BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keluarga Berencana memiliki peran dalam menurunkan resiko kematian
ibu
melalui
pencegahan
kehamilan,
menunda
kehamilan,
menjarakkan kehamilan dan membatasi kehamilan bila anak sudah dianggap cukup. Dengan demikian pelayanan keluarga berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang dasar dan utama (Sulistyawati, 2011). Menurut WHO dan American College of Obstetricians dan Gynecologist
(ACOG)
Bahwa
Metode
Kontrasepsi
Jangka Panjang
merupakan metode kontrasepsi yang paling efektif. Bila dilihat dari data justru terdapat kecenderungan pola pemakaian kontrasepsi yang dinilai tidak rasional, dimana dari 57,9% Contraceptive Prevalence rate (CPR), sebesar 47.3% menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) dan hanya 10,6% yang menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Pola Penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka panjang ini bahkan cenderung menurun yaitu 18,7% pada tahun 1991 menjadi 10.6% pada tahun 2012. Tingginya penggunaan Non MKJP juga terjadi pada akspektor kb baru yaitu sebesar 82,48%, sedangkan yang menggunakan MKJP hanya sebesar 17,52% padahal secara nasionl target MKJP adalah 27%. Berdasarkan data Family Planning Worlwide (2008) Indonesia merupakan jumlah Wanita Usia Subur terbesar di Asia Tenggara, kemudian
diikuti Vietnam dan Filipina. Sedangkan negara dengan jumlah WUS terendah di Asia Tenggara adalah Timor Leste. Penggunaan KB di Indonesia pada tahun Riskesdas 2010 (55,8%) dan Riskesdas 2013 (59,7%). Secara umum terjadi peningkatan dalam periode tiga tahun. Penggunaan KB tahun 2013 bervariasi menurut provinsi, proporsi penggunaan KB saat ini terendah di Papua (19,8%) dan tertinggi di Lampung (70,5%), proporsi WUS kawin yang tidak pernah menggunakan KB tertinggi di Papua (68,7%) dan terendah di Kalimantan Tengah (8,6%) sedangkan data riskesdes di Provinsi Jambi pada tahun 2010 (68.0%) dan pada tahun 2013 terjadinya prevalensi (73,3%). Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2015, Proporsi peserta KB Aktif dan KB Baru menurut jenis kontrasepsi yang digunakan di Provinsi Jambi yang terbanyak adalah jenis kontrasepsi Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) yaitu Suntik lebih dari 50 %, untuk peserta KB Aktif yang menggunakan Suntik yaitu sebesar 52,56 %. Jenis kontrasepsi paling sedikit yang digunakan adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) yaitu MOP, untuk peserta KB Aktif sebesar 0,21 %, sedangkan peserta KB Baru sebesar 0,1 %. Berdasarkan Profil Kesehatan Jambi tahun 2015 Proporsi peserta KB Aktif menurut kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2015, Provinsi Jambi memiliki capaian peserta KB Aktif sebesar 74,2%. Kota Jambi merupakan kabupaten/kota dengan capaian peserta KB Aktif tertinggi (140 %) diikuti Kabupaten Tebo dengan capaian peserta KB Aktif sebesar (85,2%). Capaian terendah proporsi peserta KB Aktif adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
23,7% . Sedangkan untuk data KB baru yang tertinggi adalah kabupaten/kota Tanjung Jabung Timur yaitu sebesar 23,7% diikuti Kota Jambi sebesar 20% Kabupaten/Kota dengan capaian presentasi peserta KB baru terendah Kerinci sebesar 3,9%. Berdasarkan data BKKBN Kota Sungai Penuh dari bulan Januari – Oktober 2018 Puskesmas Pondok Tinggi memiliki capain KB baru yang tertinggi berjumlah 385, dan diikuti Puskesmas Pesisir Bukit berjumlah 324. Puskesmas yang capaiannya terendah terdapat di Puskesmas Tanah Kampung sebanyak 64. Tingginya akseptor KB dalam pemilihan KB pasca persalinan ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain faktor Eksternal (Pengalaman, Keyakinan, Lingkungan, Sosial Budaya dan Keluarga) dan faktor Internal (Pengetahuan, Persepsi, Sikap, Keinginan, Kehendak, Motivasi dan Niat) sering sekali memiliki pengaruhi yang penting dalam pemakaian metode kontrasepsi pasca persalinan oleh suatu pasangan (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan juga termasuk dalam faktor Internal yang berperan dalam pemilihan kontrasepsi. Perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng sebaliknya apabila perilaku itu tidak di dasari pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama contohnya ibu-ibu menjadi peserta KB, karena diperintahkan oleh lurah atau ketua RT tanpa mengetahui makna dari KB dan apa saja metode kontrasepsi itu serta tujuannya, maka mereka akan segera keluar dari keikutsertaan setelah beberapa saatperintah tersebut diterima (Notoatmodjo,2012). Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat
bahwa pengetahuan dan sikap berperan penting terhadap pemilihan kontrasepsi pasca persalinan. Dampak apabila ibu pasca persalinan tidak menggunakan kontrasepsi 6 minggu pascapersalinan yaitu ovulasi bisa kapanpun terjadi sebelum haid, resiko terjadi kehamilan jika ibu melakukan hubungan seksual sehingga menimbulkan kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat meningkatkan angka kejadian aborsi, jarak kelahiran yang terlalu dekat yang dapat menimbulkan komplikasi penyebab kurang berhasilnya program KB pascapersalinan salah satu penyebabnya dipengaruhi oleh rendahnya penggunaan kontrasepsin pascapersalinan (kusumaningrum, 2017). Upaya intervensi untuk penguatan KB telah dilakukan dari dulu, yaitu melalui pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja, konseling dan pelayanan KB pada calon pengantin serta dan Petugas Usia Subur. Upaya terobosan dalam percepatan penurunan Angka Kematian Ibu dimuat dalam Rencana Aksi Nasional Pelayanan Keluarga Berencana 20014-2015. Rencana Aksi ini disusun bersama BKKBN akademis, organisasi profesi, lintas sektor terkait. Hasbuan (1995) mendefinisikan motivasi adalah suatu perangsang keinginan (wants) dan daya penggerak kemauan yang akhirnya seseorang yang bertindak atau berperilaku. Ia menambahkan bahwa setiap motivasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Notoadmodjo, 2012). Tingginya akseptor KB dalam pemilihan KB pasca persalinan ini dipengaruhi oleh motivasi karena memiliki pengaruhi yang penting dalam pemilihan kontrasepsi pasca persalinan (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan
hal tersebut dapat dilihat bahwa motivasi berperan penting terhadap pemilihan kontrasepsi pasca persalinan. Hal ini ditunjukkan dari penelitian Andri Tri Kusumaningrum, S.SiT.,M.Kes pada tahun 2017 yang berjudul “Hubungan Peran Suami Dengan Ketepatan Waktu Penggunaan Kontrasepsi Pascasalin Pada Ibu Menyusui” di Lamongan. Hasil penelitian menunjukkan peran suami kurang, 13 responden (100%) dan ibu kurang tepat waktu menggunakan kontrasepsi, sedang yang tepat waktu menggunakan kontrasepsi 5 ibu (29,4%). Uji statistik diperoleh, ada hubungan peran suami dengan waktu penggunaan kontrasepsi pascapersalinan dengan nilai ρ=0,032
sectional, bahwa ada hubungan yang bermakna antara sumber informasi bidan, kelas ibu hamil dan orang tua dengan pengetahuan kontrasepsi pasca persalinan pada ibu gamil trimester ketiga. Penelitian Nining Kurnia dkk pada tahun 2014. Pada penelitian yang dilakukan di Puskesmas Jetis “Yogyakarta” dengan judul penelitian pengetahuan ibu hamil trimester III tentang KB pasca persalinan di Puskesmas Jetis Kota, Yogyakarta yang melibatkan 45 orang responden dengan pendekatan cross sectional metode total sampling, bahwa 45 responden, sebagian besar ibu hamil trimester III berusia 20-35 tahun (77,7%), berpendidikan SMA (37,8%), tingkat pengetahuan ibu hamil sebagian besar berpengetahuan cukup (51,1%). Sebagian besar berencana menggunakan KB suntik setelah melahirkan (44,4%). Kesimpulan tingkat pengetahuan ibu trimester III tentang KB pasca persalinan sebagian besar berpengetahuan cukup. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh Tahun 2017 didapatkan jumlah ibu hamil Pusesmas Pondok Tinggi sebesar 361, Puskesmas Sungai Penuh sebesar 48, Puskesmas Desa Gedang sebesar 172, Puskesmas Rawang sebesar 291, Puskesmas Kumun sebesar 213, Puskesmas Tahanh Kampung sebesar 231, Puskesmas Koto Baru sebesar 185, Puskesmas Sungai Liuk sebesar 87 dan Pusesmas Sungai Bungkal sebesar 212. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada tanggal 10 – 13 Oktober 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang, di dapatkan 10 orang ibu hamil 5 diantaranya belum mengetahui tentang
