BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep dasar teori 1. Definisi Nifas adalah masa simulasi setelah kelahiran plasenta dan terakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau kurang lebih 40 hari. Masa nifas adalah pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. 2. Klarifikasi Nifas Nifas dapat di bagi kedalam 3 periode : -Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. -Puerperium Intermedial yaitu pemulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu -Remote Puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan. 3. Tujuan Asuhan Nifas : a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya,baik fisik maupun psikologinya. b. Melaksanakan skining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi yang sehat. d. Memberikan pelayanan KB. e. Mempercepat Involusi alat kandungan. f. Melancarkan pengeluaran Iochea, mengurangi infeksi puerperium. g. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal atau perkemihan. h. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga mempercepat fungsi asi dan mengeluarkan sisa metabilisme. 4. Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas involusi traktus genetalis pada masa nifas, alat genitalia internal dan eksternal akan berangsur-angsur pulih seperti keadaan seperti hamil -Corpus uterus
Setelah plasenta lahir, uterus berangsur-angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali seperti sebelum hami. Tinggal fundus uterus dan berat uterus selama masa Involusi.
-Endometrium Perubahan-perubahan endometrium ialah timbulnya trombosis degenerasi dannekrosis ditempat inplantasi plasenta. Hari I : Endometrium sebesar 2-5mm dengan permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel-sel dibagian yang mengalami degenerasi. -Involusi tempat plasenta Uterus pada bekas Inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter kurang lebih 7,5cm, sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5cm dan 6 minggu telah mencapai 24mm. -Perubahan pada pembuluh darah uterus Pada saat hamil, arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya ditempat implantasi plasenta menjadi besar setelah postpartum oto-otot berkontraksi, pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah plasenta lahir. -Perubahan serviks Segera setelah postpartem serviks agak mengganggu seperti corong karena korpus uteri mengadakan kontraksi. Sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga pembatasan antara serviks dan corpus uteri berbentuk seperti cincin. Warna serviks merah kehitaman karena pembuluh darah. Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat dimasukan 2-3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari kedalam kavum uteri. -Vagina dan pintu keluar panggul Membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke 3 postpartum, ligamen muncul beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis.
-Perubahan di peritoneum dan dinding abdomen Ligamen-ligamen dan dafragma pelvis serta fasis yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir berangsur ciut kembali. Ligamentum latum dan rotundum lebih kendor daripada kondisi sebelum hamil. 5.Adaptasi psikologi masa nifas a. Masa taking in 1)Dimulai sejak dilahirkan sampai 1-2 hari. 2)Ibu bersifat pasif dan berorientasi pada diri sendiri. 3)Tingkat ketergantungan tinggi. 4)Kebutuhan nutrisi dan istirahat tinggi. b. Masa taking hold 1)Berlangsung 3-4 hari. 2)Klien mulai tertarik pada bayi. 3)Ibu berupaya melakukan perawatan sendiri. c. Masa letting go 1)Berlangsung pada minggu ke 3 sampai minggu ke 4. 2)Perhatian pada bayi sebagai individu terpisah. 6.Aspek-aspek klinis masa nifas Suhu badan dapat mengalami peningkatan setelah persalinan, tetapi tidak lebih dari 30⁰C. Bila terjadi peningkatan lebih dari 2 hasil berturut-turut, kemungkinan terjadi infeksi. Kontraksi uterus yang diikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri ikutan ( after pain ) terutama pada multi para, masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan endometrium serta sisa dari implantasi plasenta yang disebut Iochea , pengeluaran Iochea terdiri dari : -lochea rubra : hari ke 1 sampai 2 terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban, sel-sel desidua, sisa serviks kasfosa, lanugo, dan mekonium. -lochea sanguinolenta : hari ke 3 sampai 7 terdiri dari darah bercampur lendir warna kecoklatan. -lochea serosa : hari ke 7 sampai 14 berwarna kekuningan. -lochea alba : hari ke 14 sampai dengan selesai nifas merupakan cairan putih lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut dengan lochea purulen.
>Perubahan payudara Pada payudara terjadi perubahan atropik yang terjadi pada organ pelvik, payudara mencapai maturitas yang penuh selama masa nifas, kecuali jika laktasi supresi payudara akan lebih besar, kencang dan lebih nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya reaksi. Hari ke 2 postpartum sejumlah kolestrum cairan yang di sekresi oleh payudara selama 5 hari pertama setelah kelahiran bayi dapat diperas dari puting susu. Kolostrum banyak mengandung protein yang sebagian besar globullin dan lebih banyak mineral tapi gula dan lemak sedikit. >Raktus urinarius Buang air sering sulit selama 2 jam pertama karena mengalami kompresi antara kepala dan tulang pubis selama persalinan. Urin dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu 12 sampai 36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar penurunan hormon eitrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok, keadaan ini menyebabkan duresis. >Sistem kardiovaskuler Normalnya setelah kelahiran hb, hematokrit dan hitungan eritrosit berfungsi sedang akan tetapi umumnya, jika kadar ini turun jauh dibawah tingkat yang ada tepat sebelum atau selama persalinan awal wanita tersebut kehilangan darah yang cukup banyak. Pada minggu pertama setelah kelahiran, volume darah kembali mendekati seperti jumlah darah waktu tidak hamil yang biasa. Setelah 2 minggu perubahan ini kembali normal. 7.Perawatan masa nifas Dilakukan dalam bentuk pengawasan sebagai berikut : -Rawat gabung Perawatan ibu dan bayi bersama dalam satu ruangan sehingga ibu lebih memperhatikan bayinya memberikan asi sehingga kelancaran pengeluaran asi terjamin. 1.Pemeriksaan umum : kesadaran penderita,keluhan yang terjadi setelah persalinan 2.Pemeriksaan khusus : fisik, TTV, kontraksi uterus 3.Payudara : puting susu dan pengeluaran asi. Perawatan dimulai sejak hamilsebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi mulai menyusui isapan puting susu merupakan rangsangan psikis secara reflek mengakibatkan oksitosin dikeluarkan hipofisis. Produksi akan lebih banyak dan involusi uteri akan lebih sempurna. 4.Lochea 5.Luka jahitan : apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda infeksi.
6.Mobilisasi : karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring ke kiri atau ke kanan, serta diperbolehkan untuk duduk, atau pada hari ke 4 dan ke 5 diperbolehkan pulang. 7.Diet : makan makanan yang seimbang 8.Miksi : hendaknya buang air kecil dapat dilakukan sendiri secepatnya paling tidak 4 jam setelah kelahiran bila sakit, kencing di katerisasi 9.Defekasi : BAB dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila sulit BAB dan terjadi obstipasi apabila BAB keras dapat diberikan laksans peroral atau perektal. Jika belum biasa dilakukan klisna. 10.Kebersihan diri : vulva terlebih dahulu dari depan kemudian anus. Mengganti pembalut setidaknya 2 kali sehari 11.Menganjurkan ibu KB sedini mungkin setelah 40 hari ( 6 minggu ) 12.Menganjurkan ibu menyusui bayinya a.imunisasi b.Cuti hamil dan bersalin selama 3 bulan yaitu 1 bulan sebelum bersalin dan 2 bulan sesudah bersalin.
2.2 Program dan kebijakan teknis Melakukan minimal 4 kali kunjungan untuk menilai status ibu dan BBL. a.Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan Tujuannya :
-Mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri. -Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan, dan merujuk jika
berlanjut. -Memberi konseling tentang mencegah pendarahan. -Pemberian asi awal. -Melakukan hubungan antara ibu dan bayi. -Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotensi. b.Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan Tujuannya : -Memastikan involius uterus berjalan normal : uterus berkontraksi fundus dibawah umbilikus, tidak ada pendarahan abnorma, tidak ada bau. -Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau pendarahan abnormal
-Memastikan ibu menyusui dan memperhatikan tanda-tanda penyakit -Memberi konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat. c.Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan Tujuannya : -Memastikan involius uterus berjalan normal : uterus berkontraksi fundus dibawah umbilikus, tidak ada pendarahan abnorma, tidak ada bau. -Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau pendarahan abnormal -Memastikan ibu menyusui dan memperhatikan tanda-tanda penyakit -Memberi konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat. d.Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan. Tujuannya :
-Menanyakan kepada ibu tentang penyakit yang dialami. -Memberikan konseling untuk KB secara dini ( Mochtar, 1998 )
2.3 Definisi sectio caesarea Istilah sectio caesarea berasal dari kata latin “caedera” artinya memotong. Pengertian ini sering dijumpai dalam roman law ( lex regla ) dan emporer’s law ( lex caesare ) yaitu undangundang yang menghendaki supaya janin dalam kandungan ibu-ibu yang meninggal harus dikeluarkan dari dalam rahim ( Mochtar, 1998 ). Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan dimana janin dilahirkan melalui insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram. ( Prawirohardjo, 2002 ) ~Jenis-jenis sectio caesarea a.Sectio caesarea transperitoneal 1)Sectio caesarea kasis atau korporal yaitu dengan melakukan sayatan atau insisi melintang dari kiri ke kanan pada segmen bawah rahim dan diatas tulang kemaluan. 2)Sectio caesarea ismika atau profunda yaitu melakukan sayatan atau insisi melintang dari kiri ke kanan pada segmen bawah rahim dan diatas tulang kemaluan. b.Sectio caesarea ekstraperitoneal yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis, dengan demikian tidak membuka cavum abdominal. ~Indikasi Menurut ( Prawirohardjo, 2002 acuan nasional pelayanan kesehatan material ), indikasinya adalah :
a.Indikasi ibu -Disproporsi kepala panggul / CPO / FPO. -Disfungsi uterus. -Distosia jaringan lunak -Plasenta Prena b.Indikasi anak -Janin besar -Gawat janin -Letak lintang
Adapun indikasi lain dari sectio caesarea menurut Sulaiman 1987 buku obstetri oprinsif adalah : >Sectio caesarea ke III Tumor yang menghalangi jalan lahir pada kehamilan setelah operasi vagina, misal vistel vesico keadaan dimana usaha untuk melahirkan pervagina gagal. *Komplikasi a)Pada ibu -Infeksi puerporalis bisa tterjadi dari infeksi ringan yaitu kenaikan suhu beberapa hari saja, sedang yaitu kenaikan suhu lebih tinggi disertai dehidrasi dan perut sedikit kembung, berat yaitu dengan peritonitis dan ilens paralitik. -Pendarahan akibat atonia uteri atau banyak pembuluh darah yang terputus dan terluka pada saat operasi. -Trauma kandung kemih akibat kandung kemih yang terpotong saat melakukan sectio caesarea. -Resiko rupture uteri pada kehamilan berikutnya karena jika pernah mengalami pembedahan pada dinding rahim insisi yang di buat menciptakan garis kelemahan yang sangat beresiko untuk rupture pada persalinan berikutnya. b)Pada bayi -Hipoksia -Depresi pernapasan -Sindrone gawat pernafasan
-Trauma persalinan *Pelaksanaan medis post-of sectio caesarea secara singkat a.Awasi TIV sampai pasien sadar b.Pemberian cairan c.Atasi nyeri yang ada d.Mobilisasi secara dini dan bertahap e.Katerisasi f.Jaga kebersihan luka operasi g.Berikan obat antibiotik dan avalgetik. c)Panggul sempit ( chepalopelvik disproporsi / CPO ) 1.Definisi Dalam obtetis yangterpenting adalah panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul. Kesempitan panggul yaitu sebagai berikut : -Kesempitan PAP. -Kesempitan bidang bawah panggu.l -Kesempitan pintu bawah panggul. -Kombinasi kesempitan pintu atas panggul, bidang tengah dan pintu bawah panggul. PAP dianggap sempit apabila conjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm. Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang ±9.5 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang dari 10 cm dapat menimbulkan kesulitan bertambah lagi kalau kedua ukuran ialah diameter antara posterior maupun diameter transversal sempit. 1.Etiologi Sebab-sebab yang dapat menyebabkan kelainan panggul di bagi : a.Kelainan karena gangguan pertumbuhan -Pinggul sempit seluruh : semua ukuran kecil -Pinggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa -Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi terlebih ukuran muka belakang -Panggul corong : pintu atas panggul biasa, pintu bawah panggul sempit
-Panggul telak : symphise terbuka b.Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya -Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruh panggul sempit picak dan lain-lain -Panggul osteo malachi : panggul sempit melintang -Panggul articulasio sacroiliaca : panggul sempit miring c.Kelebihan panggul disebabkan kelainan tulang belakang -Kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong -sciliose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul sempit miring d.Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah coxitis, inxatio, atrofia. Salah satu anggota panggul menyebabkan panggul sempit miring e.Fraktura dari tulang panggul yang menjadi penyebab kelainan panggul 2.Klarifikasi a.Kesempitan bidang tengah panggul b.Kesempitan bidang bawah panggul 3.Pengaruh panggul sempit pada kehamilan dan persalinan, panggul sempit mempunyai pengaruh yang besar pada jehamilan dan persalinan >Pengaruh pada kehamilan -Dapat menimbulkan retra fexio uteri gravida incarcerata -Karena kepala tidak dapat turun maka terutama pada primigravida fundus atau gangguan peredaran darah -Kadang-kadang fundus menonjol kedepan hingga perut menggantung -Perut yang menggantung pada primigravida biasanya tanda panggul sempit -Kepala tidak turun dalam panggul dalam bulan terakhir -Dapat menimbulkan letak muka, letak rangsang dan letak lintang 4.Pengaruh pada persalinan -Persalinan lebih lama dari biasanya -Panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi -pengaruh pada anak 5.Persangkaan panggul sempit seorang ibu harus ingat akan kemungkinan panggul sempit :
a.Primipara : kepala anak belum turun setelah minggu ke 36, perut menggantung b.Pada multipara yang mempunyai riwayat persalinan buruk c.Kelainan letak pada hamil tua d.Kelainan bentuk badan ( cebol,koliose, pinsang, dan lain-lain ) Anak yang cukup bulan tidak bisa lahir selamat pervaginaan kalau cv kurang dari 8,5 cm karena itu dilakukan sc primer ( panggul demikian disebut panggul sempit absolut ) 6.Persalinan percobaan Untuk persalinan pervaginam pada wanita dengan panggul yang relatif sempit, dilakukan pada letak belakang kepala. Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau anak lahir pervaginam secara spountan atau dengan ekstraksi dan anak dan ibu dalam keadaan baik a.Kita menghentikan persalinan percobaan -Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannya -Setelah pembukaan lengkap dan pecahnya ketuban, kepala dalam 2 jam tidak mau masuk kedalam rongga panggul walaupun his cukup kuat b.Dalam istilah Inggris ada dua macam persalinan percobaan 1.Trial of labor : seperti yang diterangkan diatas 2.tes of labor : kalau dalam 2 jam setelah pembukaan lengkap kepala janin tidak turun sampai hatge 3 maka test of labor dikatakan berhassil