BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi pematangan organ hampir pada semua system. Periode BBL (Normal) adalah masa 28 hari pertama kehidupan manusia, pada masa ini terjadi proses penyesuaian system tubuh bayi intrauteri kekehidupan ekstrauteri masa ini adalah masa yang perlu mendapatkan perhatian karena pada masa ini terdapat mortalitas paling tinggi (Rudon 2006). Bayi normal yang dilahirkan dirumah sakit maupun dklinik bersalin biasanya hanya mendapatkan perawatan 2 – 3 hari perawatan. Selanjutnya dirumah sepenuhnya dilakukan oleh ibu.
B.
Rumusan Masalah 1. Apa pengertian BBL Normal? 2. Apa Ciri – ciri BBL Normal? 3. Bagaimana Penanganan BBL Normal? 4. Bagaimana mencegah kehilangan panas BBL Normal ? 5. Bagaimana pencegahan Infeksi BBL Normal ?
C.
Tujuan 1. Untuk mengetahui Pengertian BBL Normal 2. Untuk mengetahui Ciri – ciri BBL Normal 3. Untuk mengetahui Penanganan BBL Normal 4. Untuk mengetahui Cara merawat tali Pusat 5. Untuk mengetahui pencegahan Infeksi BBL Normal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.
Pengertian BBL Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (24 hari) sesudah kelahiran bayi adalah anak yang belum lama lahir, bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 – 4000 gram. Bayi adalah individu baru yang lahir didunia, dalam keadaannya
yang terbatas, maka individu
baru baru ini
sangatlah
membutuhkan perawatan dari orang lain. Bayi baru lahir adalah Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mempu hidup diluar kandungan. B.
Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal 1. Berat badan 2500 – 4000 gram 2. Panjang badan 48 – 52 Cm 3. Lingkar dada 30 – 38 cm 4. Lingkar Kepala 33 – 35 cm 5. Frekuensi jantung 120 – 160 x / menit 6. Pernafasan + 60 – 80 x /menit 7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup 8. Rambut lamogo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna 9. Kuku agak panjang dan lemas 10. Genitilia a. Perempuan : Labia mayora sudah menutupi labia minora b. Laki – laki : Testis sudah turun, skrotum sudah ada 11. Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik 12. Refleks mengenggam sudah baik 13. Refleks morrow atau gerakan memeluk bila dikagetkan sudah baik 14. Eliminasi baik mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama meonium berwarna hitam kecoklatan.
C.
Penanganan Segera BBL Menurut JNPK – KR / POGI, APN, (2007) penanganan segera aman dan bersih untuk bayi baru lahir adalah : 1. Pencegahan Infeksi 2. Cuci tangan dengan saksama sebelum dan sesudah bersentuhan bayi 3. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan 4. Melakukan Penilaian
D.
Mencegah Kehilangan Panas 1. Keringkan bayi dengan seksama 2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat 3. Selimuti bagian kepala bayi 4. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya 5. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
E.
Memandikan Bayi 1. Tunggu hingga + 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi 2. Memandikan bayi dengan cepat dengan air bersih dan hangat 3. Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering 4. Ganti handuk yang basah dengan selimut yang kering dan bersih 5. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat
F.
Membebaskan Jalan Nafas 1. Letakkan bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan hangat 2. Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga lahir bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang 3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kasa steril 4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali 5. Alat penghisap lender mulut atau alat penghisap lainnya yang steril tabung oksigen dan selangnya harus sudah ditempat. 6. Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung 7. Memantau dan mencatat usaha bernafas uyang pertama (Algar Score)
8. Warna kulit adanya cairan atau mekanium dalam hidung danmulut harus diperhatikan. G.
Merawat Tali Pusat 1. Setelah Plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitan klem plastic tali pusat pada punting tali pusat. 2. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan clorin 0.5%. 3. Bilas tangan dengan air matang 4. Keringkan tangan dengan handuk kering dan bersih 5. Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang desinfeksi tingkat tinggi. 6. Jika menggunakan benang tali pusat lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan lakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat dengan sisi yang berlawanan. 7. Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan didalam larutan clorin 0.5%. 8. Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering.
H.
Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi Baru Lahir 1. Keringkan bayi secara seksama 2. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih kering dan hangat 3. Tutup bagian kepala bayi 4. Anjurkan ibu untuk memeluk bayi mengenakan pakaian 5. Tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.
I.
Pencegahan Infeksi 1. Memberi Vitamin K : Untuk mencegah terjadinya pendarahan, karena defisiensi Vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu diberi Vitamin K Per Oral 1 Mg/hari selama 3 hari dan bayi beresiko tinggi diberi vitamin K parenferal dengan dosis 0.5 – 1 mg 1M. 2. Memberikan obat tetes atau salep mata untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia
3. Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi 4.
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
5. Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk, klem gunting dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. 6. Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih. 7. Pastikan bahwa, pipa pengukur, thermometer, stetoskop dan benda – benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih atau steril. J.
Identifikasi Bayi 1. Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu dipasang segera pasca persalinan. 2. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan ruangan rawat bayi. 3. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas 4. Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya) tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu. 5. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi.