakan di pangkal paha
b. Gejala Pada Perempuan 1) Dampaknya lebih serius dan sulit didiagnosa karena umumnya asimptomatik 2) Keluar cairan yang tidak biasa dan berbau tidak enak dari alat kelamin 3) Keluar darah bukan pada masa haid 4) Sakit pada saat berhubungan seks 5) Rasa sakit pada perut bagian bawah 6) Menjadi beban tersembunyi bagi perempuan karena merasa bersalah dan malu berobat c. Gejala Pada Laki-Laki 1) Terasa sakit saat kencing 2) Keluar cairan/nanah dari alat kelamin 3) Terjadi pembengkakan pada buah pelir dan terasa sakit atau panas
7. Akibat ISR Akibat ISR Pada perempuan dapat menyebabkan kehamilan diluar kandungan, kemandulan, kanker leher rahim, meningkatkan resiko HIV, kelainan pada janin (BBLR, infeksi bawaan sejak lahir, bayi lahir mati dan bayi lahir belum cukup umur). Dampak negatif ISR sangat serius, terutama bagi perempuan, antara lain a. Komplikasi kehamilan. b. Penyakit Radang Panggul (PRP) yang dapat berkembang dan menyebabkan kemandulan, kehamilan di luar kandungan, serta rasa sakit yang berkepan-jangan. c. Meningkatkan risiko penularan HIV. d. Banyak ISR yang gejala dan tanda-tandanya tidak dirasakan, terutama pada perempuan, hingga terlambat untuk menghindari kerusakan pada organ reproduksi. e. 30-70% kasus Human Papilloma Virus (HPV) berakhir dengan kanker mulut rahim (serviks) yang merupakan kanker terbanyak yang ditemukan pada perempuan, yaitu 370.000 kasus baru tiap tahunnya,
dan 80% di antaranya di negara berkembang. ISR dan berbagai penyakit yang ditimbulkannya tidak hanya berpengaruh terhadap kesehatan tetapi juga tingkat produktivitas dan kualitas hidup perempuan maupun laki-laki, yang pada akhirnya seluruh masyarakat. ISR tidak seperti infeksi lainnya, mereka sangat lekat dengan stigma dan merefleksikan adanya ketidaksetaraan antara perempuan dan laki-laki.
8. Pencegahan ISR Mencegah infeksi baru dengan memutus jalur penularannya a. ISR endogen dapat dicegah melalui peningkatan kebersihan individu, peningkatan akses pada pelayanan kesehatan yang bermutu, promosi, mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. b. ISR iatrogenik dapat dicegah melalui sterilisasi peralatan medis yang digunakan,
skrining
atau
pengobatan
terhadap
ISR
sebelum
melaksanakan prosedur medis. c. Penyakit Menular Seks (PMS) dapat dicegah dengan menghindari hubungan seksual atau dengan melakukan hubungan seksual yang aman (monogami dan penggunaan kondom yang benar dan konsisten.
B. Penyakit Radang Panggul a) Definisi Penyakit Radang Panggung Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim),
saluran
tuba,
indung
telur,
miometrium
(otot
rahim),
parametrium dan rongga panggul. Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari Penyakit Menular Seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita berusia antara 16-25 tahun. Lebih buruk lagi, dari 4 wanita yang menderita penyakit ini, 1 wanita akan mengalami komplikasi seperti nyeri perut kronik, infertilitas (gangguan kesuburan),
atau kehamilan abnormal. Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita -- seperti rahim, tuba falopi dan/atau ovarium. Ini satu hal yang amat mengkhawatirkan. Suatu infeksi serius dan sangat membahayakan jiwa. b) Etiologi Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya
infeksi
karena
hilangnya
lapisan
endometrium
yang
menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi). c) Faktor Resiko Wanita yang aktif secara seksual di bawah usia 25 tahun berisiko tinggi untuk mendapat penyakit radang panggul. Hal ini disebabkan wanita muda berkecenderungan untuk berganti-ganti pasangan seksual dan melakukan hubungan seksual tidak aman dibandingkan wanita berumur. Faktor lainnya yang berkaitan dengan usia adalah lendir servikal (leher rahim). Lendir servikal yang tebal dapat melindungi masuknya bakteri melalui serviks (seperti gonorea), namun wanita muda dan remaja cenderung memiliki lendir yang tipis sehingga tidak dapat memproteksi masuknya bakteri. Faktor risiko lainnya adalah: a) Riwayat penyakit radang panggul sebelumnya b) Pasangan seksual berganti-ganti, atau lebih dari 2 pasangan dalam waktu 30 hari
c) Wanita
dengan infeksi oleh
kuman penyebab
PMS
d) Menggunakan douche (cairan pembersih vagina) beberapa kali dalam sebulan e) Penggunaan IUD (spiral) meningkatkan risiko penyakit radang panggul. Risiko tertinggi adalah saat pemasangan spiral dan 3 minggu setelah pemasangan terutama apabila sudah terdapat infeksi dalam saluran reproduksi sebelumnya.
d) Patofisiologi Infeksi dapat terjadi pada bagian manapun atau semua bagian saluran genital atas endometrium (endometritis), dinding uterus (miositis), tuba uterina (salpingitis), ovarium (ooforitis), ligamentum latum dan serosa uterina (parametritis) dan peritoneum pelvis (peritonitis). Organisme dapat menyebar ke dan di seluruh pelvis dengan salah satu dari lima cara. a) Interlumen Penyakit radang panggul akut non purpuralis hampir selalu (kira-kira 99%) terjadi akibat masuknya kuman patogen melalui serviks ke dalam kavum uteri. Infeksi kemudian menyebar ke tuba uterina, akhirnya pus dari ostium masuk ke ruang peritoneum. Organisme yang diketahui menyebar dengan mekanisme
ini
adalah
N.
gonorrhoeae,
C.
Tracomatis,
Streptococcus agalatiae, sitomegalovirus dan virus herpes simpleks. b) Limfatik Infeksi purpuralis (termasuk setelah abortus) dan infeksi yang berhubungan denngan IUD menyebar melalui sistem limfatik seperti infeksi Myoplasma non purpuralis. c) Hematogen Penyebaran hematogen penyakit panggul terbatas pada penyakit tertentu (misalnya tuberkulosis) dan jarang terjadi di Amerika Serikat. d) Intraperitoneum
Infeksi intraabdomen (misalnya apndisitis, divertikulitis) dan kecelakaan intra abdomen (misalnya virkus atau ulkus denganperforasi) dapat menyebabkan infeksi yang mengenai sistem genetalia interna. e) Kontak langsung Infeksi pasca pembedahan ginekologi terjadi akibat penyebaran infeksi setempat dari daerah infeksi dan nekrosis jaringan.
6. Manifestasi Klinik Gejala paling sering dialami adalah nyeri pada perut dan panggul. Nyeri ini umumnya nyeri tumpul dan terus-menerus, terjadi beberapa hari setelah menstruasi terakhir, dan diperparah dengan gerakan, aktivitas,
atau sanggama. Nyeri karena radang panggul biasanya kurang dari 7 hari. Beberapa wanita dengan penyakit ini terkadang tidak mengalami gejala sama sekali. Keluhan lain adalah mual, nyeri berkemih, perdarahan atau bercak pada vagina, demam, nyeri saat sanggama, menggigil, demam tinggi, sakit kepala, malaise, nafsu makan berkurang, nyeri perut bagian bawah dan daerah panggul, dan sekret vagina yang purulen. Biasanya infeksi akan menyambut tuba fallopi. Tuba yang tersumbat biasa membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan. Infeksi bisa menyebar ke strukstur di sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan perlengketan fibrosa yang abnormal diantara organ – organ perut serta menyebabkan nyeri menahun. Di dalam tuba, ovarium – ovarium panggul bisa terbentuk abses (penimbunan nanah). Jika abses pecah dan nanah masuk ke rongga panggul, gejalanya segera memburuk dan penderita bisa mengalami syok. Lebih jauh lagi bisa terjadi penyebaran infeksi ke dalam darah sehingga terjadi sepsis.