BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada era globalisasi saat ini, segala kemudahan yang diberikan dapat dimiliki setiap orang yang ada di dunia. Mulai dari kecanggihan tekhnologi, telekomunikasi yang dapat menghantar kita keseluruh belahan dunia dengan hitungan detik, hingga makanan yang cepat dan mudah secara instan bisa didapatkan. Kemajuan ilmu dan tekhnologi berkembang dengan pesat diberbagai bidang. Pangan, kemajuan tekhnologi ini membawa pengaruh positif dan negatif. Bisa jadi bahan pangan saat ini mengandung zat gizi yang lebih baik atau malah sebaliknya. Pada abad 20 ini, orang sangat mudah mendapatkan makanan yang mereka inginkan. Mereka sudah tidak perlu mencari dan menunggu lama makanan yang ingin disantap. Dunia telah memberikan semua fasilitas dan makananpun juga dapat didapatkan secara instan. Makanan cepat saji juga memberikan asupan gizi bagi tubuh kita. Sehingga orang lebih suka memilih makanan cepat saji daripada makanan biasa. Banyak restoran dan iklan makanan menawarkan mkanan sehat tetapi juga bisa didapat secara instan, mudah dan murah. Pada makalah ini, kami akan membahas tentang apakah makanan cepat ssaji mempunyai kandungan gizi sama halnya dengan makanan biasa. Akhir – akhir ini, makanan cepat saji menimbulkan pro dan kontra tentang mengkonsumsi makanan cepat saji. Disatu sisi, ibu rumah tangga tidak perlu sibuk memasak makanan namun disatu sisi lain bahwa kandungan yang terdapat dari makanan cepat saji cukup atau tidak untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh.
B. PERMASALAHAN 1. Apakah makanan cepat saji memberikan asupan gizi yang cukup bagi tubuh? 2. Apa saja yang terkandung dalam makanan cepat saji?
1
C. TUJUAN Tujuan kami adalah untuk mengetahui apa sajakah gizi yang terkandung didalam makanan cepat saji. Dan mencari tahu serta menelaah dampak baik dan buruk dari mengkonsumsi makanan cepat saji agar kita dapat selektif memilih makanan yang mempunyai nutrisi yang cukup untuk tubuh
2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN MAKANAN CEPAT SAJI Makanan cepat saji adalah istilah untuk makanan yang dapat disiapkan atau disajikan secara cepat dan instan. Sementara, makanan apapun yang dapat disajikan dengan segera biasanya merujuk kepada makanan yang dijual di restoran atau toko dengan proses pembuatan dengan kualitas kurang baik dan masyarakatpun dapat membawanya pergi kemana saja. Istilah makanan cepat saji atau “fast food”diakui dalam kamus bahasa inggris Merriam-Webster pada tahun 1951.
Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan yang tersedia dalam waktu cepat dan siap disantap, seperti fried chiken, hamburger atau pizza. Mudahnya memperoleh makanan siap saji di pasaran memang memudahkan tersedianya variasi pangan sesuai selera dan daya beli. Selain itu, pengolahan dan penyiapannya lebih mudah dan cepat, cocok bagi mereka yang selalu sibuk ( Sulistijani, 2002).
Kehadiran makanan cepat saji dalam industri makanan di Indonesia juga bisa mempengaruhi pola makan kaum remaja di kota. Khususnya bagi remaja tingkat menengah ke atas, restoran makanan cepat saji merupakan tempat yang tepat untuk bersantai. Makanan di restoran fast food ditawarkan dengan harga terjangkau dengan kantong mereka, servisnya cepat dan jenis makanannya memenuhi selera. Makanan cepat saji umumnya mengandung kalori, kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam akorbat, kalsium dan folat. Makanan cepat saji adalah gaya hidup remaja (Khomsan, 2004).
Makanan cepat saji itu juga merupakan makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis, dan dapat diolah secara sederhana. Umumnya, makanan tersebut diolah dan diproduksi oleh pabrik dengan tekhnologi tinggi. Namun, didalam makanan cepat saji terdapat zat aditif dan pewarna makanan yang berbahaya bagi tubuh jika kita sering dan terus menerus mengkonsumsinya. Saat ini, telah beredar 500 sampai 600 macam makanan cepat saji yang telah beredar di Indonesia dengan berbagai macam produk dan variasi yang ingin
3
ditawarkan oleh produsen. Contoh dari makanan cepat saji adalah mie instan, nugget, sosis dan lain sebagainya.
Zat aditif adalah bahan kimia yang dicampurkan kedalam makanan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas, menambah rasa dan memantapkan kesegaran produk tersebut. Makanan cepatsaji biasanya menggunakan kemasan. Kemasan makanan adalah wadah atau suatu tempat makanan agar menjaga makanan tetap dalam kondisi baik, meningkatkan penampilan dan memudahkan orang untuk membawanya. Sampai saat ini menurut ketua Federasi Pengemasan Indonesia, Hengky Darmawan, di Indonesia sistem pengemasannya baru 10% yang sesuai aturan SNI. Beberapa faktor yang mempengaruhi produsen dalam memilih kemasan selain menjaga makanan agar tetap baik dan menarik yaitu pertimbangan ekonomis. Bahan yang digunakan selama ini berupa plastik atau styrofoam, PVC, dan kaleng.
4
BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN Makanan cepat saji yang dimaksud adalah jenis makanan yang dikemas, mudah disajikan, praktis atau diolah dengan cara sederhana. Makanan tersebut umumnya diproduksi oleh industri pengolahan pangan dengan tekhnologi tinggi dan memberikan zat aditif untuk mengawetkan dan memberikan cita rasa bagi produk tersebut. Makanan siap saji biasanya berupa lauk pauk dalam kemasan seperti mie instan, nugget, sosis, sarden dan lain sebagainya. B. DAMPAK MENGKONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI 1. Dampak Positif 1. Praktis 2. Mudah dibawa kemana saja 3. Murah 4. Banyak variasi jenis sehingga orang banyak yang mengkonsumsinya 5. Untuk mengganjal perut 6. Menghemat biaya, tenaga dan waktu 2. Dampak Negatif Menurut WHO dan FAO, makanan cepat saji menggangu kesehatan manusia dan dapat dilihat dari 3 aspek : 1. aspek toksikologis, katagori residu bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh 2. aspek mikrobiologis, mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan 3. aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat menurunkan kekebalan tubuh. Salah satu bahan atau zat yang terkandung dalam makanan cepat saji yaitu zat aditif. Zat aditif punya peranan besar dalam makanan cepat saji. Namun, banyak sekali hal negatif yang terkandung didalamnya, antara lain sebagaimana yang ada pada tabel dibawah ini :
5
Selain zat aditif, dari makanan cepat saji yangdapat memberikan dampak negatif lainnya yaitu pada bungkus kemasannya. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill dan Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM (Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker (Media Indonesia, 2003), dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan karsinogenik (Kompas, 2003). Inilah beberapa contoh atau sampel makanan cepat saji yang mengandung zat – zat yang berbahaya : ZAT ADDITIVE PADA BEBERAPA PRODUK MAKANAN NO
NAMA PRODUK
JENIS MAKANAN
KANDUNGAN ZAT ADDITIVE
1
Chitato
Makanan Ringan
TBHQ,MSG, CaCO3, DG, DI, pewarna, NaB
2
Taro
Makanan Ringan
NB, FF, AS, CaCO3, KB, NaB, DG, DI, MSG
3
Indomie Goreng
Makanan Siap Saji
Fe, PK, P, pewarna, AF, MSG, KB, SB, Aas, NB
4
Kecap Bango
Bumbu dalam Botol
KB,CaB,NB,MSG,P
5
Kraft Singles
Makanan Pelengkap Kemasan Kertas
dalam KB,NB,Kn,Nn,Re,Pt,SB,An,G
6
ZAT ADDITIVE PADA BEBERAPA PRODUK MAKANAN NO
NAMA PRODUK
JENIS MAKANAN
KANDUNGAN ZAT ADDITIVE
6
Kopiko
Permen
Ga,F,Sl,pewarna,Sk,P
7
Oops
Biskuit
pewarna,Hp,NB,MSG
8
Okky
Jelly
I,Ks,Pe,pewarna
9
Mariza
Selai
AS,Ks,pewarna
10 Pocarri Sweat Minuman dalam kaleng
AS,Ns,NaCl,CaCl,Kal,Mg,Prs
C. CARA MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF 1. SECARA INTERNAL 1. Mengurangi konsumsi makanan cepat saji 2. Mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna 3. Banyak memakan buah dan sayuran serta vitamin 4. Memberi peringatan pada orang – orang disekitar kita tentang bahaya mengkonsumsi makanan cepat saji secara terus – menerus 5. Membiasakan diri membawa bekal kesekolah 6. Mengontrol uang saku agar tidak jajan sembarangan 2. SECARA EKSTERNAL 1. diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan 2. melakukan pengawasan dan menindak tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku 3. LSM mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik
7
BAB IV KESIMPULAN dan SARAN Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terlalu banyak mengkonsumsi makanan cepat saji dapat membuat tubuh kita menjadi tidak sehat dan bisa mengalami berbagai macam penyakit. Memang, pada saat ini kebutuhan akan makanan praktis sangat dibutuhkan karena tidak tersedianya waktu memasak dan kesibukan dalam bekerja. Namun, berperilaku untuk hidup sehat juga amat mutlak dibutuhkan oleh tubuh. Kita juga harus mengetahui keseimbangan gizi yang terdapat dalam bahan pangan agar nutrisi yang ada di dalam tubuh menjadi seimbang. Serta mengkonsumsi berbagai macam makanan yang mempunyai kandungan gizi yang bervariasi agar tubuh menjadi sehat.
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pertanyaan/77593/Dampak-negatif-makanan-cepat-sajibagi-kesehatan http://ridwanaz.com/kesehatan/bahaya-bahan-pewarna-dan-pengawet-pada-makanan/ http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/zat-aditif-padamakanan/ http://industri18agussuradimanto.blog.mercubuana.ac.id/2011/07/04/ketahuilah-bahaya-zataditif-dalam-makananmu/ http://herrysusant.wordpress.com/2010/04/21/bahaya-pemanis-buatan-pada-jajanan-anak/
9