kontrasepsi pasca persalinan dan 5 orang ibu hamil mengetahui sebagian dari kontrasepsi pasca persalinan seperti pil dan suntik. Sedangkan dari 10 orang ibu hamil 7 orang tidak mau menggunakan kontrasepsi pasca persalinan dikarenakan khawatir terhadap efek samping yang akan ditimbulkan dari kontrasepsi yang digunakan seperti kenaikan berat badan, timbulnya flek pada muka, menstruasi tidak teratur dana lainnya, serta 3 orang ibu hamil mau menggunakan kontrasepsi persalinan karena ingin menjarakkan kehamilan. Dari 10 orang ibu hamil diantaranya 3 orang ibu tidak ingin menggunakan kontrasepsi dikarenakan kurangnya motivasi dari lingkungan keluarganya 4 belum merencanakan kontrasepsi dikarenakan kurangnya dukungan keluarga. Dalam pengamatan selama survey awal di Wilayah Kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawanag maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Primigravida Memilih Kontrasepsi Pasca Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun 2018”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana “Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Primigravida Memilih Kontrasepsi Pasca Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun 2018”.
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
Faktor
Yang
Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Primigravida Memilih Kontrasepsi Pasca Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun 2018. 2. Tujuan Khusus a. Untuk
Mengetahui
distribusi
frekuensi
pengetahuan
terhadap
pemilihan kontrasepsi pasca persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh dan Puskesmas Rawang . b. Untuk Mengetahui distribusi frekuensi Sikap terhadap pemilihan kontrasepsi pasca persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh.. c. Untuk Mengetahui distribusi frekuensi Motivasi terhadap pemilihan kontrasepsi pasca persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh. d. Untuk Mengetahui distribusi frekuensi Dukungan Keluarga terhadap pemilihan kontrasepsi pasca persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh. e. Untuk Mengetahui distribusi frekuensi penggunaan kontrasepsi pasca persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh.
f. Untuk Mengetahui hubungan pengetahuan terhadap pemilihan kontrasepsi pasca persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh. g. Untuk Mengetahui hubungan Sikap terhadap pemilihan kontrasepsi pasca persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh. h. Untuk Mengetahui hubungan Motivasi terhadap pemilihan kontrasepsi pasca persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh. i. Untuk Mengetahui hubungan Dukungan Keluarga terhadap pemilihan kontrasepsi pasca persalinan di Wilayah kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Sungai Penuh. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk menyusun program kesehatan pada ibu hamil primigravida dalam pemilihan kontrasepsi pasca persalinan. 2. Bagi Puskesmas Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pihak Puskesmas agar dapat memberikan penjelasan baik melalui penyuluhan maupun konsling terhadap ibu hamil dalam pemilihan kontrasepsi pasca persalinan.
3. Bagi Stikes Fort De Kock. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi perpustakaan, dan masukan di bidang akademik dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi (pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat) yang berkaitan langsung tentang pemilihan kontrasepsi ibu pasca persalinan. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya. Diharapkan penelitian ini dapat digunakan untuk menambah khasanah keilmuan yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan hal – hala apa saja yang telah diteliti sehingga dapat digunakan sebagai acuan dan referensi bagi penelitian selanjutnya. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional
untuk mengetahui Faktor Yang Berhubungan
Dengan Motivasi Ibu Primigravida Memilih Kontrasepsi Pasca Persalinan Diwilayah Kerja Puskesmas Pondok Tinggi dan Puskesmas Rawang Kota Sungai Penuh Tahun 2018 . Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil primigravida, sebanyak 120 orang ibu hamil primigravida. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, data yang terkumpul nanti akan dianalisi secara komputerisasi. Teknik yang digunakan adalah Purposive Sampling. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2018